Budi
Prasetya, Subandi
Jurusan
Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Semarang
Jl.
Prof.H.Sudarto, SH, Tembalang,Kotak Pos 6199/SMS Semarang 50061
ABSTRACT
The objective of this
research are to describe market need toward diploma certificate graduates
particularly for advertisement sub industry in Semarang Municipality, to
describe type of works and field of business to which the graduates of marketing
study program may enter, to describe job competence should be possesed by
labour force who want to enter into creative industry. The approach used in
this research was qualitative research . The informan exploited to be resource
person are the people working in creative industry particulary working in
advertisement agency in Semarang Municipality.
The informan was selected by purposive randonm sampling technique. Data
collection method used in this research was in depth interview and guided
interview based on questionaire.
Analysis tools exploited was descriptive analysis.
Keywords: graduate’s competence of marketing
study program, creative industry adverstising sub-industry
PENDAHULUAN
Sumbangan industri ekonomi kreatif
seperti seni, musik, fashion, dan periklanan terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia terus
meningkat. Tahun ini kontribusi industri ekonomi kreatif diperkirakan mencapai
4,75 persen terhadap PDB Indonesia. Terdapat 3 sub kategori ekonomi kreatif
yang kontribusinya paling besar yakni fashion 30 persen, kerajinan 23 persen
dan periklanan 18 persen. Industri kreatif telah menyerap 3,7 juta tenaga kerja
atau 4,7 persen lapangan kerja di Indonesia dan telah memberikan kontribusi
ekspor sekitar 7 persen (www.antara.go.id).
Ekonomi kreatif yang mencakup industri kreatif,
diyakini dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian bangsanya secara
signifikan. Indonesia pun mulai melihat bahwa berbagai subsektor dalam industri
kreatif berpotensi untuk dikembangkan, karena bangsa Indonesia memiliki
sumberdaya insani kreatif dan warisan budaya yang kaya. Ekonomi kreatif ini
diyakini dapat menjawab tantangan permasalahan dasar jangka pendek dan
menengah: (1) relatif rendahnya pertumbuhan ekonomi pasca krisis (rata-rata
hanya 4,5% per tahun); (2) masih tingginya pengangguran (9-10%), tingginya
tingkat kemiskinan (16-17%), dan (4) rendahnya daya saing industri di
Indonesia. Selain permasalahan tersebut, ekonomi kreatif ini juga diharapkan
dapat menjawab tantangan seperti isu global warming, pemanfaatan energi
yang terbarukan, deforestasi, dan pengurangan emisi karbon, karena arah
pengembangan industri kreatif ini akan menuju pola industri ramah lingkungan
dan penciptaan nilai tambah produk dan jasa yang berasal dari intelektualitas
sumber daya insani yang dimiliki oleh Indonesia, dimana intelektualitas sumber
daya insani merupakan sumber daya yang terbarukan
Sebagai perguruan tinggi vokasi yang
memiliki prodi marketing, Politeknik patut menaruh perhatian besar untuk
mengarahkan dan memotivasi mahasiswanya untuk menggeluti dan mempelajari bidang
industri berbasis kreativitas dan inovasi tersebut. Hal ini didasari prospek kerja di bidang ini sangat besar dan
sangat potensial karena industri kreatif
di Indonesia makin merebut perhatian karena kontribusinya yang kian besar
pada kue ekonomi. Industri kreatif bisa didefinisikan sebagai industri
yang muncul dari kreativitas, keahlian dan bakat individual. Industri ini
mempunyai potensi menciptakan kekayaan dan membuka lapangan kerja bagi lulusan
perguruan tinggi lewat aktivitas dan eksploitasi kekayaan intelektual. Melalui penguatan
kurikulum prodi marketing beserta
perangkatnya , jurusan punya andil besar mengarahkan mahasiswanya selalu
kreatif dan punya inovasi dalam menciptakan gagasan yang dapat diarahkan menuju
pengembangan industri kreatif. Dengan menciptakan kebijakan dan program
akademis yang prokewirausahaan dan mendukung kreativitas mahasiswa tentu
diharapkan akan tercipta atmosfer yang baik bagi pengembangan kreativitas dan
inovasi mahasiswa dalam menciptakan usaha atau bekerja pada industri kreatif.
