Laman

KONSEP BISNIS USAHA MOBILESHOP


KONSEP BISNIS USAHA MOBILESHOP

MOBILESHOP BUSINESS CONCEPT

Masluri
Gondang Manis, Bae, Kudus


ABSTRACT

MobileShop is a business concept for selling not only using a car (like moko), but also using internet looking for the market. MobileShop serves it is own site where the consumers do the transaction by internet and the comodities are delivered. It is also completed with mobilephone. Therefore, it can make the consumers easier to do the transaction. The aim is to obtain daily delivery services. The market segment purposed is students who come to various campuses in Kudus. This segment can also be enlarged to schools. Based on its segments, the products offered are ones which the students need. The advantage of mobileshop is product difference offered. It seems to be pesimistic initially to face this new concept. It makes an organization structure which describes concept and work culture, the performance, and youth behavior, but it is still on its business corridor.

Kata Kunci : MobileShop, Business Concept, Sameday Delivery Ser­vices



Berjualan dengan sistem moko tampaknya sudah ada di negara-­negara maju seperti Belanda, Eropa, dan Amerika. Di mana negara-­negara itu menggunakan sistem penjualan jemput bola. Toko suvenir, makanan, semua jemput bola. Mobil-mobil itu mengejar customer. Mobil-mobil itu bisa dibuka seperti toko.
MOKO adalah mobil toko. Itulah yang kini banyak kita jumpai di jalan jalan, di kawasan perumahan, di depan parkiran rumah sakit dan sekolah dan beberapa tempat strategis di Kabupaten-Kabupaten besar. Moko-­moko itu biasanya berisi dagangan khusus roti atau makanan lainnya. Itulah toko roti berjalan. menawarkan roti ke rumah-rumah, door to door, memakai musik dan teriakan-teriakan "Roti! Roti!". Sistem itu ternyata ditanggapi konsumen secara luar biasa.
Di Kabupaten Kudus sendiri, moko ini juga sudah mulai banyak berope­rasi dengan berbagai macam jenis produk yang mereka tawarkan. Produk yang ditawarkan adalah makanan seperti roti, cemilan atau­pun makanan berat untuk makan siang atau makan malam. Selain itu, produk yang ditawarkan juga berupa pakaian jadi, peralatan rumah tangga dan sebagainya. Untuk jenis produk ini, tidak setiap hari me­reka berjualan berkeliling.
Akan tetapi, jika diperhatikan, tidak ada diferensiasi produk atau layanan dan kesan unik yang mereka berikan ke konsumen serta segmen pasar mereka yang tidak fokus. Hal ini dapat menjadi pe­luang bisnis baru untuk membuat mobil toko dengan konsep baru yang berbeda dari moko-moko yang sudah ada.
Peluang bisnis dari moko hanyalah satu bentuk peluang bisnis. Pe­luang bisnis juga dapat ditunjang oleh perkembangan teknologi. Sulit dipungkiri kalau dikatakan bahwa sebagian besar perubahan dunia eksternal diciptakan oleh temuan teknologi. Temuan tersebut telah banyak menolong orang dalam bentuk mempermudah, mempercepat penyelesaian pekerjaan dan menambah jumlah tawaran memilih. Tak heran kalau dikatakan munculnya internet sebagai era berlim­pahnya peluang gratis (the abundance offree). Banyak penyedia layan­an gratis di internet seperti Yahoo, Hotmail, dan lain-lain. Tetapi ja­ngan lupa, kemajuan teknologi hanyalah menawarkan sesuatu dan oranglah yang akan menentukan. Perubahan teknologi dunia ekster­nal tanpa dibarengi dengan perubahan teknologi dunia internal justru bisa menjadi faktor penghambat.
Pengalaman empiris sebagian besar CEO yang berhasil mem­buat transformasi perusahaan dari GOOD ke GREAT tidak ada yang menjadikan teknologi sebagai lima faktor teratas dari keberhasilannya (Peter Aiken: 2002). Mereka punya penyikapan tertentu yang bisa kita tiru terhadap teknologi. Pertama, mereka menggunakan tekno­logi secara selektif sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan who dan what they are. Bukan keinginan untuk bergaya atau ikut-ikutan. Kedua, mereka menguasai secara mendalam penggunaan teknologi yang sudah diseleksi tersebut.
Kini, dengan adanya teknologi internet, semua bisnis konvensional­pun merubah konsep bisnis mereka. Contohnya, semua toko yang tadinya hanya secara fisik ada pada satu tempat, kini bisa diakses dari berbagai tempat melalui internet. Toko-toko inilah yang disebut dengan toko online.
Dalam dunia e-business gejala ini disebut infomediaries, yaitu beralihnya peran perantara (intermediaries) dari sekadar penyalur atau pengalihan hak kepemilikan menjadi pemberi informasi. Dalam cy­bermarketing, situs infomediaries ini disebut pula the value web. Gejala ini pada dasarnya suatu rangkaian gerbong panjang dari sebuah proses yang sangat ditakuti ahli distribusi, yaitu proses disintermediaries (berkurangnya mata rantai dan peran distribusi) yang berlangsung sejak 1990-an.
Sekarang, ketika e-commerce mulai menjadi primadona, disinter­mediaries tidak terjadi seperti yang dibayangkan semula tapi bergeser menjadi infomediaries. Tentu saja setiap kategori barang mempunyai karakter pembelanjaan konsumen yang tidak sama. Tapi, untuk kate­gori search goods, yaitu barang-barang yang kualitasnya bisa dipelajari sebelum dibeli (tiket pesawat, barang-barang elektronik, otomotif, dan consumer durables lainnya) informasi akan menjadi modal peng­ambilan keputusan membeli yang penting.
Bisa dibayangkan, berapa besar value situs ini bagi konsumen. Mereka mendapat segala informasi yang mereka butuhkan untuk membeli. Dengan kata lain, mereka membangun komunitas, bukan semata-mata e-commerce.
Perkembangan teknologi telekomunikasi, semakin memberi kemu­dahan bagi konsumen telekomunikasi. Teknologi CDMA, memun­culkan layanan fixed wireless dengan tarif yang lama dengan tarif komunikasi lokal (PSTN).

METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode observasi dan analisis data. Sedangkan analisis situasi untuk menentukan aspek pasar dan pemasaran menggunakan PEST Analysis dan Five Proter Analysis digunakan untuk mengukur apakah industri atau bisnis yang akan dimasuki memiliki daya tarik yang tinggi dan profitable atau tidak, serta Business Analysis. Sedangkan analisis SWOT untuk menganalisis kekuatan, kelemahan,  peluang, dan ancaman dari bisnis MobileShop.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Peluang yang diciptakan oleh teknologi seperti e-business dan peluang baru dari bisnis moko menghasilkan suatu konsep baru yaitu MobileShop adalah konsep menjual barang dengan mobil (sama seperti moko), akan tetapi pemasarannya juga dilakukan mela­lui internet. Disini MobileShop menyediakan situs sendiri, di mana konsumen dapat melakukan transaksi di internet dan barang hasil transaksi akan diantar langsung oleh mobil MobileShop ke tempat konsumen.
Keberhasilan suatu situs internet adalah dikenal oleh banyak orang. Agar situs MobileShop dikenal banyak orang, maka strategi yang paling jitu adalah dengan menginformasikan situs MobileShop di situs-situs lain yang sudah terkenal.
Selain dengan internet, MobileShop juga dilengkapi dengan mo­bile phone, sehingga akan memudahkan bagi konsumen untuk mela­kukan transaksi. Tujuannya adalah tercapainya sameday delivery ser­vices.
Adapun segmen pasar yang dituju oleh MobileShop adalah maha­siswa dan pegawai perusahaan besar dengan mendatangi kampus-kampus dan perusahaan-perusahaan besar yang ada di Kabupaten Kudus. Segmentasi ini juga dapat diperluas ke sekolah-sekolah dan kantor-kantor pemerintah. Meng­ikuti segmennya, maka produk yang ditawarkan adalah produk-pro­duk yang dibutuhkan oleh mahasiswa dan murid sekolah.


