ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN
DENGAN ENDORSER
BINTANG IMB TRANSTV DAN
PENGARUHNYA TERHADAP SIKAP MEREK.
(Studi kasus iklan
Telkomsel, Supermie, dan HP Samsung)
Makmun Riyanto
Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Semarang
Jl.
Prof.H.Sudarto, SH, Tembalang, Kotak Pos 6199/SMS Semarang 50061
ABSTRACT
The
participation of an actor and actress as endorsers in advertising is a single
factor that is possible to influence the advertising effectiveness. A credible
actor/actress will increase the quality of understanding the idea or message.
On the other hand, if the actor or
actress is not credible, he/she will decrease the quality of understanding the idea/message. The audience's perception about an
endorser will also influence the audience's
attitude to the advertisement. Indirectly, it will also influence the audience purchase intention. It will be interfered by the
brand attitude and attitude toward the advertisement. In the other side, if the
endorser participating in the advertisement is very popular, it will be possible for them to make the
audiences more interested in the endorser
than the product trade mark.
The
objects of this research are advertisements that have endorsers from Indonesia Mencari Bakat (IMB) of Trans TV Program. The
objective of this research is to describe or to measure the influences of the endorsers (IMB actors or actress) to
the advertising effectiveness and the
influences to the audiences brand attitude.
This
research shows that the use of endorsers (IMB actors or actress) credibility on
the advertisement has positive
influences to the advertisement effectiveness and to the audiences brand
attitude. The influences of the endorsers credibility to the advertising
effectiveness is 0,349, and the
influences of endorsers credibility to the audiences attitude is 0,353. The
advertising effectiveness variable has bigger influences to the audiences
attitude. It is about 0,696. This research
also shows that the use of endorsers that have high credibility on
advertisement is a good way
to increase the effectiveness of an advertisement. The advertisement will get
good response From the audiences,
brand will be known by the audiences and the message of the advertisements will be understood by the audiences.
Hopefully by the effective advertisement will
increase the positive audience attitude to the brand. The
brand will be remember, the brand will be preferred
and
the brand will be selected.
Key words: endorser,
purchase intention and brand attitude.
PENDAHULUAN
Iklan telah
menjadi harapan bagi sebagian besar produsen yang ingin merek produknya melekat di hati konsumennya. Iklan merupakan
cara yang efektif untuk meraih konsumen dalam jumlah besar dan tersebar secara
geografis. Disatu pihak iklan dapat dipakai untuk membangun kesan jangka panjang suatu produk/merek dan di
pihak lain memicu penjualan yang cepat. Suatu iklan yang
cenderung tidak mempunyai pengaruh utama
pada perilaku konsumen maka akan
diragukan bila iklan tersebut dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli suatu
merek. Oleh karena itu agar merek produk dapat diterima oleh masyarakat maka
iklannya harus dibuat seefektif mungkin., kreatif, menarik
sehingga bisa menimbulkan pengaruh positif .
Salah satu
Faktor yang mempengaruhi efektifitas iklan adalah penggunaan endorser
(selebriti) sebagai penyampai pesan iklan, seperti yang disampaikan Heebert
Kelman (Belk 1999, dalam Kusudyarsana 2004) yang menyatakan bahwa endorser
dapat digunakan oleh pemasar dalam tiga katagori yaitu: kredibilitas, daya tarik, dan power.
Kredibilitas endorser berpengaruh
terhadap proses decoding suatu pesan. Apabila endorser dapat
dipercaya oleh audien maka pesan sangat mungkin untuk dipercaya (Schiffman
& Kanuk 1995 dalam Kusudyarsana, 2004).
Endorser yang kredibel akan dapat meningkatkan penerimaan pesan,
sebaliknya endorser yang tidak kredibel akan menurunkan tingkat
penerimaan pesan (Kusudyarsana 2004).
Pembentukan sikap terhadap merek dipengaruhi secara langsung oleh
persepsi mengenai endorser baik yang menggunakan endoser selebritis
maupun yang bukan selebritis (Burke dan Eddel 1989, Mackenzie,Lutz dan Belch
1986, dalam Yulistianto dan Suryandari, 2003). Selain itu persepsi mengenai endorser
juga mempengaruhi pembentukan sikap konsumen sasaran terhadap sikap mereka
pada iklan. Sehingga secara tidak langsung persepsi mengenai endorser mempengaruhi
minat beli (purchase intention) konsumen melalui sikap terhadap merek (brand
attitude) dan sikap terhadap iklan (attitude toward the ad)
(Yulistiano & Suryandari, 2003).
Akan tetapi menurut Alifahmi (2005), bisa terjadi karena sangat
populernya endorser yang digunakan, konsumen hanya ingat bintang
iklan (endorser) nya tapi lupa
merek produknya (Alifahmi, 2005).