Hal itu akan bisa terwujud jika diketahui kebutuhan pasar tenaga kerja pada
industri kreatif khususnya sub industri periklanan yang mana industri tersebut
sebagai salah satu sasaran kerja bagi lulusan prodi pemasaran.
Berdasar uraian di atas maka secara tegas permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat kebutuhan pasar terhadap tenaga kerja tingkat ahli madya pada sub industri periklanan, apa saja jenis pekerjaan yang bisa dimasuki oleh lulusan Prodi Manajemen Pemasaran dan kompetensi apa yang dibutuhkan untuk bekerja pada jenis jenis pekerjaan tersebut.
Berdasar uraian di atas maka secara tegas permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat kebutuhan pasar terhadap tenaga kerja tingkat ahli madya pada sub industri periklanan, apa saja jenis pekerjaan yang bisa dimasuki oleh lulusan Prodi Manajemen Pemasaran dan kompetensi apa yang dibutuhkan untuk bekerja pada jenis jenis pekerjaan tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Periklanan didefinisikan sebagai kegiatan kreatif
yang berkaitan jasa periklanan (komunikasi satu arah dengan menggunakan medium tertentu),
yang meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi dari iklan yang
dihasilkan, misalnya: perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi
material iklan, promosi, kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak
(surat kabar, majalah) dan elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai
poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan reklame
sejenis, distribusi dan delivery advertising materials atau samples,
serta penyewaan kolom untuk iklan.Iklan juga dipahami sebagai segala bentuk
pesan tentang suatu produk disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh
pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh
masyarakat. (Studi Pemetaan Industri Kreatif Departemen Perdagangan Indonesia,
2007) .
Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka
subsektor industri periklanan dapat didefinisikan sebagai industri jasa yang
mengemas bentuk komunikasi tentang
suatu produk, jasa, ide, bentuk promosi, informasi: layanan masyarakat,
individu maupun organisasi yang diminta oleh pemasang iklan (individu,
organisasi swasta/pemerintah) melalui media
tertentu (misal: televisi, radio, cetak, digital signage,
internet) yang bertujuan untuk mempengaruhi,
membujuk target individu/masyarakat untuk membeli, mendukung atau sepakat atas hal yang ingin dikomunikasikan.
Subyek
Serta Obyek Dalam Industri Periklanan
Subyek serta obyek dalam industri periklanan adalah:
1.
Pemasang
iklan:
Pihak yang ingin mengkomunikasi sesuatu hal baik itu produk, jasa, ide, bentuk
promosi, informasi layanan masyarakat, informasi mengenai individu maupun
organisasi tertentu kepada target individu atau masyarakat tertentu. Pemasang
iklan ini bisa sebagai individu atau organisasi tertentu baik pemerintah maupun
swasta.
2.
Biro
iklan:
Organisasi yang membantu pemberi iklan untuk mengemas bentuk komunikasi dan
visualisasi yang diinginkan oleh pemberi iklan sehingga mencapai tujuan yang
ingin dicapai oleh pemberi iklan. Biro iklan ini merupakan pelaku utama dalam
industri periklanan.
3.
Target
pendengar/pemirsa/pembaca: Obyek
yang merupakan target dari hal yang ingin dikomunikasikan sehingga obyek ini
mendukung, membeli, memahami atau sepakat dengan hal yang dikomunikasikan.
Aktivitas utama pada industri periklanan ini adalah:
1.
Creative
Idea Generation & Pre production : Pada tahap creative
idea generation, terjadi sirkulasi
pertukaran informasi yang intensif antara klien dan biro iklan, dalam
merumuskan konsep iklan yang akan dibuat. Pada saat awal, klien akan memberikan
brief kepada biro iklan, mengenai: latar belakang, pemahaman tentang
konsumen, target audience, kesan yang ingin dimunculkan, kualitas
produk, dan hal-hal lainnya berkenaan dengan produk/jasa/ide gagasan/dll yang
ingin disampaikan sehingga apa yang ingin disampaikan dapat dikemas dan
dikomunikasikan secara optimal.. Pada tahap pre-production dilakukan
diskusi secara intensif serta keputusan mengenai tujuan yang ingin dicapai
dengan pembuatan iklan. Pada tahap ini, akan diputuskan mengenai: story
board, shooting board, casting tape, music demo, property & wardrobe
recommendation, photo/videos of recommended location, production quotation dan
production schedule.