Konsep Produk
Terdapat dua jenis produk yang ditawarkan MobileShop, yaitu produk Food dan Non-Food.
a.        MobileShop Non-Food (MSNF)
Adalah mobil yang menjual produk non-makanan seperti:
-          Fixed wireless phone: telepon tetap seluler dari operator FWA (TelkomFle)d), di sini konsumen dapat melakukan panggil­an, SMS, dan akses internet.
-          Voucher prabayar.
-          Mobile ticketing: penjualan tiket kegiatan kampus atau seko­lah seperti seminar atau bazar.
-          Alat tulis dan Buku: buku bacaan, buku kuliah, buku sekolah.
-          Tabloid kampus, majalah umum, dan kliping artikel kuliah.
-          Produk-produk lain yang dibutuhkan oleh mahasiswa, murid sekolah dan pegawai.
b.        MobileShop Food (MSF)
MobileShop Food adalah mobil yang secara khusus menjual pro­duk makanan dan minuman. Konsep MSF ini adalah mendatangi konsumen secara langsung di mana konsumen tersebut berada. Konsumen yang didatangi adalah konsumen yang men­jadi segmen pasar dari MobileShop Food, yaitu mahasiswa, murid sekolah dan pegawai. Untuk ke depannya, makanan dan minuman yang akan dijual di MobileShop ini adalah makanan dan minuman yang berbahan dasar coklat. Kenapa coklat? Karena kebanyakan anak muda adalah penyuka coklat. Untuk MSF ini, pemasaran­nya akan diintegrasikan dengan internet. Dengan dipasarkan juga melalui internet, customer bisa melakukan pesanan melalui situs MSF.
Selain itu, MSNF juga dijadikan sebagai `madingnya' semua kampus dan sekolah yang ada di Kabupaten Kudus. Dengan begitu, MobileShop dapat menjadi penjual tiket dari setiap kegiatan yang diadakan oleh kampus-kampus ataupun sekolah-sekolah di Kabupaten Kudus.
MSNF inilah yang lebih terintegrasi dengan internet. Di mana untuk pemesanan tiket ataupun buku, konsumen dapat melakukan transaksi di situs MobileShop.
Dalam perkembangan dan program pemasaran, MobileShop juga mengadakan acara-acara talkshow singkat tentang isu-isu terbaru yang dibutuhkan oleh mahasiswa dan murid sekolah. Sehingga, harapan MobileSbop tidak saja sebagai badan yang business oriented akan tetapi juga education oriented.

Identifikasi Produk
MobileSbop memberikan beberapa keunggulan untuk konsumennya, antara lain:
-          Situs dapat diakses 24 jam dari mana saja dan kapan saja. Menyediakan layanan wartel berjalan.
-          MobileSbop dilengkapi dengan mobile phone sehingga juga dapat dihubungi melalui mobile phone konsumen, baik telepon, ataupun SMS.
-          Coverage area adalah wilayah Kabupaten Kudus.
-          Kecepatan dalam mendapatkan tiket acara atau kegiatan. Informasi tentang semua kegiatan kampus dan sekolah. Produk yang ditawarkan differentiate.
-          Media promosi acara dan kegiatan kampus dan sekolah. Media edukasi yang menarik.

Interaksi Konsumen
Adalah proses yang akan dilakukan oleh konsumen dalam berinter­aksi dengan mobil dan situs MobileSbop.

