Siti Nur Barokah
Jurusan
Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Semarang
Jl.
Prof.H.Sudarto, SH, Tembalang,Kotak Pos 6199/SMS Semarang 50061
ABSTRAC
This study aimed to address the
problems faced by SMEs is often capital, marketing, lack of knowledge and
qualified human resources. In the context of increasing competitiveness, the
acquisition of knowledge is an important factor to boost competitiveness, this
is the biggest weakness of SMEs. Lack of knowledge acquisition in SMEs is
influenced by internal and external factors.
Data analysis in this study used
descriptive analysis, which aims to look at the relationship between two
variables partially useful to know the description of the sample and see the
consistency of the results of interpretation of the relationships that occur
when associated with the results of inferential analyzes. to determine the effect
of factors implementation capabilities, the ability to serve, leadership
ability, the ability to manage, direct skills, ability to lead the group,
thinking skills, and the ability to be grown on Competing Strategies used
multiple regression analyzes.
Referring to the results of the
study, suggesting that the ability of implementation, ability to serve,
leadership ability, the ability to manage, direct skills, ability to lead the
group, thinking skills, and the ability to be mature is a variable describing
the competitive strategy, since Stats have a significant effect.
Key words: Capabilities, Human Resources, Strategy Compete
PENDAHULUAN
Krisis
ekonomi yang terjadi akhir-akhir ini membawa dampak sangat besar pada dunia
bisnis Indonesia. Maraknya krisis ekonomi banyak terjadi pemutusan hubungan kerja baik secara sukarela atau
sepihak dan ini menunjukkan bahwa SDM (sumber daya
manusia) masih dianggap sebagai salah satu faktor produksi dan bukan sebagai
aset perusahaan yang berarti mitra kerja perusahaan.
Setiap
organisasi perusahaan beroperasi dengan menggunakan seluruh sumber dayanya
untuk dapat menghasilkan produk baik barang/jasa yang bisa dipasarkan. Dalam
hal ini pengelolaan sumber daya yang dimiliki perusahaan meliputi sumber daya
finansial, fisik, SDM, dan kemampuan teknologis dan sistem (Simamora, 1995).
Karena sumber-sumber yang dimiliki perusahaan bersifat terbatas sehingga
perusahaan dituntut agar mampu memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaannya
untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan kompetitip. Dari berbagai sumber daya yang dimiliki
perusahaan, SDM menempati posisi strategis diantara sumber daya lainnya. Tetapi
dalam kenyataanya masih banyak perusahaan tidak menyadari pentingnya SDM bagi
kelangsungan hidup perusahaan.
Sejalan dengan berkembangan yang terjadi dewasa ini
telah berkembang pengakuan bahwa satu-satunya sumber daya yang mampu memberikan
keunggulan kompetitif yang berkesinambungan bagi organisasi terletak pada
kepemilikan sumber daya yang bersifat intangible. Menurut Becker, Husselid dan Ulrich (2001)
dalam HR Scorecard mengemukakan bahwa kepemilikan aset intangible akan
memberikan manfaat yang tangible (profitabilitas), (Wijayanto, 2008). Aset stratejik intangible yang dimiliki suatu
organisasi diantaranya adalah kompetensi sumber daya manusia, manajemen
pengetahuan, kapabilitas organisasi dan pengalaman (CEO).
Usaha Kecil dan Menengah mempunyai peranan dalam
menunjang kegiatan ekonomi masyarakat terutama dalam menggerakkan sektor riil
dan ini merupakan realitas dalam kegiatan ekonomi nasional yang sangat penting
dan strategis. Tetapi untuk dapat
bersaing dan berkembang suatu hal yang sangat sulit dilakukan, karena banyak
permasalahan yang dihadapi UKM.
Secara umum, permasalahannya yang sering dihadapi
UKM adalah permodalan, pemasaran, kurangnya pengetahuan dan Sumber Daya Manusia
yang berkualitas. Dalam konteks
peningkatan daya saing, penguasaan pengetahuan adalah faktor penting untuk
mendongkrak daya saing, disinilah
kelemahan terbesar dari UKM. Rendahnya penguasaan pengetahuan pada UKM
dipengaruhi faktor internal dan faktor eksternal (Muttaqien, 2008).
Dari hasil observasi dan hasil penelitian (Siti Nur Barokah, 2011) menunjukkan bahwa UKM sering dikelola
dengan menggunakan manajemen yang sederhana yaitu pengelolaan dengan model
kekeluargaan dengan melibatkan (bapak, ibu, anak/anak menantu dan kerabat
dekat), sehingga pengelolaannya dilakukan secara turun temurun. Dengan demikian kualitas sumber daya manusia
yang dimiliki adalah apa adanya sesuai dengan keturunan yang dimiliki dan ini
menjadi masalah yang sering dihadapi oleh UKM dalam menghadapi persaingan yang
semakin kompetitif. Oleh karena itu dalam penelitian ini ingin mengetahui dan
menganalisis lebih detail tentang ”Faktor-faktor yang mempengaruhi Kemampuan
Sumber Daya Manusia Dalam Menentukan strategi Bersaing pada UKM Sepatu Kulit
di Kota Semarang ”.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan Sumber Daya Manusia dalam
menentukan Strategi Bersaing, dengan melakukan:
1.