2.
Production : Tahap ini akan dibagi
menjadi tiga tahap utama yaitu: produksi, post produksi &tahap
akhir. Tahap produksi merupakan tahap pembuatan materi/ide/gagasan yang telah
disepakati pada tahap sebelumnya. Jika materi akan didistribusikan melalui
media TV, maka perlu dibuat iklan TV yang biasanya dilakukan oleh rumah
produksi tertentu. Jika materi akan didistribusikan melalui media cetak, maka
perlu dibuatkan desain grafisnya untuk kemudian dicetak oleh bagian penerbitan
dan percetakan. Tahap post production merupakan tahap editing untuk
mengkompilasi seluruh materi yang ada. Dan akhirnya adalah tahap finalisasi
yang merupakan tahap penyensoran materi dan memasukkan produk (berupa iklan) ke
dalam media optik tertentu, untuk kemudian didistribusikan ke media placement
yang akan digunakan sebagai media distribusi.
3.
Placement
Media : Placement Media
merupakan tahap distribusi iklan pada media tertentu misal: TV, radio, Majalah,
surat kabar, internet, musik, billboard, dsb.
Lapangan Usaha dan Jenis Pekerjan Pada Sub Industri
Periklanan
Lapangan usaha subsektor periklanan mencakup usaha
periklanan melalui majalah, surat kabar, radio dan televisi, pembuatan dan
pemasangan berbagai jenis poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet,
edaran, brosur, dan macam-macam reklame sejenis. Termasuk juga distribusi dan delivery
advertising material atau sample, juga penyewaan kolom untuk iklan.
Industri periklanan cenderung berkembang menjadi marketing communication
company, dimana perusahaan marketing communication ini dapat
melakukan beberapa peran sebagai konsultan pemasaran, media planning, buying
& evaluation, rumah produksi, ataupun hanya sebagai tim kreatif. Oleh
karena itu perusahaan yang terkait dalam proses pembuatan iklan adalah:
a.
Consulting
Companies: penyedia
data, informasi, saran dan bantuan untuk perusahaan lain untuk membuat
strategi, taktik ataupun teknis dalam menjalankan fungsi-fungsi dalam
organisasi sehingga perusahaan dapat menghasilkan keuntungan yang semaksimal
mungkin.
b.
Direct
Marketing Services Companies:
penyedia pesan promosi kepada pelanggan yang potensial dengan melakukan
pendekatan personal, misalnya melalui: surat pos, telepon, ataupun email.
c.
Market
Research Services Companies:
penyedia jasa pengumpulan data dan analisis data sehingga menghasilkan
informasi yang terkait dengan ukuran pasar, tingkat kompetisi, perilaku
pelanggan (misal: consumer preferences, apresiasi pelanggan terhadap
merek), dan kinerja perusahaan (misal: kesadaran akan merek, pangsa pasar/market
share).
d.
Media
Companies: perusahaan
yang memiliki, mengoperasikan, terlibat ataupun menjual: jasa/produk dan media
properties,meliputi: (1) produksi film dan video, distribusi, replikasi,
dan produk; (2) produksi televisi, penyiaran, distribusi, programming,
dan produk; (3) produksi musik, distribusi, penerbitan, dan produk; (4)
penyiaran radio; (5) majalah, buku, surat kabar, elektronik dan penerbitan
khusus; dan (6) konten internet dan layanan antar.
e.
Public
Relations Companies:
penyedia jasa pengelolaan image perusahaan atau merek tertentu di mata publik tanpa
menggunakan advertisement secara eksplisit.
f.
Sales
Promotion & Specialized Marketing Services: penyedia promosi penjualan,
kegiatan marketing, pengambilan sampel, dan jasa pemasaran khusus dan non
tradisional.
g.
