Laman

STUDI TENTANG KOMPETENSI DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA TENAGA PENJUAL BMT DI KABUPATEN SEMARANG


Hadiahti Utami
Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof.H.Sudarto, SH, Tembalang,Kotak Pos 6199/SMS Semarang 50061


ABSTRACT                                                  
This study aims to describe and analyze the factors salesperson competence (competence motives and traits, competencies and competency self-knowledge and the skills of the salesperson possibly affecting salespeople to improve their performance. Hoped this research can provide the input management in fostering performance improvement salesperson BMT in Semarang district, Central Java. The sample used in this study 30 people salesperson / marketer BMT in Semarang district taken by purposive sampling where the sample is used if it meets the criteria for salespeople have worked at least 6 months and quota sampling, the sample used a certain amount. This study uses analytical techniques to index the description and analysis of multiple regression analysis to determine the effect of each variable on performance competency salesperson. The hypothesis was tested with a t-statistic, F-statistic with a significant level of 5%.The conclusion of this study indicate that based on descriptive analysis, it was concluded that the motives and competence variable characteristics and competencies of skills and knowledge show category. while the variable competence concept in the high category. also shows the performance of the variable category. Based on multiple regression analysis result that competence variables motives and traits, self-concept of competence, and competence skills and knowledge proved to be statistically significant effect on the performance of salespeople in Semarang District BMT.

Keywords: Competence and performance of salespeople

PENDAHULUAN
Pertumbuhan  lembaga keuangan non perbankan saat ini semakin pesat. Untuk memenangkan persaingan tersebut lembaga keuangan non perbankan terus-menerus melakukan perbaikan pelayanan maupun produk yang ditawarkan kepada konsumen.
Dukungan tenaga penjual yang kompeten menjadi sangat penting, karena merupakan ujung tombak perusahaan. Tenaga penjual yang kompeten akan mampu mencapai target-target yang ditugaskan kepadanya. Hal ini sejalan dengan penelitian Kohli (1998), yang menyatakan aktifitas penjualan akan lebih efektif bila dilakukan oleh tenaga penjual yang memiliki kompetensi dan pengalaman.
Tenaga penjual yang melakukan aktivitas penjualannya dengan efektif (memiliki kinerja yang baik) akan sangat membantu perusahaan dalam memenangkan persaingan. Dimana tentu saja akan sangat ber anfaat bagi pengembangan usaha. Sementara  itu,  Baker (1999,  p.103)  mengatakan  bahwa  kinerja  tenaga penjual memiliki peran yang penting karena akan berdampak pada penciptaan keunggulan   bersaing   melalui   pencapaian   tujuan   perusahaan,   yaitu: 1)peningkatan   volume   penjualan, 2)   peningkatan   profitabilitas   dan3) peningkatan kepuasan pelanggan
Baitul Maal wat Tanwil (BMT) merupakan salah satu bentuk usaha dari lembaga keuangan non perbakan. BMT tumbuh dan berkembang dari dan untuk masyarakat. BMT merupakan lembaga keuangan non perbankan yang dalam operasi usahanya menerapkan sistem syariah, yakni dengan berlandaskan hukum-hukum Islam. BMT  di Indonesia yang baru mulai muncul dan dikenal pada tahun 1996 an dan di Jawa Tengah baru mulai muncul tahun 1998. Sehingga untuk tetap eksis dan bahkan tumbuh besar BMT sangat membutuhkan peran tenaga penjual (marketing) yang kompeten.
Dari uraian diatas nampak betapa pentingnya tenaga penjual yanng kompeten untuk meningkatkan kinerjanya sehingga BMT pada gilirannya akan mampu mempertahankan  kelangsungan hidup dan memenangkan persaingan Untuk menelaah lebih lenjut pengaruh kompetensi tenaga penjual terhadap kinerja BMT maka pada penelitian ini, diambil obyek BMT di Kabupaten Semarang.

Perumusan Masalah
Perumusan masalah penelitian ini adalah ”bagaimana mengelola kompetensi yang terdiri dari kompetensi motif dan sifat-sifat, kompetensi  diri dan kompetensi pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki tenaga penjual BMT Kabupaten Semarang  sehingga mampu meningkatkan kinerja tenaga penjual BMT Kabupaten Semarang ?” Hal ini dilakukan dengan cara lebih lanjut menganalisis faktor-faktor kompetensi yang kemungkinan mempengaruhi tenaga penjual untuk meningkatkan kinerjanya.
1.    Apa pengaruh kompetensi dari motif dan dan sifat-sifat  terhadap kinerja tenaga penjualan?
2.    Apa pengaruh kompetensi dari konsep diri  terhadap kinerja tenaga penjual?
3.    Apa pengaruh kometensi dari ketrampilan dan pengetahuan terhadap kinerja tenaga penjualan?
4.    Apa Apa pengaruh kompetensi (dari motif dan sifat-sifat,  konsep diri dan  ketrampilan dan pengetahuan) terhadap kinerja tenaga penjualan?

