EVALUASI PROGRAM PELATIHAN PRODUCT KNOWLEDGE
DEPARTEMEN MARKETING DELTA PADA PT PHAPROS, Tbk SEMARANG
Ruli Kurniawati,
Putut Haribowo
Jurusan
Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Semarang
Jl.
Prof.H.Sudarto, SH, Tembalang, Kotak Pos 6199/SMS Semarang 50061
ABSTRACT
Human Resources (HR) has an important asset in a company. To develop employees competence, PT
Phapros, Tbk Semarang arranges Product Knowledge training
program for Delta Marketing Department employees. The department consists of Medical Sales
Representative, Area Manager, and Supervisor. The training program is arranged to improve the
knowledge, skill, and employees’ quality about sales detailing of Delta’s
product.
In order to achieve appropriate training, it should be
evaluated to see whether the training has reached target or not. Therefore, the
purposes of this research were to analyze the
result of participants’ reaction about
the Product Knowledge training program and to evaluate the result of participant’s
learning based on post-test and pre-test.
This research was descriptively analysis written. The
method of collecting the data were interview and
literature study. The data used
are the primary, secondary in the form of qualitative and quantitative data.
The techniques of analysis used are descriptive statistic and
wilcoxon signed rank test. SPSS
version 16.0 is used to process the data.
The result of
the research shows that the evaluation results in reaction
level, the participants give a good assesment to training’s factors, such as material, trainer,
facilities, and committe’s service. Then, learning
evaluation shows the change in knowledge as a result of the training. Knowledge
improvement is shown from wilcoxon test with Z value of -5.379 and significant value is 0,000. The test shows that there is a difference between pre-test and post test.
PT Phapros, Tbk
Semarang can use these results as a reference in order to improve the
implementation of further product knowledge training program.
Keyword: training, evaluation, reaction and
learning, product knowledge
PENDAHULUAN
Sumber Daya Manusia (SDM)
disebut sebagai human resource,
tenaga atau kekuatan yang dimiliki manusia. SDM merupakan aset penting bagi suatu perusahaan karena manusia selalu berperan
aktif dan dominan dalam setiap aktivitas perusahaan baik menjadi perencana,
pelaku, dan penentu terwujudnya tujuan perusahaan.
Dalam perkembangannya, SDM didukung oleh
kemajuan teknologi, pendidikan, ilmu pengetahuan serta tuntutan
daya saing produksi barang dan jasa yang dihasilkan. Menyikapi hal tersebut, perusahaan perlu
melakukan suatu upaya agar kemampuan yang dimiliki karyawannya dapat meningkat, sehingga
akan menghasilkan SDM yang lebih trampil dalam bekerja dan mempunyai kinerja
tinggi. Hal ini dapat
direalisasikan dengan adanya program pelatihan karyawan.
Menurut
Mangkuprawira (2004:135) menyatakan bahwa Pelatihan bagi
karyawan merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta
sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya
dengan semakin baik, sesuai dengan standar.
Pada dasarnya pelatihan (training) merupakan
suatu kegiatan yang terencana dari perusahaan untuk meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan, kemampuan, sikap kerja seseorang dan
teknik pelaksanaan kerja tertentu yang berkaitan dengan uraian pekerjaan (Job description) baik karyawan baru
maupun karyawan lama.
Setiap kegiatan
pelatihan akan di akhiri
dengan evaluasi. Pelaksanaan
evaluasi dirasa sangat penting, karena merupakan
usaha untuk dapat mengetahui seberapa besar keberhasilan penyelenggaraan suatu
program pelatihan dapat diperoleh hasil yang maksimal dan sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan perusahaan. Selain itu, dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
penyelenggaraan program pelatihan selanjutnya. Menurut Kirkpatrick dalam kutipan
Moekijat (1993:47) mengemukakan bahwa “Evaluasi
pelatihan itu dibagi menjadi empat
tingkat yaitu tingkat reaksi, belajar, perilaku, dan hasil.”
