PENGARUH KINERJA
KEUANGAN KONVENTIONAL DAN EVA TERHADAP
RETURN SAHAM
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BURSA EFFEK
INDONESIA
Susanto
Diamandjojo
Jurusan
Akuntansi, Politeknik Negeri Semarang
ABSTRACT
Reseach in this thesis aim to analysis
conventional monetary performance influence (equity on return, earning per share,
and ratio earning price) and EVA to share return in the Indonesia Stock
Exchange, Especially manufacture industry.
Sampling tehnique that used is purposive
sampling with purposive sampling with amount of sample are forty two companies.
Analysis use double regression analysis with Ordinary Least Square technique
(OLS). This study is examinig the association between share return with equity
on return, earning per share, ratio earning price, and added value economic. In
this analysis shows that fourth of independent variable have impacted on share
return on manufacture industry significantly.
During period of observation show that
investor still to use analysis fundamental of company (particularly, ROE, EPS,
PER, and EVA) for the prediction of share return. Although Eva not use many
investor in the Indonesian Stock Exchange yet, however profitability ratio
(conventional performance) especially EPS is very dominant used to prediction
share return manufacture industry in Indonesian Stock Exchange.
Key
Words:
signal theory, return on equity, earning per share, price earning ratio,
economic value added, and share return.
PENDAHULUAN
Aktivitas investasi merupakan
aktivitas yang diharapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang
seringkali sulit diprediksi oleh para investor. Untuk mengurangi kemungkinan
resiko dan ketidakpastian yang akan terjadi, investor memerlukan berbagai macam
informasi, baik informasi yang diperoleh dari kinerja perusahaan maupun
informasi yang relevan seperti kondisi ekonomi dan politik suatu Negara.
Informasi yang diperoleh dari perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja
perusahaan.
Latar Belakang
Masalah
Investor
mananamkan modalnya dalam bentuk sekuritas dengan maksud untuk mendapatkan return
(tingkat pengembalian) yang maksimal dengan resiko tertentu atau memperoleh return
typical investment consist of two components : 1) Yield: The income
component of a security’s return dan
2) Capital gain (loss): The change of a security over some period of
time.
Return
merupakan hasil yang diperoleh dari investasi atau tingkat keuntungan yang
dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya (Jogiyanto,
2003). Return atas pemilikan sekuritas khususnya saham dapat diperoleh
dalam dua bentuk yaitu deviden dan capital gain (yang merupakan
harga perolehannya) atau capital loss (yang merupakan harga perolehan
saham lebih rendah dibandingkan dengan harga jualnya). Dalam melakukan invetasi
sekuritas saham, investor akan memilih saham perusahaan yang akan memberikan return
tinggi.
Harga
pasar saham memberikan ukuran yang obyektif mengenai nilai investasi pada
sebuah perusahaan. Oleh karena itu harga merupakan harapan investor. Tinggi
rendahnya harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja keuangan perusahaan yang
bersangkutan disamping dipengaruhi oleh mekanisme permintaan dan penawaran.
Namun dalam realitanya, beberapa investor belum memahami hubungan antara
kinerja keuangan dengan harga saham. Investor yang rasional pada saat akan
melakukan investasi sekutitas, hendaknya menganalisis kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba. Untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan, investor
dapat mengamati dan mencermati laporan keuangan perusahaan yang telah go
public.
Menurut
Jogiyanto (2003) ada dua macam analisis untuk menentukan nilai saham, yaitu analisis
sekuritas fundamental (fundamental security analysis) dan analisis
teknis (technical analysis). Analisis fundamental meliputi likuiditas,
aktivitas, solvabilitas, profitabilitas dan rasio pasar, sedangkan nalisis
teknis meliputi kondisi ekonomi dan politik.
Menurut
Sunarto (2004), para investor di pasar tujuan utama melakukan investasi adalah
untuk memperoleh tingkat pengembalian (return) yang optimal. Untuk
tujuan itu, investor dapat melakukan berbagai macam analisis, antara lain
dengan melakukan analisis kinerja perusahaan. Kinerja suatu perusahaan
merupakan hasil dari serangkaian proses atau semua pengorbanan berbagai sumber
daya perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan. Dengan laporan keuangan
(neraca) dapat diketahui petumubuhan asset, liabilities, dan equity.
