ANALISIS HUBUNGAN BRAND IMAGE PRODUK “KAWASAKI
KAZE ZX 130” DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA PT SINARGEMALA SAKTI
SEMARANG
CORRELATION ANALYSIS ON PRODUCT BRAND IMAGE
“KAWASAKI KAZE ZX 130” WITH CONSUMER’S DECISION FOR PURCHASE AT PT SINARGEMALA
SAKTI SEMARANG
Anik Sunarti dan Suwardi
Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Semarang
ABSTRACT
The research was conducted at PT Sinargemala Sakti
Semarang. The purposes of the research are to analyze the correlation
between brand image of the product
Kawasaki KAZE ZX 130 with consumer’s purchasing decision and to find out the
contingency correlation between brand image of the product Kawasaki KAZE ZX 130
with consumer’s purchasing decision.
The
research was carried out by distributing questionnaires to 40 buyers of the
product chosen by using purposive sampling technique. The two variables used were brand association
and favorability, strength, uniqueness of brand association. Data collected were analyzed using chi-square
and contingency coefficient.
The
analysis showed that the variable brand association had a value of 13,542 and C value of 0,523 and the difference
between C and Cmax was 0,391.
The variable favorability, strength and uniqueness of brand association
had a value of
13,152 and C value of o,497 and the difference between C and Cmax was
0,397. It can be concluded that both
variables of brand image have a enough strong correlation with consumer
purchasing decision and that the variable brand association has the stronger
correlation with purchasing decision.
Keywords : Brand
Image, Brand association, favorability, strength and uniqueness, Consumer Purchasing Decision
PENDAHULUAN
Kebutuhan yang tinggi akan produk
sepeda motor menimbulkan persaingan antar industri sepeda motor, sehingga
persaingan dalam industri semakin ketat.
Melihat kondisi pasar yang seperti itu, strategi untuk memenangkan
persaingan adalah dengan menyediakan produk-produk yang memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen yang terus berubah.
PT. Sinargemala Sakti merupakan
salah satu main dealer PT. Kawasaki
Motor Indonesia yang daerah pemasarannya adalah Kota Semarang. Mereka menjual sepeda motor dari jenis motor
bebek sampai motor sport dari
Kawasaki. Untuk pembahasan pada
Penelitian ini adalah motor bebek khususnya Kawasaki “KAZE ZX 130”.
"Bebek Inovatif ZX 130”
merupakan motor turunan Ninja versi bebek yang dilengkapi berbagai fitur
canggih yang jarang dimiliki motor bebek lain dan memberikan banyak kemudahan
bagi pengendara, diantaranya bagasi super luas 16.3 liter, pengisian bensin
pada bagian depan sehingga tidak perlu turun dan tetap aman karena tangki
bensin tidak berada di depan namun di bawah stang. Meskipun memiliki fitur yang
inovatif tetapi penjualan KAZE ZX 130 dari 5 tahun terakhir mengalami penurunan
yang sangat drastis.
Dalam usahanya untuk memenangkan
persaingan dan meningkatkan penjualan, perusahaan harus mempunyai strategi pemasaran
untuk produknya. Diantara sekian banyak
strategi pemasaran adalah dengan memperkuat brand
image atau citra merek.
Citra merek (brand image) merupakan persepsi merek yang dihubungkan dengan
asosiasi merek yang melekat dalam ingatan konsumen (Freddy Rangkuti,
2002:90). Menurut Erna Ferrinadewi (2008:166), Brand Image terdiri dari dua komponen, yaitu brand association (asosiasi merek) dan favorability, strength & uniqueness of brand association. Berdasarkan uraian diatas, maka sangat menarik untuk
diadakannya penelitian mengenai seberapa besar hubungan citra merek (brand image) dengan keputusan pembelian
konsumen.
TELAAH PUSTAKA
1. Brand
Image
Keterkaitan konsumen pada suatu
merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman untuk mengkomunikasikannya
sehingga akan tercipta citra merek (brand
image). Citra merek (Brand Image) yang baik akan mendorong
untuk meningkatkan volume penjualan.
Pengertian brand Image adalah persepsi tentang merek yang merupakan refleksi
memori konsumen akan asosiasinya pada merek tersebut (Erna Ferrinadewi,
2008:165).
Citra merek (brand
image) merupakan persepsi merek yang dihubungkan dengan asosiasi merek yang
melekat dalam ingatan konsumen (Freddy Rangkuti, 2002:90).