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan Sumber Daya Manusia dalam menentukan Strategi Bersaing.
2.
Mengetahui faktor mana yang paling
dominan dalam mempengaruhi kemampuan Sumber Daya Manusia dalam menentukan
Strategi Bersaing.
METODE
PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang bersifat kualitatif
berupa quesioner yang sudah disusun sesuai dengan kebutuhannya dan di sebarkan
kepada pemilik
atau pengelola UKM Sepatu Kulit di Kota Semarang.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini merupakan
data primer, dimana diperoleh melalui penyebaran questioner yang sudah disusun
sesuai dengan data yang diperlukan.
Populasi
dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengelola atau pemilik UKM Sepatu Kulit yang ada
di kota Semarang.
Sampel penelitian diambil secara keseluruhan/sensus, mengingat jumlah sampel yang ada sangat terbatas.yaitu sejumlah 32 Pengelola UKM Sepatu Kulit di Kota Semarang.
Metode Pengumpulan Data
Data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui
penyebaran angket/kuesioner yang dilakukan pada 32 pengelola atau pemilik UKM Sepatu Kulit di Kota Semarang.
Definisi Operasional
Definsi
operasional dari variable-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagaimana tersaji dalam Tabel 1.
Tabel 1.
Definisi
Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel
|
Difinisi
Operasional
|
Skala
Pengukuran
|
Kemampuan Sumber Daya Manusia
|
Maksudnya adalah pemilik atau pengelola UKM
memiliki kemampuan untuk menentukan strategi bersaing yang sesuai dalam
menjalankan usahanya.
|
Indikator-indikatornya meliputi: kemampuan
mengimplementasikan, kemampuan melayani, kemampuan memimpin, kemampuan
mengelola, kemampuan mengarahkan,
kemampuan memimpin kelompok, kemampuan berfikir dan kemampuan bersikap
dewasa.
|
Strategi Bersaing
|
Maksudnya adalah pemilik/pengelola dapat
menentukan strategi bersaing yang tepat sesuai dengan sumberdaya yang
dimiliki.
|
Indikator-indikatornya meliputi: bernilai, susah
tergantikan, unik, tidak mudah ditiru dengan sempurna.
|
Metode Analisis Data
Berdasarkan data dari quesioner
yang terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan menggunakan:
1.
Analisis Deskriptif
dimaksudkan untuk melihat hubungan antara dua
variabel secara parsial yang berguna untuk mengetahui gambaran sampel serta
melihat konsistensi hasil interpretasi dari hubungan yang terjadi bila
dikaitkan dengan hasil análisis
inferensial yang akan dilakukan setelah análisis ini.
2.
Analisis Regresi
Berganda
adalah análisis Inferensial yang berguna untuk menguji hipotesis dan
menyatakan kejelasan tentang kekuatan variabel penentu terhadap Strategi
Bersaing yang kompeten. Apabila disusun dalam bentuk formulasi matematik
sebagaimana Rumus 1.
Rumus 1.
Rumus Regresi Berganda
SB = b0 + b1 K1+ b2 K2 + b3 K4 + b4 K4
+ b5 K5 + b6 K6 + b7 K7 + b8 K8 + e
Keterangan:
SB = Strategi bersaing UKM
b0 =
Intercept
e = Error
term/Variable residual
b1, b2, b3,
b4, b5, b6, b7, b8 =
Koefisien regresi
K1 = Kemampuan
mengimplementasikan
K2 = Kemampuan
melayani
K3 = Kemampuan memimpin
K4 = Kemampuan mengelola
K5 = Kemampuan mengarahkan
K6 = Kemampuan memimpin kelompok
K7 = Kemampuan berfikir
K8 = Kemampuan bersikap dewasa
Tabel 2.
Hasil
Uji Validitas Indikator Variabel Kemampuan SDM
Variabel dan Indikator
|
Koefisien
Korelasi
|
Signifikansi
|
1.
Var. Kemampuan Implementasi
|
||
dorongan
berprestasi (X1)
|
0,811
|
0,000
|
kejelasan
tugas (X2)
|
0,834
|
0,000
|
ketelitian
kualitas (X3)
|
0,865
|
0,000
|
proaktif (X4)
|
0,695
|
0,000
|
2.
Var. Kemampuan Melayani
|
||
melayani
dengan empati (X5)
|
0,884
|
0,000
|
orientasi
terhadap pelanggan (X6)
|
0,841
|
0,000
|
3.
Var. Kemampuan Memimpin
|
||
mampu
mempengaruhi bawahan (X7)
|
0,910
|
0,000
|
mampu
membangun hubungan (X8)
|
0,899
|
0,000
|
4.
Var. Kemampuan Mengelola
|
||
mengembangkan
karyawan (X9)
|
0,955
|
0,000
|
kemampuan
manajemen (X10)
|
0,943
|
0,000
|
5. Var.
Kemampuan Mengarahkan
|
||
mampu bekerja
sama (X11)
|
0,829
|
0,000
|
pemimpin mampu
memberikan teladan (X12)
|
0,864
|
0,000
|
6.
Var. Kemampuan Memimpin Kelompok
|
||
kemampuan
memimpin (X13)
|
0,856
|
0,000
|
kemampuan
membangun hubungan (X14)
|
0,854
|
0,000
|
7.