TINJAUAN PUSTAKA
Kompetensi Tenaga Penjual
Istilah kompetensi menjadi populer ketika Boyatzis (1982) mendefinisikan artis sebagai “manajer yang kompeten”. Spencer dan Spencer (1993) dalam Kim (2005) mendefinisikan kompetensi sebagai karakteristik internal yang efektif dan menghasilkan kinerja yang unggul. Arthey & Orth (1999) dalam Kim (2005) memberikan definisi yang lebih mendekati pemikiran terkini, mengatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat dimensi kerja diamati, termasuk pengetahuan individu, ketrampilan, sikap dan perilaku, serta team work, proses dan kemampuan organisasi yang berkaitan dengan kinerja tinggi dan menyediakan perusahaan dengan keunggulan kompetitif berkelanjutan.
Kompetensi tenaga penjual  merupakan suatu hal yang penting untuk meningkatkan kinerja tenaga penjual. Tenaga penjual yang kompeten mampu menyakinkan pelanggan dan memiliki pengetahuan yang luas (Rentz, 2002).  Weilbaker (1990) menyatakan bahwa kompetensi  adalah kemampuan potensial tenaga penjual dalam melakukan interaksi penjualan dengan baik sehingga dapat meningkatkan kinerjanya.
Model gunung es Spencer dan Spencer menunjukan hubungan antara kompetensi dan kinerja. Permukaan kompetensi yang terdiri dari ketrampilan dan pengetahuan dapat dikembangkan lebih lanjut dengan pengelolaan yang tepat. Potensi kompetensi terdiri dari motif dan sifat-sifat dan konsep diri dapat dikembangkan agar memiliki kontribusi para manajer di masa depan dalam perencanaan perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia. (Kook Kim & Sook Hong, 2010)
Kemampuan tenaga penjual dalam melakukan pendekatan dan melakukan presentasi penjualan yang baik akan cukup mempengaruhi keputusan pelanggan untuk melakukan pembelian (Boorom et al, 1998)

Kinerja Tenaga Penjual
Menurut Baldauf et al. (2001) kinerja penjualan yang efektif digambarkan sebagai evaluasi keseluruhan dari outcome suatu perusahaan yang salah satunya ditentukan oleh kinerja tenaga penjualan, sedangkan kinerja tenaga penjualan hanya berhubungan dengan faktor-faktor yang hanya bisa dikontrol oleh tenaga penjual secara langsung.
Penelitian Sujan et al. (1994) mengemukakan bahwa kinerja tenaga penjualan dapat diukur melalui indikator-indikator seperti kemampuan tenaga penjual dalam memberikan andil kepada perusahaan dalam mencapai pangsa pasar, menjual produk dengan profit margin tinggi, meningkatkan penjualan produk baru perusahaan secara cepat dan kemampuan mencapai target penjualan penelitian Rentz (2002) menyatakan bahwa kemampuan jual memiliki hubungan dengan kinerja tenaga penjual.

Pengertian Baitul Mal Wat Tamwil (BMT)
Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) merupakan lembaga pendukung peningkatan kualitas usaha ekonomi dan pengusaha kecil bawah berdaasrkan sisem syari’ah. Kegiatan Baitul Mal adalah menerima dan menyalurkan sana zakat, infaq, shodaqoh. Sedangkan kegiatan Baitul Tanwil adalah mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas usaha ekonomi pengusaha kecil bawah dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan pembiaya an usaha ekonomi (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil).

Alur Pemikiran Teoritis

Berdasarkan hasil telaah pustaka dan hipotesiss yang diajukan, maka pengembangan model penelitian yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah seperti gambar 1.


   


Berdasarkan landasan pemikiran teoritis dan kerangka pemikiran, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.         Kompetensi Motif dan Sifat-sifat berpengaruh positif terhadap  kinerja tenaga penjual
2.         Kompetensi  Konsep Diri berpengaruh positif terhadap kinerja tenaga penjual
3.    Kompetensi  Ketrampilan dan Pengetahuan berpengaruh positif terhadap  kinerja tenaga penjual
4.    Kompetensi Motif dan Sifat-sifat, Konsep Diri, Ketrampilan dan Pengetahuan bersama-sama berpengaruh positif terhadap  kinerja tenaga penjual

METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Data dilihat dari sumber data dapat dibedakan menjadi data primer dan sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah data tentang persepsi tenaga penjual di BMT Kabupaten Semarang berkaitan dengan kompetensi dan kinerjanya. Data ini diperoleh melalui kuesioner dan wawancara. Sedangkan data sekunder dalam hal ini adalah data yang diperoleh dari internet, buku, jurnal,  majalah dan sumber pustaka lainnya.

Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tenaga penjual BMT yang bergabung dalam Asosiasi BMT Kabupaten Semarang Jawa Tengah.
Sampel penelitian diambil secara puraposive sampling dimana sampel digunakan apabila memenuhi kriteria tenaga penjual sudah bekerja  minimal 6 bulan serta quota sampling, yakni sampel digunakan jumlahnya tertentu.
Berdasarkan pada kriteria pengambilan sampel seperti yang telah disebutkan di atas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 orang tenaga penjual/pemasar BMT di Kabupaten Semarang.

