Laman

PENGARUH LOKASI, KONDISI LINGKUNGAN PASAR DAN ORIENTASI PENJUALAN TERHADAP KEPUASAN PEDANGANG DI PASAR JOHAR SEMARANG


Tri Widodo,
Rif’ah Dwi Astuti
Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. Sudarto. S.H.. Tembalang. Kotak Pos 6199/SMS Semarang 50061


ABSTRACT
In  every  retail  store,  location  of the market  or store  and  market  area condition  takes an important  factor which influence  the growth of the market. Therefore,  I  was  motivated  to  write  The  Analysis  On  Influence  Of  Location, Market   Area   Condition   and   Selling   Orientation   Toward   The   Merchants Satisfaction at Johar Market Semarang.
The purpose of this research is to analyse the location influence, market area condition and selling orientation toward the Merchants satisfaction.   With 100 respondent and Merchants at pasar Johar Semarang as the research object. The method used are multiple regression analysis and determination.
The result of this analyze is Y= 0,425X1+0,310X2+0,406X3.   it means that all independent variable has a positive influence toward Merchants satisfaction and the result of Adjusted R2  was 55% it means that the Merchants satisfaction was influenced by independent variable 55% and 45% was influenced by the other factor
           
Keyword  : Location, Market Area Condition, Selling Orientation and Merchant’s Satisfaction

PENDAHULUAN
Setiap jenis usaha baik retail besar maupun pasar traditional , lokasi berdirinya pasar atau toko dan kondisi lingkungan pasar mempunyai peranan yang cukup besar dalam menentukan pesat dan tidaknya perkembangan pasar tersebut.   Lokasi dan kondisi lingkungan pasar dimana setiap jenis usaha didirikan merupakan sesuatu yang dipertimbangkan seseorang dalam memutuskan untuk mengunjungi atau tidak mengunjungi pasar tersebut.  Hal ini berarti lokasi dan kondisi lingkungan pasar akan mempengaruhi sesorang dalam memutuskan untuk berkunjung dan melakukan transaksi pembelian.   Menurut Ma’ruf (2005:115), Lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran ritel (ritel marketing mix).
Pedagang yang berjualan di pasar Johar membutuhkan lokasi atau lingkungan yang baik untuk menambah daya tarik pengunjung, pengunjung yang merasa nyaman akan memberikan respon yang positif.   Seperti yang kita ketahui lokasi di pasar Johar berada pada daerah bawah yang sangat rawan akan banjir dan air rob di saat musim hujan. Bahkan pada saat tidak musim penghujan pun, apabila rob dating maka pasar Johar pun akan terkena banjir.   Kondisi lingkungan pasar yang kurang bersih dan rapi ini akan memberikan respon negatif yang mungkin menyebabkan  image yang kurang baik, kondisi seperti inilah yang berdampak pada rendahnya tingkat kedatangan pelanggan.  Dan pada akhirnya akan berdampak pada rendahnya tingkat penjualan dan penghasilan para pedagang di pasar Johar.   Hal inilah yang menyebabkan para pedagang lebih memilih untuk pindah ke tempat yang lebih nyaman dan kondusif karena semakin banyak pelanggan yang datang, maka semakin banyak pula pendapatan yang akan didapat.
Dari data yang diperoleh dari pengurus pasar bahwa jumlah pedagang yang ada dipasar berjumlah 7.173 dan yang produktif sekitar 6.360 pedagang. Dan dari tahun- ketahun pedagang yang produktif mengalami penurunan sekitar 11% sehingga tidak dapat mencapai 100%.
Menurut Kotler (2003)  Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.  Lokasi yang strategis dan kondisi lingkungan yang bersih dan nyaman sangat mendukung dalam pendirian suatu pasar, karena jika lokasi pasar tersebut tidak tepat maka pengunjung akan lebih memilih mengunjungi pasar maupun toko retail lain yang lebih strategis atau lebih mudah dikunjungi.   Perawatan dan peningkatan pelayanan pengelola pasar adalah hal yang penting. Akan tetapi dalam hal ini permasalahannya adalah walaupun lokasi  dan kondisi pasar Johar yang dapat dibilang rawan banjir, kotor, mudah rob dan lainnya akan tetapi banyak pedagang yang tetap berdagang di pasar Johar Semarang.  Menurut Bilson Simamora (2003: 164), Store  Environment yang  baik  adalah  lingkungan toko  yang  dapat  menghadirkan kenyamanan bagi para pengunjungnya serta mampu merangsang mereka untuk menghabiskan waktu dan berbelanja di toko tersebut.
Kondisi ini apabila terus dibiarkan akan menjadikan masalah yang lebih serius di  kemudian hari, oleh karena itu  permasalahan penelitian ini adalah bagaimana mengkondisikan agar para pedagang dapat berjualan 100% lagi di kemudian hari.
Berkurangnya jumlah pedagang juga merupakan suatu masalah bagi pengelola pasar.  Hal ini dikarenakan uang retribusi yang seharusnya mencapai maxsimal, akan tetapi  dari  tahun  ke  tahun  mengalami  penurunan.     Kondisi  seperti  ini  dapat berdampak kurang baik bagi pemasukan Pengelola pasar Cabang Dinas pasar Johar pada umumnya dan Dinas Pasar pada Kususnya.
Untuk mengetahui adakah pengaruh lokasi, kondisi lingkungan pasar  dan orientasi penjualan yang membuat para pedagang tetap berdagang di pasar Johar walaupun lokasi dan kondisi lingkungannya kurang baik, maka perlu dilakukan penelitian  untuk  mendapatkan gambaran  keterkaitan  hubungan  antara  lokasi  dan kondisi lingkungan terhadap kepuasan pedagang.

