Laman

ANALISIS PENGARUH DERAJAT RESPONSIF KARYAWAN TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING


ANALISIS PENGARUH DERAJAT RESPONSIF KARYAWAN TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING
AN ANALYSIS OF INFLUENCE OF EMPLOYEES TERSPONSE DEGREE TOWARD COMPETITIVE ADVANTAGE
Saptianing
Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Semarang


ABSTRACT

A responsive degree as the accurate choice strategy to achieve competitive advantage is essential. The main goal of this research is to measure how to reach competitive advantage throught employee responsive degree, and this research belongs to causal research design developed into a research model to test 3 (three) research hypotheses. 100 ( one hundred) respondents are the sampel of this research. Due to the measurement complexity, multivariat technique using SEM ( Structural Equation Modeling) with Amos of 16.0 version is pproposed. Two test in Structural Equation Model i.e a test on model adjustability and one on causality significance through regression coefficient test are done. Based on the observation on full model graph, it is shown that the model is considered fit, indicated by the scores derived from calculation to meet the apropriate criteria of full model.The result shows that the whole model meets the criteria of model fit. Therefore, the three hypotheses, i,e, Hypothesis 1 ‘ the higher the employee competence is the higher the employes responsive degree is” Hypothesis 2: The higher the employee competence is, the higher  the degree of competitive advantage is.” Hypothesis 3: the higher the employee responsive degree is, the higher the degree of competitive advantage”, are accepted.


Key Word : Employee competence, Employee responsive degree, and competitive advantage.




Derajat responsif dalam keunggulan bersaing suatu perusahaan satu faktor penentunya adalah kompetensi, sehingga suatu aktivitas harus mempunyai keunggulan dibanding dengan pesaing.  Kompetensi sangat penting dalam lingkungan pasar global yang sangat kompetitif. Derajat responsif tersebut tidak lepas dari pengembangan kompetensi yang dihasilkan sehingga akan mempunyai derajat responsif. Derajat responsif yang dikembangkan oleh perusahaan dituntut untuk mempunyai kompetensi. Penekanan aspek kompetensi menjadi hal yang sangat penting. Karena dalam bidang usaha apapun, titik awal dari semua kegiatan bisnis akan bertumpu pada adanya core competence (Sivadas dan Prewitt, 2000; Thurau et.al.,2001).
Penelitian menggali dan menemukan beberapa kesenjangan (gaps) yang sekiranya dapat memperkuat permasalahan dan rujukan penelitian. Kesenjangan pada Studi Jayachandran et.al.,(2004) menunjukan temuan penting pada pengembangan pengukuran derajat responsif pada keunggulan bersaing. Pada penelitiannya memberikan catatan penting bahwa dewasa ini pasar khususnya pada pelanggan mulai terjadi perubahan yang signifikan akan tuntutan keunggulan bersaing yang sesuai dengan harapan mereka. Sejauh ini keunggulan bersaing yang ditawarkan perusahaan belum memenuhi harapan dan bahkan nilai pelayanan yang ditawarkan masih jauh dari kebutuhan pelanggan. Ketidakadanya derajat responsif pada pengelolaan keunggulan bersaing yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan merupakan faktor penyebab utama. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Thurau (2004) bahwa derajat responsif pada pengelolaan keunggulan bersaing berbasis pada pengukuran kebutuhan dan harapan pelanggan merupakan sesuatu yang mutlak dan mendesak untuk diwujudkan pada setiap perusahaan. Meskipun telah banyak perusahaan yang menyadari derajat responsif pada pengelolaan keunggulan bersaing, namun masih banyak yang merasa gagal dalam membentuk derajat responsif pada pengelolaan keunggulan bersaing. Oleh sebab itu, derajat responsif menjadi topik penting untuk dirujuk pada penelitian  yang akan datang.

TELAAH PUSTAKA
Derajat Responsif Karyawan
Derajat responsif terhadap pelanggan bermakna mencapai nilai yang superior bagi perusahaan. Untuk menciptakan penghalang yang kuat dibutuhkan strategi keunggulan bersaing dengan kompetensi yang memadai. Derajat responsif terhadap pelanggan dapat diartikan sebagai pertanda bahwa pelanggan akan lebih loyal, menggunakan lebih banyak lagi program keunggulan bersaing. Oleh karena itu penerapan derajat responsif terhadap pelanggan merupakan salah satu kunci sukses faktor bagi banyak perusahaan. Keberhasilan meningkatkan penerapan derajat responsif terhadap pelanggan merupakan persoalan hidup mati bagi perusahaan. Penerapan derajat responsif juga berperan perusahaan terhadap penciptaan keunggulan bersaing dan menurunkan komplain (Wang et.al.,2004; Donovan et.al.,2004).