Var. Kemampuan Berpikir
|
||
mampu berpikir
analisis (X15)
|
0,655
|
0,000
|
mampu berpikir
konseptual (X16)
|
0,894
|
0,000
|
keahlian
teknik/profesional (X17)
|
0,740
|
0,000
|
8.
Variabel
Kemampuan Bersikap Dewasa
|
||
mampu
mengendalikan diri (X18)
|
0,773
|
0,000
|
kemampuan
cepat tanggap (X19)
|
0,922
|
0,000
|
penuh
percaya diri (X20)
|
0,807
|
0,000
|
Sumber:
Data primer yang diolah, 2012
HASIL PEMBAHASAN
Uji
Validitas
Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat kemampuan suatu instrument dalam mengungkapkan sesuatu yang
menjadi sasaran pokok pengukuran yang dilahirkan dengan instrument tersebut.
Pengujian validitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan uji Korelasi Product Moment dengan kriteria
pengujian sebagai berikut :
a.
Jika nilai rhitung > rtabel
df = 32 (jumlah sampel) dan α = 5% adalah sebesar 0,349 dan nilai signifikansi
< 0,05 maka dapat dikatakan bahwa indikator adalah valid
b.
Jika nilai rhitung < rtabel
df = 32 (jumlah sampel) dan α = 5% adalah sebesar 0,349 dan nilai signifikansi
> 0,05 maka dapat dikatakan bahwa indikator tidak valid
Berikut ini diuraikan hasil pengujian validitas
indikator yang digunakan untuk mengukur masing-masing variabel penelitian.
Uji Validitas Kemampuan Sumber Daya Manusia
Mengacu pada hasil uji validitas indikator variabel
tampak dalam Tabel 2. menunjukkan bahwa masing-masing
indikator memiliki nilai Koefisien Korelasi atau rhitung
yang lebih besar dari nilai rtabel (0,349) dan nilai signifikansi
yang lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua indikator
tersebut adalah valid.
Variabel
Strategi Bersaing
Pengukuran variabel strategi bersaing dilakukan
dengan menggunakan delapan indikator yang meliputi menggali peluang (X21),
berinovasi dan kreasi (X22), unik dan spesifik (X23), langka (X24), tidak mudah
ditiru (X25), mahal (X26), tidak mudah digantikan (X27), dan tidak dapat
tergantikan sempurna (X28). Berikut ini adalah hasil pengujian validitas
terhadap kedelapan indikator pengukur variabel strategi bersaing.
Tabel 3.
Hasil
Uji Validitas Indikator Variabel Strategi Bersaing
Indikator
|
Koefisien
Korelasi
|
Signifikansi
|
menggali
peluang (X21)
|
0,366
|
0,040
|
berinovasi dan
kreasi (X22)
|
0,389
|
0,028
|
unik dan
spesifik (X23)
|
0,651
|
0,000
|
langka (X24)
|
0,781
|
0,000
|
tidak mudah
ditiru (X25)
|
0,811
|
0,000
|
mahal (X26)
|
0,726
|
0,000
|
tidak mudah
digantikan (X27)
|
0,681
|
0,000
|
tidak dapat
tergantikan sempurna (X28)
|
0,776
|
0,000
|
Sumber:
Data primer yang diolah, 2012
Mengacu pada hasil uji validitas indikator variabel
strategi bersaing yang tampak dalam Tabel 3.
menunjukkan bahwa masing-masing indikator memiliki nilai Koefisien Korelasi
atau rhitung yang lebih besar dari nilai rtabel (0,349)
dan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa kedelapan indikator tersebut adalah alat
ukur yang tepat dari variabel strategi bersaing atau dengan kata lain bahwa
indikator tersebut adalah valid.
Uji
Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
Uji Alpha Cronbach dengan kriteria hasil pengujian sebagai berikut :
a.
Jika nilai Alpha Cronbach hasil
perhitungan > 0,6 maka dapat dikatakan bahwa variabel penelitian adalah
reliabel
b.
Jika nilai Alpha Cronbach hasil
perhitungan < 0,6 maka dapat dikatakan bahwa variabel penelitian tidak
reliabel
Pada Tabel 4 adalah hasil pengujian
reliabilitas pada masing-masing variabel penelitian. Hasil
pengujian reliabilitas yang disajikan dalam Tabel 4., menunjukkan
bahwa nilai Alpha Cronbach hitung pada masing-masing variabel penelitian adalah
lebih besar dari 0,6. Mengacu pada hasil tersebut maka dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa hasil pengukuran pada
masing-masing variabel penelitian adalah reliabel atau konsisten.
Tabel 4.
Hasil
Uji Reliabilitas
Variabel
|
Alpha
Cronbach
|
Kemampuan implementasi
|
0,816
|
Kemampuan melayani
|
0,654
|
Kemampuan memimpin
|
0,776
|
Kemampuan mengelola
|
0,887
|
Kemampuan mengarahkan
|
0,604
|
Kemampuan memimpin kelompok
|
0,632
|
Kemampuan berpikir
|
0,637
|
Kemampuan bersikap dewasa
|
0,784
|
Strategi bersaing
|
0,807
|
Sumber: Data
primer yang diolah, 2012
Tabel 5.
Hasil
Analisis Deskriptif
Variabel
|
Minimal
|
Maksimal
|
Mean
|
Std.