Citra yang dibentuk harus jelas
dan memiliki keunggulan bila dibandingkan degan pesaingnya. Saat perbedaan dan
keunggulan merek dihadapkan dengan merek lain, muncullah posisi merek. Pada dasarnya sama dengan proses persepsi,
karena citra terbentuk dari persepsi yang telah terbentuk lama. Setelah melalui tahap yang terjadi dalam
proses persepsi, kemudian dilanjutkan pada tahap keterlibatan konsumen. Level keterlibatan ini selain mempengaruhi
persepsi juga mempengaruhi fungsi memori.
Brand image terdiri dari dua komponen, yaitu:
a. Brand Association
Brand Association (asosiasi merek) adalah segala hal yang berkaitan
dengan ingatan mengenai merek (Aaker dalam Rangkuti, 2002: 43). Menurut Erna Ferrinadewi (2008: 165) asosiasi
merek diklasisfikasikan dalam tiga tingkatan kategori, yaitu:
1) Atributtes (Atribut Produk)
Merupakan suatu bentuk deskriptif
yang memberikan karakteristik pada produk dan layanan. Berdasarkan hubungannya dengan produk,
atribut dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu non product relate (atribut
yang tidak berkaitan dengan produk) dan product
relate (atribut yang berkaitan dengan produk)
2) Benefit (Manfaat produk)
Merupakan suatu penilaian pribadi
konsumen terhadap atribut produk atau layanan.
Manfaat ini dibedakan manjadi
tiga, yaitu:
a)
manfaat fungsional merupakan keuntungan intrinsik dari
pemakaian produk dan jasa, biasanya berkaian dengan atribut akan produk yang
dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
b)
manfaat symbolic, yaitu berhubungan dengan atribut yang
tidak berkaitan dengan produk serta berhubugan dengan kebutuhan mendasar untuk
bermasyarakat
c)
manfaat pengalaman, yaitu berhubungan dengan apa yang
dirasakan pada saat menggunakan produk atau jasa.
3) Overall
Evalution (Evaluasi Keseluruhan dari
produk)
Berkaitan dengan evaluasi yang
dilakukan secara menyeluruh terhadap suatu merek. Ini penting, karena sikap konsumen terhadap
merek mendasari konsumen dalam pemilihan merek untuk keputusan pembelian yang
akan diambil.
b. Favorability, uniqueness & strength of brand
association
Menurut Erna Ferrinadewi
(2008:166), sikap positif dan keunikan merek terdiri dari tiga hal dalam benak
konsumen, yaitu:
1)
Adanya keinginan
2) Adanya keyakinan bahwa
merek tertentu dapat memenuhi keingginannya
3) Keyakinan perbedaan yang
signifikan dibandingkan merek lainnya
Sedangkan Kekuatan
asosiasi merek ditentukan dari pengalaman langsung konsumen dengan merek,
pesan-pesan yang sifatnya non komersial maupun yang sifatnya komersial. Pada awalnya, asosiasi merek dibentuk daru
kombinasi antara kuantitas perhatian konsumen pada merek dan ketika konsumen
menemukan relevansi juga konsisten antara konsep diri dengan merek.
Membangun Brand Image
Menurut Ali Hasan (2009:156),
calon pelanggan atau pelanggan akan mudah mengenali suatu produk ketika produk
itu muncul dalam suatu citra merek (brand
image), dimana citra merek dapat dibangun melalui citra produk (product image) dan citra nilai (value image).
a.
Product Image
Merupakan karakteristik produk
yang jelas, termasuk yang belum pernah dipakai sebelumnya.
b.
Value Image
Merupakan ikatan perasaan
pelanggan yang muncul dari pengalaman pelanggan terhadap penggunaan suatu
merek. Nilai psikologis yang paling
relevan bagi target pasar dan spesifikasi kategori produk.
2.
Keputusan Pembelian
Proses keputusan
pembelian menurut Kotler dan Amstrong (2008: 22), merupakan suatu rangkaian
kegiatan yang saling terkait, tertuju kepada pemilihan dari berbagai
alternatif.
Menurut Fandy Tjiptono
(2008: 20), dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih dari
dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya. Umumnya ada lima macam peran yang dapat
dilakukan seseorang. Kelima peran
tersebut antara lain ( Kotler et al dalam fandy Tjiptono (2008, 20):
- Initiator adalah orang yang
pertama kali menyadari adanya kebutuhan yang belum terpenuhi dan
berinisiatif mengusulkan untuk membeli produk tertentu.
- Influencer adalah orang yang
sering berperan sebagai pemberi pengaruh yang kerena pandangan, nasihat
atau pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.
- Decider adalah orang yang
berperan sebagai pengambil keputusan dalam menentukan apakah produk jadi
dibeli, produk yang akan dibeli, bagimana cara membeli dan dimana produk
itu dibeli.
- Buyer adalah orang yang
melakukan pembelian aktual.
- User adalah orang yang
mengkonsumsi atau menggunakan produk yang dibeli.
