Laman

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Mardinawati
Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Semarang


ABSTRACT
This research was conducted to examine the influence of variable profitability, liquidity, sales growth, firm size, institutional ownership on the capital structure.
Managerial implications of this research is the management company should create policies that can improve the ROA for funding be met from internal sources, so the company's external funding sources ( debt) can be reduced. Enhanced corporate liquidity to fund operations, and thus the amount of debt can be reduced. Policies for increasing the sales there are indications using external funds (debt).
The results showed that profitability (ROA), liquidity (CR), firm size (Size) is significantly negative effect on capital structure (DER). While sales growth (Sgrowth) significantly positive effect on capital structure (DER), Institutional Ownership is not significantly affected. Managerial implications of this research is the management company should make policies that can increase the total assets, utilizing the company's assets optimally to increase profits, so that funding can be met from internal sources, external companies for funding sources (debt) can be reduced. Enhanced the company's liquidity, to enlarge the company's ability to pay short-term debt, bringing the total number of debt is reduced, which may decrease the value of DER.

Keywords: profitability, liquidity, sales growth, size corporate, institutional ownership


PENDAHULUAN
Persaingan yang semakin kompetitif menjadikan tugas manajer keuangan semakin berat yaitu mencari alternatif pendanaan yang dapat meminimkan biaya modal. Oleh karena itu salah satu yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah keputusan menentukan struktur modal yang harus dipertimbangkan dengan baik melalui manajemen struktur modal.
Struktur modal yang sering disebut juga Debt Equity Ratio (DER) merupakan rasio hutang yang digambarkan dengan perbandingan antara seluruh hutang, baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek dengan modal sendiri (Horne, 2005).  Dari beberapa pengertian struktur modal tersebut di atas, maka dalam penelitian ini yang dimaksud struktur modal adalah perbandingan jumlah total hutang  (total debt) dengan modal sendiri (equity).
Perusahaan membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhan operasional maupun untuk  investasi. Keputusan pendanaan yang dibuat oleh manajer harus dipertimbangkan dengan teliti, termasuk menentukan asal sumber dana. Sumber dana dapat berasal dari intern maupun ekstern. Dana intern adalah dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam perusahaan yaitu laba ditahan. Dana ekstern adalah adalah dana dari para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil bagian dalam perusahaan. Dana yang berasal dari kreditur merupakan hutang bagi perusahaan, dan modal yang berasal dari kreditur disebut modal asing.



Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode pengambilan data adalah tahun 2005-2009. Tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisis pengaruh profitabilitas (ROA),  likuiditas (CR), pertumbuhan penjualan (Sgrowth), ukuran perusahaan (size) dan   institusional ownership (Inst) terhadap struktur modal perusahaan.

Tinjauan Pustaka
1.  Pecking Order Theory
Disebut sebagai pecking order karena teori ini menjelaskan perusahaan akan menentukan hierarkhi sumber dana yang paling disukai. Dalam teori ini maka investasi akan dibiayai dengan dana internal terlebih dahulu (yaitu laba yang ditahan), kemudian baru diikuti oleh penerbitan hutang baru dan akhirnya dengan penerbitan equitas baru (Suad Husnan dan Eny P., 2002: 276). Menurut Brealy dan Myers (1991) dalam Mutamimah (2003: 74) mengemukakan bahwa secara spesifik urut-urutan pendanaan berdasarkan pecking order teori, yaitu:
a.       Perusahaan memilih pendanaan internal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba/keuntungan yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan.
b.      Perusahaan menghitung target rasio pembayaran didasarkan pada perkiraan kesempatan investasi.
c.       Kebijakan deviden yang konstan ditambah fluktuasi profitabilitas dan pelung investasi yang tidak dapat diprediksi, yang berarti bahwa terkadang aliran kas internal melebihi kebutuhan investasi, namun terkadang kurang dari kebutuhan investasi.
d.      Jika pedanaan eksternal diperlukan, petama-tama perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang   paling aman, yaitu dimulai dengan penerbitan hutang, convertible bond dan alternative yang paling akhir adalah saham.
Dalam  Pecking Order Theory (Husnan, 2000) perusahaan yang profitabbilitasnya  tinggi akan menggunakan dana pinjaman yang sedikit. Karena kebutuhan dana sudah tercukupi dari menggunakan sumber dana internal yaitu laba ditahan. Sedangkan perusahaan yang kurang profitabel akan menggunakan hutang yang lebih besar.

