Laman

ANALISIS STRUKTURAL PENGARUH LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA


ANALISIS STRUKTURAL PENGARUH LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG  PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA

Andi Setiawan
Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Semarang
 Jl. Prof. H. Sudarto, S.H., Tembalang, Semarang 50275


ABSTRACT
This study analyzes the direct and indirect influence of human resource training programs. Research problems posed is how to improve employee performance through training programs. Furthermore, variables and indicators of research are also based on previous research. A model has been developed and three hypotheses have been formulated to address this research problem. The sampling technique ware purposive sampling and quota sampling. Respondents of this study amounted to 100 people, all of whom, lecture and staff of Semarang State Polytechnic.
Data analysis tool used is Structural Equation Modeling (SEM) in AMOS 16.0. The results of this study data analysis shows a model and research results were well accepted, and subsequent results of this study prove Hypothesis 1: The higher effective human resources training program, the higher the adaptability of human resources is acceptable. Hypothesis 2: The higher the adaptability of human resources, the higher the HR performance is acceptable. And hypothesis 3: The higher effective human resources training program, the higher the HR performance is acceptable. Managerial Implications provide suggestions to focus on the indirect influence of the training program.

Key words: Human Resource Training Program, Human Resources and Performance of Adaptive Human Resources
 

PENDAHULUAN
Investigasi secara berkesimbungan akan pengembangan sumber daya manusia adalah penting, khususnya berkaitan dengan pemeliharaan dan pengembangan keahlian, pengetahuan dan kemampuan baik untuk karyawan maupun untuk organisasi sendiri.  Apa yang akan dilakukan organisasi khususnya upaya organisasi pada pengembangan karyawan, biasanya akan ditanggapi secara positif oleh para karyawannya (Kuvaas dan Dysvik, 2009). Kunci sukses pengembangan adalah sebuah keselarasan yang tercipta dari apa yang menjadi tugas dan pekerjaan dan apa yang menjadi harapan dari SDM atas aktivitas dan perilaku yang telah mereka bangun. Pengembangan menunjukkan peningkatan kemampuan seorang karyawan untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan secara lebih baik (Lloyd dan Hartel 2004). Bagi Sarin et al, (2010) praktek kebijakan pengembangan karyawan yang berkualitas pada proses akan menghasilkan kinerja dan kepuasan karyawan yang dinyakini akan selangkah lebih baik. Organisasi yang berprestasi diukur dari aktivitas kebijakan pengembangan karyawan baik itu aktivitas perencanaan sampai dengan praktek di lapangan.
Bagi Leach, et al (2005), tidak ada yang luar biasa jika program pelatihan yang membutuhkan biaya yang sangat besar, seperti halnya yang dilakukan pada perusahaan multinasional di Amerika Serikat. Namun akan menjadi luar biasa mana kala biaya 7, 1 miliyar dollar Amerika, tidak memberikan hasil yang seperti yang mereka (perusahaan) harapkan. Hal ini menjadi hal yang sangat mendesak untuk menemukan apa yang menyebabkan tujuan pengembangan SDM tidak tercapai. Oleh sebab itu, permasalahan yang akan dikaji pada studi ini adalah bagaimana meningkatkan kinerja karyawan melalui program pelatihan.

TELAAH PUSTAKA
Sumber Daya Manusia yang Adaptif
Ukuran keberhasilan organisasi dalam pengembangan sumber daya dapat diukur dari, (1). Keterwujudan fleksibilitas dalam bekerja dan penggunaan berbagai kemampuan dasar manajemen untuk menyelesaikan berbagai tugas dan pekerjaan. (2). Meningkatnya kemampuan merencanaan segala sesuatu dengan lebih baik, dan (3). Makin baiknya kemampuan menyesuaikan diri dan sekaligus menguasai situasi lingkungan yang dihadapi oleh karyawan dan sekaligus organisasi (lloyd dan Hartel, 2004). Karena aplikasi lapangan dari derajat efektivitas adaptif adalah sebuah proses dan investasi yang memiliki sifat waktu yaitu jangka panjang. Menjadikan karyawan (SDM) yang memiliki adaptabilitas yang cepat dan tepat adalah tugas terpenting dan sekaligus terberat bagi organisasi. Hal ini cukup beralasan mengingat persaingan dan tuntutan perubahan yang dihadapi organisasi (Eckert, 2006). Karyawan dengan tingkat keahlian dan kekuatan referensi yang lebih tinggi dipandang lebih bisa dipercaya. Pada perspektif manajemen aktivitas dan perilaku kerja yang bermutu diposisikan sebagai elemen penting yang menjamin keberhasilan implementasi kebijakan organisasi maupun manajemen. Indicator pengukuran yaitu; X5: Kreativitas karyawan dalam bekerja; X6: Pemahaman  karyawan akan prosedur kerja; X7: kesiapan dalam menerima pekerjaan; X8:kecepatan menerima perubahan lingkungan kerja (sumber; Fuad Mas’ud 2004; Park dan Holloway ,2004)

