STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS
PRODI KEUANGAN DAN PERBANKAN (KP)
Edi Wijayanto
Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri
Semarang
Jl. Prof. H.
Sudarto, S.H., Tembalang, Semarang 50275
ABSTRACT
The
Finance and Banking Program is required to be responsive and able to adjust to
environment. Therefore a systematic technique is needed to view conditions
around the study program.
This
article is aimed at knowing suitable atrategy to improve the study program 16
(sixteen) respondent of 25 population are used as samples, taken trough random
sampling. Data are cllected trough interview and questioner distribution to
respondent working in the study program. SWOT analysis is used the method to
analize the data. There are two component covering content and process are located
in S-T quadrant, in which the existing strength (s) is used to forced threat
(T). Appraisal standard and leadership are in S-O quarant, in which strength is
used to improve the existing oppurtunity. Competence standard of lecturers,
management, and organization are located in W-O quadrant, in which oppurtunity
is employed to solve weakness, while graduated competence standard, faclities,
and fund are located in W-T quadrant, in which weakness is minimized, and
threat is avoided. The offered strategies are adjust to quadrant of each
component. This strategy is hoped to respond to problem in study program to
improve the quality.
Key word: SWOT, Strategy
LATAR BELAKANG
Institusi pendidikan yang mampu survival adalah yang memiliki keunggulan dan berorientasi pada customer sehingga perhatian terhadap
penciptaan dan penambahan nilai layanan pelanggan menjadi sangat penting. Oleh
karena itu penetapan strategi harus mengarah pada orientasi tersebut. Persaingan
dunia pendidikan demikian ketatnya sehingga institusi pendidikan harus
mempunyai strategi dan inovasi baru agar tidak ditinggalkan peminatnya. Bahkan
begitu ketatnya persaingan, yang dimulai saling “berebut” untuk mendapatkan calon mahasiswa, dengan
menawarkan berbagai program pendidikan yang baru, yang dilengkapi
dengan fasilitas penunjang yang memwadahi. Namun, tidak
sedikit pula institusi pendidikan yang mulai “kembang-kempis”, karena kurang
peminatnya.
Situasi dan kondisi lingkungan yang selalu berubah-ubah dapat
mengakibatkan atau mempengaruhi suatu institusi dalam
hal ini Program Studi Keuangan dan Perbankan (Prodi KP), baik itu kesempatan yang menguntungkan
maupun ancaman atau resiko yang merugikan. Prodi KP dituntut untuk selalu bersikap
tanggap dan mampu mengikuti serta menyesuaikan diri terhadap lingkungan
tersebut. Oleh karena itu, diperlukan suatu cara yang sistematis untuk menilai
situasi dan kondisi di sekitar Prodi KP. Dari kebutuhan inilah lahir konsep analisis SWOT yang memiliki
peranan penting dalam menetapkan suatu strategi. SWOT
analysis merupakan cara yang sistematis didalam melakukan analisis terhadap
wujud ancaman dan kesempatan agar dapat membedakan keadaan lingkungan yang akan
datang sehingga dapat ditemukan masalah yang ada. Dari analisis SWOT, institusi
pendidikan dapat menentukan strategi efektif yang sejauh mungkin memanfaatkan
kesempatan yang berlandaskan pada kekuatan yang dimiliki institusi pendidikan,
mengatasi ancaman yang datang dari luar, serta memperbaiki kelemahan yang ada. SWOT analisis melaksanakan analisis dan diagnosis
keunggulan strategis untuk mengidentifikasi dengan jelas kekuatan serta
kelemahan suatu
institusi pada waktu
saat ini. Analisa SWOT juga mengkaji kelemahan di masa datang yang paling
mungkin terjadi.