2.  Teori signal (Signaling Theory)
Struktur modal (penggunaan hutang) merupakan signal yang disampaikan oleh manajer ke pasar. Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2001) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan.
Weston dan Copland (1997) berpendapat bahwa perusahaan yang tumbuh pesat cenderung lebih banyak menggunakan utang daripada perusahaan perusahaan yang tumbuh secara lambat. Dalam Signaling Theory mengatakan bahwa penggunaan hutang merupakan signal positif, diharapkan kriditur akan menangkap signal tersebut, yang akan menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai prospek bagus, sehingga utang merupakan tanda atau signal positif.  
Brigham dan Houston (2001) berpendapat bahwa perusahaan yang mempunyai prospek menguntungkan akan menghindari penjualan saham, apabila membutuhkan modal baru  akan dilakukan dengan cara lain, yaitu termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal normal. Namun apabila perusahaan dalam kondisi yang kurang menguntungkan akan cenderung untuk  menjual sahamnya. 

3.  Teori Keagenan (Agency Theory)
Pada agency theory manajemen adalah sebagai agen dan pemegang saham disebut principel. Manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan (Horne dan Wachowicz, 1998). Pemegang saham yang menyediakan dana untuk menjalankan perusahaan, sedangkan manajemen mempunyai tugas mengelola perusahaan. Tujuan manajemen keuangan adalah memakmurkan pemegang saham. Untuk itu manajer yang ditunjuk untuk menjalankan perusahaannya akan bekerja untuk kepentingan pemegang saham. Para pemegang saham berharap agen akan bertindak akan kepentingan mereka, sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen.

Kepemilikan institusional dapat berperan dalam memonitor perilaku manajer, sehingga managerial opportunism lebih rendah, yang akan mengurangi konflig agensi. Jadi dengan adanya pengawasan yang lebih efektif, akan menurunkan biaya kegenan serta perusahaan akan lebih berhati-hati dalam pengambilan keputusan untuk dalam kaitannya dengan utang, sehingga jumlah utang akan kecil.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal dan Pengembangan Hipotesis
Terdapat banyak variabel yang mempengaruhi keputusan struktur modal, seperti yang dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Dalam penelitian ini digunakan lima variabel yang dapat mempengaruhi strukrur modal. Lima variabel yang mempengaruhi struktur modal adalah : profitabilitas (ROA),  likuiditas (CR), pertumbuhan penjualan (Sgrowth), ukuran perusahaan (size), dan institutional ownership.
            Keputusan struktur modal  yang akan menentukan   besarnya perbandingan  total hutang dan total modal sendiri atau debt  equity ratio (DER). Total hutang meliputi hutang jangka pendek (current liability) dan hutang jangka panjang (long term debt). Total modal sendiri (shareholder’s equity) merupakan total saham yang disetor yaitu dari saham biasa dan saham preferen dan laba dari periode sebelumnya yang tidak dibagi (laba ditahan).

1.  Pengaruh Variabel Profitabilitas Terhadap Struktur Modal
Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh berarti semakin rendah kebutuhan dana eksternal (hutang) sehingga semakin rendah struktur modalnya. Pecking Order Theory juga menunjukkan jika sebuah perusahaan lebih profitable maka pendanaannya banyak berasal dari pendanaan  internal. Hal ini juga dikatakan oleh Weston & Copeland (1997) bahwa perusahaan-perusahaan yang profitable umumnya meminjam dalam jumlah sedikit. Ini  menunjukkan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal.
Penelitian yang mendukung adalah  Setiawan dan Sutapa (2006) Yuhasril (2006), Setyawan (2006) yaitu bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal (DER). Dengan semakin tingginya ROA, maka besarnya laba yang digunakan sebagai modal akan meningkat, yang dapat mengurangi kebutuhan modal yang dipenuhi dari pihak eksternal yang berupa hutang. Sehingga akan mengurangi besarnya tingkat hutang atau DER perusahaan.
H1 :   Profitabilitas (ROA) berpengaruh negatif terhadap debt equity ratio (DER)