Program Pelatihan Sumber Daya Manusia
Kepercayaan diri yang kuat dibutuhkan diri karyawan untuk dapat mengelola dengan baik antara kemampuan dengan kemauan agar dapat memenuhi tuntutan konsumen dan organisasi (Marwat et al 2009). Keberhasilan organisasi dalam pengelolaan program pelatihan SDM menurut Sarin et al (2010) dapat diukur dari 1). Jumlah program pelatihan yang diterima/diberikan kepada karyawan; 2). Prosentase karyawan yang mengikuti program pelatihan; 3). Konten (isi) pelatihan yang diberikan; 4). Penerimaan organisasi akan pentingnya sebuah program pelatihan diberikan. Selain hal tersebut hal lain yang harus dikelola oleh organisasi dalam pengelolaan program pelatihan menurut Sarin et al (2010) adalah 1). Standardization yaitu program pelatihan merupakan program yang tepat untuk karyawan; 2). Top-down, yaitu program pelatihan merupakan keputusan dari manajer level teratas; 3). Mandated, yaitu program pelatihan merupakan kebijakan yang wajib dilakukan, tidak hanya sekedar sukarela pelaksanaannya; 4). Structured, yaitu adanya struktur formal dan pemusatan semua bentuk program pelatihan dalam satu depertemen, sehingga lebih terkelola dengan baik (perencanaan, implementasi, pengorganisasian dan evaluasi); 5). classroom setting yaitu menata setiap kelas pada program pelatihan untuk mencapai tujuan tertentu, baik dengan mempergunakan tenaga trainer dari dalam organisasi atau mengundang trainer dari luar.  Indikator pengukuran X1: Pilihan waktu pelaksanaan program pelatihan yang tepat; X2: Kesesuaian program pelatihan dengan kebutuhan karyawan; X3: Manfaat karyawan mengikuti program pelatihan; X4: Intensitas pelatihan program  pelatihan (sumber ; Fuad Mas’ud (004; Sarin et al 2010)
Hipotesis penelitian yang dirumuskan pada penelitian ini adalah sebagai berikut; Hipotesis 1: Semakin tinggi efektifitas program pelatihan SDM, maka semakin tinggi  adaptabilitas SDM.


Kinerja Sumber Daya Manusia
Paparoidamis (2005) dalam model integrasinya menunjukan bahwa sebuah proses peningkatan kinerja dimulai dari knowledge yang tertanam dan diterapkan dengan baik. Proses peningkatan knowledge melahirkan aktivitas dan perilaku karyawan yang berorientasi pada kinerja yang tinggi. Semakin baik pemberdayaan SDM maka semakin baik kinerja organisasi. Pemberdayaan SDM pada secara jangka panjang diyakini sebagai konstruk penentu dalam mencapai organisasi lewat program pemberdayaan (pelatihan) sumber daya yang tepat. Menguc dan Barker, (2005) mengidentifikasi bahwa penelitian selama ini merupakan sebuah usaha jangka panjang dalam upaya mencapai kinerja SDM yang diharapkan. Salah satu penelitian menunjukkan bahwa kinerja SDM sering dikaitkan dengan pola perilaku karyawan yang adaptif dan peran program pelatihan sebagai faktor kunci. Bahkan Franke dan Park, (2006) mengkuatkan peran karyawan yang adaptif dalam mencapai kinerja karyawan (SDM) baik secara jangka pendek maupun jangka panjang. Kemampuan beradaptasi dapat diperoleh dari pengalaman peribadi yang tumbuh seiring masa kerja karyawan. Namun dalam waktu yang relative lebih cepat dapat diperoleh dari program pelatihan yang diikuti oleh mereka (karyawan). Indikator pengukuran; X9 :Kuantitas kerja karyawan; X10: Kualitas kerja karyawan; X11: Bekerja secara tepat waktu; X12: Berusaha dengan lebih keras. (sumber; Fuad Mas’ud 2004)
Hipotesis penelitian yang dirumuskan pada penelitian ini adalah sebagai berikut; Hipotesis 2: Semakin tinggi adaptabilitas SDM, maka semakin tinggi  kinerja SDM. Hipotesis 3: Semakin tinggi efektifitas program pelatihan SDM, maka semakin tinggi  kinerja SDM.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk dalam tipe desain penelitian kausal yaitu untuk mengidentifikasi hubungan sebab dan akibat antar variabel. Obyek penelitian ini adalah Politeknik Negeri Semarang. Populasi penelitian ini adalah seluruh staf pengajar (dosen) dan administrasi pada 3 Jurusan yang mendapatkan Program PHKI  Politeknik Negeri Semarang. Sampel penelitian ini adalah 100 sampel telah memenuhi syarat minimum dianjurkan oleh Hair et al. (1995; dalam, Ferdinand, 2006). Jenis Non-Probability Samples pada penelitian ini mempergunakan metode purposive dan quota sampling. Pengumpulan data dengan Kuesioner dalam format kuesioner tertutup dan didukung dengan kuesioner terbuka dengan menggunakan skala 1-10 untuk mendapatkan data yang bersifat interval dan diberi skor atau nilai.  Tehnik penelitian ini akan mengunakan dua pendekatan : 1). Confirmatory factor analysis, pada SEM yang mengunakan paket komputerisasi AMOS 16.0 dalam hal ini untuk mengkonfirmasi faktor-faktor yang paling dominan dalam satu kelompok variabel; 2). Regression Weight pada SEM yang digunakan untuk meneliti seberapa besar hubungan antar variabel.

