Laman

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASA PERCAYA PENGECER PADA PRODUK SOSRO DI WILAYAH BANYUMANIK


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
RASA PERCAYA PENGECER PADA PRODUK SOSRO
DI WILAYAH BANYUMANIK

Bertiana Dwi. P  dan Putut Haribowo
Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Semarang



ABSTRACT

Y = -8,229 + 0,451X1+ 0,675X2 + 0,322X3+ 0,225X4
The communication variables had t count equals to 3,265, satisfaction on the sales policy was 3,963, the company’s reputation was 3,100, the ability of salespersonwas 2,010.  Of the four variables, only the ability of salesperson who did not have t count bigger than t table (2,048).  This means that the ability of salesperson did not  affect  to  confidence  on  the  sosro  retailers’.    The  value  of  determinationcoefficient (R2) was 0,712.  This means that the 71,2% confidence was influenced by the communication retailers, the satisfaction on the sales policy and company reputation  which accounted for  28,8%.    The  influence  by  other  factors  did  notexist in this study.

Keywords: Communication, Satisfaction on the  Sales Policy, Company’s Reputation, Ability of the salesperson, retailers’ trustworthyness

PENDAHULUAN

 Dalam era sekarang ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik dalam  pasar  domestik (nasional)  maupun  di  pasar  internasional/global.    Untuk memenangkan  persaingan,  perusahaan  harus mampu  memberikan  kepuasan kepada  para  konsumennya.    Minuman  ringan  adalah  produk yang  dapat menjanjikan untung yang sangat besar.  Perkembangan produk minuman ringan di  negara  kita  telah  mengalami  banyak kemajuan,    hal  ini  menunjukkan  bahwa produk ini sangatlah cepat berkembang di Indonesia.     Memberikan produk yang mutunya lebih baik, harganya lebih terjangkau dan pelayanan yang lebih baik merupakan faktor-faktor yang memberikan kepuasan konsumen, jika pengecer merasa puas pada akhirnya akan menumbuhkan rasa percaya.  Perusahaan menginginkan agar para pengecernya merasa puas. Hubungan  antara  Perusahaan  dengan  pengecer  akan  terjalin  baik bila perusahaan mampu memenuhi harapan yang dii nginkan pengecer.  Morgan dan Hunt  (1994) dalam Jurnal SPI, Septeber 2007, menerangkan  bahwa  rasa  percaya  (trust)  memegang  perantara kunci dalam membangun keberhasilan pertukaran hubungan untuk pengecer. dengan orientasi hubungan  yang  tinggi  terhadap  perusahaan.       

Kondisi kompetitif  membuat  produsen  berusaha  untuk  meningkatkan  rasa  percaya pengecernya.  Memperhatikan  kepercayaan  pengecer  merupakan  faktor  penting untuk dapat  bertahan  dalam  bisnis saat  ini.    Jika  perusahaan  dapat meningkatkan  rasa  percaya  pengecer  yang  menjadi  pengecernya  maka kesuksesan  hubungan  jangka  panjang  antara  penjual  dan  pembeli  akan terwujud.    Karakteristik lain yang  paling  penting  dalam  sebuah  hubungan  pemasaran  antara Perusahaan  dengan  pengecer  adalah  kepercayaan..    Disamping  itu,  pengecer yang  telah  ada biasanya  membeli  lebih banyak dibandingkan  dengan  pengecer baru.  Banyaknya  produk  pesaing  yang  sejenis menyebabkan  mudahnya konsumen ganti produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka, oleh karena  itu  perusahaan  harus memahami  faktor-faktor  apa  saja  yang mempengaruhi rasa percaya pengecer terhadap perusahaan.  Untuk mengetahui faktor apa yang membuat pengecer itu percaya pada produk sosro, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang  :”ANALISIS  FAKTOR-FAKTOR YANG  MEMPENGARUHI  RASA  PERCAYA  PENGECER  PADA PRODUK SOSRO DI WILAYAH BANYUMANIK”

Ruang Lingkup Pembahasan

Banyaknya pesaing baru yang bermunculan khususnya produk minuman ringan,    menyebabkan  mudahnya  konsumen  ganti  produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka, oleh karena itu perusahaan harus memahami faktor-faktor  apa  saja  yang  mempengaruhi  rasa  percaya  pengecer.      Maksud pengecer  pada  pembahasan  ini  adalah  kios–kios yang  menjual  produk sosro, dan menjual minimal satu produk kompetitor.  Oleh karena itu periset membatasi responden pada penyalur produk sosro, terkhusus kios-kios, seperti kios warung makan,  kios rokok,  dan  warnet.  Identifikasi  masalahnya sebagai  berikut:    Apakah  komunikasi  yang  dilakukan  perusahaan  dapat mempengaruhi  rasa  percaya  pengecer,  apakah  kebijakan  penjualan  dari perusahaan  sesuai  dengan  harapan  pengecer,    apakah  reputasi  perusahaan mempengaruhi  rasa  percaya  pengecer,  dan  apakah  kemampuan  tenaga penjualan mempengaruhi rasa percaya pengecer.   

Adapun tujuan penelitian ini adalah: Untuk menganalisis pengaruh  komunikasi,  kepuasan  atas kebijakan penjualan,  reputasi  perusahaan,  kemampuan  tenaga  penjualan terhadap rasa percaya pengecer pada produk sosro.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Perdagangan Eceran (Retailing)

Mengenai konsep usaha eceran Kotler (2000: 592) menyatakan sebagai

berikut: Usaha  eceran  (retailing)  merupakan  saluran  pemasaran  yang meliputi semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan  barang dan jasa  secara  langsung  kepada  konsumen  akhir  untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis. Pengecer atau toko eceran adalah usaha bisnis yang  volume penjualannya terutama dari penjualan eceran.”

Rasa Percaya

Dalam studi  mengenai  hubungan  antara  penyedia-pengecer  pada  marketing research intelegance.    Moorman,  Zaltman  &  Deshpande  (dalam  Fatrio  2006) mendefinisikan  rasa  percaya  sebagai  “keinginan  untuk mengendalikan  mitra pertukaran yang kepadanya mendapatkan kepercayaan.”.
DalamFatrio  (2006)  mendefinisikan  rasa  percaya  sebagai  kondisi psikologis yang  terdiri  dari  niat/intensi  untuk menerima  kelemahan  berdasarkan pengharapan  positif  terhadap  niat  /perilaku  orang  lainSementara  itu  Morgan  &  Hunt  (1994)  dalam  Fatrio  (2006)  pada  kasusdimana pengecer memiliki rasa percaya pada supplier, maka akan meningkatkan kerja sama supplier.  Membangun  rasa percaya  relatif  lebih  sulit  dan  memakanwaktu  yang  lama,  tetapi  akan memberikan  manfaat  yang  berarti  dalam  hubunganperusahaan-pengecer  dan akan  menguatkan  kesetiaan  serta  memberikan  dampak pada  peningkatan kepuasan pengecer.
Kepuasan  Konsumen  adalah  hasil  yang  dirasakan  oleh  pembeli  yang mengalami  kinerja  sebuah  perusahaan  yang  sesuai  dengan  harapannya. Pengecer  merasa  puas  kalau  harapan  mereka  terpenuhi,  dan  merasa  amat gembira kalau harapan mereka terlampaui. Pengecer yang puas cenderung akanmenaruh kepercayaannya, dan membeli lebih banyak.   Kuncinya  adalah  memenuhi  harapan  pengecer  dengan  prestasi perusahan.

Pengaruh  Komunikasi  Terhadap Rasa  Percaya  Pengecer pada Perusahaan

Mohr  dan  Nevin  (1990) dalam Jurnal SPI 2007,  menyatakan  bahwa  komunikasi  dapat diibaratkan  sebagai  lem  (perekat)  yang  akan  mempererat  hubungan  antara anggota  dalam  saluran  distribusi.    Komunikasi  dipandang  memiliki  pengaruh dalam  menjamin  kesuksesan  suatu  hubungan  dikarenakan  kemampuannya untuk meredakan  konflik  yang  mungkin  timbul.    Dalam  menjalin  hubungan transaksi  seringkali  terjadi  salah  paham  atau  ambiguitas.    Anderson  dan Weitz(1992) dalam JurnalSPI 2007,  menyatakan  bahwa  kesalahpahaman  yang  terjadi  dapat  memicu timbulnya  konflik yang  berakibat  pada  turunnya  tingkat  kepercayaan.

Berdasarkan  hal  diatas,  komunikasi  yang  baik dapat  meminimalisir  konflik dan kesalahpahaman sehinggan rasa percaya tetap terjaga.
a.  Frekuensi komunikasi mengacu pada jumlah kontak yang dilakukan antara perusahaan dengan pengecernya
b.  Komunikasi  dua  arah  menekankan  bahwa  komunikasi  yang  terjadi lebih  bersifat  dialog  dari  kedua  belah  pihak yang  terlibat  dalam komunikasi tersebut.
c.  Komunikasi  tanpa  tekanan  mengacu  pada  pemakaian  pengaruh strategis yang didasarkan dari hasil proses berbagi informasi.

Pengaruh  Kepuasan Pengecer Atas  Kebijakan Penjualan TerhadapRasa Percaya Pengecer

Kepuasan  merupakan  hal  yang  dapat  dirasakan  dari  berbagai  aspek seperti  layanan  perusahaan,  layanan  tenaga  penjual  ataupun  dari  produknya sendiri.    Kepuasan  harus dinilai  sebagai  aspek  menyeluruh  yang  timbul  dari adanya  pengalaman  bertransaksi  dengan  suatu  perusahaan  yang  menurut evaluasi  pengecer  telah  memberikan  kepuasan  atau  layanan  terbaik sehingga memberikan reaksi positif dari pengecer yang menimbulkan keinginan pengecer untuk kembali  bertransaksi  dengan  perusahaan  tersebut.    Kepuasan  dalam penelitian  ini  berkaitan  dengan  kepuasan  pengecer  atas kebijakan  penjualan yang  ditetapkan  oleh  perusahaan,  Ferdinand  (2004),  menyatakan  bahwa  kebijakan  pengelolaan  pengecer  akan  sangat  bergantung pada  ketepatan  kunjungan,  penjualan  yang  tercipta,  sistem  pembayaran penjualan dan kebijakan retur yang dipakai.  Kepuasan akan kebijakan penjualan dan transaksi dengan perusahaan akan menimbulkan keinginan pengecer untuk kembali  bertransaksi  dengan  perusahaan  tersebut.    Keinginan  tersebut  timbul karena  pengecer  telah  mengerti  tentang  keadaan  perusahaan,  menerima kepuasan,  mendapatkan  kesan  yang  baik  dari  perusahaan  sehingga menumbuhkan  rasa  percaya  pada  kemampuan  perusahaan  sebagai pemasoknya.

Pengaruh Reputasi Perusahaan Terhadap Rasa Percaya Pengecer 
            Adapun  menurut  Doney dan  Cannon  (1997) dalam Jurnal SPI 2007,   reputasi  perusahaan berhubungan  dengan  sejarah  atau  riwayat  perusahaan  terutama  dalam hubungannya  dengan  pihak lain,  apakah  memiliki  kehidupan  yang  baik atau tidak,  dan  apakah  memiliki  hubungan  yang  baik  atau  tidak.    Sehingga  adanya riwayat  perusahaan  yang  baik diharapkan  akan  semakin  menambah  rasa percaya  pengecer  pada  perusahaan  tersebut  sebagai  supplier  dan  bersedia untuk membina hubungan dengan  perusahaan tersebut.  Pembinaan hubungan dari  perusahaan  dengan  pengecer  juga  dipengaruhi  oleh  setiap  aksi,  tindakan, kegiatan  maupun  kata-kata  yang  dilakukan  dan  diucapkan  oleh  organisasi supplier  itu,  jadi dengan  kata  lain  kepercayaan  dari  pengecer  pada perusahaan juga  akan  sangat  ditentukan  oleh  gerak langkah  maupun  komunikasi  yang dilakukan oleh perusahaan.

Pengaruh  Kemampuan Tenaga  Penjual  Terhadap Rasa  Percaya Pengecer
Dalam  saluran  distribusi,  peranan  tenaga  penjual  dalam  melakukan penjualan  dan  pendistribusian  produk kepada  para  pengecer  memegang peranan  yang  sangat  penting.    Tenaga  penjual  dalam  saluran  distribusi  dapat dikatakan  sebagai  ujung  tombak perusahaan  dalam  berhubungan  dengan pengecernya.    Kemampuan  tenaga  penjual  untuk mengenalkan  produk(memberikan  informasi),  mengambil  keputusan,  dan  meyakinkan  pengecer supaya  mau  menjalin  hubungan  dengan  perusahaan  dengan  bersedia  menjual produk tersebut adalah sangat penting.
Liu  dan  Leach  (2001) dalam Jurnal