Laman

ANTESEDEN KEPERCAYAAN INTERPERSONAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKTIFITAS KERJA (Studi pada Politeknik Negeri Semarang)


ANTESEDEN KEPERCAYAAN INTERPERSONAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKTIFITAS KERJA
(Studi pada Politeknik Negeri Semarang)

INTERPERSONAL'S TRUSTY ANTECEDENT AND ITS INFLUENCE TO WORK PRODUCTIVITY
 (STUDY ON SEMARANG STATE POLYTECHNIC)

Suharmanto
Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Semarang


ABSTRACT

The purpose of this research is to get empirical evidence about the influence of participation, feedback, and enableness toward the increasing of interpersonal trust and positive influence of improvement of interpersonal trust toward productivity. Population in this research is all of employees in Semarang State Polytechnic. While sample in this research is employees who takehold as manager in the environment of Semarang State Polytechnic. This research use analysis method of Structural Equation Model using primary data which is obtained by distributing 110 questionaire to respondent. The research result shows that participation variable significantly influenced toward interpersonal trust. The research result also shows that feed back and enableness have significant influence toward interpersonal trust. Moreover, the influence of interpersonal trust toward productivity shows significant result.

Key-Words: participation, feedback



Perubahan yang dinamis dan cepat dalam dunia usaha membawa dampak bagi dunia pendidikan khususnya Perguruan Tinggi (PT). Sebagai lembaga nirlaba Perguruan Tinggi perlu terus meningkatkan keunggulan bersaing dan melakukan penyesuaian yang tepat dalam menyusun strategi untuk mempersiapkan lulusan yang siap pakai dan mampu bersaing dalam dunia yang kompetitif ini.
Kepercayaan adalah salah satu sendi dasar tatanan relasi, bahkan menurut pakar psikologi Erik H. Erikson (2001), secara psikologis kepercayaan dianggap sebagai landasan paling mendasar dari perkembangan psikososial yang baik. Untuk dapat berkembang dengan baik, psikososial seseorang harus diberi “basic trust” atau kepercayaan dasar. Organisasi termasuk perguruan tinggi merupakan tempat berkumpulnya beberapa individu yang memiliki visi, misi, dan tujuan yang sama, namun berasal dari latar belakang yang berbeda dipandang rentan dengan masalah relasional. Salah satu masalah relasional yang timbul adalah menyangkut masalah kepercayaan. Tidak jarang ketidakberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan organisasi disebabkan oleh masalah kepercayaan.
Kondisi persaingan yang semakin kompetitif memberikan dorongan yang sangat besar pada perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas output yang dihasilkan. Agar lulusan yang dihasilkan bisa memenuhi kebutuhan pasar kerja, berbagai perguruan tinggi melakukan pembenahan di segala bidang, salah satu diantaranya adalah peningkatan efisiensi dan efektivitas manajemen.
Beberapa sistem pengklasifikasian dalam mengartikulasikan berbagai model teori manajemen organisasi, membentuk dikotomi model manajemen organisasi yaitu model organisasi birokratik (model klasik/formal) yang dikemukakan oleh Weber (1922;1964) dan model hubungan antar manusia yang dikemukan oleh Maslow (1954) dan McGregor (1960). Hal terpenting yang membedakan 2 model tersebut adalah penekanan pada struktural versus faktor-faktor sosial dan psikologis yang ada pada suatu bidang pekerjaan. Menurut Weber (1922;1964), model birokratis adalah suatu sistem yang terdiri atas berbagai regulasi untuk mengatur segala situasi sehingga mendorong adanya keseragaman dan kemudahan dalam memprediksi. Model birokratis juga menganggap bahwa pekerja dan lembaga (constituent) akan mengembangkan kepercayaannya dalam melaksanakan berbagai kebijakan yang berdasarkan pada fairness dan dokumentasi.
            Denhart (1993; dalam Nyhan, 2000), mengacu pada model hubungan manusia, menyatakan bahwa “terlihat jelas bahwa tujuan pokok dari manajer adalah menemukan cara yang paling efisien dalam menjamin terjadinya kesesuaian antara keinginan pekerja dengan apa yang diharapkan oleh manajemen.” Persamaan 2 model tersebut adalah keduanya mengakui adanya konflik atau kecenderungan timbulnya konflik antar atasan dan bawahan. Ketika terjadi perbedaan opini antara atasan dan bawahan maka konflik akan meningkat. Jika terjadi konflik antara manajer dan bawahannya, maka manajer kemudian akan langsung kembali ke model otoritas, inilah yang kemudian dianggap sebagai  kelemahan sistem hubungan manusia.
            Penelitian Nyhan (2000) yang mengacu pada Teori X dan Y McGregor dan Teori Z Ouchi menunjukkan adanya pengaruh positif terhadap produktifitas dan komitmen organisasi dari adanya kepercayaan interpersonal yang didahului oleh partisipasi, umpan balik, dan pemberdayaan.
Penelitian ini akan mengkaji ulang apa yang telah dilakukan oleh Ronald C. Nyhan (2000), dengan memfokuskan pada integrasi para profesional ke dalam tiga aspek kepercayaan yaitu partisipasi, umpan balik dan pemberdayaan terhadap kemungkinan peningkatan produktifitas. Penelitian ini berbeda dengan Nyhan (2002), yaitu penelitian Nyhan (2002) tersebut dilakukan dengan setting aparat pemerintah perkotaan di Florida, adapun penelitian ini dilakukan pada perguruan tinggi dengan dosen/staf pengajar sebagai anggota profesionalnya.

