Laman

PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA MANAJER DENGAN DUA VARIABEL MODERATING : STUDI EMPIRIS BKK KOTA SEMARANG


PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA MANAJER DENGAN DUA VARIABEL MODERATING : STUDI EMPIRIS BKK KOTA SEMARANG

THE INFLUENCE OF ACCOUNTING INFORMATION TO MANAGER’S PERFORMANCE WITH TWO MODERATING VARIABLES: EMPIRICAL STUDY AT BKK KOTA SEMARANG

Poniman
Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Semarang


ABSTRACT

The objectives of this research  to empirically analyze the influence of accounting information on manager performance and to the influence of accounting information to managerial performance  is moderated by task uncertainty, and environment uncertainty.
The examination of hypotheses is done through which 40 respondents  that is middle and low manager BKK  Kota Semarang. The method which is used in testing of this hypothesis is linear regression. That method is used to the test influence of accounting information on manager performance. Mean while to test two factor of contigency that is task uncertainty, environment uncertainty, as moderating influence of accounting information to manager performance used by method of MRA ( Moderated Regression Analysis).
The first result of this research indicates accounting information have  positive effect on manager performance with that a significance level 0,017. Second the influence of accounting information on manager performance is moderated by  task uncertainty  variable, and variable as pure moderator to support with significance  level 0,00 and 0,033. Third the influence of accounting information on manager performance  is moderated by environment uncertainty  as a quation moderator is  supported with  significance  level 0,046
Key Word: Accounting information, Contingency Theory, Task Uncertainty, Environment Uncertainty, , Manager Performance



Latar Belakang Masalah
Bidang akuntansi dikelompokkan dalam dua kategori besar yaitu: akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen, pengelompokkan tersebut menghasilkan dua produk akuntansi yaitu: informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manajemen. Menurut Nur Indiantoro dan Khomsiyah (2000) informasi akuntansi keuangan bertujuan memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik dalam mengalokasikan sumber daya yang langka dalam aktivitas bisnis dan ekonomi. Sedangkan informasi akuntansi manajemen menjalankan fungsi manajemen yang berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengendalian, lebih dari itu informasi akuntansi juga digunakan sebagai penilaian kinerja (performance appraisal) individu atau kelompok yang ada pada organisasi.
Peranan informasi akuntansi sebagai alat untuk menilai prestasi seseorang pertama kali dikembangkan oleh Argyris (1952) dalam Fazli (2000) yang meneliti konsekuensi penggunaan informasi akuntansi atau data kuantitatif sebagai alat untuk menilai prestasi bawahan.. Penelitian Argyris (1952) yang kemudian dikembangkan oleh Hopwood (1972) dalam Hirst (1981) dengan memberikan tiga cara untuk mengevaluasi seseorang yaitu: 1) Budget Constraint style (BCS) yaitu didasarkan pada kemampuan sebagai bawahan untuk memenuhi target yang telah ditetapkan dalam jangka pendek, 2) profit consciouse style (PCS) yang didasarkan pada kemampuan seorang manajer untuk meningkatkan efektivitas unit operasinya secara umum dalam mencapai tujuan  jangka panjang perusahaan dan 3) non accounting style (NAS) yaitu penilaian yang didasarkan pada informasi di luar informasi akuntansi. Hasil penelitian Hopwood (1972) dalam Hirst (1981) menunjukkan bahwa penggunaan informasi akuntansi secara kaku  dalam BCS akan mengakibatkan naiknya tingkat ketegangan bawahan (job-relanted tention) dan hubungan kurang harmonis antara atasan dan bawahan ataupun hubungan antara sesama bawahan. Selain itu perilaku manajer untuk memanipulasi angka-angka dalam anggaran jauh lebih besar dibawah BCS dibandingkan yang lain.
Otley (1978) mereplikasi penelitan Hopwood (1972) dalam Hirst (1981) hasilnya menyimpulkan yang kontradiktif yaitu menemukan ketidaksignifikan hubungan antara pencapaian budget dan ketegangan pekerjaan. Sementara itu Otley (1978) dalam Hirst (1981) menemukan hubungan positif antara pencapaian budget dan kinerja manajer yang berkaitan dengan anggaran.
Perbedaan hasil penelitian ini mendorong peneliti-peneliti lain untuk mengembangkan variabel-variabel penelitiannya seperti memunculkan teori kontijensi (contingency Theory) dengan memasukkan variabel-variabel lain seperti ketidakpastian lingkungan, ketidakpastian tugas, budaya, teknologi informasi dan sebagainya.Govindarajan (1986) menyatakan bahwa untuk menyelesaikan pertentangan dan perbedaan dari beberapa penelitian tersebut, dapat digunakan pendekatan kontijensi (contingency approach) yang mengevaluasi berbagai faktor kondisional yang mempengaruhi kinerja. Dasar pendekatan kontijensi adalah tidak adanya rancangan atau sistem akuntansi yang dapat diterapkan secara efektif untuk semua kondisi atau organisasi.
Hirst (1981) memasukkan variabel ketidakpastian tugas sebagai variabel yang mempengaruhi perilaku dan kinerja manajer. Ia menyatakan bahwa seseorang akan mengetahui dengan jelas prestasi yang dicapai bila ia bekerja dalam kondisi stabil, oleh sebab itu ketidakpastian tugas akan mempengaruhi perilaku dan kinerja manajer. Hariadi (1990) dalam Wahyuni (1994) memasukkan variabel ketidakpastian tugas dengan hasil menunjukkkan bahwa interaksi antara penggunaan informasi akuntansi sebagai alat penilai dan ketidakpastian tugas serta pengaruhnya terhadap tingkat ketegangan bawahan tidak signifikan. Saleke (1994) menyimpulkan bahwa penilaian dengan informasi akuntansi dalam ketidakpastian tugas rendah akan menyebabkan manajer berperilaku positif, sedangkan Fazli (2000) dengan ketidakpastian tugas sebagai variabel moderating menyimpulkan bahwa informasi akuntansi dan ketidakpastian tugas berdampak pada perilaku manajer tidak  signifikansi, tetapi hasil penelitian David (2001) menyimpulkan interaksi  informasi akuntansi dan ketidakpastian tugas yang rendah berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja manajer, hal ini tidak mendukung hasil penelitian dari Hirst (1981).
Penelitian Govindarajan (1986) telah menguji hubungan ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja perusahaan tanpa secara eksplisit mempertimbangkan peran informasi sistem akuntansi manajemen. Penelitian lainnya Mia (1993), Gul dan Chia (1994) telah memberikan bukti empiris yang untuk mendukung proposisi atau pernyataan  bahwa ketidakpastian lingkungan yang dipersepsikan mempengaruhi karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen dan kinerja perusahaan. Dikaitkan dengan penelitian Wahyuni (1994) dengan variabel ketidakpastian lingkungan dihubungkan dengan   informasi akuntansi terhadap kinerja manajer  tidak berpengaruh.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya Hirst (1981, 1984), Fazli (2000), David (2001), dan Poniman (2006) di mana penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang tidak konsisten, oleh karena itu peneliti mereplikasi dan  mengembangkan lebih lanjut dengan  dua variabel moderating yaitu: ketidakpastian lingkungan, ketidakpastian tugas. Variabel tersebut dibangun karena ketidakpastian lingkungan ketidakpastian tugas telah diidentifikasi sebagai variabel kontektual yang dapat mempengaruhi kinerja manajer (Gordon dan Narayanan, 1984; Duncan, 1972; Chenhall and Morris, 1986; Gul and Chia, 1994).
Penelitian ini dilakukan dengan 2 variabel moderating yaitu ketidakpastian lingkungan, ketidakpastian tugas,  dengan informasi akuntansi  dalam mempengaruhi kinerja manajer belum banyak dilakukan di dunia perbankan khususnya di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa kembali hasil-hasil penelitiannya sebelumnya dengan hasil temuan yang berbeda dengan judul : Analisis Pengaruh Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Manajer dengan dua Variabel Moderating  Studi Empiris BKK Kota Semarang

