PROGRAM KEGIATAN KETRAMPILAN MENJAHIT
TINGKAT DASAR
BAGI IBU RUMAH TANGGA DAN PEMUDI PUTUS SEKOLAH
DI KELURAHAN PEDALANGAN, KECAMATAN
BANYUMANIK,
SEMARANG
Agus Suratno
Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Semarang
Jl.
Prof.H.Sudarto, SH, Tembalang, Kotak Pos 6199/SMS Semarang 50061
ABSTRACT
The purpose of the program is to train the women or house wifes of
Kelurahan Pedalangan to Basic Sewing training
course using ‘off-cut clothes’. It is done for 3 days with 20 trainees of 60 applicants. Actually It is regreted
that some are refused to join the activities due to the lack of seats.
According to the result of the
training, the motivation of the trainee is getting up or increasing after finishing the session. As they are actually easy to learn the new
skill of the basic sewing course., some of them have been studying before
privately. It is a good news that they
are quick learner, only in the short time, the can practice what they got
quickly. They can make a small trouser or short.
It was looking forward that the
program have the continous or sustanbility activities in order to be a place to
them in having a new skill of the life. It is concluded the program can fullfil
the target as a lot of advantages that
they can get.
Keyword: women, skills, training, sewing, adult
learner
PENDAHULUAN
Wilayah Kelurahan Pedalangan Kec.
Banyumanik Kodia Semarang terdiri dari
16 RT dan 4 RW, sebelah utara berbatasan dengan Kel. Tembalang dan Kel. Sumur Bata, sebelah Timur berbatasan
dengan desa Kramas , sebelah Selatan berbatasan dengan Kel. Gedawang dan Kel. Padangsari Kec. Banyumanik Kodia Semarang. Luas Kel.
Pedalangan 226.559 ha, yang terdiri dari
irigasi setengah teknis 30 ha, tadah hujan/sawah rendengan seluas 23.350 ha,
pekarangan 55.915 ha, tegalan atau kebun 103.559 ha, lapangan olah raga 1.16 ha
dan lain-lain sejumlah 1.25 ha. Jumlah ibu rumah tangga pada akhir Mei 1999
sejumlah 589 orang dengan tingkat pendidikan SD dan tamat SD sebanyak 482
(18,83%) tamat SLTP dan SLTA sebanyak 18 ibu.
Rata-rata kesejahteraan keluarga masih ada yang dalam
kategori keluarga pra sejahtera. Kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat
yang masih memprihatinkan tersebut dikarenakan kurangnya sarana, prasarana,
teknologi dan informasi.
Kondisi tersebut membuat Kel. Pedalangan menjadi daerah
target kegiatan dalam rangka memberdayakan wanita, hal ini dikarenakan juga
adanya jumlah penggangguran putus sekolah lebih banyak dari pada yang bekerja.
Pada beberapa tahun yang lalu ada beberapa LSM maupun Lembaga Pemerintah
Kodia Semarang telah mengadakan
pendidikan dan pelatihan ketrampilan untuk memberdayakan penganggur wanita yang
bertumpu pada sumberdaya dan potensi usaha di Kel. Pedalangan. Kegiatan ini merupakan realisasi program pemerintah
Indonesia di dalam menangani penganggur wanita yang bertujuan membantu
peningkatan taraf kesejahteraan hidup
keluarga. Oleh karena itu untuk mengantisipasi keadaan demikian sudah saatnya
diciptakan pemberdayaan Penggangguran Putus Sekolah melalui usaha terpadu, dengan demikian
penduduk Pengangguran Putus Sekolah
yang jumlahnya mencapai 55% dari penduduk keseluruhan kota tersebut tidak
menjadi beban pembangunan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup diri dan
keluarganya.
Politeknik Negeri Semarang sebagai salah satu Perguruan
Tinggi Negeri yang letaknya sangat dekat dengan Kel. Pedalangan sudah
semestinya memberikan sumbangan pemikiran dalam pemberdayaan wanita dan sumber
alam Kel. Pedalangan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Terutama merasa terpanggil untuk ikut serta menanggulangi penggangguran,
(Penggangguran Putus Sekolah), baik itu penggangguran murni ataupun korban PHK
yang ingin bekerja.