 

Rumusan Masalah
1.      Apakah adanya partisipasi, umpan balik atas kinerja, dan pemberdayaan akan berpengaruh pada peningkatan kepercayaan interpersonal pada pekerja organisasi sektor publik?
2.      Apakah peningkatan kepercayaan interpersonal akan berpengaruh pada peningkatan produktifitas kerja?

 

Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
1.      Pengaruh partisipasi, umpan balik, dan pemberdayaan terhadap meningkatnya kepercayaan interpersonal.
2.      Pengaruh positif peningkatan kepercayaan interpersonal pada produktifitas.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana pengelolaan organisasi dalam hal ini perguruan tinggi bila dikelola berdasarkan paradigma kepercayaan. Selain itu, gambaran perilaku aparat institusi perguruan tinggi dalam menyikapi cara pandang baru tersebut dapat menjadi bahan acuan dalam menyusun program-program pengelolaan organisasi sektor publik, khususnya yang terkait dengan hubungan antar atasan dan bawahan serta hubungan antara sesama pegawai dan karyawan.

 


Tinjauan Pustaka


Teori Organisasi

            Menurut Weber (1947), organisasi adalah suatu kelompok kerjasama yang memiliki suatu tata hubungan sosial yang dihubungkan dan dibatasi oleh aturan-aturan tertentu. Konsekuensi dari hubungan tersebut membentuk suatu hirarki yaitu kerangka hubungan terstruktur yang berisi wewenang, tanggungjawab, dan pembagian kerja untuk menjalankan fungsi tertentu.
Teori organisasi lain adalah teori organisasi modern. Fokus utama dari teori organisasi ini adalah pada faktor manusia dan cara manusia tersebut berperilaku dalam organisasi, di mana perilaku manusia sangat ditentukan oleh lingkungan selain faktor dirinya. Oleh sebab itu teori ini juga memperhitungkan faktor-faktor lingkungan. Cara pandang organisasi modern berkembang sejak munculnya teori-teori motivasi antara lain Herzberg (1950), Maslow (1954), McGregor (1960), dan Argyris (1964).

Teori Motivasi Dua Faktor Herzberg

            Pada tahun 1950 Frederick Herzberg melakukan penelitian mengenai motivasi kerja para akuntan dan insinyur di Pittsburg USA. Penelitian Herzberg menghasilkan 2 kesimpulan. Pertama, terdapat satu kelompok kondisi ekstrinsik yang meliputi upah, keamanan kerja, kondisi kerja, status, kualitas penyeliaan, dan kualitas hubungan interpersonal antar sesama rekan kerja, serta atasan dan bawahan. Keberadaan unsur-unsur tersebut terhadap kepuasan karyawan tidak selalu memotivasi pekerja. Namun ketidakberadaannya menyebabkan ketidakpuasan. Kedua, kelompok kondisi intrinsik yang meliputi pencapaian prestasi, pengakuan, tanggungjawab, kemajuan, pekerjaan, dan kemungkinan berkembang. Tidak adanya unsur-unsur tersebut bukan berarti menunjukkan kondisi sangat tidak puas. Tetapi jika ada, akan membentuk motivasi yang kuat yang menghasilkan prestasi kerja yang baik.
             