Maraknya ajang pencarian
bakat yang diselenggarakan oleh banyak
media siar televisi telah menghasilkan
banyak orang terkenal (selebriti)
baru, orang biasa yang langsung
dalam waktu singkat segera popular, kebanyakan mereka adalah orang
daerah bahkan bebrapa berasal dari desa, dari keluarga biasa, dengan berbagai
profesi, bahkan ada yang berprofesi sebagai pengamen jalanan.
Mereka yang pada awalnya tidak pernah dikenal orang hanya
dalam beberapa minggu mengikuti ajang lomba langsung menjadi terkenal, terutama
ketika acara ajang lomba tersebut masih ditayangkan atau masih berlangsung.. Namun
setelah acara itu berakhir berakhir pula popularitasnya.
Sebagai contoh ajang lomba nyanyi Akademi Fantasi Indosiar (AFI) yang
disiarkan Indosiar beberapa tahun lalu dengan segera memunculkan bintang
baintang penyanyi baru seperti Fery,
Smile, Icha dan beberapa nama lain yang dielu-elukan masyarakat luas yang kenmudian menarik perhatian beberapa
perusahaan (mie instanta dan minuman)
untuk menggunakan mereka sebagai penyampai pesan (endorser) dalam iklannya
meskipun populeritas mereka kemudian dengan cepat redup seiring tidak
disiarkannya lagi acara AFI tersebut.
Fenomena yang sama saat ini terulang lagi pada para pemenang
ajang pencarian bakat Indonesia Mencari Bakat (IMB) yang disiarkan Trans TV,
dimana beberapa peserta yang telah beberapa kali tampil dan dikenal luas kini
menjadi bintang iklan (penyampai pesan/endorser) untuk beberapa produk: Brandon menjadi endorser Supermie, Hudson menjadi penyampai pesan
iklan HP Samsung, dan Klanting menjadi endorser Telkomsel
Seperti yang disampaikan Heebert
Kelman (Belk 1999, dalam Kusudyarsana 2004) yang menyatakan bahwa endorser
dapat digunakan oleh pemasar dalam tiga katagori yaitu: kredibilitas, daya tarik, dan power dan pendapat
Alifahmi (2005) yang menyatakan bahwa karena sangat populernya endorser
yang digunakan, konsumen hanya ingat bintang iklan (endorser) nya tapi lupa merek
produknya, maka perlu dianalisa lebih
jauh efektivitas penggunaan mereka
(pemenang IMB) dalam iklan yang pada
dasarnya hanya memanfaatkan popularitas sesaat, dan juga perlu dianalisa ada
tidaknya pengaruh positif bagi tujuan pemasaran, mengingat dimasa yang akan
datang tentu masih akan diselenggarakan event sejenis yang akan melahirkan
bintang (sesaat).
PERUMUSAN MASALAH
Maraknya penggunaan peserta pemenang acara ajang pencarian bakat di televise yang dengan cepat popular selama ajang event tersebut sebagai endorser (penyampaipesan iklan) menimbulkan pertanyaan apakah penggunaan mereka ini membuat iklan cukup efektif. Dari uraian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan bintang IMB TransTV sebagai endorser iklan dapat membuat iklan yang merupakan salah satu bentuk komunikasi bisnis ini menjadi efektif dan kemudian memberikan pengaruh terhadap sikap merek dari konsumen (komunikan).
Dari masalah tersebut muncul pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
1. Apakah kredibilitas endorser bintang
IMB berpengaruh terhadap efektivitas iklan
2. Apakah efektivitas iklan berpengaruh
terhadap sikap konsumen pada merek
3. Apakah kredibilitas endoser bintang IMB berpengaruh terhadap sikap konsumen pada merek
LANDASAN TEORI
Kredibilitas Endorser
Kredibilitas endorser
menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh responden untuk mempercayai
kebenaran isi pesan yang disampaikan oleh pengiklan. Studi memberi kesimpulan
bahwa semakin besar tingkat penerimaan kredibilitas endorser, semakin
besar kemungkinan receiver menerima iklan (Assael, 1998 dalam
Kussudyarsana, 2004)
Untuk mengukur kredibilitas endorser
iklan, menurut Kotler (2000) dalam Kusudyarsana (2004) ada tiga faktor /
indikator yaitu expertise, trustworthiness dan likability. Keahlian (expertise)
yaitu pengetahuan khusus yang dimiliki oleh komunikator. Trustworthiness
berkaitan dengan seberapa objektif dan kejujuran dari endorser bisa diterima. Likability menggambarkan daya tarik dari endorser.
Semakin memenuhi syarat ketiga komponen tersebut maka akan semakin kredibel endorser.
Hal yang sama dikemukakan oleh
Ohanian (1990), menurutnya ada tiga komponen yang mempengaruhi kredibilitas endorser
yaitu: keahlian (expertise), keterpecayaan (trustworthiness)
dan ketertarikan (atractiveness). Sedangkan menurut Royan (2004) penggunaan endorser dalam iklan
perlu dievaluasi dengan empat indikator yaitu visibility (popularitas), credibility
(kredibilitas), attraction (daya tarik) dan power (kekuatan untuk “menggerakkan”
target).