Metode Pengumpulan Data
Metode kuesioner digunakan utnuk mengumpulkan data mengenai persepsi/ pendapat responden tentang kompetensi dan kinerja tenaga penjual BMT di Kabupaten Semarang. Sedangkan metode studi pustaka digunakan untuk mengumpulkan data pendukung seperti data tentang penelitian yang pernah dilakukan dan serba serbi BMT.

Pengukuran Variabel
Pengukuran dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan definisi operasional variabelnya adalah seperti pada tabel 1.



Tabel 1. Definisi Operasional Variabel
Variabel
Difinisi Operasional
Skala Pengukuran
a. Kompetensi motif dan sifat-sifat (X1)


b.Kompetensi Konsep Diri (X2)



c. Kompetensi Ketampilan dan Pengetahuan (X3)
a.Kompetensi dari motif dan sifat-sifat (X1) yang dimiliki oleh tenaga penjual BMT di Kabupaten Semarang agar dapat mampu menjalankan tugas-tugasnya secara efektif dan efisien.
b.Kompetensi dari konsep diri  (X2) yang merupakan sekumpulan kualitas diri yang dimiliki oleh tenaga penjual BMT di Kabupaten Semarang agar dapat mampu menjalankan tugas-tugasnya secara efektif dan efisien.
 c. Kompetensi dari Ketrampilan dan pengetahuan (X3) yang dimiliki oleh tenaga penjual BMT di Kabupaten Semarang agar dapat mampu menjalankan tugas-tugasnya secara efektif dan efisien.
a.     Indikator-indikatornya meliputi: tekun/insisiatif (X1a), kemampuan memecahkan masalah (X1b), penikiran analisatis (X1c) dan  orientasi berprestasi (X1d).
b.    Indikator-indikatornya meliputi:Fleksibelitas (X2a5), kepercayaan diri (X2b) dan pengendalian diri (X2c).


c.    Indikator-indikatornya terdiri dari mampu menjelaskan produk dengan baik (X3a), melakukan pendekatan dan presentasi dengan baik (X3b), menjual produk denagn cepat (X3c) dan terus menerus belajar (X3d)
Kinerja Tenaga penjual BMT (Y)
Kinerja (Y) adalah hasil kerja tenaga penjual BMT di  Kabupaten Semarang
Indikator-indikatornya meliputi: menambah pelanggan/nasabah baru (Ya), mencapai target penjualan  (Yb) dan meningkatkan volume penjualan (Yc).


Metode Analisis Data
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis indeks, untuk menggambarkan persepsi responden secara umum mengenai variabel yang diteliti berdasarkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Adapun perhitungan indeks diperoleh dengan menggunakan rumus 1.
Rumus 1, Perhitungan Indeks
Sumber : Augusty,F (2006) dikembangkan untuk penelitian ini

Keterangan                                                                            
I =  Nilai Indeks
n = Pilihan nilai dari jawaban responden
f = Frekuensi munculnya jawaban dalam
      keseluruhan responden
r = Angka tertinggi dalam pilihan
      jawaban (10)

Dasar interpretasi nilai indeks dikategorikan dalam lima kelompok sebagai berikut:
10,00 – 28,00 = Sangat Rendah
28,10 – 46,00 = Rendah
46,10 – 64,00 = Sedang
64,10 – 82,00 = Tinggi
82,10 – 100     = Sangat Tinggi

Analisis Regresi Berganda
Adalah análisis Inferensial yang berguna Untuk menguji hipotesis dan menyatakan kejelasan tentang kekuatan variabel penentu terhadap Kinerja Tenaga Penjual BMT kabupaten Semarang digunakan analisis regresi berganda. Untuk mengetahui pengaruh antara faktor  Kompetensi tenaga penjual BMT di Kabupaten Semarang dan kinerja dapat disusun dalam bentuk rumus  matematik sebagaimana Rumus 2.
Rumus 2. Regresi Berganda
Keterangan:
K =  Kompetensi Tenaga Penjual BMT di
        Kabupaten Semarang
b0 =  Intercept
e   =  Error term/Variable residual
b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7, b8  =  Koefisien
         regresi
K1 =  Kompetensi dari motif dan sifat-sifat
K2 = Kompetensi dari Konsep diri
K3 = Kompetensi dari ketrampilan dan
         kemampuan
Analisa regresi diolah dengan menggunakan SPSS 16.

