ANALISIS PENGARUH WORKING CAPITAL
TO TOTAL ASSETS RATIO, TOTAL DEBT TO TOTAL CAPITAL ASSETS, TOTAL ASSETS
TURNOVER, GROSS PROFIT MARGIN DAN NET
PROFIT MARGIN TERHADAP PERUBAHAN LABA
(Study Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode
2005-2009)
Sri Marhaeni Salsiyah
Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri
Semarang
ABSTRACT
This
research is conducted to analyze and to test the influence of working capital
to total assets ratio, total debt to total capital assets, total asset
turnover, gross profit margin, net profit margin toward earning changes.
The
population in this study is all manufacturing companies listed in Indonesia
Stock Exchange during the period of 2004-2009. The method used is purposive
sampling. The sampling criteria are: (1) manufacturing companies which are
always listed in the Stock Foam Indonesia during the period of 2004-2009,
(2) companies that regularly provide
complete data and publish financial reports continuously during the periods of
2004-2009 and (3) companies that have continuously no negative earning (earning
after tax) during the period of 2004-2009. There are 41 companies meeting the
criteria employed as the sample. The
instrument of analysis is multiple linear regression. Classical assumption test
has been carried out. T- statistic is
employed to partially test each independent variables and simultaneously used
F-statistic with a significance level of 5%.
The results
of data analysis showed that the data used in this study meet the classical
assumptions of normally distributed, there is no multicollinearity,
autocorrelation and heteroscedasticity. The
results of multiple regression analysis showed that the simultaneous influence
of WCTAR, TDTCA, TAT, GPM and NPM toward earning changes is 30.3%, partially
GPM and NPM, each has significant positive influence toward earning changes,
TDTCA significant negative influence toward earnings changes. Meanwhile,
WCTAR and TAT have positive influence toward earning changes but the influence
is not significant.
Key words:
Earning Changes, WCTAR, TDTCA, TAT, GPM and NPM
PENDAHULUAN
Laporan keuangan yang dihasilkan
perusahaan merupakan salah satu informasi yang dapat digunakan dalam menilai
kinerja suatu perusahaan. Kinerja perusahaan adalah pengukuran prestasi
perusahaan yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan
manajemen yang kompleks dan sulit, karena menyangkut efektifitas pemanfaatan
modal, efisiensi dan rentabilitas dari kegiatan perusahaan. Para investor dan
manajer akan melihat kinerja perusahaan berdasarkan kinerja keuangan dan
kinerja operasional perusahaan (Epri Ayu Hapsari, 2007)
Salah satu parameter kinerja
perusahaan tersebut adalah laba. Laba bagi suatu perusahaan sangat diperlukan
karena untuk kelangsungan hidup perusahaan. Untuk memperoleh laba, perusahaan
harus melakukan kegiatan operasional. Laba dapat memberikan sinyal positif
mengenai prospek perusahaan di masa yang akan datang. Dengan adanya pertumbuhan
laba yang terus meningkat dari tahun ke tahun akan memberikan sinyal yang
positif mengenai kinerja perusahaan. Laba merupakan salah satu indikator
kinerja perusahaan yang penting. Penyajian informasi laba merupakan focus
kinerja perusahaan yang penting.
Salah satu bentuk informasi akuntansi yang
penting dalam proses penilaian kinerja perusahaan adalah berupa rasio-rasio
keuangan perusahaan untuk periode tertentu. Rasio keuangan dikelompokkan ke
dalam 4 jenis yaitu rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio
profitabilitas. Rasio likuiditas adalah rasio yang dimaksudkan untuk mengukur
likuiditas perusahaan. Rasio leverage adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk
mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Rasio
aktivitas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa
besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya. Rasio
profitabilitas adalah rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah
kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (Bambang Riyanto,2008).
Dengan
rasio-rasio keuangan tersebut akan tampak jelas berbagai indikator keuangan
yang dapat mengungkapkan kondisi keuangan perusahaan maupun kinerja yang telah
dicapai perusahaan untuk suatu periode tertentu. Rasio keuangan perusahaan yang
baik mencerminkan bahwa perubahan laba perusahaan juga baik. Hal ini
dikarenakan perubahan laba yang baik menunjukkan bahwa kinerja suatu perusahaan
juga baik, karena perubahan laba merupakan salah satu parameter yang digunakan
untuk mengukur kinerja perusahaan.