Perumusan Masalah
Faktor-faktor apa saja yang menjadikan para pedagang tetap setia/eksis berjualan di pasar Johar walaupun terdapat berbagai masalah yang salah satunya adalah lokasi yang sering terjadi banjir dan kondisi lingkungan yang kurang nyaman.  Dari permasalahan tersebut  maka  rumusan masalahnya adalah :                                  
a.       Apakah lokasi  mempengaruhi kepuasan pedagang dalam  berdagang pada pasar Johar Semarang.
b.      Apakah kondisi lingkungan pasar mempengaruhi kepuasan pedagang dalam berdagang pada pasar Johar Semarang.
c.       Apakah orientasi penjualan dapat mempengaruhi kepuasan pedagang dalam berdagang pada pasar Johar Semarang.

Populasi dan Metode Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang yang ada pada pasar Johar Semarang.   Populasi ini dapat diambil dari keseluruhan pedagang yang ada di pasar Johar semarang sekitar 7.173 pedagang. Metode pengambilan sample dalam penelitian ini adalah dengan teknik non random sampling yaitu tidak semua individu diberi peluang yang sama untuk dapat dijadikan anggota sample.   Adapun metode sampling yang digunakan adalah   Accidental sampling yaitu sample diambil dari siapa saja yang kebetulan ada pada jam buka pada pasar Johar tanpa pilih-pilih.   Sampel yang diambil sebanyak 100 responden dari jumlah populasi sebanyak 7.173 orang

Variabel Penelitian
Berikut adalah  variabel-variabel  dan  indikator  dari  masing-masing  variabel:
1)        Lokasi diukur dengan (Ma’ruf, 2005:131): a). Lokasi berdagang yang luas dan mendukung, b). Fasilitas parker pasar yang memadai, c). Mudah dijangkau oleh transportasi umum
2)        Kondisi lingkungan pasar diukur dengan (Simamora 2003: 164): a). Citra pasar, b). Suasana pasar, c). Pembeda satu dengan yang lain
3)        Orientasi Penjualan (Bambang 2002):  a). Sudah punya banyak pelanggan, b). Keuntungan yang lebih menjanjikan, c). Memiliki posisi bersaing yang sudah baik
4)        Kepuasan Pedagang: a). Senang berjualan di Johar, b). Mengatakan hal yang baik tentang Johar, c). Tidak pindah ke tempat lain
Dimana variabel X  adalah lokasi,  kondisi lingkungan pasa dan  orientasi penjualan sedangkan variabel Y adalah Kepuasan pedagang.

Definisi Operasional
Berikut ini merupakan definisi operasional masing-masing variabel:
1)        Lokasi yang dimaksud adalah letak berdirinya dan lingkungan yang ada pada pasar Johar Semarang.
2)        Kondisi lingkungan pasar yang dimaksud adalah suatu keadaan atau situasi yang terjadi dan ada di lingkungan pasar Johar
3)        Orientasi  penjualan  yang  dimaksud  adalah  peninjauan  untuk  menentukan sikap, arah atau tempat yang benar dalam proses menjual.
4)        Kepuasan pedagang yang dimaksud adalah tingkat suatu perasaan setelah membandingkan kinerja yang diharapkan sesuai dengan harapannya.