2. Pengaruh Variabel Likuiditas Terhadap Struktur Modal
Adapun hasil kajian empiris yang mendukung adalah M. Siently Verinica Wijaya dan Bram Hadianto (2008), yang mengatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
H2 :   Likuiditas (CR) berpengaruh negatif terhadap debt equity ratio (DER)

3. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal
Perusahaan yang membutuhkan dana besar kemungkinan tidak tercukupi dari sumber pendanaan internal, sehingga membutuhkan sumber dana eksternal. Pertumbuhan penjualan  merupakan signal pada kreditur untuk memberikan kredit atau bagi bank sebagai kreditor untuk menambah kredit, sehingga pertumbuhan penjualan mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal.
Perusahaan yang mempunyai tingkat penjualan yang tinggi akan lebih menguntungkan jika memakai hutang (Hanafi; 2004: 345). Menurut teori signaling maka pertumbuhan penjualan mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal.
H3 : Pertumbuhan penjualan (SGROWTH) berpengaruh positive terhadap debt equity ratio (DER)

4.  Pengaruh Ukuran Perusahaan (Size) terhadap Struktur Modal
Perusahaan besar mempunyai kebutuhan dana yang besar untuk  membianyai keperluannya pada perusahaan. Titman & Wessels (1988) menunjukkan bukti perusahaan besar cenderung menerbitkan hutang lebih besar. Perusahaan dengan ukuran lebih besar, mempunyai kepercanyaan lebih besar dalam mendapatkan sumberdana, sehingga akan memudahkan untuk mendapatkan kredit dari pihak kreditur. Oleh karena itu ukuran perusahaan yang besar merupakan signal positif bagi kreditur untuk memberikan pinjaman. Sehingga ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal.
H4 : Ukuran perusahaan (size) berpengaruh positif terhadap debt  equity ratio (DER)

5. Pengaruh Variabel Institutional  Ownership (Inst) Terhadap Struktur Modal
Struktur Kepemilikan institusional  (Institusional  Ownership structure)  merupakan kepemilikan saham perusahaan oleh investor institusi. Dalam penelitiannya Sujoko dan Soebiyantoro (2007) mengatakan bahwa kepemilikan saham oleh institusional  merupakan salah satu monitoring agents penting dalam memainkan peranan aktif dan konsisten didalam melindungi saham yang diinvestasikan. Sehingga  adanya kepemilikan oleh institusional atau lembaga lain akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja insider.
Dalam   Agency Theory dikatakan bahwa kepemilikan institusional dapat berperan dalam memonitor perilaku manajer, sehingga managerial opportunism lebih rendah, yang akan mengurangi konflig agensi. Dengan tingkat pengawasan yang tinggi, akan menurunkan biaya monitoring serta perusahaan akan lebih berhati-hati dalam pengambilan keputusan  dalam kaitannya dengan utang.
H4 : Ukuran perusahaan (size) berpengaruh positif terhadap debt  equity ratio (DER)

Metode Penelitian        

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Otomotif yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005 – 2009. Jumlah sampel adalah sebanyak 11 perusahaan Otomotif.  

Definisi operasional variable
a.       Struktur Modal
Dalam penelitian ini variabel dependen adalah struktur modal. Struktur modal di proxy dengan dept total Equity (DER). DER merupakan perbandingan total hutang dengan total equitas.            

c.       Profitabilitas  (ROA t-1)
Profitabilitas diproxy dari ROA, yang didefinisikan sebagai  perbandingan dari laba bersih setelah pajak (net income after tax – NIAT) dengan total aktiva (TA).                         
           
d.      Ukuran perusahaan (Size)
Ukuran perusahaan (size) merupakan besarnya asset yang dimiliki perusahaan. 

e.       SGROWTH
Pertumbuhan penjualan merupakan prosentase kenaikan penjualan dari tahun tahun ke tahun. Pengukurannya dengan membandingkan selisih penjualan tahun ke t dan penjualan tahun ke t-1 dengan penjualan tahun ke t-1

f.       Likuiditas (Current Ratio t-1)
Current rasio merupakan salah satu likuiditas yang menunjukkan perbandingan antara current asset terhadap current liabilities.
  f. Institusional Ownership
Institusional Ownership adalah proporsi saham yang dimiliki institusional pada akhir tahun dalam %. Variabel ini menggambarkan tingkat kepemilikan saham oleh institusi dalam perusahaan.

Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan persamaan sbb:

Y1 = a+ b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5  
(Lind, 2003)

Dimana :
Y1 = Struktur modal
a = konstanta
b1,  b2 , b3,  b4,  b5 = Koefisien regresi masing-masing variabel independen
X1 = ROA t-1 (rasio laba setelah pajak dengan
        Total Asset)
X2 = Current Ratio (CR t-1)  (Perbandingan
        Current Asset dengan current 
        liabilitas)
X3 = SGROWTH (perubahan pendapatan
        penjualan bersih)
X4 = Size (logaritma natural dari total asset t-1)
X5 =  INST (prosentase saham yang dimiliki
        oleh isntitusi)

Analisis Data
Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, multikoloniaeritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.
Berdasarkan hasil uji dengan metode grafik serta dari uji Kolmogorov- Smirnov (K-S),  menunjukkan hasil bahwa data terdistribusi secara normal. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai Kolmogorof Smirnov adalah sebesar 0.937 dan signifikansi pada 0.344 yang lebih besar dari 0.05, yang artinya data residual terdistribusi secara normal. Dari ketiga uji normalitas terlihat bahwa kesemuanya menunjukkan hasil yang sama, yaitu bahwa data terdistribusi secara normal.
Uji asumsi klasik yang ke dua adalah uji multikoloniearitas, variabel profitabilitas (ROA), likuiditas (CR), pertumbuhan penjualan (SGROWTH), ukuran perusahaan (Size), dan kepemilikan saham institusi (INST) semua mempunyai nilai Tolerance di atas 0.10 dan nilai VIF di bawah 10. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam model regresi dengan variabel dependen struktur modal (DER) tidak terjadi multikoloniearitas.
Dari uji autokorelasi menggunakan Nilai  Durbin Watson (DW) menunjukkan bahwa model regresi terbebas dari masalah autokorelasi..
Hasil uji dengan metode grafik dan uji park, dalam menguji ada tidaknya heteroskedastisitas, menunjukkan bahwa tidak ada variabel indepeden yang signifikan secara statistik berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kuadrat nilai residual, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas.


Tabel 1
Hasil Uji Regresi Linear Berganda Simultan
ANOVA(b)

Model

Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
91.390
5
18.278
16.526
.000(a)

Residual
54.195
49
1.106



Total
145.585
54



a  Predictors: (Constant), INST, SGROWTH, CR, ROA, Size
b  Dependent Variable: DER
Sumber: Data sekunder yang diolah



Dari tabel 1 bahwa nilai signifikansi < 0.05 (5%) maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi struktur modal perusahaan. Hal ini berarti bahwa variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel struktur modal (DER) atau dengan kata lain model yang digunakan layak (goodness of fit).


Tabel 2
 Hasil Uji Parsial Regresi Linear Berganda
Sumber: Data sekunder yang diola


Berdasarkan pada hasil pengujian yang terdapat dalam tabel  2, diperoleh  rumus persamaan regresi linear berganda  sebagai berikut:

DER = a + b1ROA + b2CR + b3 sgrowth + b4size + b5INST

DER = 14.744–0.176 ROA–1.107 CR + 0.015 SGROWTH - 0.323 Size - 0.012 INST

Dari lima variabel independen yaitu variabel profitabilitas (ROA), likuiditas (CR), ukuran perusahaan (size) berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal (DER). Sedangkan variabel pertumbuhan penjualan (SGROWTH) berpengaruh positif signifikan  terhadap struktur modal (DER) dan institusional ownership (Inst) tidak berpengaruh signifikan.
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa Nilai koefisien determinasi (Ajdusted R2) pada model regresi sebesar 0.59 atau 59%. Hal ini berarti bahwa variasi variabel dependen (DER) mampu dijelaskan oleh variabel independen (ROA, current ratio, SGROWTH, size, dan kepemilikan saham institusi) sebesar 59%. Sedangkan sisanya 41% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.