Perusahaan
manufaktur merupakan kelompok
perusahaan yang menarik untuk dijadikan obyek penelitian, karena selain
kelompok perusahaan ini mempunyai jumlah perusahaan yang terbanyak pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD),
juga karena perubahan laba (earning after
tax) dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 yang semestinya tiap tahun
mengalami kenaikan justru lebih banyak mengalami penurunan.
Hasil
studi Nurjanti Takarini dan Erni Ekawati (2003) menyatakan bahwa Working Capital to Total Assets berpengaruh positif signifikan
terhadap perubahan laba. Hal ini berbeda dengan Epri Ayu Hapsari (2007) yang
menghasilkan bahwa Working Capital to
Total Assets tidak berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan
laba.
Hasil penelitian
Dian Meriewati dan Astuti Yuli Setiani (2005) menunjukkan Total Debt to Total Capital Assets berpengaruh negatif terhadap Earning After Tax. Sementara hasil
penelitian dari Sri Isworo Ediningsih (2004) adalah Total Liabilities (Debt) to Total Assets berpengaruh positif
signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Hasil
penelitian dari Dian Meriewati dan Astuti Yuli Setiani (2005) , Epri Ayu
Hapsari (2007) yaitu Total Assets
Turnover berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba. Namun
berbeda Roma Uly Juliana dan Sulardi
(2003) dan Nurjanti Takarini dan Erni Ekawati (2003) yang menunjukkan bahwa Total Assets Turnover tidak berpengaruh
signifikan positif terhadap pertumbuhan laba.
Hasil
penelitian dari Dian Meriewati dan Astuti Yuli Setiani (2005) menunjukkan bahwa
gross profit margin tidak berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sementara Epri Ayu Hapsari (2007)
menyimpulkan bahwa gross profit margin
berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Nurjanti
Takarini dan Erni Ekawati (2003) menyatakan bahwa net profit margin berpengaruh signifikan positif terhadap perubahan
laba. Sementara Vita Paramita (2007) menyatakan net profit margin yang berpengaruh negatif terhadap perubahan laba
untuk 1 tahun dan 2 tahun yang akan datang.
Berdasarkan bukti empiris yang
menghubungkan rasio keuangan terhadap perubahan laba (EAT) dan hasil penelitian
yang masih menunjukkan hasil yang berbeda-beda, maka penelitian ini menguji
bagaimana pengaruh rasio-rasio keuangan tersebut terhadap perubahan laba. Dengan
demikian dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1) Bagaimana
pengaruh Working Capital to Total Assets
Ratio terhadap perubahan laba? 2)
Bagaimana pengaruh Total Debt to Total
Capital Assets terhadap perubahan
laba? 3) Bagaimana pengaruh Total
Asset Turnover terhadap perubahan laba? 4) Bagaimana pengaruh Gross Profit Margin terhadap perubahan laba? 5)Bagaimana pengaruh Net Profit Margin terhadap perubahan laba?
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan atau referensi untuk penelitian
selanjutnya yang ingin mengetahui lebih jauh variabel-variabel apa saja yang
dapat mempengaruhi perubahan laba. Selain itu diharapkan juga dapat bermanfaat
bagi emiten maupun investor dalam pengambilan keputusan mereka untuk
memaksimumkan kinerja perusahaan dan pemegang saham maupun keputusan untuk
menanamkan saham pada perusahaan manufaktur.
TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Working capital
to total assets ratio (WCTA ratio) adalah likuiditas dari total aktiva dan
posisi modal kerja. Modal kerja yang dimaksud disini adalah modal kerja neto,
yaitu sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk
membiayai operasinya perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya (Bambang
Riyanto, 2008). WCTA ratio yang semakin tinggi menunjukkan semakin besar porsi
modal kerja yang dimiliki perusahaan dari total aktivanya. Dengan modal kerja
yang besar, diharapkan kegiatan operasional perusahaan menjadi lancar sehingga
pendapatan yang diperoleh akan meningkat dan ini mengakibatkan laba yang
diperoleh juga meningkat. Hasil studi Nurjanti Takarini dan Erni Ekawati (2003)
menyatakan bahwa Working Capital to Total
Assets berpengaruh positif signifikan
terhadap perubahan laba. Berdasarkan teori dan hasil penelitian tersebut
diajukan hipotesis pertama sebagai berikut:
H1 : Working Capital
to Total Assets Ratio berpengaruh positif terhadap perubahan laba
Total Debt to
Total Capital Assets, yaitu beberapa bagian dari keseluruhan aset yang
dibelanjai dengan utang (Bambang Riyanto,2008). Makin
tinggi rasio ini berarti, semakin besar aset yang dibiayai dari hutang. Rasio
yang tinggi relatif kurang baik, karena bila terjadi likuidasi perusahaan akan
mengalami kesukaran (Syafaruddin Alwi, 1993). Kreditur lebih menyukai rasio
utang yang rendah karena semakin rendah rasio ini, maka semakin besar
perlindungan terhadap kerugian kreditur dalan peristiwa likuidasi. Di sisi
lain, pemegang saham akan menginginkan leverage yang lebih besar karena akan
dapat meningkatkan laba yang diharapkan (Eugene F.Brigham dan Joel F.Houston,
2001). Hasil penelitian Dian Meriewati dan Astuti Yuli Setiani (2005) menunjukkan
Total Debt to Total Capital Assets
berpengaruh negatif terhadap Earning
After Tax. Berdasarkan teori dan hasil penelitian tersebut diajukan
hipotesis kedua sebagai berikut:
H2: Total Debt to Total Capital Assets berpengaruh negatif terhadap
perubahan laba
Total Asset
Turnover menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva
berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan
untuk menghasilkan “revenue” (Bambang
Riyanto, 2008). Diharapkan Total Assets
Turnover akan semakin naik yang berarti pemakaian aktiva lebih efisien (Syafaruddin
Alwi, 1993) . Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik,
(Mamduh M.Hanafi & Abdul Halim, 2003). Semakin besar TAT menunjukkan
semakin efisien penggunaan seluruh aktiva perusahaan dalam menghasilkan
penjualan. Hasil penelitian dari Dian Meriewati dan Astuti Yuli Setiani (2005),
Epri Ayu Hapsari (2007) yaitu Total
Assets Turnover berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian tersebut diajukan hipotesis ketiga
sebagai berikut:
H3: Total Assets turnover berpengaruh positif terhadap perubahan laba
Gross Profit
Margin (GPM) berfungsi untuk mengukur tingkat kembalian keuntungan kotor
terhadap penjualan bersihnya. Nilai GPM berada diantar 0 (nol) dan 1 (satu).
Nilai GPM mendekati satu, maka berarti semakin efisien biaya yang dikeluarkan
untuk penjualan, yang berarti semakin besar tingkat kembalian keuntungan (Robert
Ang, 1997). Hasil penelitian dari Epri Ayu Hapsari (2007) menyimpulkan bahwa gross profit margin berpengaruh positif
signifikan terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan teori dan hasil penelitian
tersebut diajukan hipotesis ketiga sebagai berikut:
H4: Gross Profit
Margin berpengaruh positif
terhadap perubahan laba
Net Profit
Margin (NPM) berfungsi untuk mengukur tingkat kembalian keuntungan bersih
terhadap penjualan bersihnya. Nilai NPM semakin besar mendekati 1 (satu), maka
berarti semakin efisien biaya yang dikeluarkan, yang berarti semakin besar
tingkat kembalian keuntungan bersih (Robert Ang, 1997). Semakin tinggi NPM
menunjukkan bahwa semakin meningkat laba bersih yang dicapai perusahaan
terhadap penjualan bersihnya. Nurjanti Takarini dan Erni Ekawati (2003) menyatakan
bahwa net profit margin berpengaruh
signifikan positif terhadap perubahan laba. Berdasarkan teori dan hasil
penelitian tersebut diajukan hipotesis ketiga sebagai berikut:
H5: Net Profit Margin berpengaruh positif terhadap perubahan laba
METODE PENELITIAN
Populasi
yang digunakan untuk penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia sejak tahun 2005 sampai dengan 2009 yang berjumlah 145 perusahaan.