Pengukuran
Menurut Klinnear (1988), skala likert berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu. Responden diminta mengisi pernyataan dalam skala ordinal berbentuk  verbal  dalam  jumlah  kategori  tertentu  bisa  5  atau  7  (agar  dapat menampung  kategori  yang  netral)  atau  memasukkan  kategori  tidak  tahu. Beberapa buku teks menganjurkan agar data pada kategori netral tidak dipakai dalam analisis selama responden tidak menganjurkannya. (Umar, 2002: 137)
Karena kategori netral tidak dipakai dalam analisis, maka pendapat pelanggan dalam kuesioner menggunakan skala 4 tingkat (likert) yang dikategorikan menjadi 4, yaitu jawaban yang bersifat sangat tidak setuju dengan skala 4, tidak setuju dengan skala 3, setuju dengan skala 2, sangat setuju dengan skala 1.

Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum disebarkan kepada responden untuk pengambilan data, kuesioner perlu diuji terlebih  dahulu.    Hal  ini  dilakukan  karena  dalam  penelitian  yang  menggunakan metode kuantitatif, kualitas pengumpulan datanya sangat ditentukan oleh kualitas instrument atau alat pengumpul data yang digunakan.  Instrument tersebut berkualitas dan dapat dipertanggung jawabkan pemakainnya apabila sudah terbukti validitas dan reliabilitasnya.

Teknik Analisis
Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh antara varibel X yaitu lokasi, kondisi lingkungan pasar dan orientasi penjualan terhadap variabel Y yaitu kepuasan pedagang, adapun rumusnya adalah sebagai berikut :

Y = a+ b1x1 +b2x2+b3x3 + e

Dimana:
Y =  kepuasan pedagang
a   =  Konstanta (nilai Y bila X=0
b  =   Koefisien regresi
X1 =   Lokasi
X2 =  kondisi lingkungan pasar
X3 =  orientasi penjualan

Telaah Pustaka
Menurut Umar (2002:60), Retailing adalah semua kegiatan yang melibatkan penjualan barang dan jasa langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan yang sifatnya probadi, bukan untuk bisnis.
Menurut Ma’ruf (2005:7), Perdagangan Eceran atau sekarang kerap disebut perdagangan ritel, bahkan disingkat menjadi bisnis ritel, adalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepada perorangan untuk keperluan diri sendiri, keluarga, atau rumah tangga.   Semua kegiatan yang melibatkan penjualan barang dan jasa langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan yang sifatnya pribadi, bukan untuk dibisniskan. (Simamora, 2001:162).  Kegiatan itu mencakup penjualan barang dan jasa  kepada  pengguna yang bervariasi mulai  dari  mobil, pakaian, makanan, hingga tiket bioskop. Mereka menjual barang atau jasa langsung kepada konsumen.

Kepuasan
Pelanggan yang dimaksud disini adalah pedagang yang ada di pasar Johar Semarang.  Kepuasan dapat diartikan sebagai suatu yang bersifat abstrak, sukar untuk diukur serta sangat subyaktif sifatnya.  Dalam pendekatan TQM (Total   Quality   Management),   kualitas   ditentukan   oleh   pelanggan.   Menurut Lupiyoadi, (2001:158)Kepuasan pelanggan merupakan tingkat perasaan dimana seseorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja produk/jasa yang diterima dan yang diharapkan..   Engel, et.al. dalam Lupiyoadi (2001: 158) menyatakan bahwa Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purna beli dimana alternative yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidak puasan timbul apabila hasil tidak memenuhi harapan..
Menurut Kotler, (Tjiptono, 2004: 146-147)   kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya. Kepuasan pelanggan itu dapat diukur dengan berbagai macam metode dan teknik.  