Production
House:
penyedia jasa produksi iklan
Jenis pekerjaan pada subsektor industri periklanan
ini merupakan jenis pekerjaan yang membutuhkan serta menuntut pengetahuan serta
kreativitas yang tinggi. Secara umum klasifikasi pekerja pada subsektor ini
dapat dibedakan menjadi 2 kelompok utama, yaitu: pekerja kreatif serta pekerja
pendukung (services). Dalam sebuah biro iklan, umumnya akan memiliki
departemen sebagai berikut: account services, creative & interactive,
media & public relations dan traffic. Pada perusahaan besar,
setiap fungsi dapat dilakukan oleh individu yang berbeda, tetapi di perusahaan
kecil, tidak menutup kemungkinan bahwa beberapa fungsi dapat dilakukan oleh
individu yang sama. Pekerja kreatif yang terlibat pada departemen account
service adalah seorang account executive, yaitu individu yang
bertanggung jawab untuk: (1) melayani klien secara langsung untuk menentukan
tujuan yang ingin dicapai dan strategi kreatif yang ingin dilakukan; (2)
melakukan koordinasi antara staf kreatif, media, produksi selama proses kreatif
berlangsung. Selama proses kreatif, account executive ini selalu
berhubungan dengan klien untuk menginformasi perkembangan pekerjaan dan
mendapatkan kritik dan saran dari klien. Ketika pekerjaan kreatif telah
selesai, maka pekerjaan account executive ini adalah menjamin produksi
iklan serta pemasangan iklan agar dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan
keluaran sesuai dengan yang diinginkan. Pekerja kreatif yang merupakan bagian
dalam departemen kreatif & interaktif adalah: Creative Director, Art Director,
Copy Writer, dan Production Artist. Ketika tim kreatif ini telah
menghasilkan sebuah ide bentuk komunikasi yang akan dilakukan, maka tim ini
akan melakukan kerjasama dengan studio desain dan produksi untuk memvisualkan
ide tersebut sehingga dapat lebih mudah dikomunikasikan kepada pemasang iklan.
Pekerja kreatif yang terlibat dalam departemen Creative Service (production)
adalah individu yang melakukan hubungan dengan penyedia berbagai macam
media kreatif, misal: dengan pelaku penerbitan & percetakan (majalah, surat
kabar, dll), televisi, radio, penyedia media outdoor. Personel yang
terlibat dalam departemen traffic adalah traffic manager atau system
administrator. Departemen ini mengatur bagaimana aliran kerja dalam
biro/agensi. Dengan adanya departemen ini diharapkan dapat meningkatkan
efisiensi serta tingkat keuntungan biro dengan mengurangi kesalahan: ketika
memulai pekerjaan, dalam distribusi informasi (membuat informasi menjadi lebih
simetris), dalam estimasi biaya (menghindari overvalue/undervalue).
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ni adalah sebagai berikut :
1.
Mendeskripsikan tingkat kebutuhan pasar terhadap lulusan
setingkat ahli madya pada sub industri periklanan di kota Semarang .
2.
Mendeskripsikan jenis pekerjaan dan lapangan usaha yang bisa
dimasuki oleh lulusan Prodi Marketing berbasis kebutuhan pasar dan peluang
usaha di kota Semarang
3.
Mendeskripsikan kompetensi yang dibutuhkan oleh tenaga kerja
tingkat eksekutif, manajer dan kayawan operasional yang bekerja pada sub industri periklanan di
era industri kreatif dewasa ini.
Urgensi
Penelitian
Prodi Manajemen Pemasaran masih dalam taraf
pengembangan karena prodi ini baru dibuka selama dua tahun. Agar punya
orientasi yang jelas dalam arah pengembangannya maka perlu diketahui tentang
prospek lulusan yang akan dihasilkan. Salah satu bidang pekerjaan/profil
pekerjaan bagi lulusan prodi ini adalah sub industri periklanan. Untuk itu
perlu diketahui tingkat kebutuhan pasar terhadap tenaga kerja , jenis pekerjaan
yang bisa dimasuki bagi lulusan prodi marketing serta kompetensi apa yang harus
dimiliki oleh lulusan jika bekerja pada sub industri periklanan. Hal ini didorong
oleh perkembangan industri kreatif yang salah atunya adalah sub inndustri
periklanan yang pesat dewasa ini
sehingga program akademis di
jurusan diberikan penguatan yang sesuai dengan arah perkembangan industri
terkait.