1.2 Rumusan Masalah
Hirst (1981) memasukkan variabel ketidakpastian tugas sebagai variabel yang mempengaruhi perilaku dan kinerja manajer, Poniman (2006), Hariadi (1990) dalam Wahyuni (1994)  memasukkan variabel ketidakpastian tugas dengan hasil menunjukkkan bahwa interaksi antara penggunaan informasi akuntansi sebagai alat penilai dan ketidakpastian tugas serta pengaruhnya terhadap tingkat ketegangan bawahan tidak signifikan. Penelitian Wahyuni (1994) dengan menempatkan ketidakpastian lingkungan dihubungkan dengan informasi akuntansi terhadap kinerja manajer tidak signifikan., sedangkan Fazli (2000) dengan ketidakpastian tugas sebagai variabel moderating menyimpulkan bahwa informasi akuntansi dan ketidakpastian tugas berdampak pada perilaku manajer tidak  signifikansi, tetapi hasil penelitian David (2001) menyimpulkan interaksi  informasi akuntansi dan ketidakpastian tugas yang rendah berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja manajer.
Informasi akuntansi digunakan untuk menilai  kinerja manajer yang dimoderasi oleh variabel kontijensi ada yang signifikan tetapi juga ada yang tidak signifikan, oleh karena itu untuk penelitian ini akan membuktikan secara empiris apakah interaksi informasi akuntansi mempengaruhi kinerja manajer dengan di moderasi oleh ketidakpastian tugas, dan ketidakpastian lingkungan. Masalah dasar dapat dirumuskan sebagai berikut:
  1. Apakah informasi akuntansi berpengaruh terhadap kinerja manajer
  2. Apakah ketidakpastian tugas, dan ketidakpastian lingkungan memoderasi pengaruh  informasi akuntansi   terhadap kinerja manajer
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian ini dalam rangka menemukan bukti empiris faktor kontijensi dalam mempengaruhi kinerja manajer yaitu: 1) Menganalisis secara empiris mengenai pengaruh informasi akuntansi terhadap kinerja manajer, 2) Menganalisis secara empiris mengenai pengaruh informasi akuntansi terhadap  kinerja manajer yang dimoderasi oleh ketidakpastian tugas, dan ketidakpastian lingkungan.
 Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan: 1) Pengembangan bidang akuntansi khususnya akuntansi keperilakuan dan akuntansi manajemen terhadap pengujian empiris atas informasi akuntansi terhadap kinerja manajer yang dimoderasi ketidakpastian tugas, dan ketidakpastian lingkungan, 2) Memperoleh bukti empiris pada disiplin akuntansi, khususnya bidang akuntansi manajemen yaitu teori kontijensi, 3) Memberikan masukan kepada   dunia perbankan  untuk menganalisis lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja manajer.