Efektifitas Iklan
Iklan sebagai bentuk komunikasi bisnis memiliki empat fungsi utama yaitu
menginformasikan kepada khalayak mengenai seluk beluk produk (fungsi informative),
fungsi mempengaruhi khalayak untuk membeli
( persuading), menyegarkan kembali informasi yang telah diterima
khalayak ( fungsi reminding/mengingatkan), dan fungsi entertainment
yaitu menciptakan suasana yang menyenangkan (menghibur) sewaktu khalayak
menerima dan mencerna informasi (Rita & Saliman 2001)
Menurut Kotler dalam Durianto dan Liana (2004) efektifitas
iklan dapat dilihat dari dua sudut pandang hasil/ dampak yaitu : Dampak
komunikasi dari suatu iklan yang meliputi pengaruhnya pada kesadaran,
pengetahuan dan preferensi, dan yang kedua adalah dampak terhadap
penjualan dimana dampak ini lebih sulit
untuk diukur karena penjualan
dipengaruhi oleh banyak faktor, tidak hanya oleh periklanan.
Beberapa penelitian menganalisa efektifitas iklan dari
sisi penempatan merek pada memori atau persepsi konsumen terhadap iklan atau
merek. Dalam penelitian tersebut mereka
menganalisa efektifitas iklan menggunakan variabel atensi dan Ad Recall yang berkaitan
dengan memory, sikap terhadap merek (attitude to ward the brand),
serta intensitas pembelian (purchase intention) (Vakratsas &
Ambler,1999, Aylesworth & Mac Kenzie
1998, Till & Baack 2005). Selain itu
efektifitas iklan dinilai tinggi dilihat dari brand recognizing ( merek
dikenali oleh yang melihatnya), menarik dan mampu menyampaikan pesan mengenai
merek / produk yang diklankan ( Percy & Rostter 1992, Till & Back 2005)
Sikap Terhadap Merek
Chaudhuri
(1999) mengatakan bahwa sikap merek (brand attitude) atau sikap terhadap
merek adalah evaluasi keseluruhan konsumen terhadap merek,
dalam model ekuitas merek ditemukan bahwa peningkatan pangsa pasar terjadi
ketika sikap terhadap merek semakin positif, sikap merek (brand attitude) akan berpengaruh terhadap ekuitas merek (Chaudhuri 1999).
Sikap merek dikatakan mendapat nilai positif apabila merek tersebut lebih
disukai, merek lebih diingat (Till&Baack,2005, Shaphiro&Krishnan,2001),
dan merek tersebut lebih dipilih dibandingkan merek pesaing (Hyun Seung Jin,
2003).
Kredibilitas Endorser
dan Efektifitas iklan
Kredibilitas endorser berpengaruh terhadap proses decoding pesan. Apabila endorser dapat dipercaya (well
respected) oleh audience maka pesan sangat mungkin untuk dipercaya.
Sebaliknya pesan yang disampaikan oleh endorser yang meragukan atau
tidak jujur akan diterima secara skeptis dan mungkin akan ditolak ( Schiffman
&Kanuk 1995 dalam Kussudyarsana 2004)
Secara umum pengiriman pesan dengan menggunakan endorser yang
mempunyai kredibilitas yang tinggi akan membuat pesan lebih mudah untuk dibaca
dan dapat lebih berpengaruh terhadap perubahan sikap ( Miller & Baseheart 1969, Waren
1969,Schulman & Warral 1970).
Kredibilitas endorser menjadi salah satu faktor yang
dipertimbangkan oleh responden untuk mempercayai kebenaran isi pesan yang
disampaikan pengiklan. Studi memberi kesimpulan bahwa semakin besar tingkat
penerimaan kredibilitas endorser, semakin besar kemungkinan responden (receiver)
menerima iklan (Assael 1998 dalam Kusudyarsana).
Efektivitas Iklan dan Sikap
terhadap Merek.
Penelitian
terdahulu menunjukkan bahwa saat pemirsa atau pembaca bereaksi positif terhadap
iklan, maka mereka juga akan bereaksi positif terhadap merek ( Seung Jin, 2003,
Baker,Honea & Russel, 2004). Lebih lanjut Baker, et al (2004) menyatakan
bahwa Iklan dikatakan efektif bila iklan tersebut berhasil menarik perhatian
pemirsa atau pembacanya kepada merek.. Hal ini sejalan dengan pendapat Till
& Baack (2005) yang mengatakan bahwa sebuah iklan yang efektif harus
meningkatkan brand awareness dan mengaitkan
bagian bagian dalam iklan dengan merek yang sedang diiklankan. Hal yang sama
juga dikemukakan Ryan (1991) yang mengatakan bahwa sikap konsumen dalam
mempersepsikan nilai merek datang dari berbagai sumber, tapi yang terpenting
secara rasional dan emosional yang dapat mempengaruhi adalah iklan.
