Laman

PENGARUH KINERJA KEUANGAN KONVENTIONAL DAN EVA TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFFEK INDONESIA


PENGARUH KINERJA KEUANGAN KONVENTIONAL DAN EVA TERHADAP
RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BURSA EFFEK INDONESIA

Susanto Diamandjojo
Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Semarang



ABSTRACT
Reseach in this thesis aim to analysis conventional monetary performance influence (equity on return, earning per share, and ratio earning price) and EVA to share return in the Indonesia Stock Exchange, Especially manufacture industry.
Sampling tehnique that used is purposive sampling with purposive sampling with amount of sample are forty two companies. Analysis use double regression analysis with Ordinary Least Square technique (OLS). This study is examinig the association between share return with equity on return, earning per share, ratio earning price, and added value economic. In this analysis shows that fourth of independent variable have impacted on share return on manufacture industry significantly.
During period of observation show that investor still to use analysis fundamental of company (particularly, ROE, EPS, PER, and EVA) for the prediction of share return. Although Eva not use many investor in the Indonesian Stock Exchange yet, however profitability ratio (conventional performance) especially EPS is very dominant used to prediction share return manufacture industry in Indonesian Stock Exchange.

Key Words: signal theory, return on equity, earning per share, price earning ratio, economic value added, and share return.

PENDAHULUAN
            Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang diharapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksi oleh para investor. Untuk mengurangi kemungkinan resiko dan ketidakpastian yang akan terjadi, investor memerlukan berbagai macam informasi, baik informasi yang diperoleh dari kinerja perusahaan maupun informasi yang relevan seperti kondisi ekonomi dan politik suatu Negara. Informasi yang diperoleh dari perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan.

Latar Belakang Masalah
Investor mananamkan modalnya dalam bentuk sekuritas dengan maksud untuk mendapatkan return (tingkat pengembalian) yang maksimal dengan resiko tertentu atau memperoleh return typical investment consist of two components : 1) Yield: The income component of a security’s return dan 2) Capital gain (loss): The change of a security over some period of time.
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi atau tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya (Jogiyanto, 2003). Return atas pemilikan sekuritas khususnya saham dapat diperoleh dalam dua bentuk yaitu deviden dan capital gain (yang merupakan harga perolehannya) atau capital loss (yang merupakan harga perolehan saham lebih rendah dibandingkan dengan harga jualnya). Dalam melakukan invetasi sekuritas saham, investor akan memilih saham perusahaan yang akan memberikan return tinggi.
Harga pasar saham memberikan ukuran yang obyektif mengenai nilai investasi pada sebuah perusahaan. Oleh karena itu harga merupakan harapan investor. Tinggi rendahnya harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja keuangan perusahaan yang bersangkutan disamping dipengaruhi oleh mekanisme permintaan dan penawaran. Namun dalam realitanya, beberapa investor belum memahami hubungan antara kinerja keuangan dengan harga saham. Investor yang rasional pada saat akan melakukan investasi sekutitas, hendaknya menganalisis kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan, investor dapat mengamati dan mencermati laporan keuangan perusahaan yang telah go public.
Menurut Jogiyanto (2003) ada dua macam analisis untuk menentukan nilai saham, yaitu analisis sekuritas fundamental (fundamental security analysis) dan analisis teknis (technical analysis). Analisis fundamental meliputi likuiditas, aktivitas, solvabilitas, profitabilitas dan rasio pasar, sedangkan nalisis teknis meliputi kondisi ekonomi dan politik.
Menurut Sunarto (2004), para investor di pasar tujuan utama melakukan investasi adalah untuk memperoleh tingkat pengembalian (return) yang optimal. Untuk tujuan itu, investor dapat melakukan berbagai macam analisis, antara lain dengan melakukan analisis kinerja perusahaan. Kinerja suatu perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses atau semua pengorbanan berbagai sumber daya perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan. Dengan laporan keuangan (neraca) dapat diketahui petumubuhan asset, liabilities, dan equity. Dalam laporan laba rugi dapat diketahui pertumbuhan perusahaan dari laba pada periode berjalan. Berdasarkan laporan keuangan tersebut para investor dan analis dapat melakukan penilaian kinerja perusahaan baik berdasar ukuran kinerja konventional maupun economic value added (EVA).
Adanya kelemhan pengukur kinerja koventional, maka Bernett Stewart dan Joel Stern (1995) mencetuskan alat pengukur baru tentang kinerja perusahaan yang disebut economic value added (EVA). Di Amerika Serikat ternyata bahwa telah banyak perusahaan yang menggunakan EVA sebagai pengukur kinerja. EVA dianggap mempunyai kemampuan yang lebih baik daripada pengukur kinerja sebelumnya seperti ROE, EPS, dan PER. Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa EVA sebagai alat pengukur telah memperhitungkan semua faktor yang berhubungan dengan penciptaan nilai bagi pemegang saham sehingga EVA sangat tepat mencerminkan kinerja suatu perusahaan. Namun demikian beberapa penelitian lain menemukan bahwa korelasi tertinggi antar berbagai pengukur kinerja antar berbagai pengukur kinerja perusahaan dengan return saham bukanlah EVA tetapi ROE. Memperhatikan hasil penelitian sebelumnya antara EVA sebagai alat pengukur kinerja perusahaan terbaik atau alat pengukur kinerja yang lain maka dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan analisis untuk melihat alat pengukur kinerja perusahaan manakah yang memiliki hubungan paling erat dengan return saham.

Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di muka menunjukkan bahwa investor akan selalu mempertimbangkan besarnya return dari setiap rupiah yang diinvestasikan. Sebagai dasar pertimbangan ukuran-ukuran yang mempengaruhi return antara lain meliputi return on equity, earning per share, price earning ratio, dan economic value added. Dengan demikian, dalam penelitian ini pertanyaan-pertanyaan yang merupakan permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.            Apakah ROE berpengaruh terhadap return  saham, untuk perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia?
2.            Apakah EPS berpengaruh terhadap return  saham, untuk perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia?
3.            Apakah PER berpengaruh terhadap return saham, untuk perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia?
4.            Apakah EVA berpengaruh terhadap return saham, untuk perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia?

PERUMUSAN HIPOTESIS
Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pemikiran teoritis (KPT) dalam penelitian ini dinyatakan sebagai model empiris. Model empiris yang dibangun untuk menganalisis pengaruh ROE, EPS, PER dan EVA terhadap return saham digambarkan dalam gambar berikut:



Gambar 1: Model Empiris Pengaruh ROE, EPS, PER dan EVA terhadap return Saham
 









Berdasarkan gambar tersebut menunjukkan bahwa variable independen terdiri dari ROE (), EPS (), PER  dan EVA . Variabel dependen adalah return saham.

Perumusan Hipotesis
Mengacu pada rumusan masalah, landasan teori, penelitian terdahulu, dan model empiris maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1.             Hipotesis tentang pengaruh ROE terhadap return saham
Berdasarkan telaah pustaka dinyatakan bahwa return on equity (ROE) yang semakin meningkat menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik sehingga investor semakin tertarik terhadap saham perusahaan. Dengan meningkatnya daya tarik investor terhadap perusahaan, maka harga saham meningkat dan pada gilirannya return saham akan meningkat pula. Berdasarkan kerangka teori tersebut maka ROE berpengaruh positif terhadap return saham.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dapat dirumuskan ke dalam hipotesis alternative 1 ()sebagai berikut:
 : ROE berpengaruh positif terhadap return saham.
2.            Pengaruh EPS terhadap return saham
Earning per share (EPS) merupakan laba per lembar saham yang diperoleh dari total earning after tax dibagi dengan jumlah saham yang beredar (outstanding share). Jika laba bersih yang dihasilkan perusahaan meningkat tentu akan berdampak pada meningkatnya laba per lembar saham (EPS). Meningkatnya EPS akan membawa dampak terhadap meningkatnya harga ataupun return saham perusahaan. Berdasarkan kerangka teori tersebut, maka EPS mempunyai pengaruh positif terhadap return saham.
Dengan demikian maka hipotesis dapat dirumuskan ke dalam hipotesis alternative 2 () sebagai berikut:
 : EPS berpengaruh positif terhadap return saham.
3.            Pengaruh PER terhadap return saham
PER menunjukkan rasio (perbandingan) antara, harga saharn (yang diperoleh di pasar modal) dengan laba perlembar saham yang diperoleh pemilik perusahaan (disajikan dalam laporan keuangan), apabila perusahaan efisien artinya perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi, akan memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi, akan memiliki PER yang tinggi. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung memilki PER yang rendah pula. PER menjadi tidak mempunyai makna apabila, perusahaan mempunyai laba yang sangat rendah (abnormal) atau menderita kerugian.
4.            Pengaruh EVA terhadap return saham
Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis dalam model empiris pada gambar 1 tersebut, maka EVA merupakan rasio keuangan (pengukur profitabilitas) berpengaruh positif terhadap return saham. Hal ini sesuai dengan teori bahwa semakin tinggi EVA maka kinerja perusahaan semakin baik sehingga meningkatkan daya tarik investor terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya daya tarik investor, maka harga saham meningkat, sehingga return saham (dalam hal im capital gain) juga meningkat.
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis dapat dirumuskan ke dalam hipotesis alternatif 4  sebagai berikut:
 : EVA berpengaruh positif terhadap return saham.