Dalam laporan laba rugi dapat diketahui pertumbuhan perusahaan dari laba pada
periode berjalan. Berdasarkan laporan keuangan tersebut para investor dan
analis dapat melakukan penilaian kinerja perusahaan baik berdasar ukuran
kinerja konventional maupun economic value added (EVA).
Adanya
kelemhan pengukur kinerja koventional, maka Bernett Stewart dan Joel Stern
(1995) mencetuskan alat pengukur baru tentang kinerja perusahaan yang disebut economic
value added (EVA). Di Amerika Serikat ternyata bahwa telah banyak
perusahaan yang menggunakan EVA sebagai pengukur kinerja. EVA dianggap
mempunyai kemampuan yang lebih baik daripada pengukur kinerja sebelumnya
seperti ROE, EPS, dan PER. Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa EVA sebagai alat
pengukur telah memperhitungkan semua faktor yang berhubungan dengan penciptaan
nilai bagi pemegang saham sehingga EVA sangat tepat mencerminkan kinerja suatu
perusahaan. Namun demikian beberapa penelitian lain menemukan bahwa korelasi
tertinggi antar berbagai pengukur kinerja antar berbagai pengukur kinerja
perusahaan dengan return saham bukanlah EVA tetapi ROE. Memperhatikan
hasil penelitian sebelumnya antara EVA sebagai alat pengukur kinerja perusahaan
terbaik atau alat pengukur kinerja yang lain maka dalam penelitian ini, peneliti
akan melakukan analisis untuk melihat alat pengukur kinerja perusahaan manakah
yang memiliki hubungan paling erat dengan return saham.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang di muka menunjukkan bahwa investor akan selalu
mempertimbangkan besarnya return dari setiap rupiah yang diinvestasikan.
Sebagai dasar pertimbangan ukuran-ukuran yang mempengaruhi return antara
lain meliputi return on equity, earning per share, price earning ratio, dan
economic value added. Dengan demikian, dalam penelitian ini
pertanyaan-pertanyaan yang merupakan permasalahan dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1.
Apakah
ROE berpengaruh terhadap return saham, untuk perusahaan manufaktur yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia?
2.
Apakah
EPS berpengaruh terhadap return saham, untuk perusahaan manufaktur yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia?
3.
Apakah
PER berpengaruh terhadap return saham, untuk perusahaan manufaktur yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia?
4.
Apakah
EVA berpengaruh terhadap return saham, untuk perusahaan manufaktur yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia?
PERUMUSAN HIPOTESIS
Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pemikiran teoritis (KPT) dalam penelitian ini
dinyatakan sebagai model empiris. Model
empiris yang dibangun untuk menganalisis pengaruh ROE, EPS, PER dan EVA terhadap return saham digambarkan dalam gambar berikut:
Gambar 1: Model Empiris Pengaruh
ROE, EPS, PER dan EVA terhadap return Saham
Berdasarkan gambar tersebut menunjukkan bahwa variable independen terdiri dari ROE (), EPS (), PER dan EVA . Variabel dependen adalah return saham.
Perumusan Hipotesis
Mengacu pada rumusan masalah, landasan teori, penelitian terdahulu, dan model empiris maka hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1.
Hipotesis
tentang pengaruh ROE terhadap return saham
Berdasarkan telaah pustaka dinyatakan
bahwa return on equity (ROE) yang
semakin meningkat menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik sehingga investor
semakin tertarik terhadap saham perusahaan. Dengan
meningkatnya daya tarik investor terhadap perusahaan, maka harga saham meningkat
dan pada gilirannya return saham akan meningkat pula. Berdasarkan kerangka
teori tersebut maka ROE berpengaruh positif terhadap return saham.
Berdasarkan
uraian diatas, maka hipotesis dapat dirumuskan ke dalam hipotesis alternative 1
()sebagai
berikut:
: ROE berpengaruh positif terhadap return
saham.
2.
Pengaruh EPS terhadap return saham
Earning
per share (EPS) merupakan laba per lembar saham yang diperoleh dari total
earning after tax dibagi dengan jumlah saham yang beredar (outstanding share).