Teori X dan Y Douglas McGregor

Teori ini merupakan pengembangan dari teori klasik yang dikembangkan oleh Elton Mayo (1923). Asumsi Teori X dari McGregor (1960) adalah manusia pada dasarnya tidak suka bekerja, tidak bertanggungjawab, suka diperintah, hanya membutuhkan motivasi fisiologis, dan harus sering diawasi. McGregor lalu membandingkan beberapa asumsi tersebut dengan hirarki kebutuhan Maslow dan menyimpulkan bahwa asumsi tersebut tidak tepat jika digeneralisasi secara umum, sebab pendekatan manajemen yang menggunakan asumsi-asumsi tersebut sering mengalami kegagalan. Menurut McGregor, selain kebutuhan fisik manusia juga mempunyai kebutuhan-kebutuhan sosial. Oleh karena itu, alternatif teori Y kemudian diajukan oleh McGregor. Asumsi dasar teori ini adalah manusia pada dasarnya tidak malas dan dapat dipercaya. Sehingga sudah menjadi tugas manajemen untuk memberi kesempatan pada karyawan untuk mengembangkan potensi diri mereka.

 

Definisi Kepercayaan

            Kepercayaan dapat dipandang dari perspektif organisasi secara internal dan lingkungan eksternal. Kepercayaan juga dapat dikonsep dari berbagai cara, namun kepercayaan sering dihubungkan dengan situasi yang berkaitan dengan konflik personal, ketidakpastian hasil, dan pemecahan masalah.
            Kepercayaan dibedakan dalam 2 dimensi yaitu kepercayaan interpersonal (antar sesama pekerja dan antara pekerja dengan atasannya) dan sistem kepercayaan (antara pekerja dengan organisasi secara keseluruhan). Dikotomi tersebut menyatakan bahwa tingkat kepercayaan seorang individu  pada atasannya berbeda dengan pada organisasi secara keseluruhan.
                       

Antesedent Kepercayaan

            Suatu strategi dalam meningkatkan tingkat kepercayaan antara pekerja dan manajer dibutuhkan untuk membangun kepercayaan dalam organisasi publik. Tiga kegiatan yang penting dilakukan secara integral untuk meningkatkan kepercayaan interpersonal dalam organisasi, yaitu:

1.      Partisipasi

            Partisipasi dianggap sebagai anteseden penting dalam membangun kepercayaan (Milani, 1976). Brownel (1982) memandang partisipasi sebagai kunci hubungan baik internal maupun eksternal dari organisasi publik. Camman (1976) menyatakan bahwa partisipasi dalam pengambilan keputusan merupakan paradigma mayor yang cocok bagi administrator publik yang akan memiliki keuntungan positif yang signifikan.

2.      Umpan balik kinerja

            Umpan balik adalah hal penting dalam sistem keterbukaan dan dipandang sebagai salah satu dimensi yang signifikan untuk efektifitas suatu kelompok. Umpan balik membutuhkan pertukaran informasi 2 arah dari dan ke antara atasan dan bawahan. Kenis (1979) menemukan bahwa komunikasi terbuka dan saling berbagi informasi adalah kunci dalam meningkatkan kinerja organisasi.

3.      Pemberdayaan

            Lawler dan Hall (1970) menyatakan bahwa pemberdayaan adalah bagian dari model membangun keterlibatan dan ketidakterlibatan. Model ini menekankan kebutuhan atas informasi tentang kinerja dalam bentuk umpan balik dan kekuatan untuk membuat keputusan dan berpengaruh dalam prosedur kerja.