Pedagang
Menurut (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas) pedagang adalah orang yang melakukan perdagangan, memperjual belikan barang yang tidak diproduksi sendiri, untuk memperoleh suatu keuntungan.  Menurut Wikipedia bahasa Indonesia pedagang dapat dikategorikan menjadi:
a.    Pedagang  grosir,  beroperasi  dalam  rantai  distribusi  antara  produsen  dan pedagang eceran.
b.    Pedagang eceran, disebut juga pengecer, menjual produk komoditas langsung ke konsumen. Pemilik toko atau warung adalah pengecer.

Lokasi (Place)
Menurut Ma’ruf (2005:115), Lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran ritel (ritel marketing mix). Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses dibandingkan gerai lainnya yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya menjual produk yang sama, oleh pramuniaga yang sama banyak dan terampil. Menurut Ma’ruf (2005:127) ada beberapa jenis lokasi, yaitu, gerai tunggal, pertokoan, central bussiness district (cbd), pusat belanja
Untuk membuka gerai di suatu lokasi baru, daftar checklist berikut ini dapat dimanfaatkan untuk mengetahui potensi yang tersedia (Maruf, 2005:118), yaitu:
a.         Populasi:      besarnya   populasi,   tingkat   pendapatan,   pekerjaan,   industri setempat, tingkat pengangguran, kepadatan rumah dan penduduk, usia perumahan, klasifikasi lingkungan, tingkat kepemilikan rumah, gaya hidup, kelompok suku, pola belanja sekarang, dan lain-lain.
b.        Kemudahan akses:   arus pejalan kaki, rute masuk pejalan kaki, trasportasi umum (jenis, biaya, kemudahan, potensi), tingkat kepemilikan mobil, jaringan jalan (kondisi, kepadatan, pembatasan), parkir (kapasitas, kemudahan, biaya, potensi) dan lain-lain.
c.         Pesaing:  kegiatan ritel sekarang (pesaing langsung, pesaing tidak langsung, toko   utama   (achor   store)   seperti   Swalayan,   daya   tarik   lingkungan, kesesuaian), kondisi ritel (area penjualan, perkiraan putaran, analisis produk, area perdagangan, usia gerai, parkir), indeks kejenuhan, potensi persaingan (kespansi gerai, peremajaan/renovasi gerai, lokasi kosong dan lain-lain).
d.        Biaya:      harga,   syarat   leasing,   persiapan  situs   gerai,   larangan   dalam membangun, kebutuhan renovasi, biaya perawatan, kebutuhan keamanan, ketersediaan dan penggajian staf, biaya antaran, biaya/media promosi dan lain-lain.

Ada beberapa faktor dalam mempertimbangkan pilihan letak atau tempat gerai yang akan didirikan atau dibuka (Maruf, 2005:131), yaitu: a)  Lalu lintas pejalan kaki/lokasi yang luas, b)  Lalu lintas kendaraan, c)  Fasilitas parker, d)  Transportasi umum, e)  Komposisi toko, f)   Letak berdirinya gerai, g)  Syarat dan ketentuan pemakaian ruang, dan h)  Penilaian keseluruhan

Kondisi lingkungan Pasar
Menurut Kamus besar bahasa Indonesia (2002), Kondisi lingkungan pasar yang dimaksut adalah suatu keadaan atau situasi yang terjadi dan ada di lingkungan pasar Johar.   Dalam hal ini kondisi lingkungan yang dimaksut adalah Store Environment.
Menurut Simamora (2003: 164), Store Environment yang baik adalah lingkungan toko yang dapat menghadirkan kenyamanan bagi para pengunjungnya serta mampu merangsang mereka untuk menghabiskan waktu dan berbelanja di toko tersebut.   Menurut Dale. M.  Lewinson, Store Environment memiliki tiga elemen penting, yaitu:
a.        Citra Toko (Store Image)
Dalam Bilson Simamora (2003: 168) Store Image adalah kepribadian sebuah toko yang menggambarkan apa yang dilihat dan dirasakan oleh konsumen terhadap toko tertentu”. Store Image merupakan salah satau alat yang terpenting bagi retailer untuk menarik konsumen untuk melakukan keputusan pembelian dan setelah membeli akan menimbulkan kepuasan tersendiri terhadap toko tersebut.
b.        Atmosfer Toko (Store Atmospheriecs)
Suasana atau atmosfer yang ada dalam gerai yang berperan penting dalam memikat pembeli, membuat nyaman mereka dalam memilih barang belanjaan dan mengingatkan mereka produk apa yang perlu dimiliki baik untuk keperluan pribadi maupun untuk keperluan rumah tangga (Maruf, 2005:201).
c.         Store Theatrics
Bilson Simamora (2003:172) Store Theatrics merupakan senjata yang ampuh bagi kebanyakan retailer untuk dapat membedakan antara satu retailer dengan yang lain.   Store Theatrics dapat merupakan senjata yang ampuh bagi kebanyakan retailer untuk mendapatkan competitive advatage yang mampu membedakan antara satu retailer dengan yang lainnya.