METODE
PENELITIAN
Populasi/Sampel
Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Penelitian ini dilaksanakandi Kota Semarang dengan pertimbangan
Kota semarang sebagai pusat pemerintahan provinsi jawa Tengah banyak terdapat
stakeholder yang bergerak dalam sub industri periklanan.Informan dalam penelitian ini para pakar, praktisi,
manajemen yang bergerak dalam bidang periklanan. Pemilihan nara sumber
dilakukan dengan purposive sampling.
Nara Sumber/Informan
Sebagai nara sumber dalam penelitian ini adalah
stakeholder pada sub industri periklanan yang meliputi: Anggota Persatuan
Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) Jawa Tengah yang berada di Semarang, dan
perusahaan-perusahaan yang memasang iklan lowongan pekerjaan pada bidang
periklanan di koran dan internet.
Teknik
Pencarian Data
a.
Observasi
Observasi dilakukan pada iklan
lowongan pekerjaan bidang periklanan pada bulan September dan Oktober 2012, dan
mencantumkan mencantumkan kompetensi yang dibutuhkan untuk mengisi lowongan
pekerjaan yang diiklankan.
b.
Survey
Survey dilakukan pada anggota
responden dengan cara membagikan kuesioner. Survey diawali dengan meminta ijin
kepada Ketua P3I Jawa Tengah, dan dilanjutkan membagi kuesioner kepada anggota
P3I Jawa Tengah di Semarang.
c.
Wawancara
Wawancara dilakukan dengan
sekretaris P3I Jawa Tengah dengan tujuan memperlancar pelaksanaan survey dan
melengkapai data yang diperlukan.
Analisis Data
Untuk mencapai tujuan penelitian digunakan data
kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh dari objek penelitian (koran dan
internet) dan responden (anggota P3I). Data dari koran dan internet
didiskripsikan dengan menyalin isi iklan lowongan pekerjaan bidang periklanan,
kemudian dilanjutkan dengan membuat ringkasan kompetensi yang diperlukan.
Kuesioner yang lengkap dianalisis sesuai dengan jenis data yang diperoleh. Dari
kuesioner diperoleh: a) Data jumlah kebutuhan tenaga kerja bidang periklanan,
b) Penilaian tingkat kebutuhan kompetensi, c) Kompetensi lain yang diraskan
penting bagi responden. Data yang
berkaitan dengan jumlah kebutuhan tenaga bidang periklanan setiap tahun
dianalisis dengan menggunakan statistik rata-rata, minimum, dan maksimum. Data
yang berkaitan dengan penilaian responden atas tingkat kebutuhan kompetensi
bidang periklanan yang diajukan peneliti dianalisis dengan menggunakan peringkat
(ranking). Responden diminta memberikan
skore penilaian tingkat kebutuhan kompetensi dari rentang sangat tidak
dibutuhkan sampai dengan sangat dibutuhkan dengan menggunakan skor 1 hingga 5.
Skore 1 berarti sangat tidak dibutuhkan. Skore 1 berarti sangat tidak
dibutuhkan.Skore 2 berarti tidak dibutuhkan.Skore 3 berarti netral atau tidak
berpendapat.Skore 4 berarti dibutuhkan.
Skore 5 berarti sangat dibutuhkan.
Pemberian skore para responden terhadap suatu kopetensi dijumlahkan dan
kemudian di urutkan (ranking) dari yang skore besar ke skor kecil (descending).
Suatu kompetensi dengan skore besar berarti lebih dibutuhkan dari kompetensi
dengan skore yang lebih rendah. Suatu kompetensi dengan skore sama dengan skore
yang lain, berarti tingkat kebutuhannya sama, dan peringkatnya diperoleh dengan
cara membagi secara merata nilai urutan menghitung rata-rata niai urutan
(ranking) pada suatu kompetensi. Untuk mempermudah penenetuan ranking kebutuhan
suatu kompetensi digunakan software Microsoft Excel dan SPSS. Diskripsi
kompetensi yang dirasakan penting bagi responden dilakukan dengan membuat
ringkasan kompetensi yang diusulkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran
Umum Obyek Penelitian
Responden penelitian ini adalah karyawan pada
perusahaan periklanan yang ada di wilayah kota Semarang dan sekitarnya. Jumlah
responden penelitian ini adalah 19 responden. Bentuk kelembagaan perusahaan
sampel adalah :
a.
Dengan bentuk PT sebanyak 11 perusahaan
b.