Konsekuensi Kepercayaan

Kepercayaan interpersonal dalam organisasi dibangun dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja individu. Kepercayaan interpersonal dinyatakan berhubungan sebab akibat dengan meningkatnya produktifitas dan menguatnya komitmen organisasi afektif (Nyhan, 2000).
            Peningkatan produktifitas sering dihasilkan dari meningkatnya pemecahan masalah. Tingginya tingkat kepercayaan secara positif berhubungan dengan keterbukaan, percobaan dengan kebiasaan baru, dan umpan balik kinerja secara tidak curang. Hal ini mempengaruhi kualitas pemecahan masalah pada suatu kelompok dan proses pengambilan keputusan.
           
Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian mengenai variabel-variabel yang berhubungan kepercayaan interpersonal di atas, maka hipotesis penelitian yang diuji dalam penelitian ini adalah:

H1:  Partisipasi berpengaruh positif pada kepercayaan interpersonal.
H2:  Umpan balik atas kinerja berpengaruh positif pada kepercayaan interpersonal.
H3:  Pemberdayaan berpengaruh positif pada kepercayaan interpersonal.
H4:  Kepercayaan interpersonal berpengaruh positif pada produktifitas.

Model Penelitian
            Model konseptual anteseden dan konsekuensi dari variabel kepercayaan interpersonal pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1.
Kerangka Teoritis Model Penelitian
 








Sumber: Nyhan, 2000







Metode Penelitian
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai dan karyawan di lingkungan Politeknik Negeri Semarang. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah pegawai dan karyawan yang juga menjabat sebagai manajer dalam lingkungan organisasi perguruan tinggi, Politeknik Negeri Semarang (Direktur, Pembantu Direktur, Senat, Ketua/Sekretaris Jurusan, Ketua Program Studi, Ketua Labolatorium, Kepala Akademik, Kepala Tata Usaha, Kepala Bagian, Kepala Unit, Kepala Urusan, KUPT, dan pejabat lain di lingkungan Bagian Administrasi dan Umum Politeknik Negeri Semarang).

Prosedur Pengumpulan Data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini diambil dengan mengurutkan daftar pertanyaan (kuesioner) yang diberikan kepada responden. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang telah ditetapkan dengan cara mendatangi langsung responden.

Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel
Variabel Eksogen
1.      Partisipasi, didefinisikan sebagai kemauan manajer atau atasan untuk mengikutsertakan bawahannya dalam proses pengambilan keputusan dan keterlibatan tersebut dipersepsikan oleh bawahan mereka memiliki nilai bagi organisasi. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Nyhan (2000).
2.      Umpan balik kinerja adalah pertukaran informasi secara 2 arah dari dan ke antara atasan dan bawahan. Pengukuran variabel ini menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Nyhan (2000).
3.      Pemberdayaan, diartikan sebagai upaya membangun lingkungan dimana karyawan menerima tanggungjawab dan otoritas yang lebih banyak untuk berprestasi dalam pekerjaan mereka. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen dari Nyhan (2000).

Variabel Endogen
1.      Kepercayaan Interpersonal, didefinisikan sebagai kepercayaan yang terbangun di antara pekerja dan antara pekerja dengan atasannya. Variabel ini diukur dengan dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan dari organizational trust inventory (OTI) yang digunakan oleh Nyhan dan Marlowe (1997).
2.      Produktifitas, merupakan suatu  kondisi tentang kualitas dari suatu pekerjaan, dimana seorang karyawan akan memberikan kinerja yang terbaik, melaksanakan pekerjaan, dan hanya ada sedikit waktu menganggur demi mencapai kinerja yang lebih optimal (Nyhan, 2000).

Metode Analisis Data
Model yang digunakan untuk menganalisis data adalah SEM (Structural Equation Modeling) karena didasarkan pertimbangan bahwa SEM memiliki kemampuan untuk menggabungkan measurement model dan structural model secara simultan dan efisien bila dibandingkan dengan teknik multivariat lainnya (Hair et al. 1998).
Ringkasan batasan uji kesesuaian model menggunakan Structural Equation Modeling disajikan pada tabel berikut ini :





Tabel 1.
Goodness-Of-Fit Index

GOODNESS-OF FIT INDEX

CUT-OFF VALUE

Degree of Fredom (DF)
Positif  +
c2 (Chi – square)
Diharapkan kecil
A.     Signifikansi Probability
³ 0,05
RMSEA
³ 0,08
GFI
³ 0,90
AGFI
³ 0,90
TLI
CMIN/DF
£ 2,00
          Sumber:  Arbuckle (1997) seperti yang dikutip oleh Augusty (2000)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis Data
Gambar 2.

