Laman

PENGARUH SOFT SKILLS DAN HARD SKILLS TERHADAP PENCAPAIAN KEUNGGULAN BERSAING BERKELANJUTAN


PENGARUH SOFT SKILLS DAN HARD SKILLS TERHADAP PENCAPAIAN KEUNGGULAN BERSAING BERKELANJUTAN

THE INFLUENCE OF SOFT SKILLS AND HARD SKILLS TO THE ACHIEVEMENT OF SUSTAINABLE COMPARATIVE ADVANTAGE

Andi Setiawan
Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Semarang



ABSTRACT
Study on soft skills and hard skills always attracts researchers of strategic marketing and marketing management, because  they  can explore how sustainable competitive strength  might be improved and generated  through employee respond. The sampling method used is purposive sampling and quota sampling The respondents are students of Semarang State Polytechnic. The approaches used are Confirmatory Factor Analysis and Regression Weight of SEM with Amos verse 16.0. The probability score is 0,057, CMIN/DF Score is 1,342, GFI score is 0,901, AGFI score is 0,840 (marginal), TLI score is 0,970 and CFI score is 0,979 and RMSEA score is 0,059. The results show that all models fit to criteria model. The result of tested hypothesis shows that hyphotesis 5 is rejected and the other 4 are accepted

Key-words:  Soft Skills, hard Skills, Employee Responsiveness and Sustainable Competitive advantage

PENDAHULUAN

Terwujudnya keunggulan bersaing merupakan sebuah proses jangka panjang. Namun untuk mencapainya bukan hal yang mudah bagi perusahaan. Sebuah keberhasilan ditentukan dari sebuah daya tanggap. Kemudian daya tanggap yang memberikan sebuah pedoman arah bagi organisasi dalam menyelesaikan setiap pekerjaan mereka, walaupun itu bukan pekerjaan yang mudah (Jayachandran et.al.,2004).  Kunci sukses pada adaptabilitas lingkungan diukur dari seberapa tinggi derajad kemampuan atau keahlian yang dimiliki seorang karyawan dalam menghadapi segala situasi. Skills atau keahlian bagi Rentz et.al. (2002) mencerminkan kemampuan karyawan menyeleksi terhadap berbagai macam teknik pendekatan dalam menghadapi konsumen.  Sehingga dengan skills yang baik seorang karyawan akan lebih mudah menyelesaikan tugas dengan hasil optimal.  Terlebih Skills sangat penting dalam lingkungan pasar global yang sangat kompetitif. Soft skills dan hard skills merupakan senjata persaingan yang hebat.  Pengelolaan soft skills dan hard skills dapat membuat karyawan dan perusahaan lebih responsif terhadap perubahan permintaan konsumen. Kinerja karyawan dan perusahaan yang superior adalah hasil dari proses mental dan pengetahuan yang dijabarkan pada implikasi soft skills dan hard skills. Soft skills dan hard skills mampu dikembangkan dalam jangka pendek maupun panjang. Secara jangka panjang Soft skills dan hard skills dapat menjaga hubungan dengan pelanggan. Karyawan dituntut lebih peka terhadap kebutuhan pelanggan, mampu untuk merubah presentasi, dan dapat berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya. Sejauh ini banyak penelitian beranggapan bahwa Soft skills dan hard skills menjadi bagian penting dalam pencapaian keunggulan bersaing perusahaan.