Periklanan akan
meningkatkan pengulangan dan mencegah agar konsumen tidak lupa terhadap nama
merek, yang mana akan meningkatkan kemungkinan konsumen akan ingat (re call
memories) dan menggunakan produk atau jasa tersebut jika mereka
membutuhkannya dimasa mendatang (Tellis,
Chandy & Thaivanich, 2000:33 dalam Thamrin, 2003 dan Sutrisno &
Nurhidayati 2006).
Ehrenberg (1974) juga
menyatakan bahwa iklan dapat
meningkatkan kesadaran akan merek, mendorong pencobaan terhadap merek dan
menekankan pembelian yang berulang. Pengiklanan berinteraksi dengan pengalaman
masa lalu dalam menggunakan suatu merek untuk mendorong kecenderungan melakukan
pembelian berulang (Deighton, et al, 1994: dalam Thamrin, 2000). Ditambahkan oleh Jefkins (1997) bahwa memori
iklan yang kuat dibenak konsumen dapat menekankan pembelian yang berulang
(dalam Sutrisno & Nurhidayati, 2006).
Kredibilitas
Endorser dan Sikap terhadap Merek
Pembentukan sikap terhdap
merek menurut Burke dan Eddel (1989), Mackenzie,Lutz dan Belch (1986) dalam Yulistianto
dan Suryandari (2003) dipengaruhi secara
langsung oleh persepsi mengenai endorser baik yang menggunakan endorser
selebritis maupun yang bukan selebritis. Selain itu persepsi mengenai endorser
juga mempengaruhi pembentukan sikap konsumen sasaran terhadap sikap
terhadap iklan. Sehingga secara tidak langsung persepsi mengenai endorser
(sourch oriented thought)
mempengaruhi minat beli konsumen (purchase intention) melalui sikap
terhadap merek (brand attitude) dan sikap terhadap iklan (attitude
toward the ad). Hal yang sama dikemukakan oleh Miller&Baseheart
(1969), Waren (1969),Schulman&Warral (1970) yang menyatakan bahwa
Pengiriman pesan dengan menggunakan
endorser yang mempunyai kredibilitas yang tinggi akan membuat pesan lebih mudah
dibaca dan dapat lebih berpengaruh terhadap perubahan sikap.
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan Penelitian
1.
Untuk
menganalisis pengaruh kredibilitas endorser
terhadap efektiviras iklan, khususnya endorser bintang IMB TransTV
2.
Untuk
menganalisis pengaruh efektifitas iklan terhadap sikap konsumen pada merek
3.
Untuk
menganalisis pengaruh kredibilitas endorser terhadap sikap konsumen pada merek.
Kegunaan penelitian
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi kepentingan praktis
manajerial dalam bidang Komunikasi Bisnis khususnya komunikasi untuk pemasaran, yaitu dalam menentukan Endorser (penyampai pesan)
seperti apa yang dapat mempengaruhi efektifitas iklan dan terhadap sikap merek.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang bersifat kualitatif
berupa opini, sikap ,
pengalaman responden atas iklan yang menjadi objek penelitian.. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner
lepada sejumlah sampel dari populasi
yang ditentukan. Populasi dalam penelitian ini adalah mereka para remaja dan
dewasa (karena merekalah pasar utama dari produk yang diiklankan), yang berada
di kota Semarang dan pernah menyaksikan / mengetahui iklan Supermi, Samsung dan
Kaetu As Telkomsel dengan endorser Bintang IMB Trans TV.. Jumlah sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 orang.
Sedangkan
data skunder dalam penelitian ini berupa
data yang telah tersedia dan diterbitkan oleh perusahaan, lembaga pemerintah, lembaga penelitian, berupa buku,
laporan, jurnal- jurnal, majalah,
penelitian terdahulu, dan lain lain.
Definisi Operasional
Definsi operasional dari variable-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
Variabel
Kredibilitas Endorser
Kredibilitas endorser iklan, menurut Kotler (2000) dalam Kusdyarsana
(2004) dapat diukur dengan tiga faktor /
indikator yaitu expertise, trustworthiness dan likability. Keahlian (expertise)
yaitu pengetahuan khusus yang dimiliki oleh komunikator. Trustworthiness
berkaitan dengan seberapa objektif dan jujur
seorang endorser( sumber pesan) bisa diterima. Likability
menggambarkan daya tarik dari endorser. Sedangkan menurut Royan (2004) penggunaan endorser dalam iklan
dapat dievaluasi dengan empat indikator yaitu visibility (popularitas), credibility
(kredibilitas), attraction (daya tarik) dan power (kekuatan
untuk “menggerakkan” target). Berdasarkan dua pendapat tersebut indikator yang digunakan dalam
variabel ini adalah popularitas (visibility), Likability
(memiliki daya tarik) dan power
(memiliki kekuatan untuk “menggerakkan” target).