Structural Equation Model Full Model









Tabel 2.
Goodness-Of-Fit Indices Konstruk Full Structural Equation Model
B.     Goodness of fit index
Cut-off Value
Hasil Model
Evaluasi Model
Chi-Square
Diharapkan kecil
98,178
Perfect
Probability
0,977
Perfect
CMIN/DF
0,767
Perfect
GFI
0,909
Perfect
TLI
1,042
Perfect
CFI
0.90
1,000
Perfect
RMSEA
0,000
Perfect
Sumber: data primer yang diolah, 2009

Pengujian Hipotesis
Hipotesis
Pernyataannya
Hasil
H1
Partsipasi memiliki pengaruh positif terhadap kepercayaan interpersonal.
Diterima
H2
Umpan balik memiliki pengaruh positif terhadap kepercayaan interpersonal.
Diterima
H3
Pemberdayaan memiliki pengaruh positif terhadap kepercayaan interpersonal.
Diterima
H4
Kepercayaan interpersonal memiliki pengaruh positif terhadap produktifitas.
Diterima



Pembahasan
Partisipasi akan berpengaruh positif pada kondisi organisasi yang stabil dan terdesentralisasi (Yukl, 1977). Selain itu, kondisi win-win expectation antara pekerja dan pihak atasan juga merupakan faktor yang menentukan keberhasilan program partisipasi (Keynes, 1994). Keinginan dari pimpinan untuk mengikutsertakan bawahannya dalam proses pengambilan keputusan dan adanya persepsi dari bawahan bahwa keterlibatan tersebut memiliki nilai, maka hal tersebut akan menjadi kunci hubungan baik internal maupun eksternal dari organisasi publik, serta merupakan paradigma mayor yang cocok bagi administrator publik yang akan memiliki keuntungan positif yang signifikan (Brownel, 1982; Camman, 1976).
Hasil penelitian hipotesis kedua memberikan hasil yang signifikan, ditunjukkan nilai C.R. sebesar 2,052 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.040 (p < 0.05). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Luthans dan Martinko (1995) yang menyatakan bahwa adanya umpan balik akan meningkatkan produktifitas kerja pegawai. Ia juga memberikan karakteristik serta penekanan bahwa suatu program umpan balik yang dilakukan organisasi untuk meningkatkan hubungan interpersonal dan kinerja akan efektif jika program tersebut memenuhi beberapa kriteria, yaitu (1) ditujukan untuk membantu karyawan; (2) spesifik; (3) deskriptif; (4) berguna untuk meningkatkan kinerja; (5) disampaikan tepat waktu; (6) mempertimbangkan faktor kesediaan pekerja untuk menerima umpan balik; (7) disampaikan secara jelas; (8) valid. Adanya kriteria tersebut dapat mengakibatkan efektifnya umpan balik pada hubungan dalam organisasi. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa program umpan balik yang dilakukan di lingkungan Politeknik Negeri Semarang telah memenuhi kriteria-kriteria yang ditekankan oleh Luthans dan Martinko (1995).
Adanya umpan balik, dimana terdapat pertukaran informasi 2 arah dari dan ke antara atasan dan bawahan akan menjadikan komunikasi menjadi terbuka dan saling berbagi informasi dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi. Pimpinan mengendalikan aliran informasi pada organisasi, dan memberi akses pada informasi adalah kunci manifestasi dari tingkat kepercayaan dalam organisasi (Witt dan Khellmen, 1992). Umpan balik yang terjadi pada pegawai dan karyawan Politeknik Negeri Semarang secara positif akan mempengaruhi kinerja sebagai suatu cara untuk mengkoreksi adanya kesalahan dan mengidentifikasi masalah serta mencari pemecahannya (Kenis, 1979). Hal ini akan berdampak bahwa umpan balik dari pegawai dapat meningkatkan kinerja keseluruhan pada organisasi publik, yaitu Politeknik Negeri Semarang (Zand, 1972).
Hipotesis ketiga memberikan hasil yang signifikan, ditunjukkan nilai C.R. sebesar 2,587 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.010 (p < 0.05). Pemberdayaan pegawai dan karyawan Politeknik Negeri Semarang akan menghasilkan pegawai yang bertanggungjawab atas pekerjaannya. Hal ini bisa dipahami karena dengan adanya pemberdayaan menjadikan pegawai akan termotivasi oleh adanya bentuk penghargaan atas kontribusi mereka, sebagai bentuk kepercayaan organisasi akan kemampuan pegawainya, serta membangun perasaan memiliki pada karyawan. Pegawai dan karyawan Politeknik Negeri Semarang akan lebih memiliki komitmen pada organisasi dan memiliki tingkat absensi rendah jika mereka menerima sinyal bahwa organisasi menghargai kontribusinya. Adanya bentuk komitmen menggambarkan antitesis dari pengendalian secara birokratis, perlu memberdayakan pegawainya sehingga hubungan dengan masyarakat juga bisa dieratkan (Lawler dan Hall, 1970).
Hipotesis keempat menunjukkan hubungan antara kepercayaan interpersonal dengan outcomes yang timbul karena adanya pembentukan kepercayaan interpersonal. Temuan ini sesuai dengan Teori Motivasi Dua Faktor Herzberg yang menyatakan bahwa adanya hubungan interpersonal yang berkualitas dapat memberi kepuasan pada pekerja dan akhirnya meningkatkan kinerja individu pekerja.
Dalam Teori Z juga ditekankan bahwa produktifitas dan kepercayaan akan berjalan beriringan. Meningkatnya kepercayaan antar pegawai pada sektor publik akan mengurangi perilaku dan sikap disfungsional dan akan meningkatkan produktifitas. Tingginya tingkat kepercayaan secara positif berhubungan dengan keterbukaan, percobaan dengan kebiasaan baru, dan umpan balik kinerja secara tidak curang. Hal ini mempengaruhi kualitas pemecahan masalah pada suatu kelompok dan proses pengambilan keputusan.