Jika laba bersih yang dihasilkan perusahaan meningkat tentu akan berdampak pada
meningkatnya laba per lembar saham (EPS). Meningkatnya EPS akan membawa dampak
terhadap meningkatnya harga ataupun return saham perusahaan. Berdasarkan
kerangka teori tersebut, maka EPS mempunyai pengaruh positif terhadap return
saham.
Dengan
demikian maka hipotesis dapat dirumuskan ke dalam hipotesis alternative 2 ()
sebagai berikut:
: EPS berpengaruh positif terhadap return
saham.
3.
Pengaruh PER
terhadap return saham
PER menunjukkan
rasio (perbandingan) antara, harga saharn (yang diperoleh di pasar modal)
dengan laba perlembar saham yang diperoleh pemilik perusahaan (disajikan dalam
laporan keuangan), apabila perusahaan efisien artinya perusahaan yang memiliki
tingkat pertumbuhan yang tinggi, akan memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi,
akan memiliki PER yang tinggi. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan
yang rendah cenderung memilki PER yang rendah pula. PER menjadi tidak mempunyai
makna apabila, perusahaan mempunyai laba yang sangat rendah (abnormal) atau
menderita kerugian.
4.
Pengaruh EVA
terhadap return saham
Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis
dalam model empiris pada gambar 1 tersebut, maka EVA merupakan rasio keuangan (pengukur
profitabilitas) berpengaruh positif terhadap return saham. Hal ini sesuai
dengan teori bahwa semakin tinggi EVA maka kinerja perusahaan semakin baik
sehingga meningkatkan daya tarik investor terhadap perusahaan. Dengan
meningkatnya daya tarik investor, maka harga saham meningkat, sehingga return
saham (dalam hal im capital gain) juga meningkat.
Berdasarkan uraian di atas maka
hipotesis dapat dirumuskan ke dalam hipotesis alternatif 4 sebagai berikut:
: EVA berpengaruh positif terhadap return
saham.
METODE PENELITIAN
Tipe
Penelitian
Penelitian korelasional (correlational
research) merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa
hubungan korelasional antara dua variabel atau lebih. Tipe penelitian ini menekankan
pada penentuan tingkat hubungan antar variabel yang sifat hubungannya merupakan
hubungan sebab-akibat (causal-effect). Hubungan antar variabel yang berupa
sebab-akibat dapat diteliti melalui tipe penelitian kausal komperatif dan
korelasional (Indriantoro,1999). Dalam penelitian ini dapat menjawab pertanyaan
manakah diantara pengukur kinerja & keuangan perusahaan (ROE,EPS,PER,dan
EVA) yang mempunyai hubungan paling erat dengan return saham. Dengan demikian
penelitian ini termasuk tipe penelitian hubungan korelasional.
Obyek Penelitian
Dalam melakukan penelitian, maka fokus atau tempat
penelitian merupakan ciri has penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan studi pustaka sebagai obyek penelitian, artinya digunakan informasi
laporan keuangan yang dipublikasikan melalui Indonesian Capital Market
Directory (ICMD) tahun 2005,2006 dan
2007 yang tersedia, di perpustakaan.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Indonesian Capital
Market Directory (ICMD) tahun 2005,2006 dan 2007.
Populasi dan Prosedur Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaflar sebagai perusahaan go
public di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2005 sampai
dengan 2007.
Adapun teknik sampling yang digunakan
adalah purposive sampling dengan kriteria: (1) perusahaan yang sahamnya aktif
perdagangkan minimal 120 hari sejak tanggal laporan keuangan tahunan; (2)
perusahaan yang selalu menyajikan laporan keuangan per 31 Desember 2005,2006
dan 2007; (3) perusahaan yang tiga tahun berturut-turut membagikan deviden
(2005,2006 dan 2007).
Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah
multiple regression (regresi berganda). Model statistik yang digunakan untuk
menganalisis ROE,EPS,PER,dan Eva terhadap return saham adalah regresi berganda
dengan persamaan kuadrat terkecil (Ordinary Least Square/OLS) dengan persamaan
regresi sebagai berikut:
|
Y
= Actual Return Saham
= Return on Equity (ROE)
= Earning per Share (EPS)
=
Price Earning Ratio (PER)
=
Economic Value Added (EVA)
e = Variabel residual (variabel pengganggu
dalam return saham)
Besarnya konstanta terlihat dalam "a" dan besarnya
koefisien regresi dari masing-masing
variabel independen ditunjukkan dengan Keempat variabel bebas tersebut merupakan kiner a konvensional dan EVA sedangkan
variabel dependen adalah return saham.
Return saham dihitung dengan
rumus:
|
Dimana:
. = tingkat keuntungan saham i pada periode t
= harga penutupan saham i pada periode t (periode penutupan/akhir)
= harga penutupan saham i pada periode
sebelumnya (awal)
t = Q = 121 hari setelah tanggal laporan
keuangan tahunan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
uji hipotesis (t) perhitungan regresi linier berganda, sebagaimana tersaji
dalam Tabel 1, Sedangkan hasil uji hipotesis dan penjelasannya, sebagaimana
tersaji dalam Tabel 2. Nilai β Standardized Coefficients Signifikansi pada Uji
Hipotesis ROE, EPS, PER. EVA terhadap Return Saham.
Pengujian
Hipotesis Pertama (M)
Nilai β Standardized Coefficients
variabel ROE sebesar 0,211 dan signifikansi sebesar 0,037 dimana nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian HI diterima atau dapat
dikatakan bahwa. ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
Tabel 1.
Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda
Coefficients
(a)
|
Unstandar
dized
Coefficients
|
Standar
dized
Coeffic
ients
|
t
|
Sig
|
Come
ations
|
||
mo
del
|
|||||||
B
|
Std.
Err
or
|
Beta
|
Partial
|
||||
1
|
(Cons
|
-
|
0,1
|
2,4
|
0,0
|
||
tent)
|
0,3
|
35
|
42
|
17
|
|||
29
|
|||||||
ROE
|
0,0
|
0,0
|
0,211
|
2,1
|
0,0
|
0,252
|
|
11
|
05
|
34
|
37
|
||||
EPS
|
0,0
|
0,0
|
0,538
|
5,4
|
0,0
|
0,556
|
|
01
|
00
|
69
|
00
|
||||
PER
|
0,0
|
0,0
|
0,148
|
1,4
|
0,1
|
0,176
|
|
11
|
07
|
63
|
48
|
||||
EVA
|
-
|
2,9
|
-0,032
|
-
|
0,7
|
-0,039
|
|
9,2
|
IE-
|
0,3
|
53
|
||||
OE-
|
07
|
16
|
|||||
08
|
|||||||
Dependent
Variabel : RETURN SAHAM
|
Pengujian Hipotesis Kedua (H2)
Nilai β Standardized Coefficients
variabel. EPS sebesar 0,538 dan signifikansi sebesar 0,000 diman nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian H2 diterima atau dapat
dikatakan bahwa EPS berpengaruh positif
dan signifikan terhadap return saham.
Pengujian Hipotesis Ketiga (H3)
Nilai
β Standardized Coefficients variable PER sebesar 0,148 dan signifikansi
sebesar 0,148 dimana nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Dengan demikian
H3 ditolak atau dapat dikatakan bahwa PER berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap return saham
Tabel 2
Hasil Uji Hipotesa
Hipotesis
|
β
|
Signifikansi
|
Kesimpulan
|
ROE
berpengaruh positif
dan
signifikan terhadap return saham
|
0,211
|
0,037
|
Diterima
|
EPS berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return saham
|
0,538
|
0,000
|
Diterima
|
PER
berpengaruh positif dan
tidak
signifikan terhadap return saham
|
0,148
|
0,148
|
Ditolak
|
EVA berpengamh negatif
dan
tidak signifikan terhadap return saham
|
-0,032
|
0,753
|
Ditolak
|
Pengujian Hipotesis Keempat (H4)
Nilai β Standardized Coefficients variable
EVA sebesar -0,032 dan signifikansi sebesar 0,753 dimana. nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05. Dengan demikian H4 ditolak atau dapat dikatakan bahwa
EVA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham.