Pengujian Hipotesis
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fit nya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai statistik t dan  nilai statistik F. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik, apabila uji nilai statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila uji nilai statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima.
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

HASIL ANALISIS
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis indeks, untuk menggambarkan persepsi responden secara umum mengenai variabel yang diteliti berdasarkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner.
Teknik skoring yang digunakan dalam penelitian ini adalah mínimum 1 dan maksimum 10. Dengan demikian angka jawaban responden tidak berangkat dari angka 0 tetapi mulai angka 1 hingga 10, maka angka indeks yang dihasilkan akan berangkat dari angka 10 hingga 30 dengan rentang 20. Dengan menggunakan kriteria three box method maka rentang 20 dibagi 3 diperoleh jarak 6,33.  Oleh karena itu dasar interpretasi nilai indeks dikategorikan dalam tiga kelompok sebagai berikut:
10,00 – 16,33 = Rendah
16,3422,67  = Sedang
22,6830,00 = Tinggi
Dengan dasar tersebut di atas, ditentukan indeks persepsi responden terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.  Dengan menggunakan pedoman tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: indeks variabel kompetensi  motif dan sifa-sifat tenaga penjual rata-rata sebesar 22,3%, indeks variabel kompetensi konsep diri rata-rata indeks variabel sebesar 23,3% , indeks variabel kompetensi ketrampilan dan pengetahuan rata-rata sebesar 22.075% dan indeks variabel kinerja tenaga penjual rata-rata sebesar 22.3%. Dengan demikian masing-masing indikator pada variabel kompetensi motif dan sifat-sifat, kompetensi konsep diri, kompetensi ketrampilan dan pengetahuan  dan  kinerja tenaga penjual dapat dijadikan tolak ukur.

Kompetensi Motif dan Sifat-Sifat Tenaga Penjual

Persepsi responden untuk variabel kompetensi motif dan sifat-sifat tenaga penjual BMT di Kab. Semarang dapat dilihat dalam Tabel 2.


Tabel 2.  Deskripsi Indeks Kompetensi Motif dan Sifat-Sifat Tenaga Penjual
Indikator
Indeks &
Interpretasi
Temuan Penelitian-Persepsi Responden
Inisiatif/tekun
20,6
(Sedang)
·         Target terpenuhi
·         Berangkat kerja selalu tepat waktu
·         Membuat jadwal kunjungan
·         memasarkan produk-produk pada setiap warung yang saya lewati
·         memberikan informasi lebih mudah dipahami
·         memberikan pelayanan ekstra (service exellent) terhadap anggota tabungan maupun pinjaman.
·         mengajak bergabung dengan situasi yang mendukung . Ex: suatu kelompok atau perkumpulan group
Kemampuan memecahkan masalah
21,7
(Sedang)
·         Pembiayaan bermasalah bisa diselesaikan bertahap
·         Memberi solusi tentang penyimpanan uang yang aman
·         membantu mempromosikan produk dari anggota/ mitra supaya bisa lebih dikenal di masyarakat
·         Ketika mitra/anggota kesulitan dalam membayar angsuran bulan ini,saya membantu memecahkan masalah agar mitra tidak mengalami kerugian dan kesulitan.Agar mitra lancar,BMT juga lancar.
Pemikiran Analistis
24
(Tinggi)
·         Menganalisis calon pembiayaan disesuaiakan dengan patokan dasar (SC) ; capital , colleteral , caracter
·         mampu menyusun analisis pembiayaan untuk kemudian diusulkan dirapat komite pembiayaan
·         mengambil keputusan pembiayaan dengan melihat/memperhatikan karakter anggota apakah ada rasa pertanggung jawab, agunannya apakah mengcakar dari pembiayaan yang di ajukan dan pendapatan apakah ada kemampuan dari sisa penghasilan untuk angsuran perbulannya
·         memberi cadangan resiko agar mitra selalu membayar tepat waktu dan tidak mengabaikan tanggungjawabnya
Orientasi Berprestasi
22,9
(Tinggi)
·         Pernah berhasil mendapat deposito 35 juta (Rp 35.000.000)
·         pencapaian target
·         saya berhasil membujuk bendahara RAC Taman kanak-kanak, tabungan kelompok dan bendahara anak yatim.
·         Bisa melampaui target simpanan dan pembiayaan -Simpanan pernah ada mitra yang menabung 100jt-150jt
·         Sebagai marketing di pasar,saya mampu membuat anggota nyaman menabung dengan saya,dan pada saat menjadi kasirTeller,saya bisa melakukan pelayanan sebaik mungkin.
Sumber : Data primer yang diolah, 2012


Kompetensi Konsep Diri Tenaga Penjual
Persepsi responden untuk variabel kompetensi
konsep diri adalah seperti yang disajikan dalam Tabel 3.