Oleh karena itu agar
Prodi KP dapat mengantisipasi dan meminimalkan masalah yang ada, maka perlu
dilakukan suatu pemetaan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
(analisa SWOT). Sehingga Prodi KP memilki suatu strategi yang layak untuk
peningkatan kualitasnya.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan ini
adalah Strategi apakah
yang
dapat meningkatkan
kualitas Prodi
KP ?
TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis
strategi yang dapat meningkatkan
kualitas di Prodi KP
LANDASAN TEORI
Pengertian Strategi
Menurut Triyana (1987), strategi
adalah suatu tindakan penyesuaian untuk mengadakan reaksi terhadap situasi
lingkungan tertentu (baru dan khas) yang dapat dianggap penting, di mana
tindakan penyesuaian tersebut dilakukan secara sadar berdasarkan pertimbangan
yang wajar. Dalam suatu strategi senantiasa akan terkandung juga perencanaan
strategi yang merupakan proses yang berlangsung secara terus menerus. Jauch dan
Glueck (1989) menyatakan bahwa strategi merupakan perencanaan mengikat,
komprehensif dan terpadu yang menghubungkan keuntungan strategis organisasi
terhadap tantangan lingkungan. Strategi didesain untuk memastikan bahwa tujuan
organisasi dapat dicapai melalui tindakan yang tepat.
Berdasarkan sejumlah pengertian strategi di atas, tampak bahwa suatu
strategi dimaksudkan untuk mencapai tujuan. Menurut Kotler (1997) "sukses
atau gagalnya mencapai tujuan ditentukan oleh strategi yang dipilih."
Dengan demikian, organisasi yang mengembangkan sistem manajemen strategis
memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk meraih sukses dari pada yang tidak.
Kegagalan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan barangkali disebabkan
oleh satu atau lebih hal-hal berikut:
1.
Tujuan tidak realistis,
2.
Kesalahan strategi yang dipakai, dan
3.
Strategi yang dipakai benar, tetapi pelaksanaan tidak
berhasil mencapainya.
Evaluasi terhadap strategi hanya dapat dilakukan berdasarkan tujuan yang
telah ditetapkan semula. Tetapi tercapainya tujuan belum membuktikan kebenaran
strategi karena kesulitan untuk mengukur unsur-unsur tertentu dari strategi
tersebut.
Konsep Kualitas dalam Pendidikan
Menurut
Deming (dalam Hardjosoedarmo, 2004) kualitas adalah suatu penilaian subyektif
daripada customer. Penilaian ini
ditentukan oleh persepsi customer
terhadap produk atau jasa. Persepsi tersebut dapat berubah karena pengaruh
misalnya, iklan yang efektif, reputasi suatu produk atau jasa tertentu,
pengalaman, teman, dan sebagainya. Kualitas juga dapat didefinisikan tergantung
pada apa yang dikehendaki dan dibutuhkan oleh customer. Sedangkan menurut Ishikawa yang memandang dalam
pengertian luas, kualitas adalah fungsi kualitas seluruh input yang diproses untuk mendapatkan nilai tambah
dalam organisasi. Sehingga dapat disimpulkan, kualitas adalah karakteristik
sesuatu yang memenuhi kebutuhan customer.
Sebagaimana organisasi industri, dunia pendidikan juga memiliki customer, yaitu pemakai hasil didik. Adapun customer tersebut merupakan internal customer, yaitu pelaku dalam serangkaian proses produksi, dan
eksternal customer, yaitu pemakai akhir
hasil proses produksi. Di dalam dunia pendidikan, kualitas dapat dilihat dari tiga aspek
(Trimantara, 2007:6-9) yaitu:
Input
Masyarakat secara umum berasumsi bahwa masukan mahasiswa yang berkemampuan
tinggi akan menghasilkan lulusan yang berkemampuan tinggi juga. Sebaliknya,
masukkan yang rendah akan menghasilkan lulusan yang berkemampuan rendah juga.