Pembahasan dari Setiap Hipotesis
dijelaskan sebagai berikut:
a. Pembahsan
Hipotesis Pertama. (HI)
Berdasarkan
hasil pengujian pada hipotesis pertarna. (HI) dinyatakan diterima, mengandung
makna bahwa return on equity mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap return saham. Hasil pengujian ini sesuai dengan argumentasi return
on equity yang semakin meningkat berdampak pada kinerja perusahaan yang
semakin baik selanjutnya berpengaruh terhadap return saham yang semakin
meningkat.
Sesuai dengan signaling
theory, adanya return on equity yang semakin meningkat
akan berdampak pada meningkatnya daya tarik investor sehingga dimungkinkan kinerja & semakin baik.
b. Pembahsan
Hipotesis Kedua (H2)
Berdasarkan
hasil pengujian pada hipotesis kedua (H2) dinyatakan diterima, mengandung makna
bahwa earning per share mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap return
saham. Hasil pengujian ini sesuai dengan argumentasi bahwa meningkatnya Earning
Per Share akan membawa dampak terhadap meningkatnya harga return saham.
c. Pembahasan
Hipotesis Ketiga (H3)
Berdasarkan
hasil pengujian pads hipotesis ketiga (H3) dinyatakan ditolak (tidak dapat
diterima), hal ini berarti bahwa price earning ratio berpengaruh positif tetapi
tidak signifkan terhadap return saham. Hasil pengujian ini bertentangan dengan
teori yang menyatakan bahwa price earning ratio berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return saham.
Tidak
dapat diterima mengandung makna bahwa Price earning ratio yang merupakan rasio
antara harga pasar per lembar saham terhadap laba, bersih per lembar tidak
direaksi oleh investor.
d. Pembahasan
Hipotesis Keempat (H4)
Berdasarkan
hasil pengujian pada hipotesis keempat (H4) dinyatakan ditolak (tidak dapat
diterima), hal ini berarti bahwa economic value added tidak berpengaruh (negatif) dan tidak signifikan
terhadap return saham.
Hal tersebut menunjukkan bahwa EVA yang sementara ini
dipandang sebagai pengukur kinerja perusahaan yang lebih baik daripada kinerja
konvensional terbukti tidak digunakan
oleh investor untuk memprediksikan return saham. Selama periode
penelitian investor masih menggunakan kinerja konvensional (terutama EPS) untuk
mernprediksi return saham.
Hasil tersebut
juga mengindikasikan bahwa para investor tidak melakukan perhitungan EVA,
mengingat instrument perhitungannya diperlukan data yang lebih rinci dan
kompleks.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji
pengaruh return on equity,earning per share, price earning ratio, dan
economic value added terhadap return saham. Landasan teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teori signal (signaling theory).Argumentasi teori signal menganggap bahwa laporan
keuangan yang disajikan oleh perusahaan dapat memberikan sinyal terhadap: (1)
pertumbuhan deviden dan (2) aktivitas perdagangan saham.
Tipe penelitian
ini adalah penelitian korelasional (correlation research) yang merupakan
tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan antar variable
yang sifat hubungannya merupakan hubungan sebab akibat (causal effect).
Model statistic yang digunakan untuk menganalisis variabel-variabel penelitian
adalah regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil (Ordinary Least
Square/OLS).
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa keempat variabel independen (ROE,EPS,PER dan EVA) memberikan
kemampuan prediksi sebesar 34,3% lebih jauh variabel EPS merupakan satu-satunya
variabel yang sangat
signifikan (α = 0,000) menunjukkan bukti yang kuat bahwa EPS secara signifikan
berpengaruh positif terhadap return saham. Bahkan, EPS merupakan
variabel yang sangat dominan dibandingkan dengan tiga variabel lainnya, yang
ditunjukkan dengan beta standar sebesar 0,358. Sedangkan variabel lainnya untuk
variabel ROE, PER, dan EVA masingmasing sebesar 0,211; 0,148; dan - 0,032.