Perumusan Masalah
Terpuruknya perekonomian Indonesia menimbulkan dampak yang
luar biasa. Dampak langsung dari krisis ekonomi yang melanda
Indonesia ini adalah tidak berkembangnya sektor ri’il, bahkan banyak
sekali sektor ri’il yang harus menutup usaha (bangkrut). Jika ada perusahaan yang dapat bertahan biasanya dengan kebijaksanaan efisiensi
besar-besaran, akibatnya terjadilah pengurangan Tenaga Kerja atau Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK). Ekses ini semakin
membuat beban masalah yang harus ditanggulangi semakin berat. Dengan
banyaknya pengagguran memunculkan
masalah-masalah baru di masyarakat. Untuk menanggulangi keadaan ini
diadakan suatu pemberian bekal ketrampilan
menjahit bagi Para Penggangguran Putus
Sekolah. Kentrampilan menjahit
ini dilakukan dengan bahan baku kain
kiloan-afkir dengan dibuat sandang murah. Sebutlah dengan pakaian
jadi murah dan terjangkau. Disamping ketrampilan penjahitan ,akan dilakukan pemberian pengetahuan tentang manajemen sederhana dalam mengelola dan
memasarkan produk tersebut.
Tujuan Kegiatan
Tujuan dari
kegiatan ini adalah:
1. Memberi
ketrampilan menjahit tingkat dasar dengan bahan kain kiloan.
2. Meningkatkan
ketrampilan dan pengetahuan bagi penggangguran Ibu-ibu Rumah Tangga dan wanita
putus sekolah dengan mengolah suatu produk murah dan bermanfaat
3. Menumbuhkan
jiwa wira usaha sebagai Penjahit dg kain Perca
Manfa’at
Kegiatan
Manfaat dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan
aspek-aspek penting dalam
kentrampilan usaha jahitan dan meningkatkan pendapatan bagi para
Penggangguran Ibu-ibu Rumah Tangga dan keluarganya, sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidupnya.
Tinjauan Pustaka
Penggangguran
bisa terjadi disebabkan oleh adanya perubahan teknologi produksi yang
menyangkut proses pekerjaan, jenis-jenis
bahan yang digunakan, ataupun tingkat produktifitas kerja.
Menurut
Yudo Swasono, 1995 dalam sebuah bukunya menyatakan’untuk mengurangi
penggangguran teknologi ini tidak
ada jalan lain selain melaksanakan pembangunan untuk
memperluas lapangan kerja dan
memperbesar penggunaan tenaga kerja penuh, produktifitas dan memberi
latihan ketrampilan kepada tenaga kerja yang terlibat dalam proses
produksi, sehingga datangnya
teknologi baru tidak menyebabkan perubahan drastisdari penggunaan tenaga kerja’
Sedangkan
perubahan teknologi produksi juga dapat
menyebabkan terjadinya kekurangan tenaga kerja, yang perlu diperhatikan pula
bahwa perubahan teknologi juga dapat mengakibatkan terjadinya pengangguran
untuk tenaga kerja, dengan jenis
ketrampilan lama.
Padahal
seperti yang disebutkan di atas, pengangguran putus sekolah dewasa ini salah
satunya disebabkan oleh adanya krisis
ekonomi di Indonesia. Upaya penanggulangan
krisis ini Pemerintah telah mengeluarkan
strategi yang sifatnya crash program, yang berbunyi salah satunya antara lain: ‘Penanggulangan
penggangguran pekerja trampil eks PHK melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan
yang dikoordinir oleh Depnakertrans untuk selanjutnya ditempatkan
dilembaga-lembaga ekonomi produktif’.(Made Sudiarsa, 1999).
Setelah
medapatkan pelatihan diharapkan mereka dapat
mandiri atau mengembangkan usaha dari ketrampilan yang telah dimiliki itu. Dalam usaha mandiri
ini mereka dapat menggunakan ketrampilan baru itu guna mencari penghidupan atau
meningkatkan taraf hidupnya. Kegiatan itu sering disebut dengan wira usaha atau
usaha mandiri.
Menurut
Geoffrey G Meredith Et. Al. (1996) dalam bukunya Kewirausahaan menyatakan;’Usaha
Mandiri/Wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan
memiliki kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya yang
membutuhkan guna mengambil keuntungan
daripadanya dan mengambil tindakan yang
tepat guna memastikan sukses’.
Sedangkan
menurut Raymond WY.Kao (1995) menyebutkan bahwa usaha Mandiri/Wirausaha itu
adalah suatu proses, yakni proses penciptaan sesuatu yang baru. (Kreasi baru) dan membuat
sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada(inovasi), tujuannya adalah tercapainya
kesajahteraan individu dan nilai tambah
bagi masyarakat.