PEMBAHASAN
1.Pengaruh Profitabilitas (ROA) Terhadap Struktur Modal
Dilihat dari nilai  signifikansinya, yaitu sebesar 0.000 yang lebih kecil dari α (0.05), maka hipotesis pertama yang menyatakan profitabilitas (ROA) berpengaruh negatif terhadap struktur modal (DER) tidak ditolak. Sehingga hasil pengujian hipotesis ini menunjukkan bahwa profitabilitas (ROA)  pada perusahaan Otomotif dan Komponen  yang terdaftar pada BEI selama periode pengamatan berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal (DER), artinya semakin tinggi nilai ROA maka semakin berkurang nilai struktur modal  pada perusahaan tersebut.

2.Pengaruh Likuiditas (CR) Terhadap Struktur Modal
Jika dilihat dari nilai signifikansinya, likuiditas (CR) sebesar 0.000 yang artinya lebih kecil dari α (0.05). Dengan demikian hipotesis kedua bahwa likuiditas (CR) berpengaruh negatif terhadap struktur modal (DER) tidak ditolak. Sehingga hasil pengujian hipotesis ini menunjukkan bahwa likuiditas (CR)  pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar pada BEI berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal (DER), artinya semakin tinggi nilai likuiditas (CR) maka semakin berkurang nilai struktur modal  pada perusahaan tersebut.
Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam  memenuhi kuwajiban yang segera harus dilunasi. Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa likuiditas mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI selama periode penelitian. Perusahaan yang mempunyai likuiditas tinggi, maka akan mempunyai kemampuan membayar hutang jangka pendek, sehingga hutang lancar akan berkurang, yang akan mengurangi nilai total hutang, sehingga  DER akan menurun.

3.Pertumbuhan Penjualan (Sgrowth) Terhadap Struktur Modal
Pertumbuhan penjualan mempunyai nilai signifikansi sebesar .016 lebih kecil dari α (0.05). Dengan demikian hipotesis ketiga bahwa Pertumbuhan Penjualan (Sgrowth)  berpengaruh positif terhadap struktur modal (DER) tidak ditolak. Sehingga hasil pengujian hipotesis ini menunjukkan bahwa Pertumbuhan Penjualan (Sgrowth)   pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar pada BEI berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal (DER), artinya semakin tinggi pertumbuhan penjualan (Sgrowth)   maka semakin besar nilai struktur modal  pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang  terdaftar pada BEI.
Perusahaan yang mempunyai pertumbuhan penjualan yang tinggi akan membutuhkan dana yang lebih besar, jika pendanaan internal tidak mencukupi, maka akan membutuhkan pendanaan dari luar (hutang). Pertumbuhan penjualan yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai prospek yang bagus, sehingga hal ini merupakan signal bagi kreditur untuk memberikan kredit (hutang). Perusahaan yang mempunyai tingkat penjualan yang tinggi akan lebih menguntungkan jika memakai hutang (Hanafi; 2004: 345). Sehingga menurut teori signaling maka pertumbuhan penjualan mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal.

4.Ukuran  perusahaan (Size) Berpengaruh Terhadap Struktur Modal
Dari tabel 2 juga dapat dilihat bahwa nilai signifikan untuk ukuran perusahaan (Size) adalah 0.027 yang artinya lebih kecil dari α (0.05). Sehingga hasil pengujian hipotesis ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (Size) pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar pada BEI berpengaruh  signifikan terhadap struktur modal (DER). Nilai b sebesar -0.284 berarti size berpengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal (DER). Hipotesis yang mengatakan ukuran perusahaan (Size) berpengaruh positif terhadap struktur modal (DER) ditolak.
Dilihat dari fenomena data perusahaan Otomotif dan Komponen secara rata-rata menunjukkan bahwa nilai size semakin besar selama 5 tahun periode pengamatan, yang mana besarnya tingkat hutang dilihat dari besarnya DER semakin menurun terutama pada tahun 2009. Sehingga terlihat ada kecenderungan perusahaan menggunakan hutang yang semakin kecil atau menggunakan ekuitas yang semakin besar.