Berdasarkan
hasil analisis menunjukkan bahwa economic value added yang dipandang
sebagai pengukuran kinerja perusahaan yang lebih baik (terbaru = modern)
daripada kinerja konvensional terbukti belum banyak digunakan oleh investor
untuk mengukur return saham. Hasil penelitian juga mengindikasikan bahwa
para investor tidak melakukan perhitungan EVA, karena instrument perhitungannya
diperlukan data yang lebih rinci dan kompleks. Terlebih lagi data yang
berhubungan dengan EVA tidak dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (dalam
hal ini Indonesian Capital market Directory), sehingga perhitungan EVA
kurang praktis untuk mengukur harga atau return saham.
Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan
uaraian yang telah dikemukan, maka hasil penelitian ini dapat digunakan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan terutama bagi manajemen, investor, dan
akademisi.
Bagi
manajemen akan memerlukan informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan untuk
mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan dan sebagai basis evaluasi
prestasi manajemen. Selain itu bagi pihak manajemen mformasi keuangan tertentu
dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, perencanaan, dan untuk mengevaluasi
perubahan strategi.
Bagi investor
dapat menggunakan informasi keuangan untuk mengetahui tingkat keuntungan (return)
dan resiko untuk masa yang akan datang. Investor akan memilih perusahaan yang
mempunyai tingkat keuntungan tinggi, tetapi mempunyai tingkat resiko yang
rendah. Investor berkepentingan dengan tingkat keuntungan masa
lalu (past
performance) untuk menilai dan memproyeksikan kemampuan perusahaan.
performance) untuk menilai dan memproyeksikan kemampuan perusahaan.
Bagi akademisi,
hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan dasar pemikiran untuk pengembangan
penelitian di bidang keuangan, khususnya variabel-variabel yang berpengaruh
terhadap return saham
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini
hanya memfokuskan pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia, dengan demikian tidak dapat mencerminkan keadaan seluruh
perusahaan yang ada di Indonesia sehingga tidak dapat digunakan sebagai
generalisasi. Disamping itu faktor fundamental perusahaan yang digunakan
sebagai dasar untuk mengukur return saham hanya terbatas pada ROE, EPS,
PER, dan EVA. Ada kemungkinan akan memberikan hasil yang lebih baik jika faktor
fundamental lainnya seperti likuiditas, solvabilitas atau leverage, dan
aktivitas perusahaan dimasukkan dalam model.
Penelitian ini
membahas kinerja kemajuan perusahaan yang tercermin pada rasio-rasio keuangan.
Rasio keuangan umumnya dihasilkan dari informasi akuntansi historis, sehingga
tidak menggambarkan nilai sekarang. Hal ini sering mengakibatkan rasio menjadi
kurang realistis.
Saran
Untuk Penelitian Mendatang
Dengan kemampuan prediksi sebesar 34,3%
mengindikasikan perlunya faktor fundamental yang lain seperti rasio likuiditas,
aktivitas perusahaan, dan rasio pasar dimasukkan sebagai predictor dalam
memprediksi return saham. Variabel-variabel lainnya seperti Return on
Asset, Debt Equity Ratio, Deviden Payout Ratio dan lainnya
disarankan dipertimbangkan.
Perlu untuk memperpanjang periode
pengamatan mengingat investor dalam jangka yang relative pendek tidak
menggunakan factor fundamental dalam memprediksi return saham. Agar
penelitian berikutnya dapat digeneralisasikan maka diperlukan sampel penelitian
yang lebih besar dari seluruh perusahaan yang terdaftar dan aktif di Bursa Efek
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Gujarati, D. N,
2003, Basic Economic, Singapore: MC
Graw-Hill
Hanafi,
mamduh M, 2003, Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Jogiyanto,
HM, 2003, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Yogyakarta, BPFE UGM.
Husnan, Suad,
1996, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis
Sekuritas, Edisi Kedua Yogyakarta, UPP
AM YKPN
Prastowo, Dwi,
2002, Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan
Aplikasi,Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Sartono, Agus,
2001, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi 4, Yogyakarta: BPEE
UGM
Sawir, Agnes,
2001, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan,
Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama
Susilowati,
Yeye, 2003, Pengaruh PER terhadap Faktor Fundamental Perusahaan pada
Perusahaan Publik Di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol.
10, No. 1: 51-56
Tanopruwito,
Djoni, 2005, Penerapan Konsep Economi Value Added dan Market Value Added
pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi
STIE No.2/Th. XIV/29/April-Juni 2005: 1-14