Dari pengertian di atas, dalam kegiatan ini, diusahakan pengembangan usaha mandiri dapat diterapkan
oleh para peserta latihan ini dengan
baik.
Materi dan Metode Pelaksanaan Kegiatan
Kerangka Pemecahan Masalah
Mencermati
identifikasi masalah maka perlu adanya
pemberian tambahan bekal pengetahuan mengenai aspek-aspek penting dalam
membuka lapangan kerja dengan memberi ketrampilan membuat Kerajinan dengan Kain
Perca bagi Ibu-ibu Rumah Tangga melalui pelatihan
menjahit tingkat dasar. Oleh karena itu materi yang akan diberikan untuk
mengatasi masalah tersebut adalah
melalui pelatihan ketrampilan menjahit tingkat dasar untuk membuat
Kerajinan dari Kain Perca dengan
bahan kain kiloan afkiran dan pemberian pengetahuan tentang aspek-aspek
penting dalam pemasaran dan peningkatan kualitas produk
.
Realisasi Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan permasalahan yang ada, maka dibuat rencana
kegiatan dan jadwal kegiatan sebagaimana Tabel 1. Dari Tabel 1, dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1.
Observasi dilakukkan sebelum kegiatan dilaksanakan
(pada minggu pertama) untuk mengetahui kondisi dari obyek kegiatan. Dari observasi
diperoleh bahan untuk proposal.
2.
Pembuatan proposal disusun berdasarkan data observasi. Pembuaatan
proposal disusun pada minggu ke dua.
3.
Pengurusan perijinan dan dimaksudkan untuk mengurus administratif dari
Lurah Kel. Pedalangan Kec. Banyumanik serta Direktur Politeknik Negeri Semarang
serta pihak-pihak yang terkait.
Koordinasi tim direncanakan diadakan dua kali rapat dan pengurusan perijinan ini direncanakan
pada minggu ke tiga dan keempat bulan pertama.
4.
Persiapan materi direncanakan selama tiga minggu pada bulan kedua.
5.
Pelaksanaan kegiatan berbarengan dengan evaluasi
direncanakan pada minggu ke empat bulan kedua dan minggu pertama dan kedua pada
bulan ketiga. Evaluasi juga diteruskan pada minggu ke dua bulan ketiga.
6.
Penyusunan laporan hasil kegiatan kepada masyarakat
direncanakan dilaksanakan pada minggu ke tiga dan keempat pada bulan ketiga
Tabel 1.
Jadwal Kegiatan
No
|
Kegiatan
|
Bulan I
|
Bulan II
|
Bulan III
|
|||||||||
MI
|
II
|
III
|
IV
|
MI
|
II
|
II
|
IV
|
MI
|
II
|
III
|
IV
|
||
1.
|
Observasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Penyusunan Proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Pengurusan Perijinan dan koordinasi tim
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
Persiapan dan Penyusunan Materi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
Pelaksanaan kegiatan & evaluasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6.
|
Penyusunan Laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran dalam program ini adalah 20 warga kel.
Pedalangan Kec. Banyumanik Kodia Semarang, yang antara lain terdiri dari:
1. Penggangguran dari keluarga pra sejahtera dan rumah
tangga miskin yang
belum mempunyai
penghasilan tetap terutama yang berada di wilayah perkotaan
2. Penggangguran Putus Sekolah, korban PHK yang ingin
bekerja dan alih profesi
pada pekerjaan
sektor informal.
Pelaksanaan pendaftaran perserta dilakukan dengan
penyebaran pengumuman di seluruh RT/RW yang ada di Kel. Pedalangan.
Metode Kegiatan
Metode yang dipakai dalam kegiatan kepada masyarakat ini
berupa: ceramah, diskusi serta praktek. Kegiatan awal dimulai dengan pemberian materi tentang tujuan kegiatan,
proses belajar mengajar selama berlangsungnya kegiatan sampai hasil yang akan
dicapai.
Evaluasi dilakukan selama kegiatan berlangsungdan dan
setelah kegiatan berakhir, kurang lebih selama dua kali pertemuan. Evaluasi
dilakukan dengan cara mencermati apakah peserta memahami serta mampu
mempraktekan apa yang telah diperoleh. Mereka diharapkan mampu
memproduksi/membuat Kerajinan dari Kain Perca sederhana yaitu paling tidak: celana kolor, pakaian
anak-anak, keset atau alas gelas dengan kain afkir.