Simpulan
1.      Berdasarkan hasil uji koelisien jalur, disimpulkan sebagai berikut:
a.       Hasil penelitian empiris hipotesis pertama yang menyatakan hubungan variabel partisipasi dengan kepercayaan interpersonal secara signifikan dapat diterima. Hasil estimasi sebesar 0,337 pada tingkat signifikansi nilai CR = 2,550 dengan probabilitas = 0.011 (p < 0,05).
b.      Hasil penelitian empiris hipotesis kedua yang menyatakan hubungan variabel umpan balik dengan kepercayaan interpersonal secara signifikan dapat diterima. Hasil estimasi sebesar 0,334 pada tingkat signifikansi nilai CR = 2,052 dengan probabilitas = 0, 040 (p < 0,05).
c.       Hasil penelitian empiris hipotesis ketiga yang menyatakan hubungan variabel pemberdayaan dengan kepercayaan interpersonal secara signifikan dapat diterima. Hasil estimasi sebesar 0,321 pada tingkat signifikansi nilai CR = 2,587 dengan probabilitas = 0.010 (p < 0,05).
d.      Hasil penelitian empiris hipotesis keempat yang menyatakan hubungan variabel kepercayaan interpersonal dengan produktifitas secara signifikan dapat diterima. Hasil estimasi sebesar 0,641 pada tingkat signifikansi nilai CR = 5,270 dengan probabilitas = 0.000 (p < 0,01).
2.      Munculnya kepercayaan interpersonal akan semakin menguat jika didukung oleh partisipasi, umpan balik dan pemberdayaan yang tinggi. Adanya kepercayaan interpersonal juga akan berimplikasi pada peningkatan produktifitas.