Sehingga, dalam penerimaan mahasiswa baru, institusi pendidikan berusaha
semaksimal mungkin untuk mendapatkan mahasiswa baru yang memiliki kemampuan
lebih. Asumsi tersebut tidak sepenuhnya benar. Justru, institusi pendidikan
yang berkualitas harus mampu mengelola input yang biasa atau sedang-sedang saja
menjadi lulusan yang berkemampuan luar biasa.
Proses
Proses belajar-mengajar institusi pendidikan yang
berkualitas ini setidaknya berkaitan dengan kemampuan staf pengajar, fasilitas
belajar, kurikulum, metode pembelajaran, program ekstrakurikuler, dan jaringan
kerjasama.
Kemampuan staf pengajar
Institusi
pendidikan berkualitas harus memiliki staf pengajar yang berkualitas juga.
Artinya, staf pengajar tersebut harus profesional dalam melaksanakan proses
belajar -mengajar. Adapun kompetensi staf pengajar yang memungkinkan untuk
mengembangkan suatu lembaga pendidikan yang berkualitas adalah:
1. Kompetensi
penguasaan mata pelajaran
2. Kompetensi
dalam pembelajaran
3. Kompetensi
dalam pembimbingan
4. Kompetensi
komunikasi dengan peserta didik
5. Kompetensi
dalam mengevaluasi
Fasilitas
belajar
Tidak dapat
dimungkiri bahwa institusi pendidikan berkualitas harus dilengkapi dengan
fasilitas yang mewadahi bagi mahasiswa untuk menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Kurikulum
Institusi
pendidikan berkualitas tidak harus menggunakan kurikulum yang berstandar
internasional. Kurikulun nasional dengan berbagai penyempurnaan sesuai dengan
kebutuhan perkembangan mahasiswa pun cukup baik. Perpaduan kedua kurikulum itu akan sangat
membantu dalam menghasilkan generasi-generasi masa depan yang lebih unggul dan
berkualitas.
Metode
pembelajaran
Institusi
pendidikan yang berkualitas harus menggunakan metode pembelajaran yang membuat
mahasiswa menjadi aktif dan kreatif yang disertai dengan kebebasan dalam
mengungkapkan pikirannya.
Program
ekstrakurikuler
Institusi
pendidikan berkualitas harus memiliki seperangkat kegiatan ekstrakurikuler yang
mampu menampung semua kemampuan, minat, dan bakat mahasiswa. Keragaman
ekstrakurikuler akan membuat mahasiswa dapat mengembangkan berbagai
kemampuannya di berbagai bidang secara optimal.
Jaringan
kerjasama
Institusi
pendidikan unggul memiliki jaringan kerjasama yang baik dengan berbagai
instansi, terutama instansi yang berhubungan dengan pendidikan dan pengembangan kompetensi mahasiswa. Dengan adanya kerjasama dengan berbagai instansi akan
mempermudah mahasiswa untuk menerapkan sekaligus memahami berbagai sektor
kehidupan (life skill).
Output
Institusi pendidikan berkualitas harus menghasilkan
lulus-an yang berkualitas juga. Namun, pendidikan yang berkualitas memerlukan
proses yang panjang dan berlangsung sepanjang hayat. Keunggulan lulusan tidak
hanya ditentukan oleh nilai ujian yang tinggi. Indikasi lulusan yang unggul ini
baru dapat diketahui setelah yang bersangkutan memasuki dunia kerja dan
terlibat aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
Untuk mengetahui kualitas suatu institusi pendidikan, perlu adanya
penilaian perbandingan antara input dan output dari institusi pendidikan
tersebut. Hal ini perlu dilakukan agar dapat diketahui apakah mahasiswa yang
bersangkutan mengalami perubahan yang baik setelah melakukan proses
pembelajaran di institusi pendidikan.