Deviasi
|
|||
Teoritis
|
Aktual
|
Teoritis
|
Aktual
|
Teoritis
|
Aktual
|
||
Kemampuan implementasi
|
4
|
10
|
28
|
28
|
14
|
19,87
|
5,302
|
Kemampuan melayani
|
2
|
3
|
14
|
13
|
7
|
7,94
|
3,242
|
Kemampuan memimpin
|
2
|
3
|
14
|
13
|
7
|
9,19
|
2,890
|
Kemampuan mengelola
|
2
|
3
|
14
|
14
|
7
|
8,50
|
3,111
|
Kemampuan mengarahkan
|
2
|
5
|
14
|
13
|
7
|
9,53
|
2,639
|
Kemampuan memimpin kelompok
|
2
|
2
|
14
|
12
|
7
|
7,25
|
2,328
|
Kemampuan berpikir
|
3
|
7
|
21
|
21
|
10,5
|
15,09
|
3,640
|
Kemampuan bersikap dewasa
|
3
|
5
|
21
|
18
|
10,5
|
10,97
|
3,441
|
Strategi bersaing
|
8
|
17
|
56
|
50
|
28
|
33,66
|
8,805
|
Sumber:
Data primer yang diolah, 2012
Analisis
Deskriptif
Analisis deskriptif
bertujuan agar peneliti mendapatkan
gambaran mengenai tendensi/kecenderungan jawaban responden mengenai variabel-variabel penelitian yang digunakan. Pada Tabel 5 diuraikan hasil analisis deskriptif pada
masing-masing variabel penelitian.
Setelah mengetahui nilai minimal, maksimal, mean, dan standar
deviasi baik teoritis maupun aktual maka tahap selanjutnya adalah melakukan
kategorisasi yang dilakukan dengan rumus sebagaimana tersaji pada Tabel 6. (Azwar, 2003).
Tabel 6.
Rumus Katagorisasi
x ≤ Mean – (1,5 SD)
Mean – (1,5 SD) < x < Mean –
(0,5 SD)
Mean – (0,5 SD) < x < Mean +
(0,5 SD)
Mean + (0,5 SD) < x < Mean +
(1,5 SD)
Mean + (1,5 SD) < x
|
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
|
Variabel Kemampuan Implementasi
Mengacu pada rumus yang telah ditetapkan maka kriteria
kategorisasi untuk variabel kemampuan implementasi adalah sebagaimana Tabel 7.
Tabel 7.
Kriteria Kategorisasi Kemampuan Implementasi
Mean Aktual <
11,92
11,92 < Mean Aktual
< 17,22
17,22 < Mean
Aktual < 22,52
22,52 < Mean
Aktual < 27,82
Mean Aktual > 27,82
|
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
|
Hasil perhitungan nilai mean aktual
untuk variabel kemampuan implementasi adalah sebesar 19,87 yang berada pada
rentang 17,22 - 22,52 sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan implementasi di UKM Sepatu Kulit di Kota Semarang termasuk dalam kategori sedang.
Variabel Kemampuan Melayani
Mengacu pada rumus yang telah ditetapkan
maka kriteria kategorisasi untuk variabel kemampuan melayani adalah sebagaimana Tabel 8.
Tabel 8.
Kriteria Kategorisasi Untuk Variabel Kemampuan Melayani
Mean Aktual <
3,08
3,08 < Mean
Aktual < 6,32
6,32 < Mean
Aktual < 9,56
9,56 < Mean
Aktual < 12,80
Mean Aktual > 12,80
|
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
|
Hasil perhitungan nilai mean
aktual untuk variabel kemampuan melayani adalah sebesar 7,94 yang berada pada
rentang 6,32 - 9,56 sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan melayani di UKM Sepatu Kulit di Kota
Semarang termasuk
dalam kategori sedang.
Variabel Kemampuan Memimpin
Mengacu pada rumus yang telah ditetapkan
maka kriteria kategorisasi untuk variabel kemampuan memimpin adalah sebagaimana Tabel 9.
Tabel 9.
Kriteria Kategorisasi Untuk Variabel Kemampuan Memimpin
Mean Aktual <
4,86
4,86 < Mean
Aktual < 7,75
7,75 < Mean
Aktual < 10,64
10,64 < Mean
Aktual < 13,53
Mean Aktual > 13,53
|
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
|
Hasil perhitungan nilai mean aktual
untuk variabel kemampuan memimpin adalah sebesar 9,19 yang berada pada rentang
7,75 - 10,64 sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan memimpin di UKM Sepatu Kulit di Kota
Semarang termasuk
dalam kategori sedang.
Variabel Kemampuan Mengelola
Mengacu pada rumus yang telah ditetapkan
maka kriteria kategorisasi untuk variabel kemampuan mengelola adalah sebagaimana Tabel 10.
Tabel 10.
Kriteria Kategorisasi Untuk Variabel Kemampuan Mengelola
Mean Aktual <
3,83
3,83 < Mean
Aktual < 6,94
6,94 < Mean
Aktual < 10,06
10,06 < Mean
Aktual < 13,17
Mean Aktual > 13,17
|
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
|
Hasil perhitungan nilai mean
aktual untuk variabel kemampuan mengelola adalah sebesar 8,50 yang berada pada
rentang 6,94 - 10,06 sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengelola di UKM Sepatu Kulit di Kota
Semarang termasuk
dalam kategori sedang.