PEMBAHASAN
Analisis Structural Equation Modeling
Berdasarkan Gambar 1 berupa analisis full model, dapat dilihat pada gambar berikut ini,


Gambar 1
Analisis Structural Equation Modeling
 
 


























Sumber: data primer yang diolah, (2011).


Selain pengujian berdasarkan nilai probability perlu juga diperkuat dengan nilai – nilai yang lain, seperti pada Tabel 1  berikut ini.


Tabel 1
Hasil Uji Full Model
Kriteria
Cut of Value
Hasil
Evaluasi
Chi-Square
Probability
GFI
AGFI
TLI
CFI
CMIN/DF
RMSEA
2 dengan df : 51 ; p : 5 % = 68,669
> 0,05
> 0,90
> 0,90
> 0,95
> 0,95
< 2,00
< 0,08
66,891
0,067
0,896
0,841
0,963
0,972
1,312
0,056
Baik
Baik
 Marginal
Marginal
Baik
Baik
Baik
Baik
             Sumber: data primer yang diolah, (2011)


Hasil tersebut menunjukkan bahwa model keseluruhan memenuhi kriteria model fit.

Hasil regression weights analisis Struktural Equation Modeling
Hasil ini menentukan bahwa setiap indikator pembentuk variabel laten harus menunjukkan hasil yang memenuhi kriteria yaitu nilai CR di atas 1,96 dengan P lebih kecil dari pada 0,05 dan nilai lambda atau loading factor yang lebih besar dari 0,5.


Tabel 2
Hasil Regression Weights SEM



Estimate
S.E.
C.R.
P
Label
SDM yang_Adaptif
<---
Pelatihan_SDM
.630
.127
4.964
***
par_10
Kinerja_SDM
<---
Pelatihan_SDM
.379
.113
3.369
***
par_11
Kinerja_SDM
<---
SDM yang_Adaptif
.465
.119
3.899
***
par_12
       Nilai p sebesar (***) nilainya lebih kecil dari 0.001
       Sumber: data primer yang diolah, (2011)


Berdasarkan tabel tersebut, menunjukkan 3 hipotesis yang diajukan memiliki nilai dibawah nilai CR di atas 1,96 dengan P lebih kecil dari pada 0,05 dan nilai lambda atau loading factor yang lebih besar dari 0,5.  Sehingga dapat disimpulkan bahwa 3 hipotesis  yang diajukan diterima.

