DESAIN SISTEM INFORMASI ANGGARAN DENGAN ANALISIS
RANTAI NILAI DALAM
MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA PADA PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS POLITEKNIK
NEGERI SEMARANG)
Azizah
Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof.H.Sudarto, SH,
Tembalang, Kotak Pos 6199/SMS Semarang 50061
ABSTRACT
Traditional
information systems budgets currently used in college still has some drawbacks.
By using a value chain analysis which is the main building blocks of strategic
cost management which lays out an analysis of the value chain that make up a
product and services is expected to analyze the activities that can add value
and activities that are not value-added to the college. Design of information
systems based on the analysis of this activity will be instrumental in cost
efficiency in the college because activities that have less value can be eliminated
and give more portion to activities that add value.
Keyword : information system, value chain, activity
PENDAHULUAN
Perguruan Tinggi yang terdiri dari berbagai jurusan dan
bagian administrasi, mengelola banyak dana untuk berbagai aktivitas yang ada di
dalamnya, seperti penambahan program studi baru, pembelian fasilitas,
penggajian pegawai dan masih banyak lagi. Perguruan Tinggi berhubungan dengan
ratusan bahkan ribuan akun setiap tahunnya dalam pengelolaan anggaran yang ada
di dalamnya, baik itu menyangkut masalah intern atau ekstern Perguruan Tinggi
tersebut. Dalam pengelolaan anggaran keuangan ini, Perguruan Tinggi masih
mengadopsi sistem informasi
anggaran tradisional dimana pengalokasian
dana hanya didasarkan pada proporsi kegiatan dan sistem plafon yang diusulkan
oleh unit-unit di dalam institusi (bottom-up
system) dengan melalui serangkaian pembahasan dengan tim reviewer. Sistem ini pada kondisi aktual
menyebabkan distorsi penggunaan dana anggaran sehingga terjadi over-absorption maupun under-absorption dimana hal tersebut
berdampak pada inefisiensi operasional anggaran (Granoff, et al., 2000).
Sistem akuntansi tradisional yang masih dipakai di
Perguruan Tinggi selama ini, mengalokasikan biaya sumber daya dalam satu
langkah proses (langsung ke produk, jasa atau pelanggan) menggunakan beberapa cost driver sederhana, sering
menghasilkan informasi yang tidak akurat. Bahkan, sistem anggaran di beberapa
perguruan tinggi yang besar menghasilkan laporan berkala yang berlebih-lebihan,
yang kebanyakan mungkin tidak dipahami oleh pengguna yang diharapkan.
Analisis
Rantai Nilai
Rantai Nilai (value chain)
menggambarkan keseluruhan aktivitas yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang
atau jasa, mulai dari proses perancangan, input bahan mentah, proses produksi
sampai dengan distribusi ke konsumen akhir serta pelayanan setelah pemasaran.
Porter (1980) menjelaskan, analisis rantai nilai merupakan alat analisis
strategik yang digunakan untuk memahami secara lebih baik terhadap keunggulan
perusahaan, untuk mengidentifikasi dimana nilai pelanggan dapat ditingkatkan atau penurunan biaya,
dan untuk memahami secara lebih baik hubungan perusahaan dengan
pemasok/supplier, pelanggan, dan perusahaan lain. Rantai nilai mengidentifikasikan dan menghubungkan berbagai
aktivitas strategik perusahaan. Sifat rantai
nilai tergantung pada sifat industri dan berbeda-beda untuk
perusahaan manufaktur, perusahaan jasa dan organisasi yang tidak berorientasi
pada laba.
Ada dua strategi yang dapat diterapkan
perusahaan yaitu (1) strategi biaya rendah (low cost strategy) dan (2)
strategi diferensiasi (differentiation strategy). Strategi low
cost menekankan pada harga jual yang lebih rendah untuk menarik konsumen.
Konsekuensinya perusahaan harus melakukan kontrol cost yang ketat. Cost
ditekan serendah mungkin sehingga produk dapat dijual dengan harga yang
lebih murah dibandingkan pesaing. Hal ini akan menjadi insentif bagi konsumen
untuk membeli produk tersebut. Cost yang rendah merupakan keunggulan
bagi perusahaan.
