ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN
OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Mardinawati
Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Semarang
ABSTRACT
This research
was conducted to examine the influence of variable profitability, liquidity,
sales growth, firm size, institutional ownership on the capital structure.
Managerial implications of this research
is the management company should create
policies that can improve the ROA for funding be met from internal
sources, so the company's external
funding sources ( debt) can be reduced. Enhanced corporate liquidity
to fund operations,
and thus the amount of debt can be reduced.
Policies for increasing the sales there are indications using external funds
(debt).
The results showed that profitability (ROA), liquidity (CR), firm
size (Size) is significantly negative effect
on capital structure
(DER). While sales
growth (Sgrowth) significantly positive effect on
capital structure (DER), Institutional Ownership is not significantly
affected. Managerial implications of this
research is the management
company should make
policies that can
increase the total assets, utilizing the company's assets optimally to increase
profits, so that funding
can be met from
internal sources, external companies for
funding sources (debt) can be reduced. Enhanced the
company's liquidity, to enlarge
the company's ability to pay short-term debt, bringing
the total number of debt is
reduced, which may decrease the value of DER.
Keywords: profitability, liquidity, sales growth,
size corporate, institutional ownership
PENDAHULUAN
Persaingan yang
semakin kompetitif menjadikan tugas manajer keuangan semakin berat yaitu
mencari alternatif pendanaan yang dapat meminimkan biaya modal. Oleh karena itu
salah satu yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah keputusan menentukan
struktur modal yang harus dipertimbangkan dengan baik melalui manajemen
struktur modal.
Struktur modal
yang sering disebut juga Debt Equity
Ratio (DER) merupakan rasio hutang yang digambarkan dengan perbandingan
antara seluruh hutang, baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek
dengan modal sendiri (Horne, 2005). Dari
beberapa pengertian struktur modal tersebut di atas, maka dalam penelitian ini
yang dimaksud struktur modal adalah perbandingan jumlah total hutang (total
debt) dengan modal sendiri (equity).
Perusahaan membutuhkan dana untuk memenuhi
kebutuhan operasional maupun untuk
investasi. Keputusan pendanaan yang dibuat oleh manajer harus
dipertimbangkan dengan teliti, termasuk menentukan asal sumber dana. Sumber
dana dapat berasal dari intern maupun ekstern. Dana intern adalah dana yang
dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam perusahaan yaitu laba ditahan. Dana ekstern
adalah adalah dana dari para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil
bagian dalam perusahaan. Dana yang berasal dari kreditur merupakan hutang bagi
perusahaan, dan modal yang berasal dari kreditur disebut modal asing.
Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan
Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode pengambilan data
adalah tahun 2005-2009. Tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisis
pengaruh profitabilitas (ROA),
likuiditas (CR), pertumbuhan penjualan (Sgrowth), ukuran perusahaan (size)
dan institusional
ownership (Inst) terhadap
struktur modal perusahaan.
Tinjauan Pustaka
1. Pecking
Order Theory
Disebut sebagai pecking order karena teori ini
menjelaskan perusahaan akan menentukan hierarkhi sumber dana yang paling disukai.
Dalam teori ini maka investasi akan dibiayai dengan dana internal terlebih
dahulu (yaitu laba yang ditahan), kemudian baru diikuti oleh penerbitan hutang
baru dan akhirnya dengan penerbitan equitas baru (Suad Husnan dan Eny P., 2002:
276). Menurut Brealy dan Myers (1991) dalam Mutamimah (2003: 74) mengemukakan
bahwa secara spesifik urut-urutan pendanaan berdasarkan pecking order teori,
yaitu:
a. Perusahaan memilih pendanaan internal.