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
Kesimpulan atas Masalah Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mencari jawaban atas rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini  yaitu bagaimana meningkatkan kinerja karyawan melalui program pelatihan ? Hasil dari temuan penelitian ini (Gambar 1) membuktikan dan memberi kesimpulan  yaitu  melalui  2 (dua) proses dasar memberdayakan sumber daya manusia akan dapat meningkat sesuai dengan harapan antara lain, yaitu: Pertama,  hasil analisis data yang tergambar pada grafik analisis full model (Gambar 2) dapat ditunjukkan bahwa pengaruh pelatihan SDM melalui SDM yang adaptif merupakan proses utama yang mempengaruhi terwujudnya kinerja SDM. Kedua, hasil analisis data menunjukkan bahwa program pelatihan secara langsung merupakan elemen yang kedua terpenting dalam meningkatkan kinerja SDM.
Implikasi Manajerial
Berikut ini diuraikan beberapa saran alternatif yang bersifat strategis para pengambil keputusan di Politeknik Negeri Semarang yaitu
1.      Memberikan kemudahan dan dukungan bisa berupa bantuan keuangan dan fasilitas lain bagi karyawan yang hendak mengikuti pelatihan;
2.      Menyusun data base akan jenis pelatihan dan pesertanya, sehingga adanya pemerataan kesempatan pada semua dosen dan staf untuk mengikuti pelatihan;
3.      Pelatihan yang dilaksanakan harus memampu meningkatkan mutu dan kuantitas berkarya dalam bidang penelitian dan pengabdian, hal ini dapat menjadi tugas dan tanggung jawab UP2M;
4.      Bagi responden yang hendak SERDOS mengharapkan adanya pelatihan untuk penyusunan portofolio SERDOS yang difasilitasi Polines;
5.      Melakukan pengawasan program dan kegiatan sesuai SAP dan Silabi;
6.      Melakukan evaluasi pelaksanaan tupoksi bagi staf administrasi;

Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini menghadapi kendala pada pengukuran dan mencapai kinerja SDM, dimana pada grafik analisis full model (Gambar 1) dapat ditunjukkan nilai koefisien pada kedua variabel eksogen seperti pelatihan SDM dan SDM yang adaptif, kurang yang sesuai loading factor yang ideal yaitu ≥ 0.50. Hal ini menunjukkan  masih ada variabel lain yang mungkin memiliki koefisien lebih besar dalam mempengaruhi kinerja, diluar variabel yang diteli dalam penelitian ini.

Agenda Penelitian Mendatang
Agenda penelitian mendatang diharapkan dapat memperbaiki koefisiensi nilai pelatihan SDM, SDM yang adaptif yang sesuai loading factor yang ideal yaitu ≥ 0.50,  misalnya  ke depan perlu memperluas dan menambah variabel  indikator dalam penelitian yang akan datang, seperti pengembangan karakteristik pelatihan, dan orientasi pembelajaran merujuk pada Sarin et al (2010)

DAFTAR REFERENSI
Eckert, James A., (2006), “ Adaptive selling behavior: adding depth and specificity to the range of adaptive output “, Mid-American Journal of Business, Vol 21, No. 1, p.31-39

Ferdinand, Augusty, (2006), “Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen :Aplikasi Model-model rumit dalam Penelitian untuk tesis S-2 dan disertasi S-3”, Badan Penerbitan Universitas Diponegoro

Franke, George R., and Jeong-Eun Park (2006), “Salesperson Adaptive Selling Behavior and Customer Orientation: A Meta-Analysis”, Journal of Marketing ResearchI, Vol. XLIII pp. 693–702

Fuad Mas’ud (2004) “Survai Diagnosis Organisasional Konsep dan Aplikasi”, Badan Penerbit UNDIP Semarang

Kuvaas, Bård., and ., Anders Dysvik, (2009), “ Perceived investment in employee development, intrinsic motivation and work performance” , Human Resource Management Journal, Vol 19, No 3,  pp.  217–236

Leach, Mark P., Annie H. Liu, and Wesley J. Johnston  (2005), “The role of self-regulation training in developing the motivation management capabilities of salespeople”, Journal of Personal Selling & Sales Management, Vol. XXV, No. 3 p. 269–281

Lloyd, Shannon L.L., and., Charmine E.J. Hartel (2004), “ Predicting IHRM strategy and practice decisions : Development of the IHRM orientation typology “, Cross Cultural Management, Vol.11, p.60-76

Marwat, Zubair Aslam., Muhammad Arif., and, Khadim Jan (2009), “Impact of selection, training, performance appraisal and compensation on employee performance: A case of Pakistani telecom sector “,Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business, VOL 1, NO 7, p. 189-198

Menguc Bulent, and, Tansu Barker (2005) ,“ Re-examining field sales unit performance: Insights from the resource-based view and dynamic capabilities perspective”,European Journal of Marketing, Vol. 39, No.7/8, pp.885-909

Sarin, Shikhar, Trina Sego, Ajay K. Kohli, and Goutam Challagalla (2010), “Charact eristics That Enhance Training Effectiveness in Implementing Technological Change in Sales Strat egy: A Field-Based Exploratory Study”, Journal of Personal Selling & Sales Management, Vol. XXX, No. 2 p. 143–156.