METODE PENELITIAN
Populasi
Populasi adalah sekumpulan satuan analisis yang
didalamnya terkandung informasi yang ingin diketahui” (Bilson Simamora, 2004:
193). Populasi yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah seluruh konsumen PT. Sinargemala Sakti Semarang. Mengingat terbatasnya waktu dalam penelitian
maka dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh konsumen produk
Kawasaki “KAZE ZX 130”, yang membeli pada tahun 2009, yang berjumlah sebanyak
68 orang.
Sampling
Tujuan pengambilan sampel adalah untuk memudahkan
dalam menganalisis data karena popolasi yang cukup banyak. Dalam penelitian ini, rumus pengambilan
sampel yang digunakan adalah rumus Solvin :
Dimana : n = jumlah sampel
N = ukuran populasi
e =
persen kelongagaran ketidaktelitian karena
kesalahan pengambilan keputusan yang masih dapat di torerir atau
diinginkan 10%
n= 40 orang
Karena jumlah konsumen KAZE ZX
130 yang ada pada tahun 2009 sebanyak 68 konsumen, maka sampel yang digunakan
dalam penelitian ini sebanyak 40 konsumen PT. Sinargemala Sakti Semarang.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan :
a.
Observasi
Dalam hal ini penulis
mengadakan observasi atau pengamatan secara langsung pada PT. Sinargemala Sakti
Semarang.
b.
Wawancara
Dalam metode ini peneliti
melakukan wawancara atau tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang ada
kaitannya dengan masalah yang diteliti melalui daftar pertanyaan yang telah
dipersiapkan sebelunya.
c.
Angket (Kuesioner)
Angket/kuesioner adalah
cara pengumpulan data berbetuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah
daftar pertanyan. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 40 responden
yang menjadi konsumen Kawasaki “KAZE ZX 130”
Variabel Penelitian
Dalam penelitiaan ini terdapat
beberapa variabel penelitian, antara lain sebagai berikut:
a.
Variabel X adalah citra merek (brand
image)
Brand Image adalah sekumpulan asosiasi merek (brand association) yang terbentuk dan
melekat dibenak konsumen, dan komponen dari brand
image adalah:
1)
Brand Association (x1)
Brand Association (asosiasi merek) adalah segala
hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek (Aaker dalam Rangkuti, 2002:
43).
Indikator dari brand
association adalah
a) Atribut dari produk meliputi : desain, warna, fitur
dan harga Kawasaki KAZE ZX 130
b)
Manfaat produk meliputi : manfaat simbolik, manfaat
fungsional dan manfaat experiental
c)
Evaluasi keseluruhan dari suatu produk meliputi : suku
cadang, ketersediaan bengkel resmi, perasaan nyaman dan aman
2)
Favorability, Strengh & Uniqueness of Brand
Association (x2)
Sikap positif dan keunikan merek terdiri dari tiga hal
dalam benak konsumen, yaitu adanya keinginan dan keyakinan bahwa merek tersebut
dapat memenuhi keinginanya serta keyakinan perbedaan yang sifnifikan
dibandingkan merek lainnya.
Indikator pengukurannya meliputi :
Logo mudah diingat, Harga purna jual tinggi, Mesin
dapat bekerja penuh pada kecepatan tinggi, ramah lingkungan, irit, tidak
gampang oleng saat kecepatan tinggi, Pengisian bakar mudah karena tangki berada
di depan, Keamanan tangki bahan bakar terjamin dan Sistem pengamanan kunci
terjamin.
b. Variabel Y dari penelitian ini adalah keputusan pembelian
Tabel
1
Operasional
Variabel Keputusan Pembelian (Y)
|
||
Variabel Konsep
|
Sub-Variabel
|
Indikator
|
Proses keputusan
pembelian merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling terkait, tertuju
kepada pemilihan dari berbagai alternatif.
|
Pengenalan masalah
|
Pengidentifikasian suatu
kebutuhan
|
Pencarian informasi
|
Mencari keunggulan produk
|
|
Evaluasi Alternatif
|
Membandingkan dengan produk
lain
|
|
Keputusan Pembelian
|
pembelian produk
|
|
Perilaku Pasca Pembelian
|
Kepuasan konsumen
|
Sumber: Ali
Hasan (2009: 139)
Teknik Analisis
Data kuesioner yang telah
dikumpulkan, kemudian di analisa dengan metode statistik. Menurut J. Supranto (Istijanto, 2009:93)
analisis merupakan tindakan mengolah data hingga menjadi informasi yang
bermanfaat dalam menjawab masalah riset.