2. TELAAH TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS.
2.1 Hubungan Informasi Akuntansi dengan Kinerja Manajer
Pencatatan aktivitas melalui angka-angka akuntansi (accounting numbers) merupakan informasi bagi manajemen untuk proses perencanaan, koordinasi dan penilaian evaluasi. Dari informasi maka pihak yang terkait  akan menjadikan pedoman dimasa mendatang dengan lain perkataan informasi akuntansi akan mempengaruhi kinerja manajerial. Dalam studinya, Argyris (1952) dalam Fazli (2000) menyimpulkan bahwa penggunaan informasi akuntansi sebagai penilai kinerja manajer dapat menyebabkan ketegangan, rasa dendam, saling curiga dan kurang percaya diri.
Penggunaan informasi akuntansi sebagai penilai menyebabkan perilaku negatif bagi individu yang diukur seperti memanipulasi data akuntansi. penelitian Hopwood (1972) terhadap kesimpulan Argyris (1952) ini tidak ditemukan oleh Otley (1978)  dalam Hirst (1981) menyimpulkan bahwa penggunaan informasi akuntansi sebagai alat ukur dapat berdampak positif terhadap bawahan dan informasi akuntansi baik sebagai alat penilai prestasi seseorang. Fazli (2000) informasi akuntansi dan ketidakpastian tugas tidak signifikan berpengaruh terhadap prestasi dan kinerja sedangkan David (2001) penggunaan informasi akuntansi  berpengaruh positif terhadap kinerja manajer, hipotesis sebagai berikut:
H1       Informasi Akuntansi Berpengaruh Terhadap Kinerja Manajer
2.2.Hubungan Informasi Akuntansi, Ketidakpastian tugas, Ketidakpastian  Lingkungan, dan Kinerja Manajer
Hasil penelitian Hopwood (1972) dan Otley (1978) dalam Hirst (1981)   ada perbedaan sehingga mendorong Hirst (1981) memasukkan variabel ketidakpastian tugas (task uncertainty) dalam variabel penelitiannya, menghasilkan temuan bahwa faktor ketidakpastian tugas sangat menentukan perbedaan hasil penelitian atau dengan kata lain dalam situasi ketidakpastian tugas rendah, informasi akuntansi merupakan ukuran yang relatif sempurna (complete) dalam menilai prestasi seseorang dan membawa dampak positif. Brownell dan Hirst (1986) juga memasukkan variabel ketidakpastian tugas dengan partisipasi anggaran. Studi mereka menyimpulkan partisipasi hanya akan tinggi pada saat ketidakpastian tugas rendah.  Fazli (2000) penilaian prestasi dan kinerja dengan menggunakan informasi akuntansi dan ketidakpastian tugas cenderung menyebabkan manajer berperilaku positif tidak berpengaruh, David (2001) informasi akuntansi dan ketidakpastian tugas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial. Hipotesis alternatif adalah:
H2    Ketidakpastian tugas memoderasi pengaruh informasi akuntansi terhadap Kinerja Manajer
Mia (1993) menemukan bahwa informasi sistem akuntansi manajemen broad scope berperan sebagai mediator  pada hubungan antara ketidakpastian lingkungan dan kinerja. Sedangkan Simon (1987) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa kesesuaian antara mekanisme desain sistem akuntansi manajemen dengan strategi menghasilkan kinerja yang lebih tinggi.
Saleke (1994) dalam David (2001) menyimpulkan penilaian dengan informasi akuntansi dalam ketidakpastian akan berpengaruh terhadap manajer, sedangkan  dikaitkan dengan hasil penelitian Wahyuni (1994) dengan menempatkan ketidakpastian lingkungan dihubungkan dengan informasi akuntansi terhadap kinerja manajerial tidak signifikan. Variabel ketidakpastian lingkungan telah diidentifikasi sebagai variabel kontekstual yang dapat mempengaruhi kinerja manajer (Gordon Narayanan, 1984; Chenhall and Morris, 1986). Kren (1992) menemukan saat perubahan lingkungan tinggi partisipasi digunakan sebaik mungkin oleh manajer untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan tugas, Gul & Chia (1994) menemukan ketersediaan informasi akuntansi manajemen akan meningkatkan kinerja manajer pada kondisi ketidakpastian lingkungan. Hipotesis alternatif adalah:
H3 Ketidakpastian lingkungan memoderasi pengaruh informasi akuntansi terhadap kinerja manajer


GAMBAR 2.1
MODEL PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA DENGAN KETIDAKPASTIAN TUGAS, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN, SEBAGAI VARIABEL MODERATING.
 








3. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data.
Penelitian ini menggunakan  dua jenis data : 1) data primer dan 2) data sekunder. Penelitian ini memerlukan data primer dari Badan Kredit Kecamatan (BKK) yang ada di Kota Semarang  untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Selain data primer juga dibutuhkan data sekunder yang diperoleh dari Kantor Bank Indonesia Wilayah Semarang.
3.2 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah  middle manager dan low manager  BKK di Kota Semarang. Dalam penelitian ini data yang dibutuhkan semua populasi dijadikan sampel dengan metode sensus..
3.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer yang diperoleh langsung dari middle manajer dan low manajer dapat diperoleh dengan metode survey, metode ini dilakukan dengan pengumpulan data melalui pengisian kuesioner yang dapat dilakukan dengan mengunjungi responden.
3.4 Definisi Operasional Variabel
3.4.1 Informasi akuntansi
Variabel informasi akuntansi menggunakan instrument Hirst (1983); David (2001) sebagai dasar untuk pengembangan,  indikator informasi akuntansi meliputi: pendapatan, biaya operasional, anggaran (budget),   target kuantitatif.  Setiap responden diminta untuk menjawab 10 butir pernyataan.
3.4.2 Ketidakpastian Tugas
Variabel ketidakpastian tugas diukur instrumen yang dikembangkan oleh David (2001) sebagai dasar untuk pengembangan. Instrumen tersebut meliputi: prosedur kerja, pembagian kerja, , metode kerja, kompleksitas tugas sebanyak 14 pernyataan.
3.4.3 Ketidakpastian lingkungan
Instrumen yang dipakai adalah yang dikembangkan oleh Duncan (1972) dalam Oktavianus (2002) sebagai dasar untuk pengembangan. Instrumen ini terdiri dar: faktor internal, faktor eksternal, penggunaan informasi akuntansi sebanyak 14 pernyataan.
3.4.4 Kinerja Manajer
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Mahoney (1963) dan Govindaraja dan Fisher (1990)  serta Itje Nazaruddin (1998) sebagai dasar untuk pengembangan . Instrumen ini merupakan instrumen self-rating yang terdiri dari :  mahony.
3.5 Teknik Analisis Data
3.5.1 Uji Kualitas Data.
Uji reliabilitas ditentukan dengan koefisien Cronbach Alpha dengan koefesien cronbach alpha diatas 0,60.Uji validitas pearson  correlation, dengan criteria valid bila semua butir kuesioner signifikan (Imam Ghozali, 2002).
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
Sehubungan dengan penggunaan metode regresi berganda (multiple regression) maka perlu dilakukan pengujian asumsi klasik yang terdapat dalam regresi berganda sebagai berikut: Uji Multikolinearitas, Uji Autokorelasi dan Uji Heteroskedastisitas (Iman Ghozali, 2002).
3.5.3 Uji Hipotesis
Dari model analisis yang digunakan regression analysis, maka pengujian terhadap hipotesis dengan tingkat kenyakinan 5% dapat dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS versi 11 for windows. Model regresi akan menghasilkan R2 yang menyatakan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang diuji. Hipotesis satu (H1 ) diuji dengan melihat nilai t hitung dan t tabel atau p value dengan ketentuan hipotesis alternatif diterima jika t hitung > t tabel  (b) atau p value < 5%.
Untuk pengujian hipotesis dua (H2) dan hipotesis tiga (H3) diuji dengan MRA (Moderated Regression analysis). MRA merupakan bentuk regresi yang dirancang secara hirarki untuk mmenentukan hubungan antara dua variabel yang dipengaruhi oleh variabel ketiga atau moderating (Nunnaly, 1994).
Persamaan statistika yang digunakan adalah:
KM = a + b1 IA + e          …………………………………………………  (1 )
KM = a + b1 IA + b2 KT + b3 IA*KT + e          ………………………….  (2 )
KM = a + b1 IA + b2 KL + b3 IA * KL + e        …………………………  (3 )
Dimana:
KM = Kinerja Manajerial
a  = intercept        
b1, b2, b3,  = koefesien regresi
IA = Informasi akuntansi
KT= Ketidakpastian tugas
KL = Ketidakpastian lingkungan
e  =  error
Kriteria MRA yang digunakan sebagai dasar  untuk memutuskan ketiga variabel kontijensi itu sebagai variabel moderator atau tidak (Sharma, 1981) dalam Elfreda & Imam Ghozali (2003)
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Responden
Data penelitian dikumpulkan dengan mengirimkan sebanyak 44 kuesioner kepada responden yaitu middle manager dan low manager  BKK di Kota Semarang. Sebanyak  40  jawaban responden yang dapat diolah dan dianalisis lebih lanjut,   4 jawaban responden tidak dapat diikut sertakan karena tidak lengkap jawabannya. Responden dalam penelitian ini dilihat dari jenis kelamin yaitu laki-laki sebanyak 22 responden (55%) sedangkan responden perempuan sebanyak 18 (45%). Pendidikan dari responden sebanyak 32 (80%) berpendidikan strata satu, tingkat pendidikan SLTA berjumlah 7 responden ( 17,5%) sedangkan lainnya ada yang berpendidikan strata dua berjumlah 1 responden ( 2,5%). Masa kerja dari para responden yang bekerja di BPR, 18 responden (45%) sudah bekerja berkisar antara 11 sampai 15 tahun, tetapi juga yang telah bekerja sekitar 0 sampai 5 tahun sebanyak 5 responden (12,5%) dan juga ada yang berpengalaman  16 sampai 20  tahun sebanyak 10 responden (25%)
4.2 Analisis Pengujian Data
4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
 Hasil uji validitas dan reliabilitas sebagai berikut:

TABEL 4.1
HASIL UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS
Variabel
Cronbach's Alpha
Keterangan
Kaiser's MSA
Sig.
Keterangan
Informasi Akuntansi (X1)
0,837
Reliabel
0,720
0,000
Valid
Ketidakpastian Tugas (X2)
0,652
Reliabel
0,509
0,000
Valid
Ketidakpastian Lingk (X2)
0,639
Reliabel
0,563
0,000
Valid
Loyalitas (Y)
0,864
Reliabel
0,803
0,000
Valid
Sumber: Lampiran 3.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik
Penggunaan alat analisis dengan menggunakan regresi berganda tidak terlepas dari penyakit klasik regresi , maka untuk itu diperlukan uji asumsi klasik:
1. Uji Multikolinieritas
Berdasarkan hasil perhitungan untuk varibel penelitian mengindikasikan VIF variabel informasi akuntansi 1,242, variabel ketidakpastian tugas 1,479, dan variabel ketidakpastian lingkungan 1,361 semuanya dibawah 10, hal ini berarti dapat disimpulkan tidak ada multikol antar variabel bebas dalam model regresi karena nilai VIF lebih kecil dari 10.
2. Uji Autokorelasi
Diketahui  dari Tabel Durbin Watson bahwa nilai batas atas (du) 1,73,  pada jumlah sampel  40, dan jumlah variabel bebas 3, pada tingkat signifikan 5 %, pada Tabel 5.7 menunjukan nilai DW 2,070  artinya bahwa data penelitian ini bebas dari autokorelasi terbukti  1,73 < 2,070< 2,44 (du < DW< 4-du)
3. Uji Hteroskedastisitas
Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit) pada grafik plot (Scatterplot) antara nilai prediksi variabel terkait (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Hasil grafik Scatterplot  tidak berpola.
4.4 Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis bertujuan untuk menjawab masalah penelitian yang disusun sebelumnya, pengujian hipotesis 1 dilakukan dengan melihat interaksi antara informasi akuntansi yang digunakan dengan kinerja manajer.
Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,017  atau  1,7% artinya variabel informasi akuntansi berpengaruh terhadap kinerja manajer hanya sebesar 1,7% sedangkan 98,3% masih ada faktor lain yang berpengaruh pada hubungan informasi akuntansi dan kinerja manajer. Nilai t = 6,661  dengan probabilitas signifikansi p = 0,031 pada probabilitas signifikansi p = 0,05. hasil ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi informasi akuntansi semakin tinggi kinerja manajer dengan demikian  bahwa variabel informasi akuntansi mempunyai pengaruh terhadap kinerja manajer dapat mendukung hipotesis 1 yaitu: informasi akuntansi berpengaruh terhadap kinerja manajer.


TABEL 4.2
HASIL MODERATED REGRESSION ANALYSIS (MRA)
Hip
Persamaan regresi
Nilai F
(Sig)
R2
Hasil
Konfirmasi Hipotesis
1
1. KM = 25,752 + 0,247 IA
(0,00)
5,012
(0,031)
0,017
IA berpengaruh
didukung
2
2. KM = 134,431 – 2,431 IA -2,643 KT     (0,009)
6, 478
(0,003)
0,313
KT sebagai pure moderator
didukung
3
3.  KM = 107,843 - 1,63 IA – 1,951 KL + 0,045 IA*KL
(0,002)
6,039
(0,046)