Pemilihan sampel ditentukan dengan cara purposive
sampling.
Kriteria untuk dipilih menjadi
sampel adalah perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, konsisten ada selama periode
penelitian, menyediakan data rasio keuangan lengkap dan tidak mendapatkan laba
negatif selama kurun waktu penelitian (tahun 2005 sampai dengan 2009). Berdasarkan
pada kriteria tersebut, perusahaan manufaktur
yang memenuhi kriteria selama kurun waktu penelitian (tahun 2005 sampai dengan
2009) sebanyak 41 perusahaan dengan 205 pengamatan. Sumber data diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
Pengukuran Variabel
- Variabel dependen
Perubahan laba
dapat dirumuskan sebagai berikut: (Usman, 2003)
Dimana:
∆Yit = Perubahan laba pada periode tertentu
Yit = Laba perusahaan i pada periode t
Yit-1 = Laba perusahaan i pada
periode t-1
- Variabel Independen
- Working Capital to Total Assets Ratio
WCTAR =
- Total Debt to Total Capital Assets
TDTCA =
- Total Assets Turnover
- Gross Profit Margin
- Net Profit Margin
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Asumsi Klasik
Hasil pengujian normalitas pada
pengujian terhadap 205 data awal menunjukkan
bahwa semua variabel belum menunjukkan sebagai model yang normal yang
ditunjukkan dengan nilai Kolmogorov-Smirnov
sebesar 3,302 pada signifikansi 0,000 yang
lebih kecil dari 0,05. Hal ini dikarenakan dari data yang ada terdapat
nilai-nilai yang terlalu ekstrim (data outlier).
Untuk itu perlu ada perbaikan data dengan cara menghilangkan data outlier (data yang terlalu ekstrim).
Tabel 1
Hasil Uji Normalitas (Data setelah tanpa
outlier)
(n=184)
Hasil
pengujian normalitas setelah tidak mengikutsertakan outlier penelitian menunjukkan bahwa data terdistribusi secara
normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai Kolmogorov-Smirnov
adalah sebesar 0,817 dan signifikansi
pada 0,516 yang lebih besar dari 0,05 (lihat tabel 1). Hal ini berarti bahwa
data residual terdistribusi secara normal.
Nilai
yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah jika
masing-masing variabel independen mempunyai nilai tolerance <=0,10 atau
mempunyai nilai VIF >=10, sehingga suatu model regresi dinyatakan bebas dari
multikolinearitas apabila mempunyai nilai tolerance
di atas 0,1 dan nilai VIF di bawah 10. Dari hasil uji diketahui bahwa variabel working capital to total assets ratio (WCTAR), total debt to total capital assets (TDTCA), total assets turnover (TAT), gross
profit margin (GPM) dan net profit
margin (NPM) semua mempunyai nilai tolerance
di atas 0,10 dan nilai VIF di bawah 10 (lihat tabel 2 berikut).
Tabel 2
Hasil Uji Multikolinearitas
Nilai VIF dan Tolerance
Model
|
Collinearity
Statistics
|
||||
Tolerance
|
VIF
|
||||
1
|
(Constant)
|
||||
WCTAR
|
.727
|
1.375
|
|||
TDTCA
|
.601
|
1.664
|
|||
TAT
|
.986
|
1.014
|
|||
GPM
|
.803
|
1.246
|
|||
NPM
|
.972
|
1.028
|
|||
Hal ini menunjukkan bahwa di
dalam model regresi dengan variabel dependen perubahan laba tidak terjadi
multikolinearitas.
Model
regresi yang baik adalah yang bebas dari autokerelasi (Ghozali,2007). Untuk
mengetahui ada tidaknya autokorelasi digunakan Uji Durbin Watson. Hasil pengujian Durbin Watson didapat nilai
Durbin Watson (DW) sebesar 1,877.
Tabel 3
Hasil Uji Autokorelasi
Dengan menggunakan tabel DW pada
nilai signifikansi 5%, jumlah sampel 184 dan jumlah variabel independen 5 (k=5)
maka diperoleh nilai dl sebesar 1,718 dan du sebesar 1,820.