Orientasi penjualan
Menurut Kamus besar bahasa Indonesia (2002:803) orientasi adalah peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat) yang tepat dan benar, (pandangan yang mendasari pikiran perhatian dan kecenderungan).  Sedangkan penjualan dapat diartikan sebagai proses, cara, perbuatan menjual barang-barang kebutuhan pokok, kamus besar bahasa Indonesia (2002:478).  Jadi dapat dikatakan orientasi penjualan adalah peninjauan sikap untuk menentukan sikap yang tepat dan benar dalam proses kegiatan menjual.

Kerangka Teoritis
Kerangka teoriti tentang kajian kepuasan pedagang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya (Studi kasus pada pedagang pasar Johar) sebagaimana disajikan pada Gambar 1.


Gambar 1. Kerangka Teoritis

       Sumber: Ma’ruf (2005), Simamora (2003) dan Bambang yang sudah dimodifikasi


Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka teoritis yang dibuat, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
·      H1:     Lokasi berpengaruh positif terhadap kepuasan pedagang pada pasar  Johar Semarang.
·      H2:     Kondisi  lingkungan  pasar  berpengaruh  positif  terhadap  kepuasan pedagang pada pasar Johar Semarang.
·      H3:     Orientasi penjualan berpengaruh positif terhadap kepuasan pedagang pada pasar Johar Semarang.

PEMBAHASAN
Kondisi Pasar
Pasar Johar berada di Jalan Alon-alon Timur pasar Johar Semarang/di jalan K.H. Agus Salim, pasar Johar di kelola oleh Cabang Dinas Pasar Willayah I Johar. Cabang ini merupakan satu diantara enam Cabang Dinas Pasar Pemerintah Kota. Semarang berdasar SK Walikota Semarang No. 06/1/297 tahun 2001.  Jenis-jenis pedagang disini yang dimaksud adalah jumlah keseluruhan pedagang yang ada di pasar Johar Semarang

Karakteristik Responden
Kuesioner yang diolah dalam uji koefesien regresi sebanyak 100 buah, yang diisi  oleh  100  responden pedagang di  pasar  Johar  Semarang.    Dalam pengisian kuesioner tersebut dapat  diketahui karakteristik responden, diantaranya mengenai umur responden, jenis usaha yang digeluti, jenis usaha yang dilakukan, jenis kelamin, dan pendapatan perbulan.

Analisis Regresi
Analisis statistic  yang  digunakan dalam  penelitian ini  yaitu  regresi  linier berganda.   Analisis ini di gunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variable- variabel bebas (independent) yaitu lokasi (X1), kondisi lingkungan pasar (X2), orientasi penjualan (X3) terhadap variable terikat (dependent) yaitu kepuasan pedagang (Y).  Besarnya pengaruh variable independent (lokasi, kondisi lingkungan pasar, orientasi penjualan) dengan variable dependen (kepuasan pedagang) secara bersama-sama dapat dihitung melalui suatu persamaan regresi linear berganda. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil regresi sebagaimana tersaji Tabel 1.

                                                       
Tabel 1
Perhitungan Regresi Linear Berganda
Coefficientas




Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients



t



Sig.
B
Std. Error
Beta
1      (Constant)
        Lokasi
        Kondisi lingkungan
        Orientasi Penjuala
-1.135
.593 n       .107
.710
.416
.098
.025
.128

.425
.310
.406
-2.728
6.049
4.303
5.540
.008
.000
.000
.000
Sumber: Data primer yang sudah diolah


Uji t (t-test)
Uji t (t-test) ini dimaksutkan untuk mengetahui pengaruh secara parsial (individu) variable-variabel independent (lokasi, kondisi lingkungan pasar, orientasi penjualan) terhadap variable dependen (kepuasan pedagang).    Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil regresi sebagaimana tersaji pada Tabel 2