Pendekatan SWOT analisis
Menganalisis situasi intern dan ekstern adalah suatu strategi dikembangkan
berdasarkan hasil analisis terhadap situasi yang dihadapi, baik situasi intern
maupun ekstern. Analisis ini dilakukan, dengan berorientasi pada kebutuhan dan
keinginan mahasiswa, melalui SWOT Analysis (Triyana, 1987: 74-75). SWOT
Analysis merupakan analisis terhadap kekuatan (strengths), kelemahan (weakness),
kesempatan (opportunities), dan ancaman (threats) yang dihadapi
oleh lembaga baik secara intern maupun ekstern.
a)
Kekuatan (Strength)
Kekuatan (strength) yang dimaksud disini
adalah beberapa hal yang merupakan kelebihan dari institusi pendidikan yang
bersangkutan. Hal-hal yang memiliki potensi yang positif apabila dikembangkan
dengan baik. Strength dapat bersifat kuantitatif (jumlah yang terukur) maupun
kualitatif (kualitas yang abstrak). Adapun yang merupakan strength misalnya :
a. Kualitas
input mahasiswa dengan NUN yang tinggi
b. Jumlah staf
pengajar yang memadai
c. Kualitas dan
kualifikasi tingkat pendidikan staf pengajar relatif tinggi
d. Tingkat
kelulusan mahasiswa yang setiap tahun tinggi
e. Fasilitas
penunjang di institusi pendidikan yang lengkap, serta kelebihan kelebihan lain
yang relevan
b)
Kelemahan (weakness)
Kelemahan (weakness)
adalah komponen-komponen yang kurang menunjang keberhasilan penyelenggaraan
pendidikan yang ingin dicapai oleh institusi pendidikan. Seperti halnya
strength atau kekuatan, weakness merupakan kondisi riil yang ada dan terjadi di
institusi pendidikan. Kelemahan-kelemahan ini dapat berupa :
a. Kedisiplinan
staf pengajar dan mahasiswa
b. Kondisi
gedung dan ruangan institusi pendidikan
c. Fasilitas
sarana dan prasarana institusi pendidikan yang terbatas
d. Keterbatasan
jumlah staf pengajar pengajar bidang studi
e. Keterbatasan
jumlah buku pelajaran yang tersedia diperpustakaan, serta
kelemahan-kelemahan lain yang relevan
c)
Peluang (oportunity)
Peluang (opportunity)
adalah kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi apabila potensi-potensi yang
ada di institusi pendidikan tersebut mampu dikembangkan atau dioptimalkan oleh
institusi pendidikan. Peluang disini juga dapat berarti kemungkinan yang dapat
digunakan oleh institusi pendidikan untuk mempromosikan institusi pendidikan
dengan pola yang bijak. Misalnya peluang untuk menjadi salah satu institusi
pendidikan teladan, peluang institusi pendidikan dengan tingkat kelulusan 100%
dan peluang-peluang lain yang relevan.
d)
Ancaman (threats)
Ancaman (threats)
adalah kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi atau berpengaruh terhadap
kesinambungan dan keberlanjutan kegiatan penyelenggaraan di institusi
pendidikan. Sebagaiman kita ketahui bersama bahwa institusi pendidikan tiada
lain adalah sistem yang tidak berdiri sendiri terdapat lingkungan di luar
lingkungan institusi pendidikan yang lebih besar dan dalam perkembangannya
lingkungan inilah yang lebih dominan membentuk peserta didik.
METODOLOGI PENELITIAN
Adapun sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer ,yang diperoleh
melalui pembagian kuesioner dan wawancara untuk memberikan bobot skor
masing-masing elemen SWOT.
Teknik analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan SWOT,
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis matrix IFAS (Internal Factors Analysis Summary),
analisis matrix EFAS (External Factors
Analysis Summary), dan analisis matrik SWOT (Strenghts Weaknesses Opportunities Threats). Matrik IFAS merupakan
hasil dari audit lingkungan internal, berupa daftar kekuatan dan kelemahan.