Jika dibandingkan dengan nilai hasil tabel
yaitu dl sebesar 1,718 dan du sebesar 1,820 yang dimasukkan dalam kriteria
pengambilan keputusan didapatkan nilai 4-du sebesar 2,180. Hal ini menunjukkan
bahwa nilai DW berada diantara nilai du dan 4-du, sehingga hasil kesimpulan
tidak ada autokorelasi. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa model regresi
terbebas dari masalah autokorelasi.
Pengujian heteroskedastisitas
menggunakan Uji Glejser, dimana hasilnya bisa dilihat pada tabel 4. Berdasarkan
tabel 4 di bawah ini menunjukkan bahwa koefisien parameter untuk semua variabel
independen yang digunakan dalam penelitian tidak ada yang signifikan pada
tingkat 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dalam persamaan regresi yang
digunakan tidak terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 4
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser
Analisis Regresi
Hasil
uji pengaruh simultan (F-test) pada tabel 5 terlihat bahwa ada pengaruh secara
bersama-sama kelima variabel independen terhadap perubahan laba perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
.
Tabel 5
Hasil Uji Regresi Linear Berganda Simultan
Hal ini dapat dibuktikan dari
nilai F hitung sebesar 16,877 dengan nilai signifikansi 0,000 (lihat tabel 5).
Karena nilai signifikansi jauh dibawah 0,05 maka model regresi dapat digunakan
untuk memprediksi perubahan laba. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel
independen working capital to total
assets ratio (WCTAR), total debt to
capital assets (TDTCA), total assets
turnover (TAT), gross profit margin
(GPM) dan net profit margin (NPM)
secara bersama-sama berpengaruh terhadap perubahan laba atau dengan kata lain
model yang digunakan layak (goodness of
fit).
Hasil analisis linear berganda
pada penelitian ini dengan menggunakan SPSS versi 15 dapat dilihat pada tabel 6
berikut. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa Working capital to total assets ratio (WCTAR) berpengaruh positif
tetapi tidak signifikan terhadap perubahan laba. Total debt to total capital asstes (TDTCA) berpengaruh negative
dan signifikan terhadap perubahan laba. Total
assets turnover (TAT) berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap
perubahan laba. Gross profit margin
(GPM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba. Net profit margin (NPM) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap perubahan laba.
Tabel 6
Hasil Uji Parsial Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
|
||||||
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
t
|
Sig.
|
||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
.057
|
.211
|
.271
|
.787
|
|
WCTA
|
.163
|
.195
|
.061
|
.837
|
.404
|
|
TDTCA
|
-1.027
|
.256
|
-.319
|
-4.007
|
.000
|
|
TAT
|
.092
|
.071
|
.080
|
1.288
|
.199
|
|
GPM
|
.845
|
.250
|
.233
|
3.384
|
.001
|
|
NPM
|
.419
|
.132
|
.198
|
3.165
|
.002
|
|
a.
Dependent Variable: Perub Laba
|
Hasil perhitungan Koefisien Determinasi
dapat terlihat pada Tabel 7 berikut ini. Berdasar output SPSS, tampak bahwa dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi
(R2) adjusted sebesar 0,303. Hal ini menunjukkan bahwa besar pengaruh variabel independent yaitu Working
Capital to Total Assets Ratio (WCTAR), Total
Debt to Total Capital Assets (TDTCA), Total
Assets Turnover (TAT), Gross Profit Margin (GPM) dan Net Profit Margin (NPM) terhadap variabel dependen yaitu perubahan
laba yang dapat diterangkan
oleh model persamaan ini adalah sebesar 30,3 % dan sisanya sebesar 69,7 % dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.
Tabel 7
Hasil Perhitungan Koefisien
Determinasi
Pengujian Hipotesis 1
Hipotesis pertama yang diajukan
menyatakan bahwa working capital to total
assets ratio (WCTAR) berpengaruh positif terhadap perubahan laba. Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan diperoleh nilai t hitung lebih kecil dari t tabel (0,837<1,6515)
dan berada di daerah penolakan Ha. Dengan demikian hipotesis pertama yang
menyatakan working capital to total assets ratio (WCTAR) memiliki pengaruh positif
terhadap perubahan laba ditolak.