METODE PENELITIAN
Tipe Penelitian
            Penelitian korelasional (correlational research) merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan korelasional antara dua variabel atau lebih. Tipe penelitian ini menekankan pada penentuan tingkat hubungan antar variabel yang sifat hubungannya merupakan hubungan sebab-akibat (causal-effect). Hubungan antar variabel yang berupa sebab-akibat dapat diteliti melalui tipe penelitian kausal komperatif dan korelasional (Indriantoro,1999). Dalam penelitian ini dapat menjawab pertanyaan manakah diantara pengukur kinerja & keuangan perusahaan (ROE,EPS,PER,dan EVA) yang mempunyai hubungan paling erat dengan return saham. Dengan demikian penelitian ini termasuk tipe penelitian hubungan korelasional.

Obyek Penelitian
Dalam melakukan penelitian, maka fokus atau tempat penelitian merupakan ciri has penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan studi pustaka sebagai obyek penelitian, artinya digunakan informasi laporan keuangan yang dipublikasikan melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2005,2006 dan 2007 yang tersedia, di perpustakaan.

Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2005,2006 dan 2007.

Populasi dan Prosedur Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaflar sebagai perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2005 sampai dengan 2007.
Adapun teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria: (1) perusahaan yang sahamnya aktif perdagangkan minimal 120 hari sejak tanggal laporan keuangan tahunan; (2) perusahaan yang selalu menyajikan laporan keuangan per 31 Desember 2005,2006 dan 2007; (3) perusahaan yang tiga tahun berturut-turut membagikan deviden (2005,2006 dan 2007).

Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah multiple regression (regresi berganda). Model statistik yang digunakan untuk menganalisis ROE,EPS,PER,dan Eva terhadap return saham adalah regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil (Ordinary Least Square/OLS) dengan persamaan regresi sebagai berikut:



Y = α +  +  + + + е
 
 



Y   = Actual Return Saham
  = Return on Equity (ROE)
  = Earning per Share (EPS)
  = Price Earning Ratio (PER)
  = Economic Value Added (EVA)
 e   = Variabel residual (variabel pengganggu dalam return saham)



Besarnya konstanta terlihat dalam "a" dan besarnya koefisien regresi dari masing-masing variabel independen ditunjukkan dengan   Keempat variabel bebas tersebut merupakan kiner a konvensional dan EVA sedangkan variabel dependen adalah return saham.
Return saham dihitung dengan rumus:



  =
 
 



Dimana:
. = tingkat keuntungan saham i pada periode t
= harga penutupan saham i pada periode t (periode penutupan/akhir)
 = harga penutupan saham i pada periode sebelumnya (awal)
t = Q = 121 hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan



HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil uji hipotesis (t) perhitungan regresi linier berganda, sebagaimana tersaji dalam Tabel 1, Sedangkan hasil uji hipotesis dan penjelasannya, sebagaimana tersaji dalam Tabel 2. Nilai β Standardized Coefficients Signifikansi pada Uji Hipotesis ROE, EPS, PER. EVA terhadap Return Saham.

Pengujian Hipotesis Pertama (M)
Nilai β Standardized Coefficients variabel ROE sebesar 0,211 dan signifikansi sebesar 0,037 dimana nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian HI diterima atau dapat dikatakan bahwa. ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.




Tabel 1.
Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda

Coefficients
(a)
Unstandar
dized
Coefficients
Standar
dized
Coeffic
ients
t
Sig
Come
ations
mo
del



B
Std.
Err
or
Beta


Partial
1
(Cons
-
0,1

2,4
0,0


tent)
0,3
35

42
17



29






ROE
0,0
0,0
0,211
2,1
0,0
0,252


11
05

34
37


EPS
0,0
0,0
0,538
5,4
0,0
0,556


01
00

69
00


PER
0,0
0,0
0,148
1,4
0,1
0,176


11
07

63
48


EVA
-
2,9
-0,032
-
0,7
-0,039


9,2
IE-

0,3
53



OE-
07

16




08






Dependent Variabel : RETURN SAHAM



Pengujian Hipotesis Kedua (H2)
             Nilai β Standardized Coefficients variabel. EPS sebesar 0,538 dan signifikansi sebesar 0,000 diman nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian H2 diterima atau dapat dikatakan bahwa  EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
Pengujian Hipotesis Ketiga (H3)
            Nilai β Standardized Coefficients variable PER sebesar 0,148 dan signifikansi sebesar 0,148 dimana nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Dengan demikian H3 ditolak atau dapat dikatakan bahwa PER berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham



Tabel 2
Hasil Uji Hipotesa

Hipotesis
β
Signifikansi
Kesimpulan
ROE berpengaruh positif
dan signifikan terhadap return saham
0,211
0,037
Diterima
EPS berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return saham
0,538
0,000
Diterima
PER berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap return saham
0,148
0,148
Ditolak
EVA berpengamh negatif
dan tidak signifikan terhadap return saham
-0,032
0,753
Ditolak



Pengujian Hipotesis Keempat (H4)
Nilai β Standardized Coefficients variable EVA sebesar -0,032 dan signifikansi sebesar 0,753 dimana. nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Dengan demikian H4 ditolak atau dapat dikatakan bahwa EVA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham.
Pembahasan dari Setiap Hipotesis dijelaskan sebagai berikut:
a. Pembahsan Hipotesis Pertama. (HI)
Berdasarkan hasil pengujian pada hipotesis pertarna. (HI) dinyatakan diterima, mengandung makna bahwa return on equity mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Hasil pengujian ini sesuai dengan argumentasi return on equity yang semakin meningkat berdampak pada kinerja perusahaan yang semakin baik selanjutnya berpengaruh terhadap return saham yang semakin meningkat.
Sesuai dengan signaling theory, adanya return on equity yang semakin meningkat akan berdampak pada meningkatnya daya tarik investor sehingga dimungkinkan kinerja & semakin baik.

b.   Pembahsan Hipotesis Kedua (H2)
Berdasarkan hasil pengujian pada hipotesis kedua (H2) dinyatakan diterima, mengandung makna bahwa earning per share mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Hasil pengujian ini sesuai dengan argumentasi bahwa meningkatnya Earning Per Share akan membawa dampak terhadap meningkatnya harga return saham.

c.    Pembahasan Hipotesis Ketiga (H3)
Berdasarkan hasil pengujian pads hipotesis ketiga (H3) dinyatakan ditolak (tidak dapat diterima), hal ini berarti bahwa price earning ratio berpengaruh positif tetapi tidak signifkan terhadap return saham. Hasil pengujian ini bertentangan dengan teori yang menyatakan bahwa price earning ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
Tidak dapat diterima mengandung makna bahwa Price earning ratio yang merupakan rasio antara harga pasar per lembar saham terhadap laba, bersih per lembar tidak direaksi oleh investor.

d.      Pembahasan Hipotesis Keempat (H4)
Berdasarkan hasil pengujian pada hipotesis keempat (H4) dinyatakan ditolak (tidak dapat diterima), hal ini berarti bahwa economic      value    added tidak  berpengaruh (negatif) dan tidak signifikan terhadap return saham.
Hal tersebut menunjukkan bahwa EVA yang sementara ini dipandang sebagai pengukur kinerja perusahaan yang lebih baik daripada kinerja konvensional terbukti tidak digunakan oleh investor untuk memprediksikan return saham. Selama periode penelitian investor masih menggunakan kinerja konvensional (terutama EPS) untuk mernprediksi return saham.
Hasil tersebut juga mengindikasikan bahwa para investor tidak melakukan perhitungan EVA, mengingat instrument perhitungannya diperlukan data yang lebih rinci dan kompleks.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh return on equity,earning per share, price earning ratio, dan economic value added terhadap return saham. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori            signal   (signaling theory).Argumentasi teori signal menganggap bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan dapat memberikan sinyal terhadap: (1) pertumbuhan deviden dan (2) aktivitas perdagangan saham.
Tipe penelitian ini adalah penelitian korelasional (correlation research) yang merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan antar variable yang sifat hubungannya merupakan hubungan sebab akibat (causal effect).
Model statistic yang digunakan untuk menganalisis variabel-variabel penelitian adalah regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil (Ordinary Least Square/OLS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat variabel independen (ROE,EPS,PER dan EVA) memberikan kemampuan prediksi sebesar 34,3% lebih jauh variabel EPS merupakan satu-satunya variabel yang sangat signifikan (α = 0,000) menunjukkan bukti yang kuat bahwa EPS secara signifikan berpengaruh positif terhadap return saham. Bahkan, EPS merupakan variabel yang sangat dominan dibandingkan dengan tiga variabel lainnya, yang ditunjukkan dengan beta standar sebesar 0,358. Sedangkan variabel lainnya untuk variabel ROE, PER, dan EVA masing­masing sebesar 0,211; 0,148; dan - 0,032.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa economic value added yang dipandang sebagai pengukuran kinerja perusahaan yang lebih baik (terbaru = modern) daripada kinerja konvensional terbukti belum banyak digunakan oleh investor untuk mengukur return saham. Hasil penelitian juga mengindikasikan bahwa para investor tidak melakukan perhitungan EVA, karena instrument perhitungannya diperlukan data yang lebih rinci dan kompleks. Terlebih lagi data yang berhubungan dengan EVA tidak dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (dalam hal ini Indonesian Capital market Directory), sehingga perhitungan EVA kurang praktis untuk mengukur harga atau return saham.

Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan uaraian yang telah dikemukan, maka hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan terutama bagi manajemen, investor, dan akademisi.
Bagi manajemen akan memerlukan informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan dan sebagai basis evaluasi prestasi manajemen. Selain itu bagi pihak manajemen mformasi keuangan tertentu dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, perencanaan, dan untuk mengevaluasi perubahan strategi.
Bagi investor dapat menggunakan informasi keuangan untuk mengetahui tingkat keuntungan (return) dan resiko untuk masa yang akan datang. Investor akan memilih perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan tinggi, tetapi mempunyai tingkat resiko yang rendah. Investor berkepentingan dengan tingkat keuntungan masa lalu (past
performance
) untuk menilai dan memproyeksikan kemampuan perusahaan.
Bagi akademisi, hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan dasar pemikiran untuk pengembangan penelitian di bidang keuangan, khususnya variabel-variabel yang berpengaruh terhadap return saham

Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini hanya memfokuskan pada perusahaan­-perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia, dengan demikian tidak dapat mencerminkan keadaan seluruh perusahaan yang ada di Indonesia sehingga tidak dapat digunakan sebagai generalisasi. Disamping itu faktor fundamental perusahaan yang digunakan sebagai dasar untuk mengukur return saham hanya terbatas pada ROE, EPS, PER, dan EVA. Ada kemungkinan akan memberikan hasil yang lebih baik jika faktor fundamental lainnya seperti likuiditas, solvabilitas atau leverage, dan aktivitas perusahaan dimasukkan dalam model.
Penelitian ini membahas kinerja kemajuan perusahaan yang tercermin pada rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan umumnya dihasilkan dari informasi akuntansi historis, sehingga tidak menggambarkan nilai sekarang. Hal ini sering mengakibatkan rasio menjadi kurang realistis.

Saran Untuk Penelitian Mendatang
Dengan kemampuan prediksi sebesar 34,3% mengindikasikan perlunya faktor fundamental yang lain seperti rasio likuiditas, aktivitas perusahaan, dan rasio pasar dimasukkan sebagai predictor dalam memprediksi return saham. Variabel­-variabel lainnya seperti Return on Asset, Debt Equity Ratio, Deviden Payout Ratio dan lainnya disarankan dipertimbangkan.
Perlu untuk memperpanjang periode pengamatan mengingat investor dalam jangka yang relative pendek tidak menggunakan factor fundamental dalam memprediksi return saham. Agar penelitian berikutnya dapat digeneralisasikan maka diperlukan sampel penelitian yang lebih besar dari seluruh perusahaan yang terdaftar dan aktif di Bursa Efek Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Gujarati, D. N, 2003, Basic Economic, Singapore: MC Graw-Hill
Hanafi, mamduh M, 2003, Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Jogiyanto, HM, 2003, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Yogyakarta, BPFE UGM.
Husnan, Suad, 1996, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Kedua Yogyakarta, UPP AM YKPN
Prastowo, Dwi, 2002, Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi,Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Sartono, Agus, 2001, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi 4, Yogyakarta: BPEE UGM
Sawir, Agnes, 2001, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama
Susilowati, Yeye, 2003, Pengaruh PER terhadap Faktor Fundamental Perusahaan pada Perusahaan Publik Di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 10, No. 1: 51-56
Tanopruwito, Djoni, 2005, Penerapan Konsep Economi Value Added dan Market Value Added pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi STIE No.2/Th. XIV/29/April-Juni 2005: 1-14