PT Phapros, Tbk Semarang
merupakan perusahaan farmasi terkemuka yang menghasilkan
produk inovatif dan jasa kesehatan yang didukung oleh manajemen professional. Salah
satu strategi perusahaannya adalah strategi pengembangan SDM Competency Based Organization (CBO) yang merupakan penjabaran visi-misi
perusahaan berdasarkan pada pengembangan kompetensi karyawan. Penerapan CBO
diarahkan pada terciptanya faktor-faktor kompetensi skill, knowledge,
attitude yang efektif dalam meningkatkan daya saing bisnis perusahaan. Kunci
keberhasilan perusahaan adalah memiliki sumber daya
manusia yang berkualitas dan berdedikasi. Oleh karena itu, PT
Phapros, Tbk Semarang telah menyusun rencana dan anggaran
pelatihan tahunan yang terdiri dari program-program pelatihan, kemudian di break-down ke dalam
perencanaan tiap bulannya.
Direktorat pemasaran PT Phapros,
Tbk Semarang dibagi menjadi 5 Departemen meliputi: Departemen Delta, Departemen
Ethical, Departemen OTC, Departemen
OGB, dan Departemen Marketing
Insight. Pada Departemen
Delta bertugas untuk mempromosikan dan memasarkan produk
obat-obatan khusus yang tidak dijual bebas serta harus menggunakan resep dokter. Keberhasilan
kerja seorang karyawan marketing Delta yaitu dapat mencapai target penjualan
dan profit di area tanggung jawabnya. Untuk meningkatkan
pengetahuan dan
kualitas karyawan marketing Delta mengenai detailing penjualan produk-produk Delta
maka PT Phapros, Tbk Semarang
menyelenggarakan pelatihan internal yaitu progam pelatihan Product Knowledge.
Pada dasarnya pihak Manajemen SDM telah melakukan evaluasi program pelatihan Product Knowledge ini pada tingkat reaksi peserta terhadap penyelenggaraan
pelatihan dan tingkat pembelajaran dengan memberikan tes sebelum pelatihan (pre-test) dan tes setelah mengikuti pelatihan (post-test) kepada peserta pelatihan. Namun, hasil evaluasi belum diolah secara statistik. Hal ini dapat
dikatakan bahwa data evaluasi yang diperoleh belum dianalisis secara tepat.
Berdasarkan
uraian tersebut, maka judul penelitian ini adalah “Evaluasi
Program Pelatihan Product Knowledge
Departemen Marketing Delta pada PT Phapros, Tbk Semarang”.
PERUMUSAN MASALAH
Dalam
penelitian ini akan membahas tentang bagaimana reaksi peserta terhadap penyelenggaraan program pelatihan Product Knowledge dan apakah terdapat peningkatan pengetahuan peserta sebelum dan setelah mengikuti pelatihan tersebut berdasarkan hasil nilai pre-test
dan post-test.
TUJUAN
PENELITIAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari
penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
a.
Untuk
mengetahui penyelenggaraan program pelatihan Product Knowledge pada PT Phapros, Tbk Semarang.
b.
Untuk
menganalisis reaksi peserta terhadap penyelenggaraan
program pelatihan Product Knowledge.
c.
Mengevaluasi hasil
pembelajaran peserta berdasarkan hasil nilai pre-test dan post-test.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Program Pelatihan
Menurut Nawawi (1991:208), yang memberikan definisi bahwa “Pelatihan adalah
program-program untuk memperbaiki kemampuan melaksanakan pekerjaan secara
individual, kelompok, dan atau berdasarkan jenjang jabatan dalam organisasi
maupun perusahaan.”
Tujuan Pelatihan
Tujuan-tujuan utama pelatihan pada
intinya dapat dikelompokkan dalam enam bidang utama (Siswanto dan Meldona,
2011:218), yaitu:
a.
Memperbaiki
kinerja
b.
Memutakhirkan
keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi
c.
Mengurangi
waktu belajar karyawan baru supaya menjadi kompeten
d.
Membantu
memecahkan persoalan operasional
e.
Memenuhi
kebutuhan-kebutuhan perkembangan pribadi
f.
Mempersiapkan
karyawan baru untuk promosi
Dimensi-dimensi Pelatihan Karyawan
Menurut Rae dalam kutipan Sofyandi (2008:119), Dimensi program pelatihan yang efektif yang diberikan
perusahaan kepada karyawannya dapat diukur melalui:
a.