Pengujian Hipotesis 2
Hipotesis kedua yang diajukan
menyatakan bahwa total debt to total capital assets (TDTCA)
berpengaruh negatif terhadap perubahan laba. Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan diperoleh nilai t hitung
lebih kecil dari t tabel (-4,007>-1,6515) berada di aderah penolakan Ho.
Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan total debt to total capital assets (TDTCA) berpengaruh negatif terhadap
perubahan laba diterima.
Pengujian Hipotesis 3
Hipotesis ketiga yang diajukan
menyatakan bahwa total assets turnover (TAT) berpengaruh positif terhadap perubahan
laba. Berdasarkan hasil uji t yang
dilakukan diperoleh nilai t hitung lebih kecil dari
t tabel (1,288<1,6515) berada di daerah penolakan Ha. Dengan demikian
hipotesis ketiga yang menyatakan total assets turnover (TAT) memiliki
pengaruh positif terhadap perubahan laba ditolak.
Pengujian Hipotesis 4
Hipotesis
keempat yang diajukan menyatakan bahwa gross
profit margin (GPM) berpengaruh positif terhadap perubahan laba. Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan diperoleh nilai t hitung lebih besar dari t tabel (3,384>1,6515)
berada di daerah penolakan Ho. Dengan demikian hipotesis keempat yang
menyatakan gross profit margin (GPM) memiliki
pengaruh positif terhadap perubahan laba diterima.
Pengujian Hipotesis 5
Hipotesis
kelima yang diajukan menyatakan bahwa net
profit margin (NPM) berpengaruh positif terhadap perubahan laba. Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan diperoleh nilai t hitung lebih besar dari t tabel (3,165>1,6515)
berada di daerah penolakan Ho. Dengan demikian hipotesis kelima yang menyatakan
net
profit margin (NPM) memiliki
pengaruh positif terhadap perubahan laba diterima.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil uji Koefisien Determinasi (R2) menunjukkan bahwa nilai
adjusted R2 model sebesar 0,303 atau 30,3% artinya besarnya pengaruh
variabel independen yaitu working capital
to total assets (WCTA) ratio, total
debt to total capital assets (TDTCA), total
assets turnover (TAT), gross profit
margin (GPM) dan net profit margin
(NPM) terhadap variabel dependen perubahan laba sebesar 30,3% sedangkan sisanya
69,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model.
Hasil
uji pengaruh simultan (uji F-Statistik) menunjukkan bahwa nilai F hitung
sebesar 16,877 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 5%. Oleh karena itu
secara bersama-sama (simultan) variabel independen (WCTAR, TDTCA, TAT, GPM dan
NPM) berpengaruh terhadap variabel dependen perubahan laba.
Secara
ringkas hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini.
Tabel 8
Rangkuman Hasil Penelitian
No
|
Variabel yang Berpengaruh Terhadap Perubahan Laba
|
Hipotesis
|
Hasil
|
Keputusan
|
1
|
WCTAR
|
+
|
(+) tidak signifikan
|
Ditolak
|
2
|
TDTCA
|
-
|
(-) signifikan
|
Diterima
|
3
|
TAT
|
+
|
(+) tidak signifikan
|
Ditolak
|
4
|
GPM
|
+
|
(+) signifikan
|
Diterima
|
5
|
NPM
|
+
|
(+) signifikan
|
Diterima
|
Terbatasnya jumlah rasio yang digunakan pada
penelitian ini, dimana hanya diambil satu jenis rasio dari masing-masing rasio
keuangan (kecuali rasio profitability)
memungkinkan menyebabkan kurang tingginya pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen, yakni sekitar 30,3%. Sebaiknya penelitian mendatang
menambahkan lagi rasio-rasio keuangan yang dapat diprediksikan mempengaruhi
perubahan laba seperti yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu ROI
(Dian Meriewaty & Astuti Yuli Setyani,2005), CLE, ROE (Nurjanti Takarini
& Erni Ekawati,2003)
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Syafaruddin, 1993, Alat-alat
Analisis dalam Pembelanjaan, Yogyakarta: Andi Offset