Matrik EFAS merupakan hasil dari audit lingkungan eksternal, berupa daftar
peluang yang dapat dimanfaatkan dan daftar ancaman yang harus dihindari
(Wulanningrum, Supramono, Loekmono, 2006).
HASIL ANALISIS
Rencana strategis dapat dikembangkan dengan melihat visi suatu organisasi
yang merupakan kristalisasi cita-cita dan komitmen bersama tentang kondisi
ideal masa depan yang akan dicapai dengan mempertimbangkan kapabilitas dan
potensi yang dimiliki, dan permasalahan/kendala yang dihadapi serta berbagai
faktor yang disebabkan oleh perubahan lingkungan baik secara internal maupun
eksternal yang sedang dan akan berlangsung.
Lingkungan atau kondisi internal dapat diidentifikasi kekuatan dan
kelemahan, sedangkan lingkungan eksternal diidentifikasi sebagai peluang dan
ancaman dari sebuah organisasi. Berdasarkan identifikasi tersebut dibuatlah
suatu strategi yang layak dengan pendekatan SWOT analisis. Menurut Robbins dan
Coulter (dalam Wulanningrum et.al, 2006) proses manajemen strategik adalah
keseluruhan proses yang menekankan perencanaan strategik, implementasi hingga
evaluasi hasil. Namun dalam penelitian ini hanya dilakukan sampai pada tahap
perencanaan strategik saja.
Hasil Inventarisasi Strategi
Berdasarkan Komponen Standar
Berikut ini adalah hasil inventarisasi strategi
peningkatan Prodi KP berdasarkan 10 komponan standar yaitu :
1.
Strategi
Pengembangan Standar Isi
Dari hasil
SWOT analisis diperoleh hasil bahwa skor kekuatan dikurangi skor kelemahan
adalah 0,3. Skor peluang dikurangi skor ancaman adalah -0,1. Data ini
menghasilkan strategi di kuadran S-T (Strenghts- Threats), yaitu strategi mobilization dimana kekuatan yang ada
digunakan untuk menghadapi ancaman.
2.
Strategi
Pengembangan Standar Proses
Dari hasil
SWOT analisis diperoleh hasil bahwa skor kekuatan dikurangi skor kelemahan
adalah 0,2. Skor peluang dikurangi skor ancaman adalah -0,1. Data ini
menghasilkan strategi di kuadran S-T (Strenghts- Threats), yaitu strategi mobilization dimana kekuatan yang ada
digunakan untuk menghadapi ancaman.
3.
Strategi
Pengembangan Standar Kompetensi Kelulusan
Dari hasil
SWOT analisis diperoleh hasil skor kekuatan dikurangi skor kelemahan adalah
-0,3. Skor peluang dikurangi skor ancaman adalah -0,2. Data ini menghasilkan strategi dikuadran W-T
(Weaknesses-Threats), yaitu strategi control dimana memperkecil kelemahan dan
menghindari ancaman.
4.
Strategi
Pengembangan Standar Kompetensi Pendidik
Dari hasil
SWOT analisis diperoleh hasil skor kekuatan dikurangi dengan skor kelemahan
adalah -0,1. Skor peluang dikurangi skor ancaman adalah 0,1. Data ini
menghasilkan strategi di kuadran W-O, yaitu strategi Investment/Divestment, dimana mengatasi kelemahan dengan
memanfaatkan peluang yang ada.
5.
Strategi
Pengembangan Standar Sarana dan Prasarana
Dari hasil
SWOT analisis diperoleh hasil skor kekuatan dikurangi skor kelemahan adalah
-0,6. Skor peluang dikurangi skor ancaman adalah -0,3. Data ini menghasilkan strategi dikuadran W-T
(Weaknesses-Threats), yaitu strategi control dimana memperkecil kelemahan dan
menghindari ancaman.
6.