Tabel 1.
Variabel dan
Indikator
No
|
Variabel
Penelitian
|
Indikator
|
1
|
Kredibilitas Endosrser iklan
|
Endorser populer
Endorser punya daya tarik (likeability)
Endorser punya power
|
2
|
Efektivitas iklan
|
iklan diperhatikan
Merek
dikenali
pesan iklan
dipahami
|
3
|
Sikap terhadap merek
|
Merek diingat
Merek disukai
Merek dipilih
|
Variabel Efektivitas Iklan
Iklan yang efektif adalah iklan yang mendapat perhatian dan diingat serta
membuat orang orang bertindak untuk melakukan pembelian.(Shultz &
Tannenbaun dalam Shimp, 2000) .Menurut Kotler (2000) dalam Durianto dan Liana
(2004) efektifitas iklan dapat dillihat dari dampak komunikasi dan dampak
penjualannya. Dampak komunikasi meliputi pengaruhnya pada kesadaran, pengetahuan
dan preferensi, dan dampak terhadap
penjualan lebih sulit untuk
diukur karena penjualan dipengaruhi oleh
banyak faktor, tidak hanya oleh periklanan yang dilakukan. Selain
itu efektifitas iklan dinilai tinggi dilihat dari brand recognizing
( merek dikenali oleh yang melihatnya), menarik dan
mampu menyampaikan pesan mengenai merek / produk yang diklankan ( Percy &
Rositter 1992, Till & Back, 2005) Dari beberapa pendapat tersebut maka dalam
penelitian ini indikator variabel efektifitas iklan adalah : ikaln menarik/diperhatikan, merek
dikenali, pesan dipahami
Variabel Sikap terhadap Merek
Sikap merek dikatakan mendapat nilai positif apabila merek tersebut lebih
disukai, merek lebih diingat (Till&Baack,2005, Shaphiro&Krishnan,2001),
dan merek tersebut lebih dipilih dibandingkan merek pesaing (Hyun Seung Jin,
2003).
Hipotesis
Penelitian
Hipotesis dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut
H1 :Semakin tinggi
kredibilitas endorser semakin efektif iklan
H2 : Semakin efektif iklan
maka semakin positif sikap konsumen terhadap merek.
H3: Semakin tinggi
kredibilitas endorser semakin positif sikap konsumen terhadap merek
Pengembangan
Model dan Kerangka Pemikiran Teoritis
Berdasarkan
telaah pustaka dan hipotesis yang diajukan diatas maka dapat dikembangkan
sebuah kerangka pemikiran teoritis yang disajikan dalam model Gambar 1.
Gambar 1.
Kerangka Pemikiran Teoritis
Sumber: Sparkman dan Locander 1980 , Gotlieb dan Sarrel 1992 dalam Kusyudarsana
(2004), Assael (1999), Philip Kotler (2000), Ihalauw (2002), Till & Baack (2005), Shapiro &
Krshnan (2001), Schiffman &Kanuk 1995 dalam Kussudyarsana 2004, Miller,
Baseheart 1969, Waren 1969,Schulman, Warral 1970), (Assael 1998 dalam
Kusudyarsana)`, Burke dan Eddel (1989), Mackenzie,Lutz dan Belch (1986) dalam
Yulistianto ,Suryandari (2003), Seung Jin,2003, Baker,Honea& Russel, 2004 ,
Krishnan dan Chakravarti dalam Cobb Walgren et al (1995),Ryan (1991)
Metode Analisa
Teknik analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Model (SEM)
yang dioperasikan melalui program AMOS 4.01. Alasan penggunaan SEM adalah
karena SEM merupakan sekumpulan teknik teknik statistik yang memungkinkan
pengukuran sebuah rangkaian hubungan yang relatif rumit secara
simultan. Permodelan penelitian
melalui SEM memungkinkan seorang peneliti dapat
menjawab pertanyaan penelitian yang bersifat regresif maupun dimensional (yaitu
mengukur apa dimensi dari sebuah konsep) (Ferdinand, 2006).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan evaluasi terhadap asumsi-asumsi SEM, selanjutnya evaluasi
terhadap kesesuaian model yang diajukan dalam penelitian ini dengan berbagai
kriteria goodness-of-fit. Dari model yang diajukan dan dihubungkan
dengan data akan diketahui bagaimana hubungan kausal antara kredibilitas endorser,
efektivitas iklan dan sikap pada merek.. Hasil
pengolahan terhadap model yang diajukan dan ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2.
Hasil Analisis Inferensial
Model Penelitian
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji asumsi SEM
dan kesesuaian model (model fit) maka selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis
hubungan kausalitas variabel penelitian. Hasil uji hipotesis hubungan antara
variabel ditunjukkan dari nilai Regression Weight pada kolom CR (identik dengan
t-hitung) yang di bandingkan dengan nilai kritisnya (identik dengan t-tabel).