Dengan bentuk CV sebanyak 3 perusahaan
c.
Dengan bentuk lainnya sebanyak 5 perusahaan
Dari setiap perusahaan diwakili oleh satu orang
pengisi kuesener. Pengisi kuesener tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Pengisi kuesener laki-laki sebanyak 13
orang
b.
Pengisi kuesener perempuan sebanyak 16
orang
Tingkat Kebutuan Pasar
Dari survey ditemukan tingkat kebutuhan pasar terhadap lulusan
setingkat ahli madya pada sub industri periklanan di kota Semarang adalah
sebagaimana tersaji dalam Tabel 1.
Tingkat kebutuhan pasar tenaga kerja pada subsektor industri
periklanan dapat diperkirakan dengan mengalikan angka rata-rata, minimum,
maksimum dengan jumlah anggota P3I Jawa Tengah (38 perusahaan), kemudian
dikalikan 90%. Dengan demikian taksiran kasar tingkat kebutuhan pasar tenaga
kerja tersebut adalah sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.
Tabel
1
Tingkat
Kebutuhan Pasar
No.
|
Karyawan Operasional
|
Pimpinan Tingkat Manajer
|
Pimpinan Tingkat Eksekutif
|
|
|
Responden
|
|||
1
|
Cahyono, Adv
|
2
|
1
|
0
|
2
|
PT Dhe Dhe Kencana
|
4
|
2
|
0
|
3
|
PT Adversia Global Media
|
10
|
0
|
1
|
4
|
PT Alegori
|
15
|
1
|
1
|
5
|
CV Intan Budoyo Adv.
|
9
|
1
|
0
|
6
|
PT Citra Kharisma Adv.
|
6
|
1
|
0
|
7
|
PT Galang Mitra Utama
|
6
|
1
|
1
|
8
|
PT Trinitas
|
12
|
3
|
0
|
9
|
PT Indomedia Cahaya Sakti
|
dk
|
dk
|
dk
|
10
|
CV Perdana
|
dk
|
dk
|
dk
|
11
|
CV Sekawan Ide'a
|
2
|
1
|
1
|
12
|
PT Media Sari Adv.
|
3
|
1
|
1
|
13
|
PT Artha Cemerlang Nur Abadi
|
3
|
1
|
1
|
14
|
PT Centra Pranagung Admark
|
6
|
1
|
1
|
15
|
PT kencana Sehati
|
12
|
0
|
0
|
16
|
PT Pitagoras Adv
|
2
|
1
|
1
|
17
|
Srikandi Adv.
|
2
|
1
|
1
|
18
|
Mesurogo Comm
|
dk
|
dk
|
dk
|
19
|
PT Citra Mekar Lestari
|
10
|
1
|
0
|
|
Rata-rata
|
7
|
2
|
1
|
|
Minimum
|
2
|
0
|
0
|
|
Maksimum
|
15
|
3
|
1
|
Sumber : Data Primer yang Diolah 2012
dk=disesuaikan kebutuhan,
responden tidak menginformasikan jumlah kebutuhan
Dari angka pada Tabel 2, bila Prodi Manajemen Pemasaran/Marketing setiap
tahunnya meluluskan 48 mahasiswa, maka masih terbuka peluang untuk mengisi kebutuhan
pasar tenaga kerja subsektor industri periklanan di kota Semarang.
Tabel 2
Taksiran
Kasar Tingkat Kebutuhan Pasar Tenaga Kerja
Karyawan Operasional
|
Pimpinan Tingkat Manajer
|
Pimpinan Tingkat Eksekutif
|
|
|
|||
Rata-rata
|
240
|
69
|
35
|
Minimum
|
69
|
0
|
0
|
Maksimum
|
513
|
103
|
35
|
Sumber :
Data Primer yang Diolah 2012
Kompetensi
yang dibutuhkan
Dalam iklan yang diobservasi tidak secara jelas
menyebutkan secara eksplisit tingkat pekerjaan yang diiklankan, namun dapat
diperoleh pengertian bahwa yang dibutuhkan adalah karyawan tingkat operasional
dan junior manager. Tidak ditemukan iklan lowongan pekerjaan untuk tingkat
eksekutif. Kompetensi pada tingkat karyawan operasional dan tingkat junior
manager adalah mempunyai kemampuan untuk
menguasai sejumlah software grafis meliputi:
AutuCad, Photoshop, Coreldraw II,
adobe photoshop, illustrator, freehand, copy writer, Page Maker, Flash, tehnik
foto grafi digital; berkepribadian jujur, bertanggung jawab,ulet, dan disiplin,
good information about MS Office, mampu
berkomunikasi dengan menggunakan media sosial (Blog, FB, Twitter), mampu
membuat budget promosi per semester maupun setahun, mampu berkomunikasi dengan
menggunakan Bahasa inggris & komputer aktif, mampu mengolah ide kreatif
menjadi bentuk visual, mampu mengembangka konsep menjadi desain visual yang
menarik berpenampilan menarik, mampu menciptakan design kreatif untuk kebutuhan
branding image, marketing, web dan kegiatan internal perusahaan.