.
Tabel 2
Hasil Perhitungan Uji koefesien Parsial
Variabel
t-hitung
t-tabel
Kesimpulan
 Konstan
   Lokasi
   Kondisi lingkungan pasar
 Orientasi penjualan
-2.728
        6.049
        4.303
        5.540
1.985
        1.985
        1.985
        1.985
Konstan
Terbukti
Terbukti
Terbukti

Sumber: Data primer yang diolah


Ho:  Lokasi tidak berpengaruh positif terhadap kepuasan pedagang pada pasar Johar Semarang.
Ha:  Lokasi berpengaruh positif terhadap kepuasan pedagang pada pasar Johar Semarang

Ho:   Kondisi lingkungan pasar tidak berpengaruh positif terhadap kepuasan pedagang pada pasar Johar Semarang.
Ha:   Kondisi   lingkungan  pasar   berpengaruh  positif   terhadap   kepuasan pedagang pada pasar Johar Semarang.

Ho:   Orientasi   penjualan   tidak   berpengaruh   positif   terhadap   kepuasan pedagang pada pasar Johar Semarang.
Ha:   Orientasi penjualan berpengaruh positif terhadap kepuasan pedagang pada pasar Johar Semarang.

Uji F (F-test).
Hasil  dari  nilai  F hitung     untuk  lokasi,  kondisi  lingkungan  pasar,  orientasi penjualan secara bersama-sama dengan menggunakan SPSS 15.0 dapat dilihat pada tabel  3.


                                                                        Tabel 3
ANOVAb


Model


Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.
1             Regression
  Residual
   Total
1.460
1.139
2.599
3
96
99
.487
.012
41.026
,000(a)


a.    Ho : X1,2&3 =    tidak  ada  pengaruh  yang  signifikan  antara  lokasi,  kondisi lingkungan pasar dan orientasi penjualan terhadap kepuasan pedagang..
b.    Ha : X1,2&3 =      ada pengaruh yang signifikan antara lokasi, kondisi lingkungan pasar dan orientasi penjualan terhadap kepuasan pedagang. 

Persamaan Regresi
Berdasarkan tabel diatas, maka persamaan regresi adalah:

Y= 0,425 X1 + 0,310 X2 + 0,406 X3

Sehingga jika lokasi naik 1 % maka kepuasan bertambah 0,425, jika kondisi lingkungan pasar naik 1% maka kepuasan bertambah 0,310 dan jika orientasi penjulan bertambah 1% maka kepuasan akan bertambah 0,406

Koefesien Determinasi
Koefesien determinasi digunakan untuk mengukur kontribusi variasi variabel independent (lokasi, kondisi lingkungan pasar dan orientasi penjualan) terhadap variabel dependent (kepuasan pedagang) dalam hubungannya dengan persamaan regresi linear berganda.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Koefesien Determinasi yang disesuaikan (adjusted R2  ) adalah 0.548 dibulatkan menjadi 0,55.  ini berarti bahwa variasi variabel bebas (lokasi, kondisi lingkungan pasar, orientasi penjualan) berpengaruh terhadap kepuasan pedagang sebesar 55%.  Sedangkan sisanya 45% di pengaruhi faktor lain.   Hal ini berarti bahwa kepuasan pedagang dipengaruhi oleh lokasi, kondisi lingkungan pasar dan orientasi penjualan sebesar 55%.   Sedangkan sisanya 45 % dipengaruhi oleh faktor lain

PENUTUP
Hasil penelitian  menunjukkan bahwa semua hipotesis diterima.   Selanjutnya rumusan kesimpulan dari tiga hipotesis ini adalah sebagai berikut:
a.         Lokasi pada pasar Johar berpengaruh positif terhadap kepuasan pedagang sebesar 0,425.
b.        Kondisi lingkungan pasar Johar berpengaruh positif terhadap kepuasan pedagang sebesar 0,310.
c.         Orientasi penjualan pasar Johar berpengaruh positif terhadap kepuasan pedagang sebesar 0,406.

Pertama lokasi merupakan variabel yang harus di prioritaskan karena memiliki nilai koefisien yang terbesar, sebesar 0.425.  
Kedua variabel yang harus diprioritaskan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik yaitu variabel orientasi penjualan yang memiliki nilai koefisien 0.406,
Ketiga  yaitu variabel terakhir dalam prioritas kepuasan pedagang yaitu kondisi lingkungan pasar yang memiliki nilai koefisien 0.310.