Nilai kritis untuk level signifikansi 0,05 (5%) adalah 1,998 (lihat pada
t-tabel), sedangkan nilai kritis untuk level signifikansi 0,1 (10%) adalah 1,66
(lihat pada t-tabel). Jika nilai CR > nilai kritis, maka hipotesa penelitian
akan diterima, sebaliknya jika nilai CR < nilai kritis, maka penelitian akan
ditolak. Nilai regression weight
hubungan antara variabel akan ditunjukkan dalam Tabel 2.
Tabel 2.
Regression Weight
|
|
|
Std. Estimate
|
Estimate
|
S.E.
|
C.R.
|
P
|
Efektifitas_Iklan
|
ß
|
Kredibilitas_Endorser
|
,349
|
,265
|
,110
|
2,416
|
,016
|
Sikap thd_Merk
|
ß
|
Kredibilitas_Endorser
|
,353
|
,367
|
,157
|
2,334
|
,020
|
Sikap thd_Merk
|
ß
|
Efektifitas_Iklan
|
,696
|
,955
|
,236
|
4,043
|
***
|
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan data dalam Tabel 2., dapat disimpulkan bahwa ketiga hipotesis yang diuji dalam penelitian ini
dapat dibuktikan secara statistik.
Analisis Pengaruh
Analisis pengaruh
dilakukan untuk menganalisis kekuatan pengaruh antar konstruk baik pengaruh
yang langsung, tidak langsung, dan pengaruh totalnya. Efek langsung (direct effect) tidak lain adalah
koefisien dari semua garis koefisien dengan anak panah satu ujung. Efek tidak
langsung (indirect effect) adalah
efek yang muncul melalui sebuah variabel antara. Efek total (total effect) adalah efek dari berbagai
hubungan (Ferdinand, 2005).
Tabel 3.
Standardized Direct Effects
|
Kredibilitas_Endorser
|
Efektifitas_Iklan
|
Sikap thd_Merk
|
Efektifitas_Iklan
|
,349
|
,000
|
,000
|
Sikap thd_Merk
|
,353
|
,696
|
,000
|
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Dari Tabel 3., dapat diketahui, bahwa pengaruh
langsung kredibilitas
endorser terhadap efektifitas iklan adalah sebesar 0,349
sedangkan pengaruh kredibilitas endorser dan efektifitas iklan terhadap sikap
merk masing-masing adalah sebesar 0,353 dan 0,696.
Tabel 4.
Standardized Indirect Effect
|
Kredibilitas_Endorser
|
Efektifitas_Iklan
|
Sikap thd_Merk
|
Efektifitas_Iklan
|
,000
|
,000
|
,000
|
Sikap thd_Merk
|
,243
|
,000
|
,000
|
Sumber : Data primer yang
diolah, 2011
Pada Tabel 4., menunjukkan adanya
pengaruh tidak langsung dari masing-masing variabel terhadap variable lainnya. Besarnya pengaruh tidak langsung tersebut
adalah sebesar 0,243 untuk pengaruh tidak langsung dari variabel kredibilitas
endorser terhadap sikap merk melalui efektifitas iklan.
Tabel 5.
Standardized Total Effects
|
Kredibilitas_Endorser
|
Efektifitas_Iklan
|
Sikap thd_Merk
|
Efektifitas_Iklan
|
,349
|
,000
|
,000
|
Sikap thd_Merk
|
,596
|
,696
|
,000
|
Sumber : Data primer yang diolah, 2010
Berdasarkan Tabel 5., dapat
diketahui efek total dari masing-masing konstruk terhadap sebuah konstruk
tertentu. Besarnya pengaruh
total tersebut adalah 0,696 untuk pengaruh total dari variabel efektifitas
iklan terhadap sikap merk. Sedangkan pengaruh total dari variabel kredibilitas
endorser terhadap sikap merk baik langsung maupun yang tidak langsung melalui
efektifitas iklan adalah sebesar 0,596.