a.      Informasi Produk
Untuk mendapatkan informasi tentang produk, layanan, kegiat­an dan jadwal MobileSbop mendatangi kampus, sekolah, dan perusahaan kon­sumen dapat melakukan browsing di situs MobileSbop.   
b.      Pemesanan Produk melalui Situs
Untuk pemesan produk (tiket, buku, dan lain-lain) melalui si­tus, konsumen tinggal memilih menu produk yang akan dipesan dan mengikuti semua instruksi yang disediakan.
c.       Pemesanan Produk melalui MobilePhone
Untuk pemesan produk melalui mobile phone, konsumen tinggal mengetik SMS dan mengirim ke nomor mobile phone Mobile-Shop, atau dengan melakukan panggilan langsung.
d.      Delivery Produk
Produk yang sudah dipesan melalui situs atapun mobile phone, akan diantar langsung oleh mobil MobileShop ke kampus, sekolah atau perusahaan pemesan sesuai dengan jadwal kunjungan MobileShop ke kampus, sekolah dan perusahaan pemesan. Transaksi terjadi pada saat MobileShop mengantarkan produk pesanan ke konsumen.
Aspek Pasar dan Pemasaran
Analisa Situasi (Makro)
a.        PEST Analysis
-                    Politik dan Legal: NA
-          Ekonomi: daya beli tinggi
-          Sosial budaya: kebutuhan pendidikan tinggi, tren gaya hidup
-          Teknologi: kemudahan akses internet, pengaruh tren teknologi
b.        Five Porter Analysis
Analisa Porter digunakan untuk melihat apakah industri atau bisnis yang akan dimasuki memiliki daya tarik (attractiveness) yang tinggi dan profitable atau tidak. Analisa Porter terdiri dari:
-          Persaingan antarpesaing: attractive, karena jumlah pesaing masih sedikit dan fitur produk bersifat specialty.
-          Ancaman pendatang baru: unattractive, karena Barrier to Entry mudah dan rendah sehingga akan banyak yang masuk bisnis ini dengan mudah. Sedangkan jika dilihat dari Barrier to Exit : attractive, karena spesialisasi aset rendah dan biaya untuk keluar dari bisnis inipun rendah.
-          Ancaman produk substitusi: unattractive, karena jumlah pro­duk substitusi banyak dan biaya berpindah (switching cost) ke produk lain sangat rendah
-          Posisi tawar pembeli: attractive, karena jumlah pembeli ba­nyak, barang yang dijual sangat dibutuhkan.
-          Posisi tawar supplier attractive, karena jumlah supplier ba­nyak.
c.         Business Analysis
-           Industri: ritel
-               Konsep produk: consumer product
-           Merek produk: MobileShop
-           Produk utama: food dan nonfood



Tabel 1.
Analisa Persaingan
Pesaing
-        Penjual (Moko) eksisting
-        Koperasi mahasiswa dan sekolah eksisting
-        Pedagang kaki lima
Strategi Pesaing
-     Tidak terintegrasi dengan internet
-     Produk atau layanan yang ditawarkan adalah produk standar
-     Tidak ada diferensiasi produk
-     Tidak ada value added (emotional) benefit yang ditawarkan
Area Pesaing
Kampus dan sekolah
Level Persaingan
Persaingan hanya dari segi kesamaan beberapa produk
Sumber : Hasil Analisis

Analisa Konsumen
a.        Konsumen Potensial
Segmen pasar yang dituju oleh MobileShop adalah pelajar dan mahasiswa serta pengguna internet. Sehingga dapat di­identifikasi jumlah konsumen potensial bagi MobileShop sebagai berikut:

-           Jumlah pelajar SMA, Mahasiswa, dan pegawai perusahaan di Kudus
SMA                            
SMK                            
Perguruan Tinggi
Perusahaan besar
21 sekolah negeri dan swasta
9 sekolah negeri dan swasta
6 perguruan (negeri dan swasta)
6 perusahaan

-           Jumlah pengguna internet di Kabupaten Kudus

Tabel 2.
Pengguna Internet Indonesia
Tahun
Pelanggan
Pengguna
2004
400.000
1.900.000
2005
581.000
4.200.000
2006
667.000
4.500.000
2007
800.000
7.550.000
2008
12.000.000
11.000.000
Sumber : APJII, 2008

Kudus sebagai Kabupaten pendidikan, diperkirakan mempunyai jumlah pengguna internet 0,3% dari total penggunaan Indone­sia yaitu sekitar 33.000 pengguna dengan proporsi sebagai berikut:

Tabel 3.
Pengguna internet di Kabupaten Kudus
Telephone/internet café
5.000
Perguruan Tinggi
9.000
SMK, SMA, Pesantren, SMP
7.000
Bisnis (perkantoran)
12.000
Total
33.000
Sumber : APJII, 2008

Adalah 20% dari total pasar potensial dengan asumsi:
a.         Pandangan optimis, MobileShop memiliki keunggulan dalam hal diferensiasi produk yang ditawarkan.
b.         Pandangan pesimis, MobileShop merupakan konsep baru.