Strategi
Pengembangan Standar Pengelolaan
Dari hasil
SWOT analisis diperoleh hasil skor kekuatan dikurangi dengan skor kelemahan
adalah -0,4. Skor peluang dikurangi skor ancaman adalah 0,1. Data ini
menghasilkan strategi di kuadran W-O, yaitu strategi Investment/Divestment, dimana mengatasi kelemahan dengan
memanfaatkan peluang yang ada.
7.
Strategi
Pengembangan Standar Pembiayaan
Dari hasil SWOT analisis diperoleh
hasil skor kekuatan dikurangi dengan skor kelemahan adalah -0,3. Skor peluang
dikurangi skor ancaman adalah -0,15. Data ini menghasilkan strategi dikuadran
W-T (Weaknesses-Threats), yaitu
strategi control dimana memperkecil
kelemahan dan menghindari ancaman.
8.
Strategi
Pengembangan Standar Penilaian
Dari hasil SWOT analisis diperoleh
hasil skor kekuatan dikurangi dengan skor kelemahan adalah 0,1. Skor peluang
dikurangi skor ancaman adalah 0,1. Data ini menghasilkan strategi di kuadran S-O (strenghts-Oppurtunities), yaitu strategi
Competitive Advantage, dimana
pemanfaatan kekuatan untuk meningkatkan posisi kompetisinya.
9.
Strategi
Pengembangan Standar Kepemimpinan Kaprodi
Dari hasil SWOT analisis diperoleh
hasil skor kekuatan dikurangi skor kelemahan adalah 0,2. Skor peluang dikurangi
skor ancaman adalah 0,8. Data ini menghasilkan strategi di kuadran S-O (strenghts-Oppurtunities), yaitu strategi
Competitive Advantage, dimana
pemanfaatan kekuatan untuk meningkatkan posisi kompetisinya.
10. Strategi Pengembangan Standar Organisasi
Dari hasil SWOT analisis diperoleh hasil skor kekuatan dikurangi skor
kelemahan adalah -0,05. Skor peluang dikurangi skor ancaman adalah 0,1. Data ini
menghasilkan strategi di kuadran W-O, yaitu strategi Investment/Divestment, dimana mengatasi kelemahan dengan
memanfaatkan peluang yang ada.
Strategi Peningkatan Kualitas
Prodi KP
Hasil analisis SWOT berdasarkan komponen dasar
yang digunakan dalam penentuan strategi peningkatan kualitas Prodi KP dapat dirangkum pada
beberapa strategi berikut ini :
1) Strategi peningkatan pengembangan SDM, pada staf pengajar sangat perlu
dilakukan pengembangan sesuai dengan perkembangan industri dalam ruang lingkup
Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sedangkan staf administrasi perlu dilakukan pengembangan
sesuai dengan bidangnya.
2) Strategi pengembangan metode PBM (proses belajar mengajar), metodologi
pengajaran perlu dilakukan penyegaran kembali sehingga metode pengajaran yang
diterapkan menjadi terkini.
3) Strategi peningkatan akademik atmosfir, yaitu perlu dilakukan adanya kegiatan ilmiah dalam
ruang lingkup Tri Dharma PT.
4) Strategi peningakatan sarana dan prasarana pendukung PBM, sehingga kegiatan
belajar mengajar bisa berjalan dengan lancar. Menjadikan laboratorium sebagai
TUK BNSP.
5) Strategi evalusi kinerja, metode
evaluasi sebaiknya dari pendekatan BAN PT sedangkan hasil temuannya harus
ditindaklanjuti.
6) Strategi peningkatan pendanaan, antara lain partisipasi dalam kompetisi
hibah dan peningkatan kerja sama dengan industri.
7) Strategi peningkatan pembekalan mahasiswa, antara lain baik dengan
peningkatan pemberian soft skill, uji kompetensi industri maupun peningkatan skor TOEFL.