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL
Kesimpulan Hipotesis 1: Semakin tinggi
kredibilitas endorser semakin efektif iklan
Dari penelitian yang dilakukan, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
semakin tinggi kredibilitas endorser semakin efektif iklan. Penelitian ini
mendukung pendapat Kussyudarsana (2004)
yang menyatakan bahwa endorser yang kredibel akan meningkatkan penerimaan
pesan, sebaliknya endorser yang tidak kredibel akan menurunkan tingkat
penerimaan pesan dan pendapat Schiffman & Kanuk (1995) dalam Kussudyarsana
(2004) yang menyatakan apabila endorser dapat dipercaya oleh audien maka pesan
sangat mungkin untuk dipercaya.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa endorser yang mempunyai kredibilitas tinggi merupakan cara yang tepat
untuk menyampaikan pesan iklan produk
Kesimpulan Hipotesis 2: Semakin efektif iklan maka
semakin positif sikap konsumen terhadap merk
Hipotesis yang berbunyi ”semakin efektif iklan
maka semakin positif sikap konsumen terhadap merk” dapat diterima. Dengan
demikian penelitian ini mendukung penelitian Hyun Seung Jin (2003), Baker,
Honea & Russell (2004), yang menyatakan
bahwa saat pemirsa atau pembaca bereaksi positif terhadap iklan, maka
mereka juga akan bereaksi positif terhadap merek ( Seung Jin, 2003, Baker,Honea
& Russel, 2004). dan pendapat Till & Baack (2005) yang mengatakan bahwa
sebuah iklan yang efektif harus meningkatkan
brand awareness dan mengaitkan bagian bagian dalam iklan dengan merek
yang sedang diiklankan. Dengan menghasilkan iklan yang efektif maka
akan membuat sikap konsumen terhadap merk yang diiklankan menjadi lebih
positif
Kesimpulan Hipotesis 3: Semakin tinggi
kredibilitas endorser semakin positif sikap konsumen terhadap merk
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi kredibilitas endorser semakin positif sikap konsumen terhadap merk,
dengan demikian hipotesis 3 diterima.
Hal ini mendukung pendapat Burke & Eddel
(1989), Mackenzie, Lutz & Belch (1986) dalam Yulistianto & Suryandari
(2003) bahwa pembentukan sikap terhadap merek dipengaruhi secara langsung oleh
persepsi mengenai endorser baik yang menggunakan endorser selebritis maupun
yang bukan selebritis Dengan kata lain, agar tercapai sikap positif
konsumen terhadap merk maka perlu menggunakan endorser yang memiliki
kredibilitas yang tinggi.
Kesimpulan Masalah Penelitian
Penggunaan endorser bintang IMB TransTV
memberikan pengaruh positif terhadap efektivitas iklan yang dibintanginya
maupun terhadap sikap konsumen (komunikan) pada merek. Besarnya
pengaruh kredibilitas endorser terhadap efektivitas iklan adalah sebesar 0,349, sedangkan besarnya pengaruh terhadap
sikap merek sedikit lebih tinggi, yaitu
sebesar 0,353.
Kredibilitas endorser yang dapat diperoleh melalui dimensi Popularitas
endorser (X1) , Endorser punya power (X3) dan Endorser punya daya
tarik (X2) ) telah menjadi kunci sukses menjadikan iklan dengan bintang IMB
Trans TV efektif dan menjadikan konsumen (komunikan) memiliki sikap yang
positif terhadap merek produk yang diiklankan dengan menggunakan endorser
tersebut yaitu merek Supermi, Samsung dan kartu As telkomsel.
Efektivitas iklan memberikan pengaruh positif
terhadap sikap konsumen (komunikan) pada merek.
Dibanding variabel kredibilitas endorser, variabel efektivitas iklan
memberikan pengaruh yang lebih besar
yaitu sebesar 0,696. Dimensi efektivitas iklan yang harus dipenuhi agar iklan memberikan
pengaruh positif terhadap sikap pada
merek adalah: Iklan harus menarik/diperhatikan (X4), iklan
harus membuat pesan iklan dipahami (X6), baru kemudian Iklan yang dibuat harus
membuat orang megenali mereknya (X5).
Dengan pengaruh yang lebih besar ini menunjukkan bahwa untuk membentuk
sikap positif konsumen (komunikan) pada merek, maka sebaiknya dilakukan melaui kegiatan/pembuatan
iklan yang efektif, jadi tidak sekedar mempertimbangkan kredibilitas endorsenya
saja ( populer, punya power, dan punya daya tarik)
Implikasi Manajerial
Implikasi 1
Kredibilitas endorser merupakan salah satu faktor yang
dipertimbangkan oleh responden untuk mempercayai dan menanggapi secara positif
pesan yang disampaikan dalam iklan..
Kredibilitas endorser dapat dibentuk/ dipengaruhi oleh popularitas, daya
tarik yang dimiliki, dan Power yang dimiliki yaitu kekuatan/ kemampuan
menggerakkan dan mempengaruhi audiens. Agar Iklan efektif hendaknya menggunakan
endorser yang memiliki kredibilitas .
Untuk iklan yang akan menggunakan bintang Indonesia Mencari Bakat Trans TV
atau bintang dari event sejenis dimasa mendatang, khususnya iklan Supermi,
handphone Samsung dan Kartu As Telkomsel hal pertama yang harus dipertimbangkan
adalah:
1.
Popularitas
endorser yaitu endoser yang terkenal,
dikenal luas dan terjaga ketenarannya (tidak terkenal hanya sesaat).
2.
Dimensi selanjutnya yang harus dipenuhi adalah
endoser yang memiliki power (kekuatan) mempengaruhi/ menggerakkan audiens untuk
memperhatikan atau merespon produk yang
diiklankan,
3.
baru
kemudian dimensi yang harus dipertimbangkan adalah endoser yang memiliki daya
tarik.