Isi pelatihan,
yaitu apakah isi program pelatihan relevan dan sejalan dengan kebutuhan
pelatihan, dan apakah pelatihan tersebut up
to date.
b.
Metode pelatihan,
apakah metode pelatihan yang diberikan sesuai untuk subjek itu dan apakah
metode pelatihan, tersebut sesuai dengan gaya belajar peserta pelatihan.
c.
Sikap dan
ketrampilan instruktur, yaitu apakah instruktur mempunyai sikap dan ketrampilan
penyampaian mendorong orang untuk belajar.
d.
Lama waktu
pelatihan, yaitu beberapa lama waktu pemberian materi pokok yang harus
dipelajari dan seberapa cepat tempo penyampaian materi tersebut.
e.
Fasilitas
pelatihan, yaitu apakah tempat penyelenggaraan pelatihan dapat dikendalikan
oleh instruktur, apakah relevan dengan jenis pelatihan, dan apakah makanannya
memuaskan.
Tahap-tahap
Pelatihan
Program pelatihan mempunyai tiga
tahap aktivitas, Barnadin dan Russel (dalam Sulistyani dan Rosidah, 2003:178),
yaitu:
a.
Penilaian
kebutuhan pelatihan (need asessment),
tujuannya adalah mengumpulkan informasi untuk menentukan dibutuhkan atau
tidaknya program pelatihan.
b.
Pengembangan
program pelatihan (development),
bertujuan untuk merancang desain program latihan dan
metode-metode latihan yang dibutuhkan guna mencapai tujuan pelatihan.
c.
Evaluasi
program latihan (evaluation),
tujuannya untuk menguji apakah program-program pelatihan yang telah dijalani,
secara efektif mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Evaluasi Pelatihan
Menurut Slameto (2001:6) mengemukakan bahwa “Evaluasi adalah suatu alat
untuk menentukan apakah tujuan pendidikan dan apakah proses dalam pengembangan
ilmu telah berada di jalan yang diharapkan”.
Menurut Ritonga (2011) menyatakan bahwa Evaluasi pelatihan adalah suatu
usaha/aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan informasi
atau penjelasan tentang hasil dari suatu
pelatihan yang dilaksanakan,
artinya evaluasi pelatihan melihat apakah ada perubahan, peningkatan,
kemajuan yang didapati setelah pelatihan.
Model Evaluasi
Efektivitas Pelatihan dari Kirkpatrick
Efektivitas
pelatihan dipengaruhi oleh proses sebelum diselenggarakannya pelatihan, selama
penyelenggaraan pelatihan hingga sesudah pelatihan dilaksanakan. Salah satu model
yang paling digunakan dalam evaluasi pelatihan adalah The Kirkpatrick Model yang merekomendasikan adanya empat tingkatan
atau kriteria sebagai dasar evaluasi, yaitu pada Tabel 1.
TABEL
1
MODEL EVALUASI EMPAT LEVEL KIRKPATRICK
Tingkat
|
Jenis Evaluasi (Apa Yang Diukur)
|
Deskripsi Evaluasi Dan Karakteristik
|
Contoh Alat Evaluasi Dan Metode
|
1
|
Reaksi
|
Evaluasi reaksi adalah
bagaimana delegasi merasa tentang
pelatihan atau pengalaman belajar.
|
'Happy lembar', formulir umpan balik. Reaksi
verbal, survei pasca-pelatihan atau kuesioner.
|
2
|
Belajar
|
Evaluasi Belajar adalah
pengukuran peningkatan pengetahuan
- sebelum dan sesudah.
|
Biasanya penilaian atau tes sebelum dan sesudah
pelatihan. Wawancara atau pengamatan juga dapat digunakan.
|
3
|
Perilaku
|
Evaluasi Perilaku adalah
tingkat terapan belajar
kembali pada pekerjaan - implementasi.
|
Observasi dan wawancara dari waktu ke waktu yang
diperlukan untuk menilai perubahan, relevansi
perubahan, dan keberlanjutan perubahan.