5.Institusional Ownership (Inst) berpengaruh terhadap struktur modal
Institusional owership mempunyai nilai signifikan sebesar 0.342 > 0.05, dengan demikian hipotesis lima bahwa Institusional Ownership (Inst)   berpengaruh negatif terhadap struktur modal (DER) ditolak. artinya institusional ownership tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal (DER

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan  penelitian sebagai berikut:
1.      Koefisien Determinasi (Adjusted R2) adalah bahwa terdapat sebesar 59% variasi variabel DER yang mampu dijelaskan oleh variabel independen (ROA, current ratio, SGROWTH, size, dan kepemilikan saham institusi). Sisanya 41% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.
2.      Pengaruh simultan menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang lebih kecil dari alpa 5%. Oleh karena itu secara bersama-sama (simultan) variabel indepeden (ROA, CR, Sgrowth, Size dan Inst) berpengaruh terhadap variabel dependen struktur modal (DER).
3.      Hipotesis pertama (H1) diterima artinya variabel ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap DER. Peningkatan ROA akan mengurangi nilai DER. Perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi cenderung akan menggunakan dana internal terlebih dahulu dibanding menggunakan sumber dana eksternal (hutang).
4.      Hipotesis ke dua (H2) diterima artinya variabel CR berpengaruh negatif signifikan terhadap DER.  Perusahaan yang mempunyai current ratio tinggi, akan mempunyai kemampuan membayar hutang jangka pendek, sehingga jumlah hutang akan berkurang, yang akhirnya DER akan lebih kecil.
5.      Hipotesis ke tiga (H3) diterima artinya variabel pertumbuhan penjualan (Sgrowth) berpengaruh positif signifikan terhadap DER. Tingginya sgrowth yang diproxy dari pertumbuhan penjualan menunjukkan bahwa perusahaan memiliki penjualan yang tinggi, dalam kondisi demikian perusahaan akan dipercaya untuk mendapatkan dana pinjaman (hutang) karena perusahaan mempunyai prosek bagus. Tingkat penjualan penjualan yang tinggi dan stabil menguntungkan perusahaan dalam menggunakan hutang yang lebih besar.
6.      Hipotesis ke empat (H4) ditolak karena ukuran perusahaan (Size) pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar pada BEI berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal (DER).
7.      Hipotesis ke lima (H5) ditolak karena nilai signifikan sebesar 0.342 yang lebih besar dari 0.05 sehingga hasilnya tidak signifikan.

DAFTAR PUSTAKA
Brigham, Houston. 2004.  Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Buku 2 Edisi 10. Salemba Empat. Jakarta.
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi II. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hanafi, Mamduh. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM.
Horne; Warchowicz. 1997. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Edisi ke sembilan. Salemba Empat. Jakarta.
Husnan, Pudjiastuti. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi lima. AMP YKPN. Yogyakarta.
Husnan, Suad. 2000. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang. Edisi 4, BPFE. Yogyakarta.
Lind, Marchal, Mason. 2003. Statistical Techniques in Business & Economics. The McGraw-Hill. Singapore.

Mutamimah. 2003. “Analsis Struktur Modal pada Perusahaan-perusahaan Non Finansial yang Go Public di Pasar Modal Indonesia”. Jurnal Bisnis Strategi, Vol 11/Juli/Th VIII
Setyawan; Sutapa. 2006. “Analisis Faktor Penentu Struktur Modal (Studi Empiris pada Emiten Syariah di Bursa Efek Jakarta tahun 2001-2004)”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Volume 5, No. 2.
Sojoko, Soebiantoro, 2007, ”Pengaruh struktur Kepemilikan, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan”, Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol. 9, No. I:41:48.
Titman, Sheridan and Roberto Wessels (1998). “The Determinants of Capital Structure Choice”. Journal of finance, Vol. XLIII, No. 1-19.
Wijaya, Hadianto. 2008. ”Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran, Likuiditas, dan profitabilitas terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Ritel di BEI: Sebuah pengujian Hipotesis Pecking Order”. Jurnal Ilmiah Akuntansi, 7 (1): 71-82.