Analisa Segmentasi MobileShop
Segmentasi yang dituju oleh MobileShop cukup memenuhi kriteria segmentasi yang efektif, dengan analisa sebagai berikut:

Tabel 4.
Kriteria Segmentasi
Substantial
Ukuran atau jumlah mahasiswa, pelajar dan pegawai di Kabupaten Kudus besar, cukup memadai untuk dijadikan sebagai pasar, dan menguntungkan secara ekonomis dilihat dari perilaku konsumsi.
Measurable
Dapat diukur.
Attractive
Menguntungkan berdasarkan Porter Analysis.
Distinguishable
Dapat dibedakan dengan segmen lain.
Accessible
Dapat dijangkau oleh jaringan promosi dan distribusi.
Actionable
Dapat di-handle dengan program pemasaran.
Derential
Dapat didekati dengan mix marketing yang berbeda.
Sumber : Hasil Analisis
Tabel 5.
Program Pemasaran MobileShop
Product
-          Food: makanan dan minuman
-          Non food: buku, alat tulis, voucher, tiket, SMS, telepon, tabloid, artikel.
Price
Harga lebih rendah dari harga pasar (minimal sa­ma).
Place
Direct selling ke kampus, sekolah dan perusahaan di Kabupaten Kudus.
Promotion
-          Advertising: situs internet, leaflet, radio.
-          Sales promotion: diskon, gift
-          Public relation: event organizer, sponsorship
-          Personal selling: direct selling
-          Direct marketing E-mail, SMS, personal con-tact, word of mouth
Physical Evidence
-          Kostum SPB/SPG yang menarik, funky, gaul (gaya anak muda).
-          Desain kendaraan MobileShop.
-          Desain situs internet.
-          Desain leaflet.
Process
Cepat dan mudah
People
-          Funky, gaul, friendly.
-          Smart, wawasan luas.
-          Anak muda banget
Value Added Benefit (services)
-          Mading kampus dan sekolah.
-          Kalender event kampus, sekolah dan perusahaan.
-          Talkshow singkat dan gratis (tentang entrepreneur, seks, dan lain-lain).
-          Kunjungan bersama Mobile Cruiser radio-radio Kudus.
-          Ajang pertunjukan bakat dan talent (band, dance, dan lain-lain).
Sumber : Hasil Analisis
Tabel 6.
Analisa SWOT MobileShop
Analisa peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan dari bisnis Mo­bileShop.
MOBILESHOP

Strengths (S)
First mover
Diferensiasi produk dan layanan
Potensial customer tinggi
Layanan specialty
Supplier banyak
Berbasiskan Internet


Weaknesses (w)
Harga produk sama dengan harga pasar (mungkin lebih tinggi)


Opportunities (0)
Pembeli banyak
Konsep Mobile Shop belum
ada sebelumnya
Persaingan masih rendah

SO Strategies
Meningkatkan penjualan
(market share).
promosi
Edukasi pasar
WO Strategies
Mencari supplier yang murah
Kerjasama dengan MobileCruiser radio

Threat (T)
Jumlah pesaing cukup banyak
Produk substitusi banyak
Konsumen sensitif terhadap harga
Entry barrier rendah
(ancaman pendatang baru)

ST Strategies
Costomer services
Menambah fitur dan content layanan

WT Strategies
Maintain pelanggan eksisting
Sumber : Hasil Analisis

Aspek Teknis
AspekTeknis Produk
a.         Desain Produk
Karena MobileShop menjual produk ritel yang tidak diproduksi sendiri, maka tidak perlu membuat desain produk. Adapun desain yang penting bagi MobileShop adalah desain kendaraan dari Mo­bileShop itu sendiri.