Variabel Kemampuan Mengarahkan
Mengacu pada rumus yang telah ditetapkan
maka kriteria kategorisasi untuk variabel kemampuan mengarahkan adalah sebagaimana Tabel 11.
Tabel 11.
Kriteria Kategorisasi Untuk Variabel Kemampuan Mengarahkan
Mean Aktual <
5,57
5,57 < Mean
Aktual < 8,21
8,21 < Mean
Aktual < 10,85
10,85 < Mean
Aktual < 13,49
Mean Aktual > 13,49
|
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
|
Hasil perhitungan nilai mean
aktual untuk variabel kemampuan mengarahkan adalah sebesar 9,53 yg berada pada rentang
8,21-10,85 sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengarahkan di UKM Sepatu Kulit di Kota Semarang termasuk dalam kategori sedang.
Variabel Kemampuan Memimpin Kelompok
Mengacu pada rumus yang telah ditetapkan
maka kriteria kategorisasi untuk variabel kemampuan memimpin kelompok adalah
sebagaimana Tabel 12.
Tabel 12.
Kriteria Kategorisasi Untuk Variabel Kemampuan Memimpin Kelompok
Mean Aktual <
3,76
3,76 < Mean
Aktual < 6,09
6,09 < Mean
Aktual < 8,41
8,41 < Mean
Aktual < 10,74
Mean Aktual > 10,74
|
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
|
Hasil perhitungan nilai mean aktual
untuk variabel kemampuan memimpin kelompok adalah sebesar 7,25 yang berada pada
rentang 6,09 - 8,41 sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan memimpin kelompok di UKM Sepatu Kulit di Kota Semarang termasuk
dalam kategori sedang.
Variabel Kemampuan Berpikir
Mengacu pada rumus yang telah ditetapkan
maka kriteria kategorisasi untuk variabel kemampuan berpikir adalah sebagaimana Tabel 13.
Tabel 13.
Kriteria Kategorisasi Untuk Variabel Kemampuan Berpikir
Mean Aktual <
9,63
9,63 < Mean
Aktual < 13,27
13,27 < Mean
Aktual < 16,91
16,91 < Mean
Aktual < 20,55
Mean Aktual > 20,55
|
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
|
Hasil perhitungan nilai mean aktual
untuk variabel kemampuan berpikir adalah sebesar 15,09 yang berada pada rentang
13,27 - 16,91 sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir di UKM Sepatu Kulit di Kota
Semarang termasuk
dalam kategori sedang.
Variabel Kemampuan Bersikap Dewasa
Mengacu pada rumus yang telah ditetapkan
maka kriteria kategorisasi untuk variabel kemampuan bersikap dewasa adalah
sebagaimana Tabel 14.
Tabel 14.
Kriteria Kategorisasi Untuk Variabel Kemampuan Bersikap Dewasa
Mean Aktual <
5,81
5,81 < Mean
Aktual < 9,25
9,25 < Mean
Aktual < 12,69
12,69 < Mean
Aktual < 16,13
Mean Aktual > 16,13
|
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
|
Hasil perhitungan nilai mean aktual
untuk variabel kemampuan bersikap dewasa adalah sebesar 10,97 yang berada pada
rentang 9,25 - 12,69 sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan bersikap dewasa di UKM Sepatu Kulit di Kota Semarang termasuk dalam kategori sedang.
Variabel Strategi Bersaing
Mengacu pada rumus yang telah ditetapkan
maka kriteria kategorisasi untuk variabel strategi bersaing adalah sebagaimana Tabel 15.
Tabel 15.
Kriteria Kategorisasi Untuk Variabel Strategi Bersaing
Mean Aktual <
20,45
20,45 < Mean
Aktual < 29,26
29,26 < Mean
Aktual < 38,06
38,06 < Mean
Aktual < 46,87
Mean Aktual > 46,87
|
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
|
Hasil perhitungan nilai mean aktual
untuk variabel strategi bersaing dewasa adalah sebesar 33,66 yang berada pada
rentang 29,26 - 38,06 sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi bersaing di UKM Sepatu Kulit di Kota Semarang termasuk
dalam kategori sedang.
Uji
Asumsi Klasik
Tujuan dilakukannya uji asumsi
klasik adalah untuk menganalisis asumsi-asumsi dasar yang harus dipenuhi dalam
penggunaan regresi. Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini
mencakup uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas.
Uji
Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran
data dari variabel bebas dan terikat. Pengujian normalitas perlu dilakukan
karena dalam model regresi mensyaratkan agar sebaran data penelitian adalah
normal.
Tabel 16.
Hasil
Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
|
||
Unstandardized Residual
|
||
N
|
32
|
|
Normal Parametersa,,b
|
Mean
|
.0000000
|
Std. Deviation
|
3.56545150
|
|
Most Extreme Differences
|
Absolute
|
.126
|
Positive
|
.077
|
|
Negative
|
-.126
|
|
Kolmogorov-Smirnov Z
|
.715
|
|
Asymp. Sig. (2-tailed)
|
.686
|
|
a. Test distribution is Normal.
|
||
b. Calculated from data.
|
Sumber: Data
primer yang diolah, 2012
Pengujian normalitas dilakukan dengan Uji Kolmogorov
Smirnov dengan kriteria sebagai berikut:
a.