0,335


KL sebagai quasi moderator
didukung
            Sumber : Lampiran 5

Tampilan output SPSS dari uji hipotesis 2, 3,  terdapat pada Lampiran 5 atau Tabel 4.2, dari uji hipotesis 2 menghasilkan R2 sebesar  0,313 hal ini berarti  31,3%  variasi kinerja manajer yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen informasi akuntansi dukungan ketidakpastian tugas dan moderat 1(IA*KT)   selebihnya sebesar    68,7% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.
Uji signifikansi simultan (uji statistik F), variabel informasi akuntansi maupun moderat 1 (satu) signifikansi 0,03 menyebabkan kenaikan R2 menjadi 0,313 atau 31,3% sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ketidakpastian tugas merupakan variabel pure moderator. Hipotesis 2 yaitu: ketidakpastian tugas memoderasi pengaruh informasi akuntansi terhadap kinerja manajer, hasil temuan ini didukung yang sekaligus mendukung hasil penelitian Hirst (1981), Hirst (1983), David (2001), Saleke (1994) dan Poniman (2006)  yaitu ketidakpastian tugas berpengaruh terhadap hubungan informasi akuntansi dengan kinerja manajer tetapi tidak mendukung temuan Fazli (2000) penilaian prestasi dan kinerja dengan menggunakan informasi akuntansi dan ketidakpastian tugas cenderung tidak berpengaruh terhadap perilaku dan kinerja. Kemungkinan adanya variabel lain yang mengubah hubungan variabel yang diteliti sebesar 68,7%. bahkan temuan ini mempertegas bahwa ketidakpastian merupakan variabel pure moderator murni.
Persamaan ketiga dilakukan uji interaksi antara informasi akuntansi dengan ketidakpastian lingkungan terjadi peningkatan koefisien determinasi menjadi 33,5 % dengan signifikansi 0,046 (4,6%) yang berarti bahwa ketidakpastian lingkungan secara bersama-sama dengan informasi akuntansi signifikan berpengaruh terhadap kinerja manajer dengan variasi perubahan 33,5%. Sedangkan faktor lain yang mungkin berpengaruh terhadap kinerja manajer sebesar 66,5%.
Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa variabel ketidakpastian lingkungan merupakan variabel  quasi moderator. Temuan mendukung temuan Govindarajan (1986), Mia (1993), Gul & Chia (1994), Saleke (1994), Yubiharto (2003) yaitu ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap karakteristik sistem informasi akuntansi dengan kinerja manajer tetapi  tidak mendukung temuan Wahyuni (1994) dan  Poniman (2006) ketidakpastian lingkungan dihubungkan dengan informasi akuntansi terhadap kinerja manajer secara signifikan tidak berpengaruh. Dengan demikian,hasil penelitian ini mendukung hipotesis 3 yang menyatakan bahwa: ketidakpastian lingkungan memoderasi pengaruh informasi akuntansi terhadap kinerja manajer. 
Ketidakpastian lingkungan mampu bertindak sebagai variabel moderating yang mempunyai hubungan antara informasi akuntansi dengan kinerja manajer. Hal ini disebabkan dalam situasi ketidakpastian lingkungan akan berdampak pada prosedur, metode, dan kebijakan sehingga ketidakpastian lingkungan dapat dipakai sebagai penilai yang baik terhadap kinerja manajer. Organisasi untuk mengurangi ketidakpastian tentunya membutuhkan informasi yang lebih banyak baik informasi akuntansi dan informasi non akuntansi.

5. KESIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data, diketahui bahwa informasi akuntansi berpengaruh positif terhadap kinerja manaje, Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,017  atau  1,7% artinya variabel informasi akuntansi berpengaruh terhadap kinerja manajer hanya sebesar 1,7% sedangkan 98,3% masih ada faktor lain yang berpengaruh pada hubungan informasi akuntansi dan kinerja manajer. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Hirst (1981),  Saleke (1994), David (2001). Walaupun pengaruhnya tidak terlalu besar dengan koefisien determinasi sebesar 0,017 (1,7%) namun informasi akuntansi tetap harus dipertimbangkan untuk mendukung kinerja manajer.
Hasil penelitian ini mendukung pernyataan dari para peneliti sebelumnya terutama David (2001), Poniman (2006) bahwa masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja manajerial, selain dari informasi akuntansi. Faktor lain pada hasil penelitian ini sebagai variabel moderasi adalah variabel ketidakpastian tugas, dan ketidakpastian lingkungan.
Dalam penelitian ini, ketidakpastian tugas diduga bertindak sebagai variabel pemoderasi pengaruh informasi akuntansi terhadap kinerja manajer, dapat didukung oleh hasil analisis data dan menempatkan variabel ketidakpastian tugas sebagai pure moderator. Uji signifikansi simultan (uji statistik F), variabel informasi akuntansi maupun moderat 1 (satu) signifikansi 0,03 menyebabkan kenaikan R2 menjadi 0,313 atau 31,3% sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ketidakpastian tugas merupakan variabel pure moderator.. hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hirst (1981), Hirst (1983). Hasil ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan David (2001) terhadap manajer koperasi di Jawa Timur dan Saleke (1994) terhadap para manajer perusahaan di Jawa Timur  tetapi kontradiksi dengan temuan Fazli (2000) terhadap para manajer di Indonesia (Quasi experiment).   
Bertolak dari hasil pengujian terhadap pengaruh informasi akuntansi terhadap kinerja manajer yang dimoderasi ketidakpastian lingkungan, mengindikasikan bahwa ketidakpastian lingkungan bertindak sebagai quasi moderator. Sebagai quasi moderator ketidakpastian lingkungan dapat berpengaruh secara langsung terhadap kinerja manajer yang ditunjukkan koefisien determinasi menjadi 33,5 % dengan signifikansi 0,046 (4,6%) yang berarti bahwa ketidakpastian lingkungan secara bersama-sama dengan informasi akuntansi signifikan berpengaruh terhadap kinerja manajer dengan variasi perubahan 33,5%. Sedangkan faktor lain yang mungkin berpengaruh terhadap kinerja manajer sebesar 66,5% dengan demikian hasil analisis ini tidak mendukung temuan Wahyuni (1994) Poniman (2006), tetapi mendukung temuan Govindarajan (1986), Mia (1993), Gul & Chia (1994), Saleke (1994), Yubiharto (2003),