b.        Kapasitas Penjualan/Layanan (Produksi)
Dengan target pasar 20% dari total pasar potensial, kapasitas produk yang akan dijual untuk launching pertama adalah:
-          Untuk produk food: menjual beberapa macam produk makanan siap saji dan makanan basah (seperti bakso) sebanyak 50 porsi untuk satu hari.
-          Untuk produk non food: menjual kebutuhan alat tulis dan flexiwalk dengan target 20 orang pembeli pertama.
c.         Proses Penjualan/Layanan (Produksi)
Untuk produk yang akan dijual, langsung dibeli dari supplier yang sudah dipilih. Sedangkan untuk makanan basah, diproduksi sen­diri oleh tim MobileShop atau menggunakan sistem konsinyasi dengan produsen makanan. Sedangkan proses penjualan dilaku­kan dengan cara direct selling.

Penentuan dan Pemilihan Lokasi Proyek
Untuk lokasi proyek MobileShop sendiri adalah Kabupaten Kudus de­ngan target lokasi adalah kampus-kampus, sekolah-sekolah menengah dan perusahaan besar. Sedangkan untuk lokasi kantor manajemen MobileShop sen­diri tidak terlalu penting dalam keberhasilan pemasaran MobileShop.

Aspek Manajemen
Profil
Profil dari MobileShop adalah sebagai berikut:

Tabel 7.
Profil MobileShop
Nama Perusahaan
MobileShop
Nama Produk
MobileShop
Visi
Menjadi pilot project entrepreneur di Kabupaten Kudus.
Misi

-         Mencapai penjualan tahun pertama sebesar 20% dari total pangsa pasar.
-         Menjadi pusat informasi kegiatan kampus dan sekolah.
Sumber : Hasil Analisis

Struktur Organisasi
MobileShop dibentuk oleh anak-anak muda yang penuh dinamisasi, semangat, inovatif, open-minded dan bergaya hidup funky. Maka dari itu struktur organisasi yang dibuat tidak lagi mengikuti struktur yang konvensional. Di mana manajemen MobileShop membentuk suatu struktur organisasi yang dapat menggambarkan konsep dan budaya kerja serta kinerja dan sifat anak muda tetapi tetap dalam koridor bisnis yang ada.

Job Description and Specification
Berikut penjelasan struktur kerja dari struktur organisasi MobileShop, yaitu:


1.        Director
-        Merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengendalikan perusahaan.
-        Memeriksa laporan secara menyeluruh dan berkala.
2.        Marketing & Public Relation Department
-        Merencanakan dan mengelola promosi perusahaan
-        Memenuhi target pemasaran perusahaan.
-        Melakukan negosiasi dan kontrak kerjasama dengan pihak lain.
-        Pemenuhan dan peningkatan skill serta knowledge pada or­ganisasi marketing untuk kelancaran operasional perusaha­an.
-        Melakukan riset pemasaran.
-        Mengelola performansi pelayanan.
-        Memberi informasi produk dan tarif yang dibebankan atas produk.

3.        Administration and Financial Department
-        Menyusun anggaran tahunan beserta pelaksanaan dan peng­awasannya.
-        Analisa pengendalian pendapatan beban dan investasi.
-        Management cash flow.
-        Administrasi pembayaran dan pembebanan gaji karyawan.
-        Pengelolaan administrasi aktiva tetap dan perpajakan.
-        Pengelolaan laporan keuangan dan laporan rekonsiliasi.
4.        Database Department
-        Melakukan up-dating terhadap situs MobileShop.
-        Melayani customer yang berinteraksi melalui situs Mobile-Shop.
-        Membuat desain situs dan tampilannya.
-        Melakukan filling data customer.
5.        Operational and Production Department
-        Menjalankan bisnis MobileShop.
-        Mengatur jadwal kunjungan sekolah, kampus dan perusahaan besar.
-        Melakukan pembelian produk yang akan dijual.
-        Melakukan perawatan terhadap fasilitas dan perangkat MobileShop.
-        Mengkoordinir perencanaan dan pengembangan bisnis perusahaan.
-        Berwenang untuk menentukan kualifikasi karyawan di bagiannya.
-        Bertanggung jawab terhadap penyediaan SDM yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan melalui rekrutasi.