Keterbatasan
1.      Pemilihan sampel yang tidak acak, berada dalam lingkup yang relatif kecil dan menggunakan satu wilayah tertentu saja, mempunyai kemungkinan untuk mengurangi kemampuan generalisasi temuan ini.
2.      Responden penelitian ini terbatas pada staf pengajar serta karyawan Politeknik Negeri Semarang, dimana kemungkinan penelitian ini akan menunjukkan hasil yang berbeda pada para karyawan institusi publik lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan spesifikasi organisasi yang berbeda.
3.      Data penelitian ini dihasilkan dari intrumen yang mendasarkan pada persepsi jawaban responden. Hal ini akan menimbulkan masalah jika persepsi responden berbeda dengan keadaan sesungguhnya.
4.      Instrument yang diadopsi dalam penelitian, tidak dilakukan terjemahan ulang ke teks aslinya (bahasa Inggris), sehingga dimungkinkan adanya susunan kalimat yang tidak tepat dan akibatnya dapat mempengaruhi persepsi responden dalam menjawab pertanyaan.
5.      Masih terbatasnya peneliti terdahulu yang menggunakan kepercayaan interpersonal sebagai dasar untuk membangun hipotesis, maka dimungkinkan penerimaan atau penolakan hipotesis pengaruh anteseden kepercayaan interpersonal dan dampaknya terhadap produktifitas kurang dijamin keakuratannya.

Implikasi Teoritis
Isu-isu dalam globalisasi menyebutkan perlunya memperhatikan faktor-faktor lain di luar perubahan struktur dan perubahan bentuk organisasi, seperti perubahan teknologi, perubahan perubahan peraturan, keanekaragaman karyawan, dan peran kapital intelektual (Gugup Kismono, 1999). Semua itu mempunyai pengaruh pada perubahan guna melihat dampaknya pada produktifitas karywan.
Perlu dimasukkan unsur norma-norma dan etika kedalam instrumen kinerja karyawan atau cara lain ialah menggunakan perluasan (ekstensi) penelitian dengan menambahkan konstruk etika profesi guna lebih memperjelas terjadinya produktifitas pada lingkungan profesional. 
Perlu dipertimbangkan kembali penggunaan program AMOS 7 dalam analisis SEM, karena sensitivitas program tersebut terhadap asumsi normalitas dan modifikasi pada model akan mengurangi nilai praktis dari penelitian ini, perlu membandingkan dengan program analisis SEM lain seperti Lisrel (ver. 8.0) yang tidak terlalu sensitif terhadap asumsi normalitas atau program Partial Least Square (PLS 2.0) yang tidak mensyaratkan jumlah sampel (³100) (Hair et.al.,1998). Akhirnya penelitian ini membutuhkan telaah teoritis yang mendalam dan hasil penerjemahan yang tepat dan handal untuk meningkatkan validitas konten dari masing-masing instrumen (Coper dan Emory. 1999).