Merujuk pada implikasi manajerial dalam penelitian Dabholkar et.al.,(2000) di mana, secara tegas disarankan pada pihak manajemen yang bergerak pada industri jasa bahwa, andai saja pihak manajemen mau berupaya mencari kompetensi karyawan tentang apa yang menjadi harapan pelanggan mereka khususnya atas keunggulan bersaing, maka dapat dipastikan kinerja perusahaan secara jangka panjang akan meningkat secara signifikan. Hal tersebut disebabkan, dengan memenuhi derajat responsif apa yang menjadi harapan pelanggan akan membuat pelanggan menjadi puas, dan setelah puas pelanggan akan menjadi setia yaitu dengan terus-menerus mempergunakan jasa yang perusahaan tawarkan.  Hipotesis penelitian yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut;
Hipotesis 1: “Semakin tinggi kompetensi karyawan maka semakin tinggi derajat responsif karyawan“.
Kompetensi Karyawan
Kompetensi keberadaan dan perannya tidak diragukan lagi, bahkan sebuah kecenderungan menunjukan konstruk ini adalah salah satu kunci sukses perusahaan. Derajat responsif pada pelanggan, khususnya dalam keunggulan bersaing dapat ditingkatkan dan apabila didukung oleh pengetahuan yang cukup dan kemampuan yang menunjang , maka dipercaya mampu dan sangat efektif dipergunakan untuk memecahkan segala persoalan yang menyangkut derajat responsif pada pelanggan. Temuan ini berarti menunjukkan bahwa secara strategis perusahaan dapat memperoleh derajat responsif pada pelanggan yang diinginkan, profitabilitas, kepuasan pelanggan dan kemampuan beradaptasi dengan mengembangkan kompetensi karyawan perusahaan. Semakin tinggi kompetensi karyawan, maka semakin besar derajat responsif. Tujuan dari derajat responsif adalah menciptakan dan menjaga pelanggannya. Ini bermakna dalam mencapai kesuksesan, perusahaan harus mampu memastikan kebutuhan dan keinginan pelanggannya dan semua itu tergambar dalam kompetensi karyawan (Carmeli, dan Tishler 2004).

Hipotesis penelitian yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut;
Hipotesis 2: “Semakin tinggi kompetensi karyawan maka semakin tinggi derajat keunggulan bersaing “.
Keunggulan Bersaing Organisasi
Ferdinand (2003) telah melihat esensial strategi bersaing dapat digambarkan sebagai sebuah proses bagaimana perusahaan membangun dan mengembangkan berbagai sumber daya strategiknya memiliki potensi untuk menghasilkan keunggulan bersaing.  Keunggulan yang mana dapat bermakna ganda yaitu disatu sisi sebagai instrumen untuk menghasilkan kinerja dan pada sisi yang lain sebagai instrumen untuk menetralisis asset dan kompetensi bersaing yang dimiliki  pesaing.  Proses ini yang secara sadar dikembangkan dari waktu ke waktu pada hakekatnya akan menjadi dasar yang kuat bagi pencapaian dan pengembangan keunggulan bersaing.
Hipotesis penelitian yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut;
Hipotesis 3: “Semakin tinggi derajat responsif karyawan maka semakin tinggi derajat keunggulan bersaing “.


Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Model
Adapun kerangka dari pemikiran teoritis dan pengembangan model penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 1.
Kerangka Pikir Teoritis
















Sumber; Thurau (2004); Ferdinand, (2003); Jayachandran et.al., (2004) dikembangkan untuk penelitian ini


METODE PENELITIAN

Obyek penelitian ini adalah Politeknik Negeri Semarang. Data primer dalam penelitian ini adalah tanggapan responden mengenai kompetensi karyawan, derajat responsive karyawan dan keunggulan bersaing .Responden dalam penelitian ini adalah para mahasiswa Politeknik Negeri Semarang 
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 100 sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jenis Non-Probability Samples. Jenis Non-Probability Samples pada penelitian ini mempergunakan adalah metode purposive (purposive sampling) dan  Quota sampling.
Tehnik penelitian ini  mengunakan dua pendekatan :
1.      Confirmatory factor analysis, pada SEM yang mengunakan paket komputerisasi AMOS 4,01 dalam hal ini untuk mengkonfirmasi faktor-faktor yang paling dominan dalam satu kelompok variabel.
2.      Regression Weight pada SEM yang digunakan untuk meneliti seberapa besar hubungan antar  variabel.
ANALISIS DATA
 Analisis Structural Equation Modeling
            Pengujian model dalam Structural Equation Model dilakukan dengan dua pengujian, yaitu uji kesesuaian model dan uji signifikansi kausalitas melalui uji koefisien regresi. Hasil pengolahan data untuk analisis SEM terlihat pada Gambar 2, Tabel 1 dan Tabel 2.