Kesenjangan penelitian terdahulu t memperkuat permasalahan pada penelitian ini, studi Haffez dan Essmail (2007); Thurau (2004) menunjukkan peran soft skills dan hard skills terhadap terwujudnya keunggulan bersaing perusahaan. Namun belum jelas, bagaimana mekanisme dan  prosesnya soft skills dan hard skills mampu menjadi instrumen penting dalam membangun keunggulan bersaing (Vorhies, dan. Morgan, 2005). Sejauh ini konsep soft skills dan hard skills masih diukur dari sisi perusahaan dan belum menyentuh wilayah yang paling mendasar yaitu pelanggan.  Oleh sebab itu, pemilihan permasalahan soft skills dan hard skills pada karyawan yang diukur dari persepsi pelanggan adalah layak dan tepat untuk diagendakan. Ketidakadanya daya tanggap pada pengelolan keunggulan bersaing yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan merupakan faktor penyebab utama. Thurau (2004) berasumsi bahwa daya tanggap pada pengelolan keunggulan bersaing berbasis pada pengukuran kebutuhan dan harapan pelanggan merupakan sesuai yang mutlak dan mendesak untuk diwujudkan pada setiap perusahaan. Oleh sebab itu, menciptakan daya tanggap yang memiliki nilai strategis bagi perusahaan menjadi topik penting untuk dirujuk pada penelitian yang akan datang.
II TELAAH PUSTAKA
Daya Tanggap Karyawan
Tujuan dari perusahaan adalah menciptakan dan menjaga pelanggan. Ini bermakna dalam mencapai kesuksesan, perusahaan  harus mampu memastikan kebutuhan dan keinginan pelanggannya.   Daya tanggap terhadap pelanggan adalah pemahaman yang cukup dari perusahaan tentang pelanggan.  Hal ini penting agar mampu menciptakan nilai unggul bagi mereka secara terus-menerus.  Perusahaan yang berdaya tanggap terhadap pelanggan harus memiliki kemampuan dan kemauan untuk mengidentifikasi, menganalisis, memahami dan menjawab kebutuhan-kebutuhan pelanggan (Jayachandran et.al.,2004).  Penerapan daya tanggap terhadap pelanggan merupakan salah satu kunci sukses faktor bagi banyak perusahaan.  Penerapan daya tanggap terhadap pelanggan merupakan persoalan hidup mati bagi perusahaan. Daya tanggap merupakan mencapai nilai yang superior bagi perusahaan. Daya tanggap menciptakan penghalang yang kuat bagi pesaing untuk masuk. Daya tanggap merupakan pertanda bahwa pelanggan akan lebih loyal.  Penerapan daya tanggap juga berperan perusahaan terhadap penciptaan keunggulan bersaing dengan menurunkan komplain (Wang et.al.,2004; Donovan et.al.,2004). Jayachandran et.al.,(2004); Gronroos (2004) menyebutkan bahwa daya tanggap merupakan penilaian pelanggan superior atau kesempurnaan terhadap  sebuah produk (jasa). Di mana diukur dari nilai kegunaan atau manfaat yang diterima (dirasakan) pelanggan atas dasar sebuah perbandingan apa yang diberikan (pelanggan) dan apa yang diterima (pelanggan).
Soft Skills
Soft Skills keberadaan dan perannya tidak diragukan lagi. Hal yang paling mendasar yang harus dilakukan perusahaan adalah perumusan dan implementasi sebuah soft skills. Karena soft skills sebagai proses dan mekanisme perusahaan dapat mencapai dan mempertahankan keunggulan bersaing.  Lebih lanjut  soft skills sebagai kunci utama perusahaan untuk dapat bertahan dalam lingkungan dan persaingan yang secara pasti berubah (Arnett dan Badrinarayanan 2005). Konsepsi Soft skills yang terintegrasi menurut Weiss et.al.,(2004) memberikan penekanan pada pentingnya soft skills yang bila dikelola dengan baik akan menghasilkan tingkat derajat responsip yang cepat dan tepat. Karena soft skills dapat menjadi instrumen strategik untuk menghasilkan tingkat derajat responsip yang cepat dan tepat yang dimiliki perusahaan. Tujuan dari daya tanggap adalah menciptakan dan menjaga pelanggannya. Ini bermakna dalam mencapai kesuksesan, perusahaan harus mampu memastikan kebutuhan dan keinginan pelanggannya dan semua itu tergambar dalam soft skills (Chaisrakeo dan Speece 2004). Temuan ini berarti menunjukkan bahwa secara strategis perusahaan dapat memperoleh daya tanggap pada pelanggan yang diinginkan, profitabilitas, kepuasan pelanggan dan kemampuan beradaptasi dengan mengembangkan soft skills perusahaan. Semakin tinggi soft skills, maka semakin besar daya tanggap.  Hipotesis penelitian yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut;
Hipotesis 1: “Semakin tinggi soft skills maka semakin tinggi daya tanggap karyawan“.
Hard Skills
Hard skills menghasilkan derajat responsip dan implementasi keunggulan bersaing menjadi lebih baik. Hard skills menyebabkan meningkatnya pengetahuan, keahlian dan kemauan para karyawan meningkat. Tujuan perusahaan mengembangkan berbagai skills adalah untuk meningkatkan derajat responsip. Untuk mencapai tingkat derajat responsip, perusahaan akan memusatkan perhatian manajemennya pada upaya mengenali skills yang perusahaan miliki. Pada kerangka mencapai keunggulan bersaing, hard skills diposisikan sebagai kunci masuk (Thurau 2004).  Konseptual hard skills yang menawarkan sebuah kombinasi sempurna atas pengetahuan, keahlian dan kemauan yang berorientasi pada penguasaaan peralatan atau teknologi.  Penekanan hard skills yang diwujudkan dengan membangun suatu proses yang lebih baik, dan sistem servise yang mampu menghasilkan keunggulan bersaing. Hard skills merupakan alat kompetitip yang efektif dalam mencapai daya tanggap.  Hard skills mempunyai daya tarik yang kuat terhadap akan keunggulan bersaing perusahaan. Ketika produk perusahaan dengan produk pesaingnya relatip sama atau sedikit lebih baik maka, hard skills menjadi salah satu faktor penentu bagi pelanggan dalam mengambil keputusan (Thurau 2004). Hipotesis penelitian yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut;
Hipotesis 2: “Semakin tinggi hard skills maka semakin tinggi daya tanggap karyawan“.
Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
Keberhasilan sebuah perusahaan tidak hanya ditentukan oleh kualitas produknya saja, tetapi juga tergantung dari strategi yang diterapkan perusahaan. Perusahaan harus memiliki kemampuan soft skills dan hard skills (Arnett dan Badrinarayanan 2005). Penelitian mengenai keunggulan bersaing masih didominasi dengan pendekatan resource-based theory of the firms atau teori perusahaan berbasis sumber daya, dimana salah satunya yang telah dikembangkan menjadi sebuah grand theory  oleh  Ferdinand (2003) dengan focus penelitian pada “ strategic pathway toward sustainable competitive advantage “ (Ferdinand, 2003).  Konseptual dan model keunggulan bersaing yang menawarkan sebuah kombinasi sempurna atas konseptual dan permodelan tersebut adalah konseptual yang berorientasi pada pasar (aspek eksternal) dan perilaku serta aktivitas pemasaran perusahaan (aspek internal).  Keunggulan bersaing terjadi karena  tingginya derajat responsip perusahaan pada apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan pelanggannya (Vorties dan Morgan, 2005).  Bagi Vorhies dan Morgan (2005) Keunggulan bersaing dapat dicapai seperti apa yang dinginkan oleh semua pihak, dengan tidak mengabaikan soft skills dan hard skills yang berkembang menjadi penopang dan sumber bagi keunggulan bersaing secara berkelanjutan. Hipotesis penelitian yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut;
Hipotesis 3: “ Semakin tinggi daya tanggap terhadap pelanggan maka semakin tinggi derajat keunggulan bersaing berkelanjutan yang dipersepsikan“.
Hipotesis 4: “Semakin tinggi soft skills maka semakin tinggi keunggulan bersaing berkelanjutan yang dipersepsikan “.
Hipotesis 5: “Semakin tinggi hard skills maka semakin tinggi keunggulan bersaing berkelanjutan yang dipersepsikan “.

Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Model
Adapun kerangka dari pemikiran teorits dan pengembangan model penelitian ini adalah sebagai berikut :

GAMBAR 1 Kerangka Pikir Teoritis
 

Sumber; Thurau (2004); Vorties dan Morgan, (2005); Ferdinand (2003); Jayachandran et.al., (2004) dikembangkan untuk penelitian ini.

 


III METODE PENELITIAN

Obyek penelitian ini adalah Politeknik Negeri Semarang. Data primer dalam penelitian ini adalah tanggapan responden mengenai soft skills, hard skills, daya tanggap karyawan dan keunggulan bersaing berkelanjutan. Responden dalam penelitian ini adalah para mahasiswa Politeknik Negeri Semarang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode purposive (purposive sampling) dan Quota sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 100 sampel telah memenuhi syarat minimum. Data dikumpulkan menggunakan metode survei dengan mempergunakan kuesioner sebagai media bantu dengan menggunakan skala 1 – 10.   Tehnik penelitian ini akan mengunakan dua pendekatan: Confirmatory factor analysis, dan Regression Weight pada SEM dengan Amos versi 16.0.
IV ANALISIS DATA
            Hasil pengolahan data untuk analisis SEM terlihat pada Gambar 2






 
GAMBAR 2 Hasil Uji  Structural Equation Model



























Sumber: data primer yang diolah, (2010).