|
4
|
Hasil
|
Hasil evaluasi adalah
efek pada bisnis atau lingkungan
oleh peserta pelatihan.
|
Langkah-langkah sudah di tempat melalui sistem
manajemen normal dan pelaporan - tantangannya adalah untuk berhubungan dengan
peserta pelatihan.
|
Sumber:
Product Knowledge
Pengertian
Product Knowledge lingkup kefarmasian adalah sebagai berikut:
Berdasarkanhttp://zakyaquarius.blogspot.com/2013/09/mata-kuliah-semester--filsafat-farmasi.html
menerangkan bahwa Pengetahuan kefarmasian mencakup
pengetahuan mengenai identifikasi, pemilihan, aksi farmakologis, pengawetan,
penggabungan, analisis, dan pembakuan bahan obat. Selain itu mencakup pula
penyaluran dan penggunaan obat yang sesuai dan aman.
METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah para karyawan marketing Delta PT
Phapros, Tbk Semarang yang mengikuti pelatihan Product Knowledge berjumlah 38 orang. Dalam penelitian ini menyelidiki semua elemen dalam populasi yang
dinamakan dengan Sensus. Menurut Marzuki (2005:49) “Sensus adalah mencatat
semua elemen yang diselidiki. Peneliti menyelidiki semua obyek, semua gejala,
semua kejadian, semua peristiwa.”
Prosedur Pengumpulan Data
Data penelitian ini adalah data
primer yang diperoleh dari hasil wawancara dengan Asisten Manajer Perencanaan
dan
Pengembangan SDM PT Phapros, Tbk Semarang terkait
penyelenggaraan program pelatihan Product
Knowledge.
Disamping itu, digunakan data
sekunder yang berupa dokumen yang terkait dalam proses penyelenggaraan
pelatihan seperti materi program, soal pre-test
dan post-test, jawaban hasil Form
Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan yang diisi oleh peserta, dan rekap hasil
nilai pre-test dan post-test.
Instrumen Penelitian
Dalam
penelitian ini, instrumen penelitian menggunakan Form Evaluasi Penyelenggaraan
Pelatihan PT Phapros, Tbk Semarang yang menggunakan Skala Likert. Dari Form
tersebut dapat diketahui jawaban atau penilaian peserta terhadap
penyelenggaraan program pelatihan. Menurut Akdon dan Riduwan (2009:16), Skala
Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
kelompok tentang kejadian atau gejala sosial.
Setiap
jawaban pada Form tersebut memiliki skor/nilai tersendiri. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 2.
TABEL
2
SISTEM
SKORING ALTERNATIF JAWABAN (SKALA LIKERT)
Sangat Buruk
|
Buruk
|
Cukup
|
Bagus
|
Sangat Bagus
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Keterangan:
a.
Sangat Buruk : bernilai 1
b.
Buruk :
bernilai 2
c.
Cukup :
bernilai 3
d.
Bagus :
bernilai 4
e.
Sangat Bagus : bernilai 5
Keterangan
Kriteria Interprestasi Skor
Angka 0% - 20% =
Sangat Lemah
Angka 21% -
40% = Lemah
Angka 41% -
60% = Cukup
Angka 61% -
80% = Kuat
Angka 81% -
100% = Sangat Kuat
Semua peserta diharuskan untuk
mengisi lengkap dan memberikan penilaian dalam setiap pertanyaan pada Form
tersebut baik pertanyaan terbuka dan tertutup.
Kerangka Pemikiran Teoritis Dalam penelitian
ini, kerangka pemikiran teoritis untuk menggambarkan penyelenggaraan program pelatihan Product Knowledge dapat dilihat
pada Gambar 1.
GAMBAR
1
SKEMA KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
Sumber: Manajemen Sumber Daya Manusia (Sofyandi, 2008), The
Kirkpatrick Model (1995-2013).
Teknik Analisis Data
Teknik analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Tabulasi sederhana
menggunakan analisis statistik deskriptif yagn bertujuan untuk mengetahui
reaksi peserta terhadap penyelenggaraan program pelatihan Product Knowledge dari kriteria isi program, instruktur, fasilitas
dan pelayanan penyelenggara.
2.
Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon Signed-Rank Test) adalah alternatif untuk uji t data
berpasangan (t-paired) yang berfungsi
untuk mengetahui apakah ada
perbedaan nilai dari satu sampel sebelum
dan sesudah dilakukan perlakuan tertentu dan dalam waktu yang berbeda. Berikut
rumus
Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon
Signed-Rank Test) :
Keterangan :
N = Jumlah
pasangan yang dijenjangkan
T = Jumlah
jenjang minoritas yang tandanya sama
Hipotesis Penelitian
H0 :
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara nilai pre-test
dan post-test, atau peserta
tidak mengalami peningkatan pengetahuan
dalam program pelatihan Product Knowledge.
Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pre-test
dan post-test, atau peserta mengalami peningkatan
pengetahuan dalam program pelatihan Product
Knowledge.
ANALSISIS DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas
Uji
Validitas adalah tingkat kesahihan alat ukur yang digunakan. Instrumen
dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk
mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur (Sugiyono, 2005:137). Uji validitas bertujuan untuk
mengetahui apakah pertanyaan-pertanyaan yang ada pada Form Evaluasi Penyelenggaraan
Pelatihan dapat dikatakan valid atau tidak. Pengujian validitas dengan
menggunakan hasil penilaian peserta yang berjumlah 38 orang yang dianalisis
dengan membandingkan rhitung dan rtabel untuk taraf signifikansi 5% dan degree of freedom (df) = N-2.
Hasil Uji Validitas
Isi Program
Hasil dari uji validitas isi program
dapat dilihat pada Tabel 3.
TABEL 3
HASIL UJI VALIDITAS ISI PROGRAM
Item Pertanyaan
|
rhitung
|
rtabel
|
Sig.
|
Keterangan
|
A1
|
0,729
|
0,3202
|
0,000
|
Valid
|
A2
|
0,805
|
0,3202
|
0,000
|
Valid
|
A3
|
0,759
|
0,3202
|
0,000
|
Valid
|
A4
|
0,716
|
0,3202
|
0,000
|
Valid
|
Sumber : Data yang diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 3 maka dapat dilihat bahwa seluruh pertanyaan untuk
indikator isi program memiliki rhitung > rtabel dengan sig. sebesar 0,000 maka dapat disimpulkan
bahwa seluruh pertanyaan dari indikator isi program dinyatakan valid.
Hasil Uji Validitas Instruktur
Hasil uji validitas instruktur disajikan
pada Tabel 4.
TABEL 4
HASIL UJI VALIDITAS INSTRUKTUR
Item Pertanyaan
|
rhitung
|
rtabel
|
Sig.
|
Keterangan
|
B1X
|
0,767
|
0,3202
|
0,000
|
Valid
|
B2X
|
0,756
|
0,3202
|
0,000
|
Valid
|
B3X
|
0,716
|
0,3202
|
0,000
|
Valid
|
B4X
|
0,736
|
0,3202
|
0,000
|
Valid
|
B5X
|
0,748
|
0,3202
|
0,000
|
Valid
|
B6X
|
0,741
|
0,3202
|
0,000
|
Valid
|
B1Y
|
0,768
|
0,3202
|
0,000
|
Valid
|
B2Y
|
0,550
|
0,3202
|
0,000
|
Valid
|
B3Y
|
0,768
|
0,3202
|
0,000
|
Valid
|
B4Y
|
0,730
|
0,3202
|
0,000
|
Valid
|
B5Y
|
0,522
|
0,3202
|
0,000
|
Valid
|
B6Y
|
0,676
|
0,3202
|
0,000
|
Valid
|
Sumber : Data yang diolah, 2013
Berdasarkan tabel 4
maka dapat dilihat bahwa seluruh pertanyaan untuk indikator instruktur memiliki
rhitung > rtabel dengan sig. sebesar 0,000 maka dapat
disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan dari indikator instruktur dinyatakan
valid.
Hasil Uji Validitas Fasilitas dan Pelayanan Penyelenggara
Berdasarkan tabel 5 maka dapat dilihat bahwa seluruh pertanyaan untuk indikator
fasilitas dan pelayanan penyelenggara memiliki rhitung > rtabel
dengan sig. sebesar 0,000 maka
dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan dari indikator fasilitas dan
pelayanan penyelenggara dinyatakan valid.