Differentiation strategy menekankan pada
keunikan produk/jasa. Produk/jasa tersebut berbeda dibandingkan dengan
produk/jasa yang lain, sehingga konsumen mau berpaling kepada produk/jasa
perusahaan. Produk/jasa yang dihasilkan mempunyai nilai yang lebih di mata
konsumen. Perusahaan dapat mengenakan harga jual yang lebih tinggi, karena
konsumen mau membayar lebih untuk hal yang unik tersebut. Strategi diferensiasi
biasanya menekankan pada kualitas yang unggul.
Porter (1980), memperkenalkan model
generik rantai nilai yang terdiri dari serangkaian aktivitas umum yang
ditemukan pada level perusahaan. Porter mengelompokkan aktivitas-aktivitas
tersebut ke dalam dua kelompok yaitu aktivitas utama (primary activity)
dan aktivitas pendukung (support activity).
Aktivitas utama meliputi
1.
Inbound logistics, yang meliputi penerimaan,
penyimpanan dan pemasukan input kedalam produk/jasa.
2.
Operations, merupakan transformasi input kedalam
produk/jasa final.
3.
Outbound logistics, merupakan pengumpulan,
penyimpanan dan distribusi produk/jasa ke pelanggan.
4.
Marketing and sales, merupakan
identifikasi pasar dan bagaimana pelanggan membeli produk atau jasa perusahaan.
5.
Service, sehubungan dengan dukungan pelanggan
dan jasa perbaikan.
Aktivitas utama harus didukung oleh
aktivitas-aktivitas pendukung yang meliputi
1. Procurement dari input yang
digunakan dalam value chain
2.
Technology development untuk setiap
keran dari operasi tetapi tidak terbatas kepada teknologi infonnasi.
3.
Human resource management, meliputi rekruiting,
hiring, training, pengembangan dan kompensasi dari pegawai.
4.
Firm infrastructure, termasuk
perencanaan, accounting, dan finance, legal community affair,
hubungan dengan pemerintah dan kualitas manajemen.
Identifikasi Aktivitas pada Perguruan Tinggi
Aktivitas pada
perguruan tinggi secara garis besar dikelompokkan menjadi empat, yaitu
1.
Aktivitas
Level Kelompok (Batch-Level Activities)
Aktivitas ini dilakukan terhadap satu
kelompok unit (lebih dari satu unit individual). Contoh dalam kegiatan
perguruan tinggi adalah aktivitas mengajar dosen di suatu kelas yang terdiri
dari banyak mahasiswa, kegiatan seminar/workshop
yang diadakan suatu perguruan tinggi, kegiatan penelitian mahasiswa maupun
dosen yang dilakukan secara berkelompok.
2.
Aktivitas
Level Produk (Product Support Activities)
Aktivitas ini dilakukan agar terjadi
kontinuitas/keberlangsungan berbagai aktivitas produk atau cost object tertentu. Contohnya aktivitas pemeliharaan yang
dilakukan oleh bagian pemeliharaan dan pengadaan suatu perguruan tinggi,
kegiatan perbaikan oleh teknisi laboratorium dan sebagainya.
3.
Aktivitas
Dukungan Fasilitas (Facility Supporting
Activities)
Aktivitas yang terjadi untuk menjaga dan
menjamin berjalannya berbagai fasilitas dan sarana dalam melakukan beberapa
proses bisnis utama. Aktivitas-aktivitas ini dapat berupa aktivitas penyusutan
gedung direktorat, pemakaian mobil operasional (biaya depresiasi), pengelolaan
fasilitas umum kampus seperti air, listrik dan sebagainya.
4.
Aktivitas
Layanan Konsumen (Customer Supporting
Activities)
Aktivitas yang
ditujukan untuk menjamin keberlangsungan seluruh kegiatan di perguruan tinggi
sebagai satu kesatuan entitas, contohnya seperti penggunaaan internet,
perpustakaan dan sebagainya.
Pengelompokan Aktivitas dalam Rantai Nilai
1.
Inbound Logistic
a.
Penggunaan
bahan habis pakai kegiatan belajar mengajar mahasiswa
b.
Pembuatan
jas almamater, jas kerja dan buku pedoman akademik
c.
Kegiatan
awal mahasiswa
d.
Penggunaan
bahan habis pakai praktikum
e.
Pembuatan
modul praktikum
f.
Pembuatan
BKPM dan jobsheet
g.
dll
2.
Operations
a.