5.2    Keterbatasan
Penelitian ini tidak lepas dari beberapa keterbatasan yang mungkin dapat mengganggu hasil penelitian. Adapun keterbatasan-keterbatasan tersebut sebagai berikut:
1. Penggunaan instrumen yang digunakan berupa persepsi responden, hal ini akan menimbulkan masalah jika persepsi tersebut berbeda dengan keadaan senyatannya. Disamping itu penggunaan self rating scale pada pengukuran kinerja manajerial seperti juga diakui oleh beberapa peneliti (Gul, 1991, Chong, 1996 dan Nazaruddin, 1998) dapat menyebabkan adanya kecenderungan para responden mengukur kinerja mereka lebih tinggi daripada yang senyatanya, sehingga penilaian kinerja cenderung menjadi lebih tinggi.
2. Obyek wilayah penelitian ini hanya di BPR wilayah Bank Indonesia Semarang oleh karena itu hasil penelitian ini tidak bisa digeneralisasi yang lebih luas.
5.3 Implikasi
Hasil penelitian ini setidaknya dapat memotivasi dilakukannya penelitian lanjutan untuk memberikan kontribusi pada literatur sistem informasi akuntansi dan sistem akuntansi manajemen. Dengan dilaksanakan penelitian ini dan penelitian lanjutan diharapkan akan memberikan sumbangan pengembangan teori kontijensi.
5.4 Saran
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih terdapat 98,3% faktor lain yang berpengaruh pada hubungan informasi akuntansi dan kinerja manajer yang belum terjawab dalam penelitian ini, sehingga diharapkan penelitian ini  dapat dilanjutkan oleh peneliti mendatang dengan variabel-variabel kontijensi lainnya. Beberapa variabel yang dapat penulis ajukan disini adalah variabel desentralisasi, variabel komitmen. Selain itu perlunya dijabarkannya jenis-jenis strategi bisnis dalam analisisnya untuk menjelaskan jenis strategi yang digunakan dalam perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Acep Komara, 2003. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi”. Thesis Magister Sains Akuntansi UNDIP Semarang (tidak dipublikasikan).

Aida Ainul M. dan Gudono, 2001. “Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan dan Desentralisasi Terhadap Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 4 No. 1 Januari pp. 1 - 27

Anthony, Robert dan Bedford Norton M. 1990. Sistem Pengendalian Manajemen. Cetakan  keempat Penerbit Erlangga. Jakarta.

Andang Saleke. 1994. Pengaruh Penggunaan Informasi Akuntansi dan Ketidakpastian Pekerjaan (Task Uncertaninty) terhadap perilaku Manajer pada Perusahaan Manufaktur di Jawa Timur. Tesis Program Pasca Sarjana Studi akuntansi UGM (tidak dipublikasikan).


Briers, Michael and Hirst, Mark. 1990. “ The Role of Budgetary Information in Performance Evaluation.” Literature Review. Pp 232 – 247.

Brownell, Peter and Hirst, Mark. 1986. “Reliance on Accounting Information Budgetary Participation and Task Uncertainty: Test of a Three-Way Interaction”. Journal of accounting Research. Pp 241 - 249

Chenhall, Robert H. and Deigan Morris. 1986. “The Impact of Structure, Enviroment, and Interdependency on Perceived Usefullness of Mangerial Accounting System.” The Accounting Review. Vol X, No. 1 pp. 16 – 35

Chia. Y.M. 1995. Decentralization, Management Accounting System (MAS) Information Characteristic and Their Interaction Effect on Managerial Performance; A Singapore Study. Journal of Business Finance and Accounting. Sept. PP. 881 – 830.


David Efendi. 2001. “Pengaruh Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Manajer dengan Ketidakpastian Tugas Sebagai Variabel Moderating. Thesis Magister Sains Akuntansi UNDIP Semarang (tidak dipublikasikan).

Duncan K. and Moores, Ken. 1989. “Residual Analysis: A Beter Methology for Contingency Studies in Management Accounting. Journal of Management Accounting Research. Fall. Volume one.

Elfreda Aplonia L. & Imam Ghozali, 2003. “Pengaruh Partisipasi Terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi dengan Lima Variabel Moderating” SNA VI. Surabaya.

Endang Dwi  Wahyuni. 1994. Pengaruh Informasi Akuntansi dan Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Prestasi Kerja Manajer pada Perusahaan Manufaktuer di JawaTtimur. Tesis Program Pasca Sarjana Studi Akuntansi UGM (tidak dipublikasikan).