TABEL 5
HASIL UJI VALIDITAS FASILITAS dan
PELAYANAN PENYELENGGARA
Item Pertanyaan
|
rhitung
|
rtabel
|
Sig.
|
Keterangan
|
C1
|
0,986
|
0,3202
|
0,000
|
Valid
|
C2
|
0,986
|
0,3202
|
0,000
|
Valid
|
Sumber : Data yang diolah, 2013
Uji Reliabilitas
Menurut Nunnally dalam buku Ghozali (2006:46) menyatakan bahwa “Suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach
Alpha > 0,60”.
TABEL 6
HASIL UJI RELIABILITAS
Kriteria
|
Kode
|
Crobanch’s Alpha
|
Nilai Alpha
|
Keterangan
|
Isi Program
|
A1
|
0,6
|
0,662
|
Reliabel
|
A2
|
0,6
|
0,611
|
Reliabel
|
|
A3
|
0,6
|
0,652
|
Reliabel
|
|
A4
|
0,6
|
0,754
|
Reliabel
|
|
Instruktur
|
B1X
|
0,6
|
0,746
|
Reliabel
|
B2X
|
0,6
|
0,749
|
Reliabel
|
|
B3X
|
0,6
|
0,746
|
Reliabel
|
|
B4X
|
0,6
|
0,745
|
Reliabel
|
|
B5X
|
0,6
|
0,747
|
Reliabel
|
|
B6X
|
0,6
|
0,749
|
Reliabel
|
|
B1Y
|
0,6
|
0,747
|
Reliabel
|
|
B2Y
|
0,6
|
0,757
|
Reliabel
|
|
B3Y
|
0,6
|
0,739
|
Reliabel
|
|
B4Y
|
0,6
|
0,749
|
Reliabel
|
|
B5Y
|
0,6
|
0,756
|
Reliabel
|
|
B6Y
|
0,6
|
0,753
|
Reliabel
|
|
Fasilitas dan Pelayanan Penyelenggara
|
C1
|
0,6
|
0,883
|
Reliabel
|
C2
|
0,6
|
0,889
|
Reliabel
|
Sumber : Data yang diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 6, menunjukkan besar
α dari masing-masing indikator lebih besar dari 0,60 maka semua instrumen yang
digunakan dinyatakan reliabel.
Reaksi Peserta Terhadap Penyelenggaraan Program Pelatihan
Product Knowledge
Kriteria Isi Program
Dari hasil pengolahan data reaksi
peserta dapat diketahui bahwa sebagian besar peserta menilai bagus terhadap
kriteria isi program pelatihan yaitu penilaian materi pelatihan sesuai
kebutuhan pekerjaan sebanyak 89.5%, penilaian hand-out materi yang diberikan sebanyak 81.6%, penilaian penerapan
materi dalam pekerjaan sebanyak 84.2%, dan penilaian manfaat materi dalam
membantu mengatasi permasalahan kerja sebanyak 76.3%.
Kriteria Instruktur Pelatihan
Pada evaluasi terhadap kedua
instruktur pelatihan dapat diketahui prosentase dari total peserta yang menilai
bagus terhadap kriteria instruktur pelatihan yaitu penilaian trainer menguasai materi sebanyak 78.9%
dan 81.6%, penilaian kejelasan materi dan tidak berbelit-belit sama-sama
dinilai bagus sebanyak 84.2%, penilaian kejelasan suara trainer dalam menyampaikan materi sebanyak 73.7% dan 71.0%,
penilaian urutan presentasi sebanyak 71.0% dan 81.6%, penilaian kemampuan trainer dalam menjawab pertanyaan
sebanyak 78.9% dan 76.3%, penilaian metode penyampaian materi sebanyak 84.2%
dan 86.9%. Hal ini berarti peserta menyatakan reaksi positif terhadap
instruktur pelatihan.