Aspek Ekonomi, Sosial dan Lingkungan
Dari analisa bisnis yang akan dijalankan melalui MobileShop ini, dapat dibuat analisa terhadap aspek ekonomi, sosial dan lingkungan, yaitu sebagai berikut:
-        Memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat sekitar MobileShop, walaupun tidak secara signifikan. Peluang kerja ini dalam posisi staf operasional dan produksi.
-        Menumbuhkan industri lain. Industri rumah tangga yang memproduksi makanan dapat menjadi supplier bagi Mobile-Shop Food.
-        Menyediakan kebutuhan pelajar, mahasiswa dan pegawai perusahaan.
-        Menjadi media pendidikan bagi pelajar dan mahasiswa.
-        MobileShop tidak menyebabkan pencemaran lingkungan, karena industrinya berupa jasa dan ritel.

Aspek Kuangan
Dengan proyeksi laba dan cash flow yang ada, maka MobileShop berharap dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi para investor untuk menanamkan modalnya dalam bisnis yang dijalankan Mobile‑Shop. MobileShop juga melakukan evaluasi keuangan sebagai berikut:
a.         Metode Payback Period
b.        Metode Net Present Value
c.         Profitability Index
d.        Internal Rate of Return

KESIMPULAN
1.        Peluang yang diciptakan oleh teknologi seperti e-business dan peluang baru dari bisnis moko menghasilkan suatu konsep baru yaitu MobileShop adalah konsep menjual barang dengan mobil (sama seperti moko), akan tetapi pemasarannya juga dilakukan mela­lui internet.
2.        Terdapat dua jenis produk yang ditawarkan MobileShop, yaitu produk Food dan Non-Food.
3.        MobileShop juga mengadakan acara-acara talkshow singkat tentang isu-isu terbaru yang dibutuhkan oleh mahasiswa dan murid sekolah. Sehingga, harapan MobileSbop tidak saja sebagai badan yang business oriented akan tetapi juga education oriented.
4.        Interaksi konsumen dengan MobileShop melalui informasi produk, pemesanan produk melalui situs, pemesanan produk melalui MobilePhone dan delivery product.
5.        Persaingan antarpesaing: attractive, karena jumlah pesaing masih sedikit dan fitur produk bersifat specialty.
6.        Ancaman pendatang baru: unattractive, karena Barrier to Entry mudah dan rendah sehingga akan banyak yang masuk bisnis ini dengan mudah. Sedangkan jika dilihat dari Barrier to Exit : attractive, karena spesialisasi aset rendah dan biaya untuk keluar dari bisnis inipun rendah.
7.        MobileShop juga melakukan evaluasi keuangan dengan Metode Payback Period, Metode Net Present Value, Profitability Index, Internal Rate of Return.


DAFTAR PUSTAKA

Dicken, Peter. 2002. Global Shift: The Internationalization ofEconomic Activity, edisi ke-2. London: Paul Chapman Publishing Ltd.
Gray, Clive dick. 2003. PengantarEvaluasi Proyek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Husein, Umar. 2008. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Gramedia Pus­taka Utama.
Husnan, Suad, dan Suwarsono. 2009. Studi Kelayakan Proyek. Yogya­karta: UPP YKPN.
Ichsan, Mochamad. 2008. Studi Kelayakan Proyek. Malang: UN­BR.AW
Porter, Michael E. 2005. The CompetitiveAdvantage ofNations. Lon-don and Basingstoke: The Macmillan Press Ltd.
Rozak, Abdul. 2007. Diktat KuliahMagangKewirausahaan. Kudus: LPM UMK.
Sjaifudian, Hetifah, Dedi Haryadi, Maspiyati. 2005. Strategi dan Agenda Pengembangan Usaha Kecil. Kudus: AKATIGA.

Suwarsono, 2008. Manajemen Strategi. Yogyakarta. UPP YKPN.
www. depkop.go. id
www. swa. co. id
www.kadin-indonesia. or. id
Dr. Sri Adiningsih, Regulasi dalam Revitalisasi Usaha Kecil dan Me­nengah di Indonesia, www.lfip.org