Fazli Syam. 2000. “ Informasi Akuntansi, Ketidakpastian Tugas dan Perilaku Manajer: Suatu Eksperimen Semu” . Tesis Program Pasca Sarjana Studi Akuntansi UGM (tidak dipublikasikan).

Gordon, L.A. dan Narayana, V.K. 1984. “Management Accounting System Perceived Environmental Uncertainty and Organization Structure: an Emperical Investigation” Accounting, organization and Society,  Vol. 9, pp. 33 – 47.

Gul, FA. 1992. The Effects of Management Accounting System and Environmental Uncertainty on small Business Manager Performance. Accounting and Business Research. Pp. 57 – 61.

______ and Y.M. Chia. 1994. “The Effect of Managerial Accounting System Perceived Environmental Uncertainty and Decentralization Manager Performance: A test of tree – way interaction”. Accounting Organization and society. Vol. 19. No. 4/5 pp. 413 – 426.

Hair. J.R. 1998. “Multivariate Data Analysis With Reading”. International Edition, Fourth Edition United State Military Academy, West Point.

Hartman, Frank GH. 2000. “The Appropriateness of RAPM: Toward the Further Development of Theory”. Accounting Organization and Society. Vol. 25. pp. 451 – 482.

Hasan Fauzi, 1999. “Sistem Akuntansi Manajemen dan Kinerja Manajer”. Usahawan No. 09 TH. XXVIII September. Pp. 41 – 44

Hirst, Mark K. 1981. “Accounting Information and The Evaluation of Subordinate Performance: A Stituational Approach”. The Accounting Review Vol. LVI No. 4 October, pp. 771 – 784.

____________, 1983.  “Reliance on Accounting Performance Mearsure, Task Uncertainty, and Dysfunctional Behavior: some Extension” Jounal of Accounting Reaserach Vol. 21 No. 2 pp. 596 – 604.

Imam Ghozali, 2002. Aplikasi Analisis Multivariate dengn Program SPSS. Edisi kedua Badan Penerbit UNDIP Semarang

Isti Rahayu, 1999. “Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan terhadap Partisipasi Openganggaran dan Kinerja Manajerial”. Jurnal akuntansi dan Auditing Indonesia. Vol. 3 No. 2 Desember. Pp. 123 – 133.

Kim, E. dan J. Lee. 1986. “AnExploratory Contingency Model of User Participation and MIS Use” Information and Management, Vol. 11 No. 2

Khomsiyah dan Nur Indriantoro, 2000. “Metodologi Penelitian Akuntansi Keperilakuan: Pendekatan Filsafat Ilmu”. Jurnal dan Bisnis Indonesia. Vol. 2 No. 2 Agustus pp. 89 – 102.

Linnegar, Gary J. dan Yeung Daniel W.C. 1996. “ Accounting Information in Performance Evaluation: A cross Cultural”. Accounting and Business Society. Vol. 4 No. 1 March. Pp. 55 – 71.

Mason, Robert D, et al. 1996. Teknik Statistika untuk Bisnis & Ekonomi Jilid 1 dan 2. Edisi  Bahasa. Cetakan Pertama. Erlangga. Jakarta.

Murniati, 2002. “Investigasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyiapan dan Penggunaan Informasi Akuntansi Perusahaan Kecil dan Menengah. SNA 5 UNDIP Semarang

Moch Imron, 2003. “Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan dan Strategi Bisnis Terhadap Hubungan Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen dengan Kinerja Perusahaan” Thesis Magister Sains Akuntansi UNDIP Semarang (tidak dipublikasikan).

Nazaruddin, Itje, 1998. “Pengaruh Desentralisasi dan Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Terhapad Kinerja Manajerial” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 1 No. 2 Juli.

Nur Indriantoro dan Bambang Soepomo. 1999. Metologi Penelitian Bisnis. BPFE. UGM. Yogyakarta.

Oktavianus Pasoloran, 2002. “Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Hubungan antara Karakteristik Sistem Penganggaran dengan Kinerja Manajerial pada Perusahaan Industri Makasar” Thesis Magister Sains Akuntansi UNDIP Semarang (tidak dipublikasikan).

Otley, David T. 1978. “Budget Use and Managerial Performance”. Journal of Accounting Research. Vol. 16 No. 1 pp. 123 – 149.

Otley. 1980. “The Contigency Theory of Management Accounting Achivement and Prognosis”. Accounting, Organization and society.

Sukma Lesmana, 2002. “Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan yang Dipersepsikan dan Strategi Kompetitif Terhadap Hubungan System Kontrol Akuntansi dengan Kinerja Perusahaan” Thesis Magister Sains Akuntansi UNDIP Semarang (tidak dipublikasikan).

Suyadi Prawirosoetono, 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. BPFE Yogyakarta.

Uma Sekaran, 2000. Research Methods for Business. John Wiley and Sons, Inc. Third Edition

Yubiharto, 2003. “Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan dan Strategi Bisnis Terhadap Kinerja Manajerial dengan Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen sebagai Variabel Intervening”. Thesis Magister Sains Akuntansi UNDIP Semarang (tidak dipublikasikan).