Kriteria Fasilitas dan Pelayanan Penyelenggara
Pada evaluasi mengenai
fasilitas dan pelayanan penyelenggara dapat diketahui prosentase dari total
peserta pelatihan yang menilai bagus terhadap indikator fasilitas pelatihan
sebanyak 63.2%. Artinya bahwa sebagian peserta sangat puas terhadap fasilitas
pelatihan yang diberikan yang meliputi: ruangan, peralatan training, dan konsumsi. Sedangkan prosentase untuk pelayanan
penyelenggara sebanyak 65.8%.
Hasil Rekapitulasi Perhitungan Skor Kriteria Isi Program,
Instruktur Pelatihan, Fasilitas dan Pelayanan Penyelenggara
Berdasarkan distribusi jawaban
peserta pada Form Evaluasi Penyelenggaraan didapat jumlah Skor ideal untuk 38
peserta = 5x38 = 190 (Sangat Bagus). Maka, hasil perhitungan skor menunjukkan sebagai berikut.
Kriteria isi
program
0 20%
40% 60% 80%
81.44% 100%
Sangat Lemah Lemah Cukup Kuat Sangat Kuat
Berdasarkan data yang diperoleh dari 38 orang, maka prosentase kriteria isi
program pelatihan yaitu: 154.75/190x100% = 81.44% tergolong sangat kuat.
Kriteria instruktur
0 20% 40% 60%
80% 83.42% 100%
Sangat Lemah Lemah Cukup Kuat Sangat Kuat
Berdasarkan data
yang diperoleh dari 38 orang, maka prosentase kriteria isi program pelatihan
yaitu: 158.5%/190x100% = 83.42% tergolong sangat kuat.
Kriteria fasilitas dan pelayanan penyelenggara
0 20% 40% 60% 80% 87.10% 100%
Sangat Lemah Lemah
Cukup Kuat Sangat Kuat
Berdasarkan data yang diperoleh dari 38 orang, maka prosentase kriteria isi
program pelatihan yaitu: 165.5/190x100% = 87.10% tergolong sangat kuat.
Analisis Uji Wilcoxon
Untuk
mengetahui perbedaan yang signifikan antara nilai pre-test dan post-test
tersebut maka dilakukan Uji wilcoxon. Secara ringkas disajikan pada Tabel 7.
TABEL 7
RINGKASAN HASIL UJI WILCOXON
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
|
||||
|
|
N
|
Mean Rank
|
Sum of Ranks
|
post - pre
|
Negative Ranks
|
0a
|
.00
|
.00
|
Positive Ranks
|
38b
|
19.50
|
741.00
|
|
Ties
|
0c
|
|
|
|
Total
|
38
|
|
|
|
a. post < pre
b.post > pre
c.post = pre
|
|
|
|
Test Statisticsb
|
|
|
post - pre
|
Z
|
-5.379a
|
Asymp. Sig. (2-tailed)
|
.000
|
a. Based on negative ranks.
|
|
b. Wilcoxon
Signed Ranks Test
|
Sumber : Data yang diolah, 2013
Dari Tabel 7 menunjukkan
bahwa nilai Z sebesar -5.379. Karena akan menguji hipotesis dua sisi (2-tailed) H1
: η1 ≠ η2 , maka dapat dilihat pada kolom
Asymp. Sig. (2-tailed)/ P-value adalah sebesar 0,000. Nilai P-value
tersebut lebih kecil dari α (0,000
< 0,05). Hasil uraian tersebut merupakan bukti kuat H0 ditolak,
atau ada perbedaan yang signifikan antara nilai pre-test dan post-test
yang berarti bahwa program pelatihan Product
Knowledge dikatakan dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan
marketing Delta PT Phapros, Tbk Semarang mengenai detailing penjualan produk-produk Delta.
PENUTUP
Kesimpulan
a.
Dari hasil
rekapitulasi perhitungan skor menunjukkan bahwa kriteria isi program memiliki
rata-rata skor sebesar 154.75 dengan prosentase
sebesar 81.44%, kriteria instruktur memiliki rata-rata skor sebesar
158.5 dengan prosentase sebesar 83.44%, kriteria fasilitas dan pelayanan
penyelenggara memiliki rata-rata skor sebesar 165.5 dengan prosentase sebesar
87.10%. Hal tersebut menunjukkan bahwa semua kriteria reaksi pelatihan
tergolong sama-sama sangat kuat dan dapat dikatakan bahwa penyelenggaraan
program pelatihan Product Knowledge dinilai sudah baik oleh peserta.
b.