Jika nilai signifikansi > 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa distribusi residual data penelitian adalah normal
b.
Jika nilai signifikansi < 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa distribusi residual data penelitian tidak normal
Pada Tabel 16 disajikan hasil analisis untuk
uji normalitas data. Hasil pengujian
Kolmogorov Smirnov untuk penelitian ini yang disajikan dalam Tabel 16 menghasilkan nilai signifikansi sebesar
0,686. Apabila dibandingkan dengan nilai alpha (α) sebesar 0,05 maka nilai
signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Mengacu pada hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa distribusi atau
sebaran data penelitian ini adalah normal.
Uji
Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilakukan untuk
mengetahui adanya korelasi antar variabel bebas (independent) yang dilakukan dengan menganalisi nilai VIF dan Tolerance dengan kriteria
sebagai berikut:
a.
Jika nilai VIF > 10 maka dapat
disimpulkan bahwa dalam persamaan regresi terdapat masalah multikolinieritas
b.
Jika nilai VIF < 10 maka dapat
disimpulkan bahwa dalam persamaan regresi tidak terdapat masalah
multikolinieritas
Pada Tabel 17 adalah hasil pengujian
multikolinieritas yang dilakukan pada penelitian ini.
Tabel 17.
Hasil
Uji Multikolinieritas
Variabel
|
VIF
|
Tolerance
|
Kemampuan implementasi
|
0,577
|
1,734
|
Kemampuan melayani
|
0,699
|
1,432
|
Kemampuan memimpin
|
0,690
|
1,449
|
Kemampuan mengelola
|
0,830
|
1,204
|
Kemampuan mengarahkan
|
0,590
|
1,694
|
Kemampuan memimpin kelompok
|
0,713
|
1,403
|
Kemampuan berpikir
|
0,598
|
1,673
|
Kemampuan bersikap dewasa
|
0,863
|
1,158
|
Sumber: Data primer yang diolah,
2012
Hasil nilai Tolerance dan VIF pada
masing-masing variabel bebas (independent) menunjukkan bahwa nilai Tolerance
> 0,1 dan nilai VIF < 10 sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas
(independent).
Uji
Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk
mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian heteroskedastisitas
dilakukan dengan menggunakan Grafik Scatter Plot dengan kriteria sebagai
berikut:
a.
Jika sebaran titik-titik tidak ada pola
tertentu dan menyebar di atas dan di bawah titik nol sumbu Y maka tidak ada
masalah heteroskedastisitas
b.
Jika sebaran titik-titik membentuk pola
tertentu dan tidak menyebar di atas dan di bawah titik nol sumbu Y maka ada
masalah heteroskedastisitas
Pada Gambar 1 disajikan hasil pengujian
heteroskedastisitas untuk penelitian ini.
Gambar 1.
Hasil
Uji Heteroskedastisitas
Sumber:
Data primer yang diolah, 2012
Hasil pengujian heteroskedastisitas
dengan Grafik Scatter Plot menunjukkan bahwa sebaran titik-titik tidak
membentuk suatu pola tertentu serta penyebarannya berada di atas dan di bawah
titik nol sumbu Y sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah
heteroskedastisitas.
Uji
Regresi Berganda
Pengujian statistik dengan uji regresi berganda
dipilih karena penelitian ini bertujuan untuk menguji lebih dari satu pengaruh
variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Berikut ini hasil pengujian
regresi berganda.
Pengujian
Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan
menganalisis nilai t hitung atau nilai signifikansinya dengan kriteria sebagai
berikut:
a.
Jika nilai t hitung > t tabel pada df
(jumlah sampel = 31 ; alpha = 0,05) adalah sebesar 2,039 atau nilai
signifikansi < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen
terbukti secara statistik berpengaruh terhadap variabel dependen
b.
Jika nilai t hitung < t tabel pada df
(jumlah sampel = 31 ; alpha = 0,05) adalah sebesar 2,039 atau nilai
signifikansi > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen tidak
terbukti secara statistik berpengaruh terhadap variabel dependen
Mengacu
pada output SPSS pada Tabel
18, maka dapat dilakukan pengujian atas
hipotesis penelitian hasilnya sebagaimana Tabel 19.
Tabel 18.
Hasil Uji
Hipotesis
Coefficientsa
|
||||||
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
t
|
Sig.