Berdasar hasil wawancara diketahui bahwa kompetensi
yang dirasakan penting bagi responden (P3I Jawa Tengah) adalah: memiliki
kemampuan memasarkan jasa periklanan, memiliki kemampuan bekerja sama dengan
biro lain, mampu menyajikan iklan diluar mindset yang ada di masyarakat, mampu
mendapatkan klien baru, mampu membina hubungan yang baik dengan klien, mampu
menyusun strategic planing, kreatif dalam mengkonsep event, cerdas dalam
memilih customer, cantik dalam bernegosiasi, cepat melakukan closing, memiliki
loyallitas, kreatif dan inovatif, bijak
dalam mengambil keputusan, terpercaya.
Tingkat
Pentingnya Kompetensi
Dalam penelitian ini kami mengajukan 27 kompetensi
yang diperoleh dari studi pustaka. Hasil survey dan proses perhitungakan
tingkat pentingnya (ranking) suatu kompetensi dalam memenuhi kebutuhakan tenaga
kerja subsektor industri periklanan adalah sebagaimana disajikan dalam Tabel 3.
Tabel 3
Peringkat Tingkat Kebutuhan Kompetensi
|
||||
No.
|
Tingkat kebutuhan kompetensi
|
Kode
|
Ranking
|
Keterangan
|
1.
|
Memiliki kemampuan bernegosiasi dan
membina hubungan dengan klien
|
k27
|
1
|
peringkat 1
|
2.
|
Memiliki kemampuan merencanakan kegiatan
produksi.
|
k13
|
2,5
|
peringkat 2
|
3.
|
Memiliki kemampuan membuat perencanaan
strategis
|
k24
|
2,5
|
peringkat 2
|
4.
|
Mampu merencanakan dan membeli media
(media buying) untuk kegiatan periklanan
|
k16
|
4,5
|
peringkat 3
|
5.
|
Mampu melakukan evaluasi kegiatan
periklanan.
|
k18
|
4,5
|
peringkat 3
|
6.
|
Memiliki kemampuan melaksanakan kegiatan
produksi periklanan baik secara mandiri.
|
k14
|
7
|
peringkat 4
|
7.
|
Memiliki pemahaman tentang konsep dasar periklanan
|
k19
|
7
|
peringkat 4
|
8.
|
Memiliki kemampuan membuat desain
periklanan dalam berbagai saluran/media komunikasi
|
k25
|
7
|
peringkat 4
|
9.
|
Memiliki kemampuan merencanakan kegiatan
produksi dan melaksanakan kegiatan produksi periklanan baik secara mandiri maupun
kelompok.
|
k11
|
9,5
|
peringkat 5
|
10.
|
Memiliki pemahaman tentang fungsi dan
peran periklanan dalam kehidupan masyarakat.
|
k20
|
9,5
|
peringkat 5
|
11.
|
Memiliki kemampuan melaksanakan kegiatan
produksi periklanan baik secaraindividu maupun kelompok.
|
k15
|
11,5
|
peringkat 6
|
12.
|
Memiliki kemampuan membuat perencanaan
media
|
k23
|
11,5
|
peringkat 6
|
13.
|
Memiliki pemahaman perilaku konsumen dan
pemetaan pasar iklan
|
k22
|
13
|
peringkat 7
|
14.
|
Menguasai konsep teoritis bidang
Periklanan secara umum.
|
k12
|
14,5
|
peringkat 8
|
15.