Evaluasi pada
tingkat pembelajaran berdasarkan hasil nilai pre-test dan post-test
peserta dilakukan dengan menggunakan Uji
Wilcoxon. Hasil yang didapat yaitu terjadi perubahan pengetahuan yang lebih
baik dari sebelum dan sesudah peserta mengikuti pelatihan. Peningkatan
pengetahuan ditunjukkan oleh Uji Wilcoxon dengan perolehan nilai Z sebesar
-5.379 dan P-value adalah
sebesar 0,000. Nilai P-value tersebut
lebih kecil dari α (0,000 < 0,05). Dari uji yang
dilakukan terdapat hasil H0 ditolak dan H1
diterima. Artinya bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pre-test dan post-test peserta. Oleh sebab itu, pelatihan dapat meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan karyawan marketing Delta PT Phapros, Tbk Semarang mengenai detailing penjualan produk-produk Delta.
Saran
Berdasarkan
hasil penelitian tersebut maka peneliti dapat memberikan beberapa saran yang
nantinya dapat digunakan sebagai upaya perbaikan untuk pelaksanaan pelatihan Product Knowledge selanjutnya. Adapun
saran yang dapat disampaikan oleh penulis adalah sebagai berikut:
a.
Bagi Bagian
Perencanaan dan Pengembangan SDM PT Phapros, Tbk Semarang
1)
Pada saat
membagikan Form Evaluasi Penyelenggaraan
Pelatihan, penyelenggara memastikan lagi para peserta telah mengisi lengkap
pertanyaan terbuka yang ada pada form tersebut. Agar dapat diketahui saran atau
tanggapan apa yang diberikan peserta terhadap program pelatihan.
2)
Penyelenggaraan
program pelatihan product knowledge
sudah bagus, maka dapat lebih ditingkatkan lagi untuk kualitas dan efektivitas
program pelatihan selanjutnya.
b.
Bagi Peneliti
Selanjutnya
1)
Agar lebih
menyempurnakan lagi penelitian ini di masa yang akan datang dengan cara
mengukur aspek perilaku dan kinerja karyawan sebelum dan setelah pelatihan.
2)
Diharapkan peneliti
yang akan datang juga dapat melakukan perbandingan pengetahuan karyawan yang
mendapat pelatihan dengan tidak mendapat pelatihan sebab jika hasilnya sama
maka dapat dikatakan bahwa pelatihan tersebut tidak berhasil.
DAFTAR PUSTAKA
Akdon, dan Riduwan. 2009. Rumus
dan Data dalam Analisis Statistika untuk Penelitian (Administrasi
Pendidikan-Bisnis-Pemerintahan-Sosial-Kebijakan-Ekonomi-Hukum-Manajemen-Kesehatan).
Bandung:
Alfabeta.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
Hadari, Nawawi. 1991. Latihan
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
http://www.businessballs.com/kirkpatricklearningevaluationmodel.htm
(28
Oktober 2013).
http://zakyaquarius.blogspot.com/2013/09/mata-kuliah-semester-1-filsafat-farmasi.html oleh Zaky (30 Oktober 2013)
Mangkuprawira, Sjafri. 2004. Manajemen
Sumber Daya Manusia Strategik. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Marzuki.2005. Metodologi
Riset. Yogyakarta: Ekonisia.
Ritonga, Idris 2011. Hambatan Dalam Evaluasi Pelatihan. http://sumut1.kemenag.go.id/file/dokumen/HAMBATANDALAMEVALUASIPELATIHAN.pdf diunduh pada tanggal 30 Oktober 2013
Siswanto, dan Meldona. 2011. Perencanaan
Tenaga Kerja Tinjauan Integratif. Malang: UIN-MALIKI PRESS.
Slameto. 2001. Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sofyandi, Herman. 2008. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Sugiyono, Prof. Dr. 2005. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfa Beta
Sulistyani, Ambar, T. dan Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.