Belkaoui,Ahmed, 1993, Teori
Akuntansi, Erlangga, Jakarta
C. Van Horne, James dan Jr.Wachowicz, John, 1997, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Jakarta: Salemba Empat
Darsono & Ashari,2004, Pedoman
Praktis Memahami Laporan Keuangan, Penerbit Andi Yogyakarta
Djarwanto Ps,1996, Pokok-Pokok
Analisa Laporan Keuangan, BPFE Yogyakarta
Ediningsih, Sri Isworo, 2004, “Rasio Keuangan dan Prediksi Pertumbuhan
Laba:Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEJ”, Wahana, Vol 7 No 1, Pebruari
Epri Ayu
Hapsari, 2007, Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Pertumbuhan laba
(Studi Kasus Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode
2002 sampai dengan 2005), Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajamen Universitas Diponegoro (tidak
dipublikasikan)
F. Brigham, Eugene dan F. Houston, Joel, 2001, Manajemen Keuangan, Buku I, Penerbit Erlangga, Jakarta
Ghozali, Imam,2007, Aplikasi
Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang
Gujarati, Damodar, 1999, Basic
Economics, 3nd Edition, McGraw-Hill, Inc, Singapore
http://rfebrianto.blogspot.com/2010/05/Pengukuran
Kinerja Perusahaan Dinilai Dari Laba
Residiual dan Economic Value Added (EVA) sebagai Alternatif Pengukuran
Kinerja Berbasis Accrual Earnings
Horne, Van dan Wachowicz, Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan, 2007, Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Husnan, Suad dan Pudiastuti,Enny, 2002, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Yogyakarta:
UPP AMP YKPN
Jogi Christiawan, Yulius dan Tarigan, Josua, 2007, “Kepemilikan Manajerial
: Kebijakan Hutang Kinerja dan Nilai Perusahaan”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 9, No1, Mei
Meriewaty, Dian dan Astuti Yuli Setyani, 2005, “Analisis Rasio
Keuangan terhadap Perubahan Kinerja pada Perusahaan di Industri Food and
Beverages yang terdaftar di BEJ”, Jurnal
Riset Akuntansi dan Keuangan, Vol.1 No. 2, Agustus
Meythi, 2005, “Rasio Keuangan yang Paling Baik Untuk Memprediksi
Pertumbuhan Laba:Suatu Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol XI No 2,
September
M.Hanafi,Mamduh dan Halim,Abdul, 2003, Analisis laporan Keuangan, Yogyakarta: UPP
AMP YKPN
Prastowo D, Dwi & Juliaty Rifka , 2008, Analisis Laporan Keuangan, Konsep dan Aplikasi, UPP STIM YKPN,
Yoygakarta
Reksoprayitno, Soediyono, 1991, Analisis
Laporan Keuangan:Analisis Rasio, Liberty, Yogyakarta
Riyanto,Bambang, 2008, Pembelanjaan
Perusahaan, BPFE, Yogyakarta
Robert,Ang, 1997, Buku Pintar
Pasar Modal, Media soft, Jakarta
Salvatore, Dominick, 2005, Ekonomi
Manajerial, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta
Sartono dan Harjito, Agus, 2005, Manajemen
Keuangan, Penerbit Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta
Takarini, Nurjanti dan Erni Ekawati, 2003,” Analisis Rasio Keuangan
dalam Memprediksi
Laba pada
Perusahaan Manufaktur di Pasar Modal Indonesia”, Ventura, Vol. 6 No.3,
Desember
Usman, Bahtiar, 2003, “Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi
Perubahan Laba Bank-
Bank di
Indonesia”, Media Riset Bisnis &
Manajemen, Vol. 3, No. 1, April
Weston, J. Fred dan F. Brigham, Eugene, 1993, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Jilid 1 edisi 9, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Weston, J. Fred dan E. Copeland, Thomas, 1995, Manajemen Keuangan, Jilid 1 edisi 9, Binarupa Aksara, Jakarta
Wijayanti, Indriati dkk, 2005, “Kemampuan Informasi Keuangan
Memprediksi Perubahan Laba”, Jurnal
Bisnis&Manajemen vol 5, No 1
Zainudin dan Hartono, Yogiyanto, 1999, “Manfaat Rasio Keuangan dalam
Memprediksi
Pertumbuhan Laba: Suatu studi
Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia, vol. 2, No 1