Tabel 3.  Deskripsi Indeks Kompetensi Konsep Diri Tenaga Penjual
Indikator
Indeks &
Interpretasi
Temuan Penelitian-Persepsi Responden
Fleksibel
23,5
(Tinggi)
·        Saling komunikasi dengan rekan,saling bersilahturahmi,saling tukar pikiran dan pengalaman
·        Bekerja dalam penanganan tabungan ketika seorang teman kita dipindahkan/dimutasi kerja
·        Ttidak terikat jam kerja dikantor
·        Selalu mengerti satu sama lain , toleransi yang tinggi
·        Saya bisa menyesuaikan kondisi anggota dan bisa menerima masukan dari para anggota.
Percaya Diri

22,9
(Tinggi)
Kurang percaya diri pada saat:
·         kurang mengetahui/paham atas produk-produk yang dipasarkan
·         Ketika menawarkan produk baru kepada yang lebih tinggi & lebih pintar dalam status Ketika menawarkan produk baru kepada yang lebih tinggi & lebih pintar dalam status
·         Prosedur pembiayaan kita yang seharusnya berdasar akad syariah belum sepenuhnya dipraktekan di lapangan, masih banyak kendala
·         waktu bertemu dengan koperasi lain yang memberikan penawaran yang lebih memikat dibanding dengan punya kita
Penguasaan Diri
23,3
(tinggi)
Penguasaan diri diperlukan bagi tenaga penjual BMT, karena:
·         Sangat diperlukan karena kalau ada mitra atau nasabah yang temperamental lalu kita balas dg emosional juga maka tidak akan menyelesaikan masalah
·         ya,karena kalau kita tidak mampu mengendalikan diri pasti akan menjadikan pekerjaan kita jadi berantakan
·         perlu, karena sebagai tenaga penjual(marketing) merupakan karyawan front liner yang bisa menggambarkan keseluruhan pelayanan lembaga (BMT)
·         sangat di perlukan karena kita berhubungan banyak orang yang punya permasalahan yang berbeda
·         perlu, agar mitra/nasabah yang tempramen bisa merasa nyaman, dan merasa puas dengan pelayanan di BMT kita
·         Ya,pengendalian diri itu sangat penting bagi marketing karena guna menumbuhkan prestasi marketing dalam mencari anggota dan melayani anggota dengan baik. 
Sumber : Data primer yang diolah, 2012


Kompetensi Ketrampilan dan Pengetahuan
Persepsi responden untuk variabel kompetensi
dan pengetahuan tenaga penjual adalah seperti yang disajikan dalam Tabel 4.

.
Tabel 4.   Deskripsi Indeks Kompetensi Ketrampilan dan Pengtahuan Tenaga Penjual
Indikator
Indeks &
Interpretasi
Temuan Penelitian-Persepsi Responden
Mampu menjelaskan produk baru dengan cepat
22,6
(sedang)
Keunggulan dan Kelemahan Produk yang ditawarkan/dijual:
§  produk pembiayaan di BMT saya marjin kompetitif ada pendampingan usaha kelemahan jangka waktu maks 3 tahun
§  keunggulan= tabungan tidak ada potongan bulanan dan pajak. Kelemahan= tidak ada kartu ATM
§  Keunggulan: semua nasabah yang mau menabung tdak usah datang ke BMT (antar-jemput,tabungan tidak ada potongan adminisrasi perbulan)
§  Dalam produk simpanan Stela,kami bisa memberikan bagi hasil tiap bulannya,dan tidak ada potongan administrasi sedikitpun,untuk kelemahannya tidak ada.
Mampu melakukan pendekatan dan presentasi yang baik
21.9
(sedang)
Jika ada 10 kali kunjungan berapa kali yang bisa ditutup dengan transaksi penjualan?
§  4 kali
§  6 kali
Mampu menjual produk baru
20,6
(Sedang)
Berapa lama waktu yanng dibutuhkan untuk menjual produk baru? Apa kiatnya?:
§  kurang dari 1bulan, kiatnya= 1. terus mempelajari produk-produk baru. 2. bekerja dengan serius
§  Maksimal 5x kunjungan -Dikasih daya tarik yang memikat (hadiah dsb)
§  1 minggu, terus mengunjungi tanpa bosan
§  2 minggu,kiat penawaran dgn brosur
§  3 hari,  Tekun, Ulet, Teliti, Tetap Semangat, Bekerja keras.
Terus Menerus belajar
23.2
(Tinggi)
Upaya yang dilakukan untuk meniingkatkan kemampuan dan ketrampilan sebagai tenaga penjual BMT adalah:
§  Selalu mengikuti pelatihan di bidang penasaran , etos kerja , pengendalian diri
§  Membaca buku tentang pemasaran sharing"ilmu,pengalaman dan informasi "dengan teman lain BMT atau dengan atasan
§  Ikut pelatihan & seminar tentang marketing -ikut study banding ke lembaga lain yang lebih maju
§  Dengan cara belajar kepada senior kita dan mengikuti semua kegiata yang ada atau dilaksanakan kepada BMT kita
§  Saya belajar dan memahami betul produk-produk BMT yang di jual
Sumber : Data primer yang diolah, 2012


Kinerja Tenaga Penjual
Persepsi responden untuk variabel kesadaran
merek adalah seperti yang disajikan dalam Tabel 5.