|
||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
-46.302
|
8.260
|
-5.606
|
.000
|
|
Kemampuan Implementasi
|
.540
|
.185
|
.325
|
2.926
|
.008
|
|
Kemampuan Melayani
|
1.325
|
.274
|
.488
|
4.828
|
.000
|
|
Kemampuan Memimpin
|
1.278
|
.310
|
.420
|
4.128
|
.000
|
|
Kemampuan Mengelola
|
1.119
|
.262
|
.395
|
4.267
|
.000
|
|
Kemampuan Mengarahkan
|
1.103
|
.367
|
.331
|
3.009
|
.006
|
|
Kemampuan Memimpin Kelompok
|
1.045
|
.378
|
.276
|
2.763
|
.011
|
|
Kemampuan Berpikir
|
.695
|
.264
|
.287
|
2.632
|
.015
|
|
Kemampuan Berpikir Dewasa
|
.808
|
.233
|
.316
|
3.475
|
.002
|
|
a. Dependent Variable: Strategi Bersaing
|
Sumber: Data primer yang diolah, 2012
Tabel 19
Rekapitulasi
hasil Hipotesa masing-masing Variabel
Hipotesa
|
Variabel
|
t- hitung
|
t- tabel
|
Signifikan
|
Hasil
|
H1
|
Kemampuan
Implementasi
|
2,,926
|
2,039
|
0,008
|
Berpengaruh
Signifikan
|
H2
|
Kemampuan
Melayani
|
4,828
|
2,039
|
0,000
|
Berpengaruh
Signifikan
|
H3
|
Kemampuan Memimpin
|
4,128
|
2,039
|
0,000
|
Berpengaruh
Signifikan
|
H4
|
Kemampuan Mengelola
|
4,267
|
2,039
|
0,000
|
Berpengaruh
Signifikan
|
H5
|
Kemampuan Mengarahkan
|
3,009
|
2,039
|
0,006
|
Berpengaruh
Signifikan
|
H6
|
Kemampuan Memimpin Kelompok
|
2,763
|
2,039
|
0,011
|
Berpengaruh
Signifikan
|
H7
|
Kemampuan Berpikir
|
2,632
|
2,039
|
0,015
|
Berpengaruh
Signifikan
|
H8
|
Kemampuan Berpikir Dewasa
|
3,475
|
2,039
|
0,002
|
Berpengaruh
Signifikan
|
Mengacu pada hasil pengujian pengaruh antar variabel
bebas terhadap variabel terikat secara parsial maka dapat dikembangkan sebuah
model persamaan regresi sebagai berikut:
Y =
0,325X1+0,488+0,420X3+0,395X4+0,331X5+0,276X6+0,287X7+0,316X8
Keterangan:
Y =
Strategi bersaing
X1 =
Kemampuan implementasi
X2 =
Kemampuan melayani
X3 =
Kemampuan memimpin
X4 =
Kemampuan mengelola
X5 =
Kemampuan mengarahkan
X6 =
Kemampuan memimpin kelompok
X7 =
Kemampuan berpikir
X8 =
Kemampuan bersikap dewasa
Persamaan
regresi tersebut dapat dijelaskan sebagaimana Tabel 20.
Tabel 20.
Persamaan Regresi
1.
b1 =
0,325 à b1
bertanda positif yang berarti bahwa bila kemampuan implementasi semakin baik
maka strategi bersaing juga akan semakin baik
|
2.
b2 =
0,488 à b2
bertanda positif yang berarti bahwa bila kemampuan melayani semakin baik maka
strategi bersaing juga akan semakin baik
|
3.
b3 =
0,420 à b2
bertanda positif yang berarti bahwa bila kemampuan memimpin semakin baik maka
strategi bersaing juga akan semakin baik
|
4.
b4 =
0,395 à b2
bertanda positif yang berarti bahwa bila kemampuan mengelola semakin baik
maka strategi bersaing juga akan semakin baik
|
5.
b5 =
0,331 à b5
bertanda positif yang berarti bahwa bila kemampuan mengarahkan semakin baik
maka strategi bersaing juga akan semakin baik
|
6.
b6 =
0,276 à b6
bertanda positif yang berarti bahwa bila kemampuan memimpin kelompok semakin
baik maka strategi bersaing juga akan semakin baik
|
7.
b7 =
0,287 à b7
bertanda positif yang berarti bahwa bila kemampuan berpikir semakin baik maka
strategi bersaing juga akan semakin baik
|
8.
b8 =
0,316 à b8
bertanda positif yang berarti bahwa bila kemampuan bersikap dewasa semakin
baik maka strategi bersaing juga akan semakin baik
|
Pengujian Kelayakan Model
Pengujian kelayakan model dilakukan untuk mengetahui
apakah variabel-variabel yang digunakan model mampu untuk menjelaskan fenomena
yang dianalisis. Untuk menguji kelayakan model penelitian ini digunakan Uji
Anova (uji F) dengan kriteria sebagai berikut :
a.
Jika nilai F hitung > F tabel pada df
(8 ; 23 ; 0,05) adalah sebesar 2,375 atau nilai signifikansi < 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas yang diuji merupakan variabel
yang tepat dalam memprediksi variabel terikat
b.
Jika nilai F hitung < F tabel pada df
(8 ; 23 ; 0,05) adalah sebesar 2,375 atau nilai signifikansi > 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas yang diuji merupakan variabel
yang tidak tepat dalam memprediksi variabel terikat
Tabel 21.