Implikasi Manajerial
1.      Menjadi masukan bagi organisasi publik untuk meningkatkan upaya-upaya pemberian partisipasi dalam pengambilan keputusan, yang dapat dilakukan dengan mulai melakukan upaya interpersonal yang lebih baik dan hal tersebut tidak dapat dipisahkan dari niat baik dan komitmen yang tinggi dari manajemen.
2.      Gambaran hubungan antara atasan dan bawahan dapat digunakan untuk mengkaji bentuk-bentuk psikologis dari karyawan.
3.      Pemberian posisi tawar yang baik bagi karyawan untuk turut menentukan kebijakan yang terkait dengan pekerjaan mereka.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian diajukan saran-saran sebagai berikut:
1.      Penelitian selanjutnya hendaknya memperluas sampel penelitian, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisir pada konteks yang lebih umum pada institusi sektor publik.
2.      Peneliti berikutnya apabila menggunakan instrumen yang sama dengan penelitian ini, hendaknya setelah dilakukan terjemahan ke dalam bahasa Indonesia, dilakukan penerjemahan ulang ke bahasa aslinya (Bahasa Inggris), sehingga tidak terjadi kesalahan penafsiran atas instrumen yang diadopsi dari peneliti terdahulu.
3.      Bagi pengembangan ilmu dan penelitian berikutnya, direkomendasikan agar penelitian ini dapat ditindaklanjuti, dengan arahan sebagai berikut:
a.       Penelitian perlu mempertimbangkan variabel-variubel lain, yang berpotensi berpengaruh terhadap produktifitas kerja, antara lain variabel kemampuan dan dukungan teknis sebagai variabel bebas, serta memasukkan motivasi kerja sebagai mediating variabel pengaruh pelatihan terhadap kinerja.
b.      Disarankan mengambil sampel dari beragam organisasi. Analisis multi-level (kombinasi level individu dan level organisasi) dimungkinkan untuk memperbaiki keterbatasan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Arbuckle, James L., Wothke, Werner.1999, Amos 4.0 User’s Guide, SmallWaters Corporation.
Argyris,  C., 1964,  The Impact of Budgets  on  People  (New  York: The Controllership  Foundation.
Brownell, P, 1982, “A Field Study Examination of Budgetary Participation and Locus of Control”, The Acccounting Review, Vol, LVII (4),
Camman, C, 1976, “Effect of the Use of Control System”, Accounting, Organization and Society, Vol, 1 No. 4 : 301-313
Coaster, T.D., and Fertakis, P.J. 1968. “Budget-induced pressure and its relationship to supervisory behavior”. Journal of accounting research (Autumn), pp. 237-246.
Cooper, D.R, dan Emory, C,W.1999. Metode Penelitian Bisnis. Edisi Kelima. Jilid 1. Penerbit Erlangga.
Erik H, Erikson, 2001,  Interpersonal  Values,  Leadership  Attitudes  and Managerial  “Success”, Personnel  Psychology.
Ferdinand Agusty, 2000, Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen, Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Fiedler, F.E. (1978), "Contingency model of leadership effectiveness", in Berkowitz, L. (Eds), Advances in Experimental Social Psychology, Academic Press, New York, NY, Vol. 11 pp.60-112.
Fuad Mas’ud. 2004, Survival Diagnosis Organisasional Konssep dan Aplikasi, Universitas Diponegoro Semarang.
Ghozali, Imam 2005, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,  Universitas Diponegoro Semarang.
Hair J.r., Joseph F., Rolph E. Anderson, Ronald L. Tatham and William C. Black. 1998. Multivariate Data Analysis with Readings, Forth Edition, Prentice Hall International Inc.
Hansen, Don R. dan M.M. Mowen 2000. Management Accounting, 5th Edition. South-Western College Publishing.
Herzberg, F. I. 1950, The Motivation to Work. New York: United States of America: Wiley.
Indriantoro,  Nur,  dan  Bambang  Supomo,  2002.  Metodologi  Penelitian  Bisnis, Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE UGM.
Kenis, I, 1979, “Effect on Budgetary Goal Characteristic on Managerial Attitudes and Performance”, The Acccounting Review 54 : 707-721.
Lawler, E, dan Hall, D, 1970, “Relationship of Job Characteristic to Job Involvement, Satisfaction and Intricsic Motivation”, Journal of Applised Psychology, pp. 305-312.
Maslow, A. 1954, Motivation and Personality. New York: United States of America: Harper and Row.
McGregor, D. 1960. The Human Side of Enterprice. McGraw-Hill. New York.
Milani, K, 1975, “The Relationship of Participation in Budget-Setting to Industrial Supervisor Performance and Attitudes: A Field Study”, The Acccounting Review, April : 274-284.
Mowday, et al, 1979, “The Measurement of Organizational Commitment”, Journal of Vocational Behavior, 14 : 224-247.
Nyhan, R. C, 2000, “Performance Measurement in the Public Sector: Challenges and Opportunities”, Public Productivity & Management Review 18: 333 - 348.
Ouchi, W. 1981. Theory Z. Reading, MA: Addison Wesley.
Porter, L, et al, 1974, “Organizational Commitment, Job Satisfaction, and Turn Over Among Psyatric Technicians”, Journal of Applied Psychology 59 : 603-609.
Rainey, HG., 1991, “Understanding and Managing Public Organization”, Jossey-Bass Publisher, San Francisco.
Reichers, A.E. and Schneider, B. (1990). "Climate and culture: An evolution of constructs." In Schneider B. (Ed.) Organizational Climate and Culture, Jossey-Bass, San Francisco.
Sekaran, U. 2000. Research Metodhs For Business A Skill – Building Approach.3rd  ed. John Wiley and Sons ,Inc.
Smith, K.L. 1996. “Management Control Syatems and Strategy : A Critical Review”. Accounting Organizations and Society. Vol.22. No.2 pp. 207-232.
Tabachnick & Fidell, 1996, Multivariat Analysis,  Prentice-Hall, Inc., A Simon & Schuster Company, Upper Saddle River, New Jersey.
Weber, M. 1964. The Theory of Social And Economic Organization. New York: Free Press.