Tabel 5. Deskripsi Indeks Kinerja Tenaga Penjual
Indikator
Indeks &
Interpretasi
Temuan Penelitian-Persepsi Responden
Penambahan pelanggan
22,6
(sedang)
Kenaikan rata-rata atau penambahan pelannggan/annggota tiap bulannya:
§  Kenaikan sekitar 4 %
§  Di cabang tempat saya,rata2 diatas 20 orang anggota baru setiap bulan
§  Waduh,Saya nggak pernah menghitung berapa anggota saya,tapi setiap bulan pasti adalah anggota/pelanggan baru.
§  1 minggu 5 orang 1 bula kurang lebih bisa 20 orang
Mencapai target penjualan

22,2
(sedang)
Rata-rata waktu untuk mencapai target penjualan:
§  Rata - rata satu sampai tiga bulan
§  Satu bulan.
§  25 hari kerja dalam sebulan
Meningkatkan Volume Penjualan
22,2
(sedang)
·         Prosentase peningkatan  volume penjualan rata-rata dalam 2 bulan terakhir  bervariasi. Ada yang 5%, 8%, 10%, 20%, 40%  tertinggin 80 %
Sumber : Data primer yang diolah, 2012


Uji Regresi Berganda
Pengujian statistik dengan uji regresi berganda dipilih karena penelitian ini bertujuan untuk menguji lebih dari satu pengaruh variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Tabel 6. adalah hasil pengujian hipotesis.



Tabel 6.  Hasil Uji Hipotesis

            Hipotesis
Nilai t
dan α (sig)
Hasil Uji
Hipotesis 1
Kompetensi motif dan sifat-sifat berpengaruh positip terhadap kinerja tenaga penjual
Nilai t hitung 2.343 dan α 0.027
Diterima
Hipotesis 2
Kompetensi Konsep diri berpengaruh positip terhadap kinerja tenaga penjual
Nilai t hitung 3.574 dan α 0.001
Diterima
Hipotesis 3
Kompetensi ketrampilan dan pengetahuantenaga penjual berpengaruh positip kinerja tenaga penjual
Nilai t hitung 3.086 dan α 0.005
Diterima
Sumber: Data primer yang diolah, 2012


Berdasar pada hasil pengujian pengaruh antar variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial maka dapat dikembangkan sebuah model persamaan regresi sebagaimana tersaji dalam Model 1.

Model 1. Persamaan Regresi
K = 0,661 + 0,222 K1 + 0,353 K2 + 0,328 K3
Keterangan:
K  = Kinerja Tenaga Penjual
K1 = Kompetensi Sifat dan Motif
K2 = Kompetensi  Konsep Diri dan
K3 = Kompetensi Ketrampilan dan
         Pengetahuan

Pengujian Hipotesis 4 (Kelayakan Model)
Hasil pengujian kelayakan model dengan SPSS menghasilkan nilai F hitung sebesar 95.095 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Mengacu pada hasil analisis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa variabel kompetensi motif dan sifat-sifat, kompetensi konsep diri dan kompetensi ketrampilan dan pengetahuan tenaga penjual secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja tenaga penjual BMT di Kabupaten Semarang. Dengan demikian variabel kompetensi motif dan sifat-sifat, kompetensi konsep diri dan kompetensi ketrampilan dan pengetahuan tenaga penjual  merupakan variabel yang layak atau tepat untuk menjelaskan terjadinya variasi pada variabel kinerjanya.

Koefisien Determinasi
Nilai Adjusted R Square yang dihasilkan pada penelitian ini adalah sebesar 0,907 atau 90,7% yang berarti bahwa variabel kompetensi motif dan sifat-sifat, kompetensi konsep diri dan kompetensi ketrampilan dan pengetahuan mampu menjelaskan sebesar 90,7% penyebab terjadinya variasi atau perubahan yang terjadi pada kinerja tenaga penjual sedangkan sisanya sebesar 9,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kebijakan Manajerial
Penelitian ini berhasil memperoleh bukti empiris bahwa kompetensi motif dan sifat-sifat berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja tenaga penjual, kompetensi konsep diri  berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja tenaga penjual, serta kompetensi ketrampilan dan pengettahuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja tenaga penjual. Berdasarkan temuan yang berpijak pada hasil pengujian analisa regresi, kelayakan model dan determinasi maka dapat dirumuskan beberapa implikasi kebijakan sebagai masukan pihak manajemen dalam mendorong terciptanya peningkatan kinerja tenaga penjual BMT di Kab. Semarang Jawa Tengah.
Uraian secara lengkap dari implikasi manajerial dijabarkan dalam Tabel 7.