Menurut responden endorser yang menarik adalah yang menampilkan talenta
yang unik, kreatif, lucu, ekspresif dan menghibur..
Implikasi 2
Untuk membentuk sikap positif pada merek,
perusahaan hendaknya menciptakan iiklan yang efektif, karena iklan efektif memberikan pengaruh yang
besar terhadap pembentukan sikap positif konsumen (komunikan) pada merek,
bahkan dua kali lebih besar dari pada pengaruh kredibilitas endorser terhadap
pembentukan sikap pada merek.
Dalam penelitian ini effektivitas iklan ditunjukkan dengan: iklan menarik
perhatian (diperhatikan), merek dikenali, dan pesan iklan dipahami
Dari hasil penelitian mengenai pengaruhnya terhadap sikap merek maka agar iklan efektif yang pertama harus dicapai adalah iklan harus menarik perhatian/diperhatikan. Yang
kedua
iklan yang dilaakukan harus mudah dipahami pesannya oleh yang melihat
iklannya, dan terakhir harus
dibuat iklan yang mereknya mudah dikenali.
Berdasarkan pendapat responden dapat disimpulkan bahwa untuk membuat iklan
yang menarik perhatian, iklan dapat
menampilkan aksi yang unik dan kreatif dengan bintang yang lincah, lucu
(menghibur), menjiwai.
1.
Iklan
dirancang dengan konsep yang berbeda dan bintangnya dipilih yang memiliki kecocokan
dengan karakter produknya.
2.
Iklan
juga harus sering muncul/sering dikomunikasikan.
3.
Bila
menampilkan lagu/musik juga harus yang kreatif,lucu dan bersemangat.
DAFTAR PUSTAKA
Alifahmi,Hifni, 2005, “Sinergi Komunikasi Pemasaran. Integrasi
Iklan,Publik Relations dan Promosi”, Quantum, Jakarta.
Durianto,Darmadi, Cicilia
Liana, 2004, “Analisis Efektifitas Iklan Televisi Softener Soft & Fresh di Jakarta dan
Sekitarnya dengan menggunakan Consumer Decision Model”, Vol.11, No. 1, Maret.
Eka,Rita, AR Saliman, 2001,
“Periklanan Yang Efektif”, Jurnal Ekonomi
Perusahaan, Juli,2001
Ferdinand, Augusty ,2006,
“Metode Penelitian Manajemen”, Edisi 2, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.
Ferdinand, Agusty, 2006, “Structural Equation Modelling Dalam
Penelitian Manajemen”, Edisi 4, badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Handoyo,Sapto, 2004,
“Pengaruh Kreativitas iklan Terhadap
Loyalitas Konsumen Sabun Lux. (studi Pada Konsumen di Sekitar Wilayah UPN
Veteran Yogyakarta)” Telaah Bisnis, Vol.5 Nomor 2. UPN veteran Yogyakarta
Jefkins,Frank, 1996”
Periklanan”, Penerbit Erlangga,
Jakarta
Kasali, Rhenald,1995,
“ Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di
Indonesia”, Pustaka Grafiti, Jakarta.
Kussudyarsana, 2004,
“Fenomena Selebritas sebagai Model Iklan dari sudut pandang Sumber Pesan”,
Benefit,Vol. 8 No. 2 , Desember, UMS Surakarta.
Ohanian,Roobina,1990, “Construction
and Validation of a Scale to Measure Celebrity Endorsers Perceived Expertise,
Trustworthness and Attractiveness”, Journal of Marketing, Vol. 19 (3).
Percy,Larry, John R Rositter,1992, “A Model of Brand Awareness and Brand Attitude Advertising Strategies”,
Psycology & Marketing, Vol. 9 (4), July- August
Royan,Frans M, 2004, “Marketing
Celebbrities”, PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.
Shimp,A Terence, 2000, “Promosi dan Periklanan. Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu”,
Erlangga ,Jakarta
Thamrin,
Sylvia Denada,2003, “Studi Mengenai Proses Adopsi paska Masa Tayang Iklan
Produk Xon-Ce di Surabaya”, Jurnal Sain Pemasaran Indonesia, Vol.11 ,Nomor 2, September, Magister Manajemen Undip Semarang.
Walgreen,
Cathy J Cobb, Cynthia A Ruble, Naveen Donthu, 1995, “Brand Equity, Brand Preference And Purchase Intent.” Journal of
Advertising, Vol.XXIV, Number 3, Fall.
.Yulistiano,Muhammad, Retno Tanding Suryandari, 2003, “Pengukuran
Advertising Response Modelling (ARM) iklan televisi Dengan Endorser Selebritis
dan Non Selebritis”, Empirika, Vol .16 no.2 Desember 2003,
UNS Surakarta.