Program
sertifikasi kompetensi mahasiswa
b.
Bantuan
pelaksanaan KKL
c.
Kegiatan
wisuda
d.
Pelaksanaan
bimbinga TA
e.
Pelaksanaan
ujian TA
f.
Pelaksanaan
bimbingan magang kerja
g.
Bantuan
visitasi monitoring mahasiswa
h.
Perwalian
akademik
i.
Lomba
kompetensi mahasiswa
j.
Penyusunan
SAP dan silabi
k.
dll
3.
Outbount
Logistic
a.
Kunjungan
alumni
b.
dll
4.
Marketing and
Sales
a.
Pengembangan
dan penjalinan kerjasama
b.
dll
5.
Service
a.
Pelaksanaan
tracer study
b.
dll
6.
Firm
Infrastructure
a.
Pemeliharaan
jaringan telepon
b.
Pemeliharaan
lampu penerangan
c.
Pemeliharaan
jaringan listrik
d.
Pemeliharaan
mebelair dan peralatan kantor
e.
Pemeliharaan
mobil operasional
f.
Pemeliharaan
pendingin ruangan
g.
dll
7.
Human Resource
Management
a.
Pengembangan
kualifikasi dosen, teknisi dan laboran
b.
Kegiatan
kemahasiswaan dan beasiswa
c.
Pemberian
tunjangan pimpinan
d.
Pemberian
insentif dosen, laboran dan teknisi
e.
dll
8.
Technology
Development
a.
Pengembangan
sistem informasi
b.
dll
9.
Procurement
a.
Pembelian
ATK dan BHP
b.
dll
PEMBAHASAN
Desain
Sistem Informasi
Setelah
dilakukan analisis aktivitas-aktivitas yang ada pada perguruan tinggi, maka
didesain sebuah sistem informasi yang menggambarkan aktivitas-aktivitas yang
ada. Desain yang dikerjakan meliputi alur pembuatan sistem informasi,
arsitektur sistem informasi serta user
interface sistem informasi.
Gambar 1 Alur
Pembuatan Sistem Informasi Anggaran
Gambar 2 Arsitektur Sistem Informasi Anggaran pada
Perguruan Tinggi
Gambar 3 Halaman Muka SIA
Gambar
4 Halaman Menu Utama
Gambar 5 Halaman Kas Masuk
Gambar 6 Halaman Menu Kas Keluar
KESIMPULAN
1.
Analisis
rantai nilai pada aktivitas-aktivitas di perguruan tinggi memberikan gambaran
kepada pengguna anggaran tentang aktivitas-aktivitas mana saja yang selama ini
memberikan nilai tambah dan aktivitas-aktivitas mana saja yang tidak memberikan
nilai tambah pada perguruan tinggi.
2.
Berdasarkan
analisis rantai nilai, pengelola perguruan tinggi dapat mengeliminasi kegiatan
pendukung yang kurang memberikan nilai tambah dan berfokus pada kegiatan utama.
3.
Desain
sistem informasi ini perlu dikembangkan menjadi sebuah aplikasi sehingga dapat
lebih bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Howson, J., dan Mitchell, M., 1995,
Course Costing in Devolved Institutions : Perspective from an Academic
Department, Higher Education Review,
27 (2), 64-68.
Porter,
Michael E. 1980. Competitive Strategy. Free Press. Jakarta.
Ramakrishnan,
R. dan Johannes G., 2003, Database
Management System, McGrawhill, New York.
Sujana, I Ketut. 2006a. Aplikasi Activity
Based Costing dalam Analisis Value Chain dan Keunggulan Kompetitif. Buletin
Studi Ekonomi. Vol. 11 No. 3, pp. 284.
Surya, RT, 2010, Tinjauan
Pengembangan Sistem Akuntansi Biaya Berbasis Aktivitas Pada Perguruan Tinggi,
Jurnal ekonomi, Keuangan, Perbankan dan Akuntansi Vol 2 No.1, 129-146
William,
B.K., dan Sawyer, S.C., 2007, Using
Information Technology, McGraw Hill, New York.
Widarsono, Agus. 2011. Strategic
Value Chain Analysis. Jurnal
Management Biaya, pp. 5-14.
Yulius, Saltian P, 2012, Analisis Value Chain Dalam
Meningkatkan Efisiensi Biaya Pada PT Pelindo IV Makassar.