Hasil Uji
Kelayakan Model
ANOVAb
|
||||||
Model
|
Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
|
1
|
Regression
|
2009.133
|
8
|
251.142
|
14.657
|
.000a
|
Residual
|
394.086
|
23
|
17.134
|
|||
Total
|
2403.219
|
31
|
||||
a. Predictors: (Constant), Kemampuan Berpikir Dewasa, Kemampuan
Implementasi, Kemampuan Mengelola, Kemampuan Memimpin, Kemampuan Memimpin
Kelompok, Kemampuan Melayani, Kemampuan Berpikir, Kemampuan Mengarahkan
|
||||||
b. Dependent Variable: Strategi Bersaing
|
Sumber: Data primer yang diolah, 2012
Hasil
pengujian kelayakan model sebagaimana pada Tabel 21, menghasilkan nilai F hitung sebesar 14,657 dan nilai
signifikansi sebesar 0,000. Apabila nilai-nilai hasil perhitungan tersebut
dibandingkan dengan nilai ketentuannya maka diperoleh hasil bahwa nilai F
hitung sebesar 14,657 > nilai tabel (2,375) dan nilai signifikansi sebesar
0,000 < 0,05. Mengacu pada hasil analisis tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa variabel kemampuan implementasi, kemampuan melayani, kemampuan memimpin,
kemampuan mengelola, kemampuan mengarahkan, kemampuan memimpin kelompok,
kemampuan berpikir, dan kemampuan bersikap dewasa merupakan variabel yang layak
atau tepat untuk menjelaskan terjadinya variasi pada variabel strategi
bersaing.
Tabel 22.
Nilai Koefisien Determinasi
Model Summaryb
|
||||
Model
|
R
|
R Square
|
Adjusted R Square
|
Std. Error of the Estimate
|
1
|
.914a
|
.836
|
.779
|
4.139
|
a. Predictors: (Constant), Kemampuan Berpikir Dewasa, Kemampuan
Implementasi, Kemampuan Mengelola, Kemampuan Memimpin, Kemampuan Memimpin
Kelompok, Kemampuan Melayani, Kemampuan Berpikir, Kemampuan Mengarahkan
|
||||
b. Dependent Variable: Strategi Bersaing
|
Sumber: Data primer yang diolah, 2012
Koefisien Determinasi
Tujuan dari analisis nilai koefisien determinasi (R2) adalah
untuk mengetahui kemampuan model (variabel bebas) dalam menjelaskan
variasi yang terjadi pada variabel terikat.
Nilai Adjusted R Square yang dihasilkan pada
penelitian ini, sebagaimana Tabel 22, adalah sebesar 0,779 atau 77,9% yang berarti
bahwa variabel kemampuan implementasi, kemampuan
melayani, kemampuan memimpin, kemampuan mengelola, kemampuan mengarahkan,
kemampuan memimpin kelompok, kemampuan berpikir, dan kemampuan bersikap dewasa mampu
menjelaskan sebesar 77,9% persen penyebab terjadinya variasi atau perubahan
yang terjadi pada strategi bersaing sedangkan sisanya sebesar dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
KESIMPULAN
Mengacu pada hasil pengujian statistik yang
dilakukan pada variabel-variabel yang diteliti maka dapat diambil beberapa
kesimpulan dari hasil penelitian ini, yaitu:
1. Pengujian pada variabel kemampuan
implementasi, kemampuan melayani, kemampuan memimpin, kemampuan mengelola, kemampuan mengarahkan, kemampuan
memimpin kelompok, kemampuan berpikir, kemampuan bersikap dewasa secara statistik berpengaruh signifikan terhadap strategi
bersaing pada UKM Sepatu Kulit di Kota Semarang.
2. Variabel Kemampuan Melayani secara statistik berpengaruh dominan dan signifikan terhadap strategi bersaing pada UKM Sepatu Kulit di Kota Semarang.
SARAN
1.
Guna
meningkatkan kompetensi pelaku usaha dalam rangka meningkatkan usahanya perlu
dilakukan peningkatan pengetahuan, ketrampilan dari pelaku usaha UKM baik
berupa diklat, kursus, magang, studi banding, ataupun perbandingan usaha, dengan materi
sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan usahanya.
2.
Adanya kebutuhan
pembinaan manajerial, pelayanan bisnis lainnya untuk memudahkan akses pada
sumber permodalan, kerjasama dengan sumber bahan baku, informasi pasar, untuk
itu implementasi LPB ( Lembaga Pelayanan Bisnis) ataupun pendampingan bisnis
implementasinya hendaknya diperluas untuk pelaku usaha wanita.
DAFTAR
PUSTAKA
Dharma,
Surya dkk, 2000, Paradigma Baru
Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : Amara
Books.
Elu,
Wilfridus B, 2002, Manajemen Strategis Berbasis-Kompetensi:
Pendekatan Integratif Dalam Membangun Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan,
STIE Perbanas Jakarta.
Maarif,
Syamsul, 2003, Strategi Peningkatan
Kompetensi Aparatur Guna Mengantisipasi Kebutuhan Sektor Publik (Orasi
IlmiahWisuda XXII/2003/STIA/LAN/ Bandung.
Pfeffer,
J.. 1995. “Producing Sustained
Competitive Advantage Through the Effective Management of People”. Academy
Management Executive. Vol. 9, No 1:55-72.
Schuller,
R.S. 1990. “Repositioning The Human
Resources Function: Transforming or Demise”. Academy Management
Executive. Vol. 4, No. 3: 49-59
Simamora,
H. 1993. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi I. Yogyakarta,
Bagian Penerbitan STIE YKPN.
Spencer,
LM and SM, Spencer, 1993, Competence at Work, New York:
John. Willy. Sons. Inc.
Wijayanto,
Bonifacius R, 2008, Pengetahuan Sebagai
Sumber Keunggulan Kompetitif Berkesinambungan, Fokus Ekonomi.