Selain pengujian berdasarkan model perlu juga diperkuat dengan nilai – nilai yang lain, seperti pada Tabel 1 berikut ini.

TABEL 1 Hasil Uji Full Model
Kriteria
Cut of Value
Hasil
Evaluasi
Chi-Square
Probability
GFI
AGFI
TLI
CFI
CMIN/DF
RMSEA
c2 dengan df : 48 ; p : 5% = 65.17077
> 0,05
> 0,90
> 0,90
> 0,95
> 0,95
< 2,00
< 0,08
64,426
0,057
0,901
0,840
0,970
0,979
1,342
0,059
Baik
Baik
Baik
Marginal
Baik
Baik
Baik
Baik
Sumber: data primer yang diolah, (2010)


Hasil tersebut menunjukkan bahwa model keseluruhan memenuhi kriteria model fit.



TABEL 2  Hasil Regression Weights Analisis Struktural Equation Modeling
Estimate
S.E.
C.R.
P
Label
Daya Tanggap_Kary
<---
Soft_Skills
.566
.151
3.757
.000
par_8
Daya Tanggap_Kary
<---
Hard_Skills
.381
.137
2.774
.006
par_9
Keunggulan_Bersaing_
<---
Soft_Skills
.403
.145
2.782
.005
par_10
Keunggulan_Bersaing
<---
Hard_Skills
.215
.114
1.879
.060
par_11
Keunggulan_Bersaing_
<---
Daya Tanggap_Kary
.359
.137
2.613
.009
par_12
X1
<---
Soft_Skills
1.000
X3
<---
Soft_Skills
1.007
.122
8.241
.000
par_1
X4
<---
Hard_Skills
1.000
X5
<---
Hard_Skills
1.118
.113
9.901
.000
par_2
X6
<---
Hard_Skills
1.074
.108
9.907
.000
par_3
X7
<---
Daya Tanggap_Kary
1.000
X8
<---
Daya Tanggap_Kary
.732
.091
8.055
.000
par_4
X9
<---
Daya Tanggap_Karya
.942
.117
8.033
.000
par_5
X10
<---
Keunggulan_Bersaing
1.000
X11
<---
Keunggulan_Bersaing
1.147
.123
9.302
.000
par_6
X12
<---
Keunggulan_Bersaing
1.142
.114
9.979
.000
par_7
X2
<---
Soft_Skills
.930
.122
7.597
.000
par_13
Sumber : data primer yang diolah, (2010)

Berdasarkan pada Gambar 2 dan Tabel 2 bahwa setiap indikator pembentuk variabel laten menunjukkan hasil yang memenuhi kriteria yaitu nilai CR di atas 1,96 dengan P lebih kecil dari pada 0,05 dan nilai lambda atau factor loading yang lebih besar dari 0,5, kecuali pada pengaruh hard skills terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan hasil CR 1.879  dan  P 0.060.
Pengujian Hipotesis Penelitian
            Hasil uji hipotesis di atas akan disajikan secara ringkas pada Tabel di bawah ini.

TABEL 3 Hasil Uji Hipotesis

HIPOTESIS
Nilai CR dan P
HASIL
UJI
Hipotesis 1
“Semakin tinggi soft skills maka semakin tinggi daya tanggap karyawan“.
CR = 3.757
P    = 0,000
Diterima
Hipotesis 2
“Semakin tinggi skills hard maka semakin tinggi daya tanggap karyawan“.
CR = 2.774
P    = 0.006
Diterima
Hipotesis 3
“ Semakin tinggi daya tanggap terhadap pelangga maka semakin tinggi derajat keunggulan bersaing berkelanjutan yang dipersepsikan“.
CR = 2.613
P    = 0,005
Diterima
Hipotesis 4
“Semakin tinggi soft skills maka semakin tinggi keunggulan bersaing berkelanjutan“.
CR = 2.782
P    = 0.005
Diterima
Hipotesis 5
“Semakin tinggi hard skills maka semakin tinggi keunggulan bersaing berkelanjutan“.
CR = 1.879
P    = 0,060
Ditolak
Sumber: data primer yang diolah, (2010)
Keterangan: CR adalah Critical Ratio dan P adalah probability (lihat Tabel 2)