 
GAMBAR 2 Analisis Kelayakan Model



























Sumber: data primer yang diolah, (2010)


Berdasarkan Gambar 2 berupa analisis full model, dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi sebesar 0,058 menunjukkan bahwa hipotesis nol (H0) yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara matriks kovarians sampel dengan matriks kovarians populasi yang diestimasi tidak dapat ditolak.  Hasil tersebut menunjukkan diterimanya hipotesis nol (H0)  atau model ini dapat diterima, yaitu terdapat tiga konstruk yang berbeda dengan indikator-indikatornya. Selain pengujian berdasarkan nilai probability perlu juga diperkuat dengan nilai – nilai yang lain, seperti pada Tabel 1 berikut ini.

TABEL 1 Hasil Uji Full Model
Kriteria
Cut of Value
Hasil
Evaluasi
Chi-Square
Probability
GFI
AGFI
TLI
CFI
CMIN/DF
RMSEA
c2 dengan df : 24 ; p : 5% = 36.41503
> 0,05
> 0,90
> 0,90
> 0,95
> 0,95
< 2,00
< 0,08
35,742
0,058
0,923
0,855
0,965
0,977
1,489
0,070
Baik
Baik
Baik
Marginal
Baik
Baik
Baik
Baik
Sumber: data primer yang diolah, 2010


Berdasarkan hasil pengamatan pada gambar pada grafik analisis full model dapat ditunjukkan bahwa model memenuhi kriteria fit, hal ini ditandai dengan nilai dari hasil perhitungan memenuhi kriteria layak full model. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model keseluruhan memenuhi kriteria model fit.


TABEL 2 Hasil Regression Weights Analisis Struktural Equation Modeling



Estimate
S.E.
C.R.
P
Label
Derajat Responsif_Kary
<---
Kompetensi_Kary
.648
.127
5.104
.000
par_7
Keunggulan_Bersaing
<---
Derajat Responsif_Kary
.392
.141
2.777
.005
par_8
Keunggulan_Bersaing
<---
Kompetensi_Kary
.559
.150
3.729
.000
par_9
X1
<---
Kompetensi_Kary
1.000




X2
<---
Kompetensi_Kary
.881
.117
7.524
.000
par_1
X3
<---
Kompetensi_Kary
.940
.121
7.768
.000
par_2
X4
<---
Derajat Responsif_Kary
1.000




X5
<---
Derajat Responsif_Kary
1.136
.117
9.747
.000
par_3
X6
<---
Derajat Responsif_Kary
1.092
.112
9.757
.000
par_4
X7
<---
Keunggulan_Bersaing
1.000




X8
<---
Keunggulan_Bersaing
.729
.088
8.265
.000
par_5
X9
<---
Keunggulan_Bersaing
.902
.116
7.769
.000
par_6

Sumber : data primer yang diolah, (2010)


Berdasarkan pada Gambar 2 dan Tabel 2 bahwa setiap indikator pembentuk variabel laten menunjukkan hasil yang memenuhi kriteria yaitu nilai CR di atas 1,96 dengan P lebih kecil dari pada 0,05 dan nilai lambda atau factor loading yang lebih besar dari 0,5.  Hasil tersebut dapat dikatakan bahwa  indikator-indikator pembentuk variabel laten tersebut secara signifikan merupakan indikator dari faktor-faktor laten yang dibentuk.  Jadi dapat disimpulkan model yang dipakai dalam penelitian ini dapat diterima.
 Pengujian Hipotesis Penelitian
            Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menganalisis nilai C.R (Critical Ratio) dan nilai P (Probability) pada hasil olah data Regression Weights, dibandingkan dengan batasan statistik yang disyaratkan, yaitu nilai CR (Critical Ratio) di atas 1,96 dan  nilai P (Probability) di bawah 0.05.  Apabila hasilnya menunjukkan nilai yang memenuhi syarat tersebut, maka hipotesis penelitian yang diajukan dapat diterima. Selanjutnya hasil uji dari tiap-tiap hipotesis di atas akan disajikan secara ringkas pada Tabel 3 tentang kesimpulan hipotesis di bawah ini.