8) Strategi pengembangan program studi, antara lain dengan melakukan pembukaan Prodi D4 baru.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan dari permasalahan di Program Studi Keuangan
dan Perbankan (Prodi KP), bahwa secara
kemampuan SDM nya masih kurang optimal
dalam meningkatkan kualitas lulusan. Masih banyak hal dari setiap komponen yang
ada baik itu dari standar isi, proses, kompetensi kelulusan, pendidik, sarana
dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, penilaian, kepemimpinan serta organisasi Prodi KP yang harus
dibenahi, diperbaiki dan ditingkatkan. Ini dapat dilihat dari hasil analisis
SWOT dimana setiap komponen terdapat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
Adapun strategi peningkatan kualitas program studi KP antara lain adalah
peningkatan pengembangan SDM, pengembangan metode PBM, peningkatan akademik
atmosfir, peningkatan sarana prasarana pendukung PBM, peningkatan evaluasi
kinerja, peningkatan pendanaan, peningkatan pembekalan mahasiswa, dan
pengembangan program studi.
SARAN
Saran yang dapat diberikan kepada Prodi KP berdasarkan hasil penelitian
dalam upaya peningkatan kualitas program studi adalah sebagai berikut:
a)
Prodi KP perlu berbenah diri, baik dari segi perencanaan
pendidikan, pelaksanaan, manajemen dan evaluasinya. Ini dapat dilakukan dengan
mencoba menerapkan sistem manajemen mutu dengan menciptakan budaya kualitas di
Prodi KP.
b)
Sumber daya manusia, harus ditingkatkan, baik dari
komitmen, kompetensi, kinerja maupun kesejahteraannya. Ini dapat dilakukan
dengan memberikan program training dan bantuan studi lanjut ke jenjang yang
lebih tinggi. Melalui hasil pemberdayaan SDM ini dapat memberikan kepuasan
terhadap pelanggan baik secara internal dan eksternal.
c)
Upaya untuk menciptakan output yang berkualitas
dan kelulusannya memenuhi standar kompetensi industri senantiasa perlu mendapat
perhatian dari pihak Prodi KP. Ini dapat dilakukan dengan menerapkan strategi
pembelajaran yang inovatif, kreatif dan bermutu.
d)
Peningkatan kerjasama
yang sinerji antara Prodi KP dengan pihak stakeholder, sehingga dapat tercipta
pemahaman yang sama; bahwa tanggung jawab pendidikan dalam menumbuhkan program studi yang berkualitas adalah tanggung jawab
bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Hardjosoedarmo,
Soewarso. 2004. Total Quality Management.
Yogyakarta: Andi.
Jauch,
Lawrence R., and Gluech, William, 1989, Businesss Policy and Strategic
Management, McDraww-Hill: NewYork. Jones, R., Kenneth, 1984, Sociology of Adult
Education, Gower Publishing, Co. Ltd.: Aldershot.
Kotler,
Philip, 1997. Manajemen Pemasaran, Jakarta, PT Prenhallindo.
Sugiyono,
2005. Memahami Penelitian Kualitatif.
Bandung: CV. Alfabeta.
Sukmadinata,
Syaodih Nana, 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Suyanto. 2001. Reformasi Pendidikan dan Otonomi di Indonesia. Yogyakarta:
Penerbit Hanindita.
Trimantara,
Petrus, 2007. Institusi pendidikan Unggulan:Antara Kenyataan dan Impian, Jurnal Kependidikan Penabur, Th. VI,
No.08.
Triyana, D
Alex., 1987. Menerapkan Strategi Marekting di Indonesia, Marketing Seminars:
Jakarta.
Wulanningrum,
Supramono, dan Loekmono, 2006. Studi Alternatif Peningkatan Kualitas Manajemen
Pendidikan Melalui Pendekatan TQM Di SD Kristen Tri Tunggal Semarang, Jurnal Kependidikan PPs-MP UKSW,
Vol.7, No.1.
Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
Sistem Perencanaan dan Informasi Polines, 2007.