Tabel 7. Implikasi Manajerial
Variabel
Kebutuhan dan keinginan tenaga penjual/Usulan
Saran/ Kebijakan
Jangka Waktu
Kompetensi motif dan sifat-sifat
§  selalu mengoreksi diri dari hari ke hari. Memotifasi diri sendiri dan menerima saran kritik dari orang lain.
§  pelatihan yang berkesinambungan dengan efektif menentukan kesuksesan
§  dengan mengatur waktu saya dapat pemikiran yang baru sehingga meingkatkan kinerja saya dalam bekerja
·  Asosiasi BMT menyelenggarakan pelatihan  ngenai CARACTER BULDING
·   Pendek





Kompetensi Konsep Diri
·      Caracter building , emotion , IQ , spiritual
·      Banyak belajar memahami karakter setiap anggota sehingga kita bisa menyesuaikan diri terhadap anggota yang mempunyai tempramen tinggi
·      kita harus melakukan layanan prima pada mitra kita dengan melakukan peraturan2 yang sudah di tetapkan
·      Adanya pelatihan mindset atau mengubah cara pikir untuk lebih maju dan sukses
·      Dengan cara fleksibel kepada anggota menjalin hubungan yang baik.
·      Untuk meningkatkan kompetensi tenaga penjual  terutama masalah pengendalian diri dan rasa percaya diri  dilakukan dengan menyelenggarakan pelatihan dengan memberikan materi yang lebih up date seperti materi: Training  ISQ, juga soft skill training atau memperbanyak kajian


·       Pendek
Kompetensi
Ketrampilan dan Pengetahuan
·  Adanya pelatihan/pendidikan untuk marketing dan pembelajaran tentang produk-produk syariah 2. Adanya studi banding kepada BMT yang lebih maju dan sukses serta adanya pelatihan mindset
·  Memperbanyak sistem pelatihan penjualan produk sehingga kemampuan jual kita bisa mencapai hasil yang lebih baik.
·  Mengadakan presentasi produk-produk tiap minggunya.
·  1. di adakan perpustakaan, mengadakan seminar marketing diBMT. 2. dengan mendatangkan senior yang lebih berpengalaman di bdg marketing
§ selalu ditambahkan metode belajar untuk peroduk dari BMT
·  penyuluhan tentang ke-BMT an yang lebih mendalam
·  Study banding terhadap lembaga BMT yang layak dan sudah mencapai target maksimal,
·  Asosiasi BMT Kab. Semarang dapat melakukan kegiatan-kegiatan seperti yang diusulkan tenaga penjual/marketingnya, seperti:
Ø Pelatihan penjualan produk
Ø Melakukan presentasi produk tiap minggu
Ø Penyuluhan tentang ke BMT an termasuk didalamnya produk-produk BMT
Ø Studi banding ke BMT yang telah sukse, sepetri BMT BUS Rembang, BMT Safinah Klaten
Ø Seminar dengan nara sumber Marketing/tenaga penjual BMT yang senior

·   Pendek





Kinerja Tenaga Penjual/Marketing
·  Tenaga penjual masih merasa kesukaran untuk melakukan penambahan pelanggan yang besar (tinggi)
·  Motivasi kerja dan evaluasi kinerja terhadap tenaga penjual
·  Kompensasi yang diberikan lembaga telah sesuai dengan kinerja
·  Asosiasi BMT Kab. Semarang dapat menyelenggarakan  konsolidasi kepada seluruh anggota dengan materi mamping pelanggan atau pemetaan posisi market share BMT sehingga dapat diambil strategi  penjualan produk BMT, yang kemudian disosialisasikan kepada masing-masing tenaga penjual/marketing BMT.
·   Pendek
Sumber: Data primer dan sekunder yang diolah, 2012


PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil pengujian statistik yang dilakukan pada variabel-variabel yang diteliti maka dapat diambil beberapa kesimpulan dari hasil penelitian ini, yaitu:
1.        Variabel kompetensi motif dan sifat-sifat terbukti secara statistik berpengaruh signifikan terhadap kinerja tenaga penjual BMT di Kab. Semarang
2.        Variabel kompetensi konsep diri terbukti secara statistik berpengaruh signifikan terhadap kinerja tenaga penjual BMT di Kab. Semarang
3.        Variabel kompetensi ketrampilan dan pengetahuan  terbukti secara statistik berpengaruh signifikan terhadap kinerja tenaga penjual BMT di Kab. Semarang.
4.        Variabel kompetensi motif dan sifat-sifat, kompetensi konsep diri dan kompetensi ketrampilan dan pengetahuan mampu menjelaskan sebesar 90,7% penyebab terjadinya variasi atau perubahan yang terjadi pada kinerja tenaga penjual sedangkan sisanya sebesar 9,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
5.        Dari analisa diskriptif, disimpulkan bahwa variabel kompetensi motif dan sifat-sifat serta kompetensi Ketrapilan dan Pengetahuan sedang. Sedangkan variabel Kompetensi Konsep diri dalam kategori tinggi. Variabel Kinerja juga menunjukan kategori sedang.
6.        Kinerja tenaga penjual BMT di Kab. Semarang dapat ditingkatkan dengan meningkatkan terutama Kompetensi motif dan sifat-sifat, Kompetensi  ketrampilan dan pengetahuan serta juga kompetensi konsep diri dengan mengadakan kegiatan seperti Caracter Building Trainning, ISQ Training, studi banding ke BMT yang telah sukses, seminar dengan nara sumber tenaga marketing BMT yang senior, pemetaan market share produk BMT.

Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini ada beberapa keterbatasan, antara lain:
1.    Keterbatasan waktu yang dimiliki baik tim peneliti maupun responden, atau karena kesibukan masing-masing sehingga kegiatan yang sifatnya untuk memperdalam informasi dari kuesioner tidak bisa dilaksanakan. Hanya beberapa responden yang bisa.
2.    Jumlah sampel yang 30 orang. Saat ini ternyata disamping beberapa BMT telah melakukan  perluasan usaha jumlah BMT anggota Asosiasipun telah bertambah dari 15 menjadi 17 BMT yang berarti bertambah pula tenaga penjual/pemasarnya.

Saran
1.    Dalam jangka pendek Asosiasi BMT di Kabupaten Semarang dalam rangka meningkatkan kinerja tenaga penjual BMT anggotanya dapat melakukan beberapa aktivitas seperti dalam impilkasi manajerial.
2.    Untuk penelitian yang akan datang dapat dilakukan penelitian serupa dengan area jangkauan yang lebih luas, seperti BMT se Jawa.

DAFTAR PUSTAKA
Agustina Asatuan dan Augusty Ferdinand, 2004, “Studi mengenai Orientasi Pengelolaan Tenaga Penjualan”, Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, Volume III, Nomor 1,  p. 1-22
Amir Syarif, 2004, “Pengaruh Peran PINBUK Jawa Tengah dalam Menumbuh-Kembangkan BMT di Eks Karisidenan Semarang Terhadap Peningkatan Kredit/Pembiayaan Usaha Kecil, Tesis Program Pascca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta (tidak dipublikasikan)
Augusty Ferdinand,  2008, “Metode Penelitian Manajemen- Pedoman Penelitian untuk Penulisan  Skripsi, Tesis dan disertasi Ilmu Manajemen”, BP Undip, Edisi 2, Semarang
Baker, Tansu A, 1999, “Benchmark of Successful Salesforces Performance”, Canadian Journal of Administrative Science
Challagalla, Goutam N & Tasadduq A Shervani, 1996,”Dimensions and Types of Supervisory Control: Effect on Salesperson Performance And Satisfaction”, Journal of Marketing, Vol 60, p. 89-105
Febriana Dian Imaya, 2005, “Analisis Pengembangan Profesionalisme Tenaga Penjualan (Studi Empiris pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia-Central Java Ungaran, Semarang”, Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, Volume IV, No. 3, Desember 1005, hal 299-314
Ghazali, Imam, 2000, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Kilic, Ceyhan., and, Turkan Dursun, 2007, “ Antecedences and Consequences of Customer Orientation : Do Individual Factors Affect Customer Orientation?”, The Business Review Cambridge, Vol. 7 No. 1 p.1-7
Kim, Seong-Kook, and Hong Ji –Sook, 2005,”The Relationship between Salesperson Competencies and Performance in the Korean Pharmaceutical Industry”, Management Revue, Vol 16, issue 2,  p. 259-271
Knight, Dee K., Hae-Jung Kim, and Christy Crustsinger, 2007,” Examining the Effects of Role Stress on Customer  Orientation and Job Performance of Retail Salespeople  “, International Journal of Retail & Distribution Management , Vol. 35, p. 381-392
Liu, Xiaohong, Ruan Da, and Xu Yang, 2005,”A  Study of Enterprise Human Resource Competence Appraisement”, Journal of Enterprise Information Management, Vol. 18, p 287-316
Moon, Mark A., and Leff Bonney, 2007, “ An application of the invesment model to buyer-seller relationships: a dyadic perspective “, Journal of Marketing Theory and Practice “, Vol. 15, No. 5 p. 335-347
Mudrajad  Kuncoro,  2003, “Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi”, Erlangga, Surabaya
Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil, 1999  ,” Pedomana Cara Pembentukan BMT”, Jakarta
Rentz, Joseph O., C David Shepherd, Armen Taschian, Pratibha A. Dabholkar, and Robert T Ladd, 2002, “A Measuren of Selling Skill: Scale Development and Validation”, Journal of Personal Selling and Sales Management,Vol. XXII, No. 1 (Winter), p.13-21
Roman, Sergio, Salvador Ruiz and Jose Luis Munuera, 2002,”The Effects of Sales Training on Sales Force Activity”, Eourope Journal of Marketing, Vol. 36, No.11/12, p. 1344-1366
Singgih Santoso dan Fandy Tjiptono, 2004, “Riset Pemasaran (Konsep dan Aplikasi dengan SPSS)”, PT Elex Media Komputindo, Gramedia, Jakarta
Sujan, Harist, Barton A. Weitz & Nirmalya Kumar, 1994, “Learning Orientation, Working Smart, and Effective Selling”, Jurnal of Marketing, Vol.56, p 39-52
Weilbaker, Dan C, 1990, “The Identification of Selling Abilities Needed for Missionary Types Sales”, Journal of Personal Selling & sales Management, Vol X (Summer) p. 45-58