V  KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL
Kesimpulan atas Hipotesis dan Masalah Penelitian
Hasil dari temuan penelitian ini membuktikan dan memberi kesimpulan untuk menjawab persoalan tersebut yang secara singkat menghasilkan 3 (tiga) proses dasar untuk meningkatkan keunggulan bersaing yang diterima pelanggan antara lain, yaitu: Pertama, permasalahan keunggulan bersaing yang diterima pelanggan yang sering di alami oleh beberapa perusahaan dalam praktek keunggulan bersaing yang diterima pelanggan melalui daya tanggap karyawan bersumber dari pengelolaan soft skills karyawan.  Kedua, hasil analisis data yang tergambar pada grafik analisis full model dapat ditunjukkan bahwa hard skills merupakan variabel kedua yang mempengaruhi terwujudnya keunggulan bersaing yang diterima pelanggan melalui daya tanggap karyawan.  Ketiga Penelitian ini membuktikan bahwa soft skills telah menjadi solusi strategis  dan langsung  bagi Polines dalam proses peningkatan keunggulan bersaing yang diterima pelanggan.
Implikasi Manajerial
Hasil dari temuan penelitian dapat direkomendasikan beberapa implikasi kebijakan sesuai dengan prioritas sebagai masukan bagi pihak manajemen : Pertama yang paling penting untuk ditingkatkan adalah Faktor Emosional (X3) perlu adanya pengembangan kontrol emosional melalui penentapan standar penanganan perilaku kelas, sehingga semua pihak dapat menilai apakah perilaku yang ditunjukkan baik pihak administrasi maupun dosen masih dalam batas kewajaran atau toleransi atau tidak. Hal kedua yang paling penting untuk ditingkatkan adalah Prosedur Administrasi (X5) saat ini mulai dipikirkan pengembangan prosedur administrasi yang lebih mudah bagi mahasiswa, misalnya pengembangan pembayaran SPP dan lain-lain lewat ATM (Ajungan Tunai Mandiri); proses administrasi dan studi lewat internet.  Hal ketiga yang paling penting untuk ditingkatkan adalah Cepat mengidentifikasi kebutuhan pelanggan (X7) mengembangkan survey pelanggan (stakeholder) secara rutin untuk menampung saran dan kritikan membangun bagi kemajuan Polines, misalnya pengembangan kotak atau surat pembaca berbasis internet.
Keterbatasan dan Agenda Penelitian Mendatang
Beberapa keterbatasan penelitian adalah: Pertama penelitian ini menghadapi kendala pada pengukuran hard skills  sebagai salah satu tahapan mencapai keunggulan bersaing yang dipersepsikan oleh pelanggan, dimana berdasarkan hasil Pengujian hipotesis dapat ditunjukkan nilai CR 1.879  dan  P 0.060.  Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis 5  yaitu Semakin tinggi hard skills maka semakin tinggi keunggulan bersaing berkelanjutan ditolak. Kedua, Penelitian ini menghadapi kendala berdasarkan hasil pengamatan pada gambar pada grafik analisis full model dapat ditunjukkan nilai AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) menunjukan nilai sebesar 0,840 (marjinal) yaitu lebih kecil dari indeks kesesuaian yaitu    ³  0,90.  Hal ini menunjukkan instrumen pengujian kesesuaian model penelitian dapat diketahui bahwa dari delapan kriteria yang dipersyaratkan, terdapat tujuh diantaranya berada pada kondisi baik.  Beberapa agenda penelitian mendatang antara lain, adalah Pertama, penelitian mendatang hendaknya melakukan pengujian ulang untuk memperkuat dukungan pada hipotesis 5 yang diajukan pada penelitian ini. Kedua, Penelitian ke depan perlu mengupayakan agar instrumen pengujian kesesuaian model penelitian dapat memenuhi setidak-tidaknya delapan kriteria atau dengan kata lain AGFI meningkat dari marginal menjadi baik.