PEMBAHASAN
Pelaksanaan kegiatannya berbentuk Pelatihan Ketrampilan Menjahit Tingkat Dasar telah
diselenggarakan dengan jadwal sebagaimana tersaji dalam Tabel 2.
Kegiatan yang tertera pada Tabel 2 telah terselenggara
dengan baik tanpa ada halangan yang berarti. Bahkan jumlah peserta yang antri mau ikut sudah
terlalu banyak yang mendaftar sejumlah kurang lebih 60 orang, target yang
dibutuhkan hanya 20 peserta. Sehingga
seleksi penerimaan Calon peserta pengabdian perlu diadakan.
Tabel 2.
Acara Pelatihan Ketrampilan Menjahit
No
|
Materi/Acara
|
Petugas/Instruktur
|
Keterangan
|
1
|
Pembukaan
Pengetahuan dan dasar-dasar teori menjahit
|
Paniya/Agus S
Ibu Suprapti
|
Balai desa Kantor
Kel.
Pedalangan
|
2.
|
Membuat pola baju dan
Memotong kain
yang benar
|
Sugiyanta/Suharmanto
Dan Ibu Suprapti
|
Kursus Menjahit Saraswati , Jl Kanfer No 564
|
3.
|
Menjahit baju dengan pola yang telah dibuat sendiri
|
Agus s/Rif’ah
Dan Ibu Suprapti
|
Kursus Menjahit Saraswati , Jl Kanfer No 564
|
Berdasarkan relevansi antar metode dan materi yang diberikan pada pelaksanaan kegiatan ini,
cukup relatif baik, karena dengan metode yang diharapkan dan telah dilaksanakan
tidak terdapat perbedaan yang sangat
menyolok. Metode Praktek langsung merupakan cara yang efisien dalam proses
belajar ketrampilan . Dalam pelatihan
ini sebagian besar peserta sudah mempunyai bekal cara menjahit dan tingkat antusiasmenya cukup tinggi. Sehingga
materi pembelajaran tersebut dapat direspon oleh para peserta dengan cepat dan
mudah.
Tujuan yang diharapkan pada kegiatan pengabdian ini
adalah untuk membekali ketrampilan
menjahit bagi muda-mudi pengangguran putus sekolah, tetapi pada kenyataanya
sebagian besar peserta kebanyakan para ibu rumah tangga. Sedang tujuan yang
akan dicapai tidak hanya dalam bidang ketrampilan menjahit, tetapi juga akan diajarkan ketrampilan lain, contohnya: wirausaha.
Manajemen, model dsb. Namun pada pelaksanaan kegiatan ini belum dapat
diselesaikan dalam tempo yang relatif singkat, karena keterbatasan waktu yang
dialokasikan. Keterbatasan waktu ini, para peserta mengharapkan agar dapat ditindak lanjuti kesinanmbungannya
, dengan mengadakan pelatihan ketrampilan menjahit lanjutan.
Dari pengamatan yang telah dilakukan dalam pengabdian ini
, kondisi awal mereka sebagian besar dalam bidang ketrampilan
menjahit ini dapat dikatagorikan masih tingkat pemula, bahkan ada yang
sama sekali belum tahu tentang teori menjahit terutama membuat baju, pakaian
dsb. Setelah mengikuti pelatihan ini mereka kebanyakan sudah dapat mengetahui
bagaimana membuat baju wanita yang
sangat sederhana. Di awali dari mengambar pola, memotong kain sampai
menjahitnya. Bahkan ada peserta yang telah dapat menyelesaikan sepotong baju wanita sederhana dalam jangka
waktu 3 kali pertemuan ini. Hal ini memberikan gambaran bahwa adanya program
ini telah menghasilkan suatau ketrampilan yang dapat dijadikan bekal mereka
dalam mengembangkan usaha
penjahitan. Kemungkinan paling tidak
kegiatan ini telah memberi ketrampilan sederhana atau bahkan membuka ingatan
kembali bagi mereka yang sudah mempunyai ketrampilan menjahit sebelumnya.
Manfa’at dari kegiatan ini, melalui pelatihan ketrampilan sederhana yang sering
sekarang kurang diminati orang, telah memberi pengetahuan dan ketrampilan baru
bagi beberapa peserta. Bagi sebagian mereka ini merupakan kesempatan yang baik
dalam mengembangkan diri. Mengingat
mereka biasanya tidak tahu dari mana memulai suatu kegiatan, maka dengan
adanya program kegiatan yang diadakan Politeknik ini , mereka merasa mendapat
wadah untuk berkereasi dan berlatih
usaha.
Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program
ini antara lain waktu. Masalah dana ini
biasanya menjadi hal yang klasik dan urgen. Dengan dana yang disediakan Polines ini hanya dapat
ditargetkan bagi peserta sejumlah kira-kira 20 orang saja. Tetapi pada
kenyataannya, jumlah pendaftar yang berminat pada kegiatan ini mencapai 60
orang, sehingga ada 40 orang yang belum mendapat kesempatan mengikuti program kali ini.
Dengan kendala dana yang relatip
minim ini, juga mempengaruhi lamanya penyelenggaraan kegiatan ini. Dalam jangka
waktu hanya 3 kali pertemuan materi pembelajaran diberikan secara sporadis,
sedang kegiatan lainnya dapat dilakukan di rumah masing-masing. Bagi mereka
yang telah mempunyai pengalaman mengikuti kursus ketrampilan menjahit tidak
menjadi kendala yang berarti. Bagi mereka yang masih menjadi pemula terasa
bahwa waktu pertemuan tatap muka tersebut sangatlah begitu singkat.
Pemecahan masalah kendala ini. sebaiknya Polines sebagai
motivator saja kemudian diharapkan munculnya pemikiran atau ide-ide dari
masyarakat. Setelah Kursus singkat ini
mereka dapat melakukan kursus lanjutan secara mandiri yang langsung dikoordinir
oleh instruktur. Diharapkan pula instruktur dapat menindak lanjuti kegiatan ini
dengan cara pengajaran kursus dengan biaya yang dapat ditekan seminim mungkin
(murah).
Diakhir dari
kegiatan ini tolok ukur sebagai parameter keberhasilan pengabdian ini yaitu
pada session terakhir mereka (para
peserta) telah dapat menyelesaikan hasil jahitan mereka masing-masing. Hasil
jahitan ini dikumpulkan untuk diteliti oleh instruktur, yang selanjutnya untuk
diperbaiki dibeberapa bagian yang masih memerlukan atau belum rapi. Sebagai motivasi bagi para peserta pengabdian,
hasil jahitan tersebut kemudian dihadiahkan kepada mereka.
KESIMPULAN
1. Berdasarkan
analisa situasi Kel . Pedalangan merupakan daerah yang dapat dikatagorikan
masih terdapat penduduk yang tidak berpendapatan tetap, padahal potensi
penduduk untuk dikembangkan cukup terbuka.
2. Politeknik
Negeri Semarang mempunyai kewajiban untuk ikut
berperan serta dalam mengambangkan Kel. Pedalangan, sebagai salah satu
wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
3. Bentuk
dari pengabdian yang diberikan bagi masyarakat Kel. Pedalangan ini adalah
pemberian ketrampilan menjahit tingkat dasar. Ternyata kegiatan ini direspon
secara positif oleh masyarakat. Terbukti antara jumlah pendaftar dan peserta
yang dapat ditampung cukup jauh bedanya.
4. Perlu
ditindak lanjuti kegiatan pengabdian berikutnya untuk menampung kekecewaan dari
mereka yang belum mengikuti kegiatan program
kali ini
Saran
Kegiatan ini perlu diperbanyak sehingga kegiatan dapat dilaksanakan secara terpadu dan
berkelanjutan. Model kegiatan yang hanya
dilakukan oleh panitia yang terdiri 5 orang staf pengajar memacu kompetisi, dalam
mendapatkan bantuan kegiatan bagi mereka yang ingin mengadakan program semacam.
DAFTAR PUSTAKA
Philip
Khotler, AB Susanto, 1999, Manajemen Pemasaran di Indonesia, Edisi
Pertama, Jakarta: Salemba Empat
Made
Sudiarsa, 1999, Peningkatan dan
pengenbangan Sumber Daya manusia(SDM) untuk berwirausaha dalambidang Industri kecil dan Jasa. Jakarta; Dep KPKM.
Sarifien
Soekardi, 1999, Kerja Profesional dan
Mandiri sebagai tantangan dalam mengatasi permasalahan Bid. Industri dan Jasa. Semarang; Kanwil Depnaker Prop. Jateng.
----------,
1999, Program penganggulangan Penggangguran dengan Pengembangan Budaya
Kewirausahaan, Semarang; Kanwil Depnaker
Prop. Jateng.