Saran
Penelitian ini memperoleh beberapa bukti analisis data berdasarkan kuesioner yang disebar.  Hasil dari kuesioner tersebut dapat direkomendasikan untuk menjadi masukan bagi pihak pengelola pasar.  Berikut ini uraian beberapa saran yang perlu diperhatikan:
1.        Perlunya penambahan lahan parkir dan penambahan personil penjaga parkir agar suasana parkir lebih nyaman dan aman lagi, dan menambah keamanan parkir dengan menunjukkan STNK saat keluar parkir.
2.        Perlunya  peningkatan kebersihan, penambahan tempat  sampah  dan pembenahan ventilasi ruang pasar misal memperluas TPS dan menambah tempat sampah, serta peningkatan pembersihan pasar yang dulunya 2 kali sehari menjadi 3 kali sehari
3.        Pembenahan saluran air supaya terhindar dari banjir, peninggian lokasi pasar sehingga saat terjadi banjir air tidak masuk kedalam pasar misal peninggian yang sebelumnya 30 cm menjadi 60 cm.
4.        Penempatan pedagang yang sejenis agar para pembeli mudah dalam mencari barang yang dibutuhkan, misal mengelompokkan para pedagang sesuai dengan dagangannya, terus penambahan papan penunjuk arah agar para pengunjung dapat tahu arah yang dituju.

DAFTAR   PUSTAKA
Bilson Simamora (2003) “Perilaku Konsumen “Penerbit Andi Yogjakarta
Kotler P  (1994), Mega Marketing”, Harvard Business Review, March – April,  p. 117 -124
.................(2003), Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation and Control”, 8 th ad Englewood Cliff, NJ: Prentice Hall International, Inc.
Levitt (1987) Imajinasi Pemasaran (Terjemahan)”, Jakarta. Penerbit Erlangga.
Lovelock, C. (1992), “Managing Services”, 2nd ad Englewood Cliff, NJ: Prentice Hall International Inc.
Lovelock, C. (1994), “Product Plus”, New York: Mc Graw Hill, Inc
Lupiyoadi Rambat,  (2001) “Manajemen  Pemasaran Jasa, Teori dan Praktek, Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Martila J A and J C James (1977, “ Importance Performance Analysis” Journal of Marketing January P. 77 - 79
Makruf  (2005) : “Perdagangan Eceran”  Penerbit PT  Rineka  Cipta , Jakarta
Parasuraman., A Zeithaml, V. A and Berry,L.L (1988), SERVQUAL: a. multiple item scale faor measuring consumer perceptions of service quality”, Journal of Retailing, Vol 64 No.1, Spring, pp14-40
.............................................................................. (1991), Refinement and reassessment of the SERVQUAL scale “ , Journal of Retailing, Vol 67 No.1,  Winter, pp14-40
.......................................................................... (1994), “Reassessment of expectations as a comparison standart in measuring servise quantity : implications for further research”, Journal of Marketing, Vol 58,  Janury, pp 111-24
Rao,  (1992) Penilaian Prestasi Kerja, Teori dan Praktik, Pustaka Binaan Presindo Jakarta
Schanaars, S. P (1991), Marketing Strategy: A Customer Driven Approach Ney York : The Free Press.
Subiyanto Ibnu , (2000), “Metodologi Penelitian”, Manajemen dan Akuntansi, UPP AMP YKPN, Yogyakarta
Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi, 1991,  “Metode Penelitian Survei”, Edisi Revisi, Penerbit LP3ES Jakarta
Supranto, J (2003),  “Metode Riset”, Aplikasi dalam Pemasaran,  PT Rineka  Cipta , Jakarta.
................. (2001), “Pengukuran Tingkat Kepuasan  Pelanggan”, PT Rineka  Cipta , Jakarta.
Tjiptono F, (1994) “Analisis Kepuasan Pelanggan Sebagai Dasar Penyusunan Strategi Pemasaran Defensif Pada Novel Komputer Jogjakarta”, skripsi (tidak dipublikasikan) FE UGM.
Tjiptono F, (1996) “Manajemen Jasa”, Jogjakarta Penerbit Andi
Tjiptono F, (1997) “Strategi Pemasaran”, Penerbit Andi Yogjakarta