Daftar Referensi
Arnett, Dennis B., and., Vishag Badrianarayanan., (2005), ” Enhacing customer-needs-driven CRM strategies; core selling teams, knowledge management competence and relationships marketing competence, Journal of Personal Selling & Sales Management, Vol. XXV, No. 4, p.329-343
Chaisrakeo, Sunamta., and., Mark Speece (2004), “ Culture, intercultural communication competence, and sales negotiation; a qualitative research approch “, Journal of Business & industrial Marketing, Vol. 19, p. 267-282 
Dabholkar, Pratibha A., C. David Shepherd., and., Dayle I. Thorpe (2000), “ A comprehensive framewaork for service quality: an inverstigation of critical conceptual and measurement issues through a longitudinal study  “, Journal of Retailing, Vol.76, p.139-173
Donovan, D. Todd., Tom J. Brown., and., John C. Mowen (2004), “ Internal benefit of service-worker customer orientation: job satisfaction, Commitment, and organizational citizenship behaviors”, Journal of Marketing, Vol.68, p.128-146
Ferdinand, Augusty, (2006), Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manjajemen, Aplikasi Model-Model Rumit Dalam Penelitian Untuk Tesis Magister & Disertasi Doktor, Badan Penerbit Universitas Diponegoro
-----------------, (2003), “Sustaianble Competitive Advantage : sebuah eksplorasi model konseptual”, Research Paper Series, Seri Penelitian Manajemen                           No. 02/Mark/2003
-----------------------, (2006), “Metode Penelitian Manajemen”, Edisi 2, Badan Penerbitan Universitas Diponegoro
Gronroos, Christian (2004), “ The relationship marketing process: communication interaction, dialogue, value “ Journal of Business & Industrial Marketing, Vol. 19, p.99-113
Hafeez, Khalid., and, Essmail Ali Essmail (2007), " Evaluating organisation core competences and associated personal competencies using analytical hierarchy process ", Management Research News, Vol. 30 No. 8 p. 530-547
Jayachandran, Satish., Kelly Hewett., and., Peter Kufman (2004), “ Customer response capability in sense and respond era: the role of customer knowledge process “, Journal of The Academy of Marketing Science, Vol. 32, p.219-233
Rentz, Joseph O., C David Shepherd, Armen Taschian, Pratibha A. Dabholkar, and Robert T Ladd, ( 2002), “A Measurent of Selling Skill: Scale Development and Validation“, Journal of Personal Selling and Sales Management,Vol. XXII, No. 1, (Winter), p. 13-21
Thurau, Thorsten Henni (2004), “Customer orientation of service employees”, International Journal of Service Industry Management, Vol. 15 (5), p.460-478
-------------------------., Kevin P. Gwinner., Dwayne D. Gremier (2002), “Understanding relationship marketing out come; an integration of benefits and relationship quality  “,Journal of Service Research, Vol.4, No. 3 p. 230-247
--------------------------., Markus F. Langer (2001), ” Modeling and Managing student loyalty: an approach based on the concept of relationship quality ”, Journal of Service Research, Vol.3, p.331-344
Vorhies, Douglas W and Neil A. Morgan (2005), “Benchmarking Marketing capabilities for Sustainable Competitive Advantage “, Journal of Marketing, Vol.69, p. 80-94
Wang, Yonggui., Hing Po lo, Renyong Chi., and Yongheng Yang (2004),                              “ An integrated frame work for customer value and customer-relationship-management performance: a customer-based perspective from China “, Managing Service Quality, Vol.14,p.169-182
Weiss, Manuela N. Hoehn., Candida G. Brush, and., Robert A Baron., (2004), “ Putting your best foot forward? Assessments of entrepreneurial social competence form two prespective “, The Journal of Private Equity, 17-26
Park, Joeng Eun., and., Betsy B. Holloway (2003), “Adaptive selling behavior revisited: an empirical examination of learning orientation, sales performance and job satisfaction“, Journal of Personal Selling and Sales Management, Vol. XXIII, No. 3, p. 239-251.
Rentz, Joseph O., C David Shepherd, Armen Taschian, Pratibha A. Dabholkar, and Robert T Ladd, ( 2002), “A Measurent of Selling Skill: Scale Development and Validation“, Journal of Personal Selling and Sales Management,Vol. XXII, No. 1, (Winter), p. 13-21.
Sujan, Harish., (1999), “Optimism and Street-Smart: Identifying and Improving Salesperson Intelligence“, Journal of Personal selling and Sales Management, Vol. XIX, No. 3, p. 17-33.
------------------, Barton A. Weltz, and Nirmalya Kuman, (1994), ”Learning Orientation, Working Smart and Effective Selling“, Journal of Marketing, Vol. 58, (July), p. 34-52.