|
Memiliki kemampuan pascaproduksi
periklanan.
|
k26
|
14,5
|
peringkat 8
|
16.
|
Mengoperasikan software dan periferal
digital illustration.
|
k1
|
16
|
peringkat 9
|
17
|
Mengoperasikan software dan periferal
digital imaging.
|
k2
|
17,5
|
peringkat 10
|
18.
|
Menguasai bidang kreatif periklanan baik
untuk naskah iklan maupun visual iklan.
|
k17
|
17,5
|
peringkat 10
|
19.
|
Memiliki kerangka teoritis yang
menjelaskan tentang cara kerja periklanan dalam industri bisnis media
|
k21
|
19
|
peringkat 11
|
20.
|
Mengoperasikan software dan
periferal web design.
|
k3
|
20
|
peringkat 12
|
21.
|
Mengoperasikan software dan periferal
multimedia.
|
k4
|
21
|
peringkat 13
|
22.
|
Mengoperasikan software dan periferal
digital presentation.
|
k5
|
23
|
peringkat 14
|
23.
|
Mengoperasikan software dan periferal
digital 3D animation.
|
k7
|
23
|
peringkat 14
|
24.
|
Mengoperasikan software dan periferal
digital visual effects.
|
k10
|
23
|
peringkat 14
|
25.
|
Mengoperasikan software dan periferal
digital 2D animation.
|
k6
|
25
|
peringkat 15
|
26.
|
Mengoperasikan software dan periferal
digital audio
|
k8
|
26,5
|
peringkat 16
|
27.
|
Mengoperasikan software dan
periferal digital video.
|
k9
|
26,5
|
peringkat 16
|
Sumber : Data Primer
Dari hasil analisis uji beda rata rata dapat dinyatakan
bahwa rata-rata persepsi terhadap kebutuhan kompetensi bidang komputer dan
rata-rata persepsi terhadap kebutuhan kompetensi bidang non-komputer tidak
berbeda secara signifikan. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar
0,237 yang berarti lebih dari nilai α sebesar 0,05. Hal ini berarti bahwa
persepsi responden terhadap kompetensi sama-sama tinggi dan tidak dibedakan
kompetensi bidang komputer ataupun bidang non-komputer.
KESIMPULAN
Kebutuhan tenaga kerja subsektor industri periklanan
di kota Semarang pada level operator antara 240 dan 513 dan rata-rata 69, pada
tingkat manajer rata-rata sekitar 69 dan peluang maximum 103, dan pada tingkat
eksekutif rata-rata 35 dan maksimum 35. Hal ini menunjukkan bahwa Prodi Manajemen
pemasaran/Marketing bila setiap tahunnya meluluskan 48 mahasiswa, maka masih
terbuka peluang yang besar untuk mengisi kebutuhan pasar tenaga kerja subsektor
industri periklanan di kota Semarang.
Kemampuan bernegosiasi dan membina hubungan
dengan klien merupakan kompetensi yang dianggap paling penting bagi P3I Jawa
Tengah, kemudian kemampuan merencanakan kegiatan produksi, Memiliki kemampuan
membuat perencanaan strategis, Mampu merencanakan dan membeli media (media
buying) untuk kegiatan periklanan, Mampu melakukan evaluasi kegiatan
periklanan.
DAFTAR
PUSTAKA
Bungin, B. 2007. Penelitian
Kualitatif. Prenada Media Group: Jakarta.
Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta.
Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta.
Creswell, J. W. 1998. Qualitatif
Inquiry and Research Design. Sage Publications, Inc: California.
Himpunan
Peraturan dan periklanan Indonesia, PPPI
(http://www.pppi.or.id/id/pppi/rambu/bukumerah-isi.html) Interestword (www.investorwords.com/129/advertising.html)
Moleong, Lexy J 1991 , Metode
Penelitian Kualitatif , Bandung: Remaja Rosda Karya
Purnama
, Nursyacbani , 2005 , Analisis Pengaruh Sumber-Sumber Keunggulan
Bersaing Bidang Pemasaran Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Di Indonesiadalam
Jurnal Siasat Bisnis Hal105 – 130.
Studi Pemetaan Industri Kreatif Departemen Perdagangan
Indonesia , 2007, yang diambil dari Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia
2005.