TABEL 3 Hasil Uji Hipotesis

HIPOTESIS
Nilai CR dan P
HASIL UJI
Hipotesis 1
“Semakin tinggi kompetensi karyawan maka semakin tinggi derajat responsif karyawan“.
CR = 5.104
P    = 0,000
Diterima
Hipotesis 2
“Semakin tinggi kompetensi karyawan maka semakin tinggi derajat keunggulan bersaing “.
CR = 3.729
P    = 0.000
Diterima
Hipotesis 3
“ Semakin tinggi derajat responsif karyawan maka semakin tinggi derajat keunggulan bersaing “.
CR = 2.777
P    = 0,005
Diterima
Sumber: data primer yang diolah, (2010)
Keterangan: CR adalah Critical Ratio dan P adalah probability (lihat Tabel 2)


KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL
Kesimpulan atas Masalah Penelitian
Hasil dari temuan penelitian ini membuktikan dan memberi kesimpulan hasil analisis data yang tergambar pada grafik analisis full model (Gambar 2) dapat ditunjukkan bahwa derajat responsif karyawan yang didukung oleh kompetensi karyawan merupakan variabel yang mempengaruhi terwujudnya keunggulan bersaing.

Implikasi Manajerial
Penelitian ini memperoleh beberapa bukti analisis data berdasarkan atas temuan penelitian (Gambar 2 hasil pengujian SEM). Hasil dari temuan penelitian dapat direkomendasikan beberapa implikasi kebijakan sesuai dengan prioritas yang dapat diberikan sebagai masukan bagi pihak manajemen. Berikut ini diuraikan beberapa saran alternatif yang bersifat strategis :
-          Hal pertama yang paling penting untuk ditingkatkan adalah implikasi manajerial berhubungan dengan dampak strategis derajad responsif karyawan., maka yang harus menjadi perhatian, seperti Pengetahuan program kerja  perlu diadakan secara rutin dan integrasi pertemuan yang membahas dan menginformasikan setiap rencana, implementasi dan hasil serta evaluasi atas program kerja polines pada seluruh jajaran polines tidak hanya jajaran pimpinan saja.
-          Hal kedua yang paling penting untuk ditingkatkan adalah implikasi manajerial berhubungan dengan dampak strategis atas derajad responsif karyawan.  maka yang harus senantiasa ditingkatkan, yaitu : cepat mengidentifikasi kebutuhan pelanggan mengembangkan survey pelanggan (stakeholder) secara rutin untuk menampung saran dan kritikan membangun bagi kemajuan lembaga.


Daftar Referensi

Carmeli, Abraham., and, Asher Tishler (2004), " Resources, capabilities, and the performance of industrial firms: a multivariate analysis ", Managerial and Decision Economics, Vol. 25 p. 299-315
Dabholkar, Pratibha A., C. David Shepherd., and., Dayle I. Thorpe (2000), “ A comprehensive framewaork for service quality: an investigation of critical conceptual and measurement issues through a longitudinal study  “, Journal of Retailing, Vol.76, p.139-173
Ferdinand, Augusty, (2006), Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manjajemen, Aplikasi Model-Model Rumit Dalam Penelitian Untuk Tesis Magister & Disertasi Doktor, Badan Penerbit Universitas Diponegoro
-----------------, (2003), “Sustaianble Competitive Advantage : sebuah eksplorasi model konseptual”, Research Paper Series, Seri Penelitian Manajemen                           No. 02/Mark/2003
-----------------------, (2006), “Metode Penelitian Manajemen”, Edisi 2, Badan Penerbitan Universitas Diponegoro

Jayachandran, Satish., Kelly Hewett., and., Peter Kufman (2004), “ Customer response capability in sense and respond era: the role of customer knowledge process “, Journal of The Academy of Marketing Science, Vol. 32, p.219-233
Sivadas, Eugene., and., Jamie L. Baker-Prewitt., (2000),”an examination of the relationship between service quality, customer satisfaction, and store loyality”, International Journal of Retail & Distribution Management, Vol.28,p.73-82
Thurau, Thorsten Henni (2004), “Customer orientation of service employees”, International Journal of Service Industry Management, Vol. 15 (5), p.460-478
--------------------------------., Kevin P. Gwinner., Dwayne D. Gremier (2002), “Understanding relationship marketing out come; an integration of benefits and relationship quality  “,Journal of Service Research, Vol.4, No. 3 p. 230-247
--------------------------., Markus F. Langer (2001), ” Modeling and Managing student loyalty: an approach based on the concept of relationship quality ”, Journal of Service Research, Vol.3, p.331-344
Wang, Yonggui., Hing Po lo, Renyong Chi., and Yongheng Yang (2004), “ An integrated frame work for customer value and customer-relationship-management performance: a customer-based perspective from China “, Managing Service Quality, Vol.14,p.169-182