Dana internal tersebut diperoleh dari laba/keuntungan yang dihasilkan dari
kegiatan perusahaan.
b. Perusahaan menghitung target rasio
pembayaran didasarkan pada perkiraan kesempatan investasi.
c. Kebijakan deviden yang konstan ditambah
fluktuasi profitabilitas dan pelung investasi yang tidak dapat diprediksi, yang
berarti bahwa terkadang aliran kas internal melebihi kebutuhan investasi, namun
terkadang kurang dari kebutuhan investasi.
d. Jika pedanaan eksternal diperlukan,
petama-tama perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman, yaitu dimulai dengan penerbitan
hutang, convertible bond dan alternative yang paling akhir adalah saham.
Dalam Pecking Order Theory (Husnan, 2000) perusahaan yang profitabbilitasnya tinggi akan menggunakan dana pinjaman yang
sedikit. Karena kebutuhan dana sudah tercukupi dari menggunakan sumber dana
internal yaitu laba ditahan. Sedangkan perusahaan yang kurang profitabel akan
menggunakan hutang yang lebih besar.
2. Teori signal (Signaling Theory)
Struktur modal (penggunaan hutang) merupakan signal yang disampaikan oleh
manajer ke pasar. Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2001) adalah
suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi
investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan.
Weston dan Copland (1997) berpendapat bahwa perusahaan yang tumbuh pesat
cenderung lebih banyak menggunakan utang daripada perusahaan perusahaan yang
tumbuh secara lambat. Dalam Signaling
Theory mengatakan bahwa penggunaan hutang merupakan signal positif,
diharapkan kriditur akan menangkap signal tersebut, yang akan menunjukkan bahwa
perusahaan mempunyai prospek bagus, sehingga utang merupakan tanda atau signal
positif.
Brigham dan
Houston (2001) berpendapat bahwa perusahaan yang mempunyai prospek
menguntungkan akan menghindari penjualan saham, apabila membutuhkan modal
baru akan dilakukan dengan cara lain,
yaitu termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal normal.
Namun apabila perusahaan dalam kondisi yang kurang menguntungkan akan cenderung
untuk menjual sahamnya.
3. Teori Keagenan (Agency Theory)
Pada agency theory manajemen adalah sebagai
agen dan pemegang saham disebut principel. Manajemen merupakan agen dari
pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan (Horne dan Wachowicz, 1998).
Pemegang saham yang menyediakan dana untuk menjalankan perusahaan, sedangkan
manajemen mempunyai tugas mengelola perusahaan. Tujuan manajemen keuangan
adalah memakmurkan pemegang saham. Untuk itu manajer yang ditunjuk untuk
menjalankan perusahaannya akan bekerja untuk kepentingan pemegang saham. Para
pemegang saham berharap agen akan bertindak akan kepentingan mereka, sehingga
mendelegasikan wewenang kepada agen.
Kepemilikan institusional dapat berperan dalam
memonitor perilaku manajer, sehingga managerial
opportunism lebih rendah, yang akan mengurangi konflig agensi. Jadi dengan
adanya pengawasan yang lebih efektif, akan menurunkan biaya kegenan serta
perusahaan akan lebih berhati-hati dalam pengambilan keputusan untuk dalam
kaitannya dengan utang, sehingga jumlah utang akan kecil.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal dan Pengembangan Hipotesis
Terdapat banyak variabel yang mempengaruhi
keputusan struktur modal, seperti yang dilakukan oleh peneliti-peneliti
terdahulu. Dalam penelitian ini digunakan lima variabel yang dapat mempengaruhi
strukrur modal. Lima variabel yang mempengaruhi struktur modal adalah :
profitabilitas (ROA), likuiditas (CR),
pertumbuhan penjualan (Sgrowth), ukuran perusahaan (size), dan institutional
ownership.
Keputusan struktur modal yang akan menentukan besarnya perbandingan total hutang dan total modal sendiri atau debt
equity ratio (DER). Total hutang meliputi hutang jangka pendek (current liability) dan hutang jangka
panjang (long term debt). Total modal
sendiri (shareholder’s equity)
merupakan total saham yang disetor yaitu dari saham biasa dan saham preferen
dan laba dari periode sebelumnya yang tidak dibagi (laba ditahan).
1. Pengaruh Variabel Profitabilitas Terhadap
Struktur Modal
Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh berarti
semakin rendah kebutuhan dana eksternal (hutang) sehingga semakin rendah
struktur modalnya. Pecking Order Theory
juga menunjukkan jika sebuah perusahaan lebih profitable maka pendanaannya banyak berasal dari pendanaan internal. Hal ini juga dikatakan oleh Weston
& Copeland (1997) bahwa perusahaan-perusahaan yang profitable umumnya
meminjam dalam jumlah sedikit. Ini
menunjukkan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh negatif terhadap
struktur modal.
Penelitian yang mendukung adalah Setiawan dan Sutapa (2006) Yuhasril (2006),
Setyawan (2006) yaitu bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh negatif dan
signifikan terhadap struktur modal (DER). Dengan semakin tingginya ROA, maka
besarnya laba yang digunakan sebagai modal akan meningkat, yang dapat
mengurangi kebutuhan modal yang dipenuhi dari pihak eksternal yang berupa
hutang. Sehingga akan mengurangi besarnya tingkat hutang atau DER perusahaan.
H1 : Profitabilitas (ROA)
berpengaruh negatif terhadap debt equity
ratio (DER)
2. Pengaruh
Variabel Likuiditas Terhadap Struktur Modal
Likuiditas
suatu perusahaan adalah penting, demikian halnya pada perusahaan Otomotif,
karena perusahaan ini mempunyai aspek import, sehingga likuiditas perusahaan
penting. Variabel likuiditas dalam penelitian ini diukur dari current ratio (CR). Perusahaan yang
mempunyai likuiditas tinggi berarti mempunyai kemampuan membayar hutang jangka
pendek, sehingga cenderung akan menurunkan total hutang, yang akhirnya struktur
modal akan menjadi lebih kecil.
Adapun
hasil kajian empiris yang mendukung adalah M. Siently Verinica Wijaya dan Bram
Hadianto (2008), yang mengatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif
terhadap struktur modal.
H2 :
Likuiditas (CR) berpengaruh negatif terhadap debt equity ratio (DER)
3. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap
Struktur Modal
Perusahaan yang membutuhkan dana
besar kemungkinan tidak tercukupi dari sumber pendanaan internal, sehingga
membutuhkan sumber dana eksternal. Pertumbuhan penjualan merupakan signal pada kreditur untuk
memberikan kredit atau bagi bank sebagai kreditor untuk menambah kredit,
sehingga pertumbuhan penjualan mempunyai pengaruh positif terhadap struktur
modal.
Perusahaan yang mempunyai tingkat penjualan yang
tinggi akan lebih menguntungkan jika memakai hutang (Hanafi; 2004: 345).
Menurut teori signaling maka pertumbuhan penjualan mempunyai pengaruh positif
terhadap struktur modal.
H3 : Pertumbuhan penjualan (SGROWTH) berpengaruh positive terhadap debt equity ratio (DER)
4. Pengaruh Ukuran Perusahaan (Size) terhadap Struktur Modal
Perusahaan besar
mempunyai kebutuhan dana yang besar untuk
membianyai keperluannya pada perusahaan. Titman & Wessels (1988)
menunjukkan bukti perusahaan besar cenderung menerbitkan hutang lebih besar.
Perusahaan dengan ukuran lebih besar, mempunyai kepercanyaan lebih besar dalam
mendapatkan sumberdana, sehingga akan memudahkan untuk mendapatkan kredit dari
pihak kreditur. Oleh karena itu ukuran perusahaan yang besar merupakan signal
positif bagi kreditur untuk memberikan pinjaman. Sehingga ukuran perusahaan
mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal.
H4 : Ukuran perusahaan (size) berpengaruh positif terhadap debt
equity ratio (DER)
5. Pengaruh
Variabel Institutional Ownership (Inst) Terhadap Struktur Modal
Struktur Kepemilikan institusional (Institusional Ownership structure) merupakan kepemilikan saham perusahaan oleh
investor institusi. Dalam penelitiannya Sujoko dan Soebiyantoro (2007)
mengatakan bahwa kepemilikan saham oleh institusional merupakan salah satu monitoring agents
penting dalam memainkan peranan aktif dan konsisten didalam melindungi saham
yang diinvestasikan. Sehingga adanya
kepemilikan oleh institusional atau lembaga lain akan mendorong peningkatan
pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja insider.
Dalam Agency Theory dikatakan bahwa
kepemilikan institusional dapat berperan dalam memonitor perilaku manajer,
sehingga managerial opportunism lebih
rendah, yang akan mengurangi konflig agensi. Dengan tingkat pengawasan yang
tinggi, akan menurunkan biaya monitoring serta perusahaan akan lebih
berhati-hati dalam pengambilan keputusan
dalam kaitannya dengan utang.
H4 : Ukuran perusahaan (size) berpengaruh positif terhadap debt
equity ratio (DER)
Metode Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Otomotif yang terdaftar
pada Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005 – 2009. Jumlah sampel adalah
sebanyak 11 perusahaan Otomotif.
Definisi operasional
variable
a. Struktur Modal
Dalam penelitian ini variabel dependen adalah
struktur modal. Struktur modal di proxy dengan dept total Equity (DER). DER merupakan perbandingan total hutang
dengan total equitas.
c. Profitabilitas (ROA t-1)
Profitabilitas diproxy dari ROA, yang
didefinisikan sebagai perbandingan dari
laba bersih setelah pajak (net income
after tax – NIAT) dengan total aktiva (TA).
d. Ukuran perusahaan (Size)
Ukuran perusahaan (size) merupakan besarnya asset yang dimiliki perusahaan.
e. SGROWTH
Pertumbuhan penjualan merupakan prosentase
kenaikan penjualan dari tahun tahun ke tahun. Pengukurannya dengan
membandingkan selisih penjualan tahun ke t dan penjualan tahun ke t-1
dengan penjualan tahun ke t-1
f. Likuiditas (Current Ratio t-1)
Current
rasio merupakan salah
satu likuiditas yang menunjukkan perbandingan antara current asset terhadap current
liabilities.
f. Institusional Ownership
Institusional Ownership adalah proporsi
saham yang dimiliki institusional pada
akhir tahun dalam %. Variabel ini menggambarkan tingkat kepemilikan saham
oleh institusi dalam perusahaan.
Metode Analisis Data
Metode analisis
yang digunakan adalah regresi berganda dengan persamaan sbb:
Y1
= a+ b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5
(Lind, 2003)
Dimana :
Y1 = Struktur modal
a = konstanta
b1, b2 , b3, b4, b5 = Koefisien regresi masing-masing variabel
independen
X1 = ROA t-1 (rasio laba setelah pajak dengan
Total Asset)
X2 =
Current Ratio (CR t-1) (Perbandingan
Current
Asset dengan current
liabilitas)
X3 =
SGROWTH (perubahan pendapatan
penjualan bersih)
X4 = Size (logaritma natural
dari total asset t-1)
X5 = INST
(prosentase saham yang dimiliki
oleh isntitusi)
Analisis Data
Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu
dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, multikoloniaeritas,
autokorelasi dan heteroskedastisitas.
Berdasarkan hasil uji dengan metode grafik serta dari uji Kolmogorov- Smirnov (K-S), menunjukkan hasil bahwa data terdistribusi
secara normal. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai Kolmogorof Smirnov adalah sebesar 0.937 dan signifikansi pada
0.344 yang lebih besar dari 0.05, yang artinya data residual terdistribusi
secara normal. Dari ketiga uji normalitas terlihat bahwa kesemuanya menunjukkan
hasil yang sama, yaitu bahwa data terdistribusi secara normal.
Uji asumsi klasik yang ke dua adalah uji
multikoloniearitas, variabel profitabilitas (ROA),
likuiditas (CR), pertumbuhan penjualan (SGROWTH), ukuran perusahaan (Size), dan
kepemilikan saham institusi (INST) semua mempunyai nilai Tolerance di atas 0.10 dan nilai VIF di bawah 10. Hal ini
menunjukkan bahwa di dalam model regresi dengan variabel dependen struktur
modal (DER) tidak terjadi multikoloniearitas.
Dari uji autokorelasi menggunakan Nilai
Durbin Watson (DW) menunjukkan bahwa model
regresi terbebas dari masalah autokorelasi..
Hasil uji dengan metode grafik dan uji park, dalam
menguji ada tidaknya heteroskedastisitas, menunjukkan bahwa tidak ada variabel indepeden yang signifikan secara
statistik berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kuadrat nilai residual,
maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas.
Tabel 1
Hasil Uji Regresi Linear Berganda Simultan
ANOVA(b)
Model
|
|
Sum of Squares
|
Df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
1
|
Regression
|
91.390
|
5
|
18.278
|
16.526
|
.000(a)
|
|
Residual
|
54.195
|
49
|
1.106
|
|
|
|
Total
|
145.585
|
54
|
|
|
|
a Predictors: (Constant), INST, SGROWTH, CR,
ROA, Size
b Dependent Variable: DER
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari tabel 1 bahwa nilai signifikansi < 0.05 (5%) maka model regresi
dapat digunakan untuk memprediksi struktur modal perusahaan. Hal ini berarti
bahwa variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
struktur modal (DER) atau dengan kata lain model yang digunakan layak (goodness of fit).
Tabel 2
Hasil Uji Parsial
Regresi Linear Berganda
Sumber: Data sekunder yang diola
Berdasarkan pada hasil
pengujian yang terdapat dalam tabel 2,
diperoleh rumus persamaan regresi linear
berganda sebagai berikut:
DER = a + b1ROA + b2CR + b3 sgrowth
+ b4size + b5INST
DER = 14.744–0.176 ROA–1.107 CR + 0.015 SGROWTH - 0.323
Size - 0.012 INST
Dari lima variabel independen yaitu variabel
profitabilitas (ROA), likuiditas (CR), ukuran perusahaan (size) berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal (DER).
Sedangkan variabel pertumbuhan penjualan (SGROWTH) berpengaruh positif
signifikan terhadap struktur modal (DER)
dan institusional ownership (Inst)
tidak berpengaruh signifikan.
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa Nilai koefisien
determinasi (Ajdusted R2) pada model regresi sebesar 0.59 atau
59%. Hal ini berarti bahwa variasi
variabel dependen (DER) mampu dijelaskan oleh variabel independen (ROA, current ratio, SGROWTH, size, dan
kepemilikan saham institusi) sebesar 59%. Sedangkan sisanya 41% dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.
PEMBAHASAN
1.Pengaruh
Profitabilitas (ROA) Terhadap Struktur Modal
Dilihat dari nilai signifikansinya,
yaitu sebesar 0.000 yang lebih kecil dari α (0.05), maka hipotesis pertama yang menyatakan profitabilitas
(ROA) berpengaruh negatif terhadap struktur modal (DER) tidak ditolak. Sehingga
hasil pengujian hipotesis ini menunjukkan bahwa profitabilitas (ROA) pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar pada BEI selama periode
pengamatan berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal (DER),
artinya semakin tinggi nilai ROA maka semakin berkurang nilai struktur
modal pada perusahaan tersebut.
2.Pengaruh Likuiditas (CR) Terhadap Struktur Modal
Jika dilihat dari nilai signifikansinya, likuiditas
(CR) sebesar 0.000 yang artinya lebih kecil dari α (0.05). Dengan demikian hipotesis kedua
bahwa likuiditas (CR) berpengaruh negatif
terhadap struktur modal (DER) tidak ditolak. Sehingga hasil pengujian hipotesis
ini menunjukkan bahwa likuiditas (CR) pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang
terdaftar pada BEI berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal
(DER), artinya semakin tinggi nilai likuiditas (CR) maka semakin berkurang
nilai struktur modal pada perusahaan
tersebut.
Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kuwajiban yang segera harus
dilunasi. Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa
likuiditas mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal pada
perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI selama periode
penelitian. Perusahaan yang mempunyai likuiditas tinggi, maka akan mempunyai
kemampuan membayar hutang jangka pendek, sehingga hutang lancar akan berkurang,
yang akan mengurangi nilai total hutang, sehingga DER akan menurun.
3.Pertumbuhan Penjualan (Sgrowth) Terhadap Struktur Modal
Pertumbuhan penjualan mempunyai nilai signifikansi sebesar .016 lebih kecil
dari α (0.05). Dengan
demikian hipotesis ketiga bahwa Pertumbuhan Penjualan
(Sgrowth) berpengaruh
positif terhadap struktur modal (DER) tidak ditolak. Sehingga hasil pengujian
hipotesis ini menunjukkan bahwa Pertumbuhan Penjualan
(Sgrowth) pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang
terdaftar pada BEI berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal
(DER), artinya semakin tinggi pertumbuhan penjualan (Sgrowth) maka semakin besar nilai struktur modal pada perusahaan Otomotif dan Komponen
yang terdaftar pada BEI.
Perusahaan yang
mempunyai pertumbuhan penjualan yang tinggi akan membutuhkan dana yang lebih
besar, jika pendanaan internal tidak mencukupi, maka akan membutuhkan pendanaan
dari luar (hutang). Pertumbuhan penjualan yang tinggi menunjukkan bahwa
perusahaan mempunyai prospek yang bagus, sehingga hal ini merupakan signal bagi
kreditur untuk memberikan kredit (hutang). Perusahaan yang mempunyai tingkat
penjualan yang tinggi akan lebih menguntungkan jika memakai hutang (Hanafi;
2004: 345). Sehingga menurut teori signaling maka pertumbuhan penjualan
mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal.
4.Ukuran perusahaan
(Size) Berpengaruh Terhadap Struktur Modal
Dari tabel 2 juga dapat dilihat bahwa nilai signifikan untuk ukuran perusahaan (Size) adalah 0.027 yang artinya lebih kecil
dari α (0.05). Sehingga hasil
pengujian hipotesis ini menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan (Size) pada perusahaan Otomotif dan Komponen
yang terdaftar pada BEI berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal (DER). Nilai b sebesar -0.284 berarti size berpengaruh signifikan negatif
terhadap struktur modal (DER). Hipotesis yang mengatakan ukuran perusahaan (Size) berpengaruh positif terhadap struktur
modal (DER) ditolak.
Dilihat dari fenomena data perusahaan Otomotif dan Komponen secara rata-rata
menunjukkan bahwa nilai size semakin
besar selama 5 tahun periode pengamatan, yang mana besarnya tingkat hutang
dilihat dari besarnya DER semakin menurun terutama pada tahun 2009. Sehingga
terlihat ada kecenderungan perusahaan menggunakan hutang yang semakin kecil
atau menggunakan ekuitas yang semakin besar.
5.Institusional Ownership (Inst) berpengaruh terhadap struktur modal
Institusional owership mempunyai
nilai signifikan sebesar 0.342 > 0.05, dengan demikian hipotesis lima bahwa Institusional Ownership (Inst) berpengaruh
negatif terhadap struktur modal (DER) ditolak. artinya institusional ownership
tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal (DER
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan
yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut:
1.
Koefisien
Determinasi (Adjusted R2)
adalah bahwa terdapat sebesar 59% variasi variabel DER yang mampu dijelaskan
oleh variabel independen (ROA, current
ratio, SGROWTH, size, dan kepemilikan saham institusi).
Sisanya 41% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model
regresi.
2. Pengaruh simultan menghasilkan nilai
signifikansi sebesar 0.000 yang lebih kecil dari alpa 5%. Oleh karena itu
secara bersama-sama (simultan) variabel indepeden (ROA, CR, Sgrowth, Size dan
Inst) berpengaruh terhadap variabel dependen struktur modal (DER).
3. Hipotesis pertama (H1) diterima
artinya variabel ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap DER. Peningkatan
ROA akan mengurangi nilai DER. Perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi
cenderung akan menggunakan dana internal terlebih dahulu dibanding menggunakan
sumber dana eksternal (hutang).
4. Hipotesis ke dua (H2) diterima
artinya variabel CR berpengaruh negatif signifikan terhadap DER. Perusahaan yang mempunyai current ratio
tinggi, akan mempunyai kemampuan membayar hutang jangka pendek, sehingga jumlah
hutang akan berkurang, yang akhirnya DER akan lebih kecil.
5. Hipotesis ke tiga (H3) diterima
artinya variabel pertumbuhan penjualan (Sgrowth) berpengaruh positif signifikan
terhadap DER. Tingginya sgrowth yang diproxy dari pertumbuhan penjualan
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki penjualan yang tinggi, dalam kondisi
demikian perusahaan akan dipercaya untuk mendapatkan dana pinjaman (hutang)
karena perusahaan mempunyai prosek bagus. Tingkat penjualan penjualan yang
tinggi dan stabil menguntungkan perusahaan dalam menggunakan hutang yang lebih
besar.
6. Hipotesis ke empat (H4) ditolak
karena ukuran perusahaan (Size) pada
perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar pada BEI berpengaruh negatif
signifikan terhadap struktur modal (DER).
7. Hipotesis ke lima (H5) ditolak
karena nilai signifikan sebesar 0.342 yang lebih besar dari 0.05 sehingga
hasilnya tidak signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, Houston. 2004. Dasar-dasar
Manajemen Keuangan. Buku 2 Edisi 10. Salemba Empat. Jakarta.
Ghozali,
Imam. 2001. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS. Edisi II. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Hanafi, Mamduh.
2004. Manajemen Keuangan.
Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM.
Horne;
Warchowicz. 1997. Prinsip-prinsip
Manajemen Keuangan. Edisi ke
sembilan. Salemba Empat. Jakarta.
Husnan, Pudjiastuti. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi
lima. AMP YKPN. Yogyakarta.
Husnan, Suad. 2000. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang. Edisi
4, BPFE. Yogyakarta.
Lind,
Marchal, Mason. 2003. Statistical
Techniques in Business & Economics. The McGraw-Hill. Singapore.
Mutamimah. 2003. “Analsis Struktur Modal pada Perusahaan-perusahaan Non Finansial yang Go
Public di Pasar Modal Indonesia”. Jurnal Bisnis Strategi, Vol 11/Juli/Th VIII
Setyawan; Sutapa. 2006. “Analisis Faktor Penentu Struktur Modal
(Studi Empiris pada Emiten Syariah di Bursa Efek Jakarta tahun 2001-2004)”.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Volume 5, No. 2.
Sojoko,
Soebiantoro, 2007, ”Pengaruh struktur
Kepemilikan, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai
Perusahaan”, Jurnal Manajemen Dan
Kewirausahaan, Vol. 9, No.
I:41:48.
Titman,
Sheridan and Roberto Wessels (1998). “The
Determinants of Capital Structure Choice”. Journal of finance, Vol. XLIII,
No. 1-19.
Wijaya, Hadianto. 2008. ”Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran,
Likuiditas, dan profitabilitas terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Ritel di
BEI: Sebuah pengujian Hipotesis Pecking Order”. Jurnal Ilmiah Akuntansi, 7
(1): 71-82.