Pemilihan metode analisis ini harus sesuai dengan jenis riset yang
dijalankan. Metode analisis yang
digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah Analisis Validitas, Reabilitas, Chi-Square, Uji Koefisien
Kontigensi. Metode ini digunakan untuk
mengetahui apakah ada atau tidak adanya hubungan antara variabel yang digunakan
dengan keputusan pembelian.
Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat kevalidan kuesioner atau kesahihan suatu
instrumen. Instrumen dianggap valid
apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur.
Dengan kata lain, mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang
diteliti. (Simamora, 2004: 172). Dalam penelitaian ini uji validitas dilakukan
menggunakan responden terbatas yaitu berjumlah 30 orang. Jawaban dari responden kemudian ditabulasikan
kedalam excel dan dianalisi dengan
alat bantu SPSS 17.0 yaitu dengan menggunakan korelasi pearson product moment dengan taraf signifikan 5% dan N=30. Suatu pertanyaan dapat dikatakan valid
apabila rhitung > rtabel.
Uji Reabilitas
Reliabilitas merupakan
ukuran konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama pada kesempatan yang
berbeda, ide pokoknya adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dipercaya
(Freddy Rangkuti, 2002:79).
Di dalam pengujian
reliabilitas instrument digunakan pengujian satu skor pada taraf signifikan
5%. Untuk pengujuan reliabilitas agar
kuesioner dapat dinyatakan reliable adalah jika nilai alpha ³ nilai cronbach alpha (0,60).
Uji Chi-Square
Chi square adalah suatu pengujian apakah ada perbedaan yang
signifikan antara frekuensi observasi (f0)
dengan frekuensi harapan (fh). Kegunaan dari uji ini adalah untuk mengetahui
apakah ada hubungan antara variabel x
(brand image) dan variabel y (keputusan pembelian).
Rumus Chi-Kuadrat : (Simamora, 2004: 295)
Adapun langkah-langkah
pengujian:
a.
Mencari frekuensi yang diharapkan (Eij)
Frekuensi
yang diharapkan pada baris ke-i dan kolom ke-j kita lambangkan dengan E, dicari
dengan rumus: (Simamora, 2004: 313)
b.
Menghitung nilai
Setelah Eij diperoleh,
maka selanjutnya kita dapat menghitung nilai dengan rumus sebagai
berikut: (Simamora, 2004:313)
Keterangan:
Oij =
Frekuensi Observasi pada baris ke- i kolom ke- j
Eij =
Frekuensi harapan pada baris ke-i kolom ke-j
c.
Kriteria Pengujian
Hasil dari nilai hitung diatas kemudian
dibandingkan dengan nilai tabel untuk derajad
kebebasan tertentu
Rumus: (Simamora, 2004: 315)
Keterangan:
d.b =
degree of freedom atau derajat kebebasan (d.b)
baris =
jumlah baris
kolom =
jumlah kolom
Ho
ditolak atau diterima berdasarkan kriteria:
Bila
nilai 2 hitung ³ tabel maka
Ho di tolak, Ha di terima
Bila
nilai hitung £ tabel maka
Ho di terima, Ha di tolak
d.
Menentukan Tarif Signifikasi
Dengan menggunakan taraf
signifikan 0,05, nilai tabel dapat
diketahui. Dari langkah-langkah diatas
kita dapat mengetahui apakah Ho diterima atau ditolak dengan membandingkan
antara tabel dengan hitung. Ketentuan di tolak atau di terimanya Ho
sebagai berikut:
Bila nilai hitung ³ tabel maka Ho di tolak, Ha di terima
Bila nilai hitung £ tabel maka
Ho di terima, Ha di tolak
Uji Koefisien Kontigensi (KK)
Koefisien kontigensi
adalah perhitungan untuk menilai ukuran keeratan hubungan kedua variabel yang
telah disusun dalam tabel kontigensi. Untuk dapat menjawab pertanyaan itu,
pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan koefisien yang berkisar 0 – 1, 0
(nol) berarti tidak ada hubungan, dan jika mendekati 1 (satu) berarti hubungan
kedua variabel semakin kuat.
Rumus Koefisin
Kontigensi: (Simamora, 2004: 316)
Dimana: m adalah nilai
baris dan kolom yang terkecil.
Berdasarkan hasil tersebut, disimpulkan bahwa semakin dekat Cmax,
maka semakin kuat hubungan kedua variabel tersebut.
PEMBAHASAN
Uji
Validitas
Uji validitas dalam penelitian
ini dilakukan menggunakan responden terbatas yaitu berjumlah 30 orang. Jawaban dari responden (lihat lampiran 3)
kemudian ditabulasikan kedalam exel
dan dianalisi dengan alat bantu SPSS 17.0 yaitu dengan menggunakan korelasi pearson product moment dengan taraf
signifikan 5% dan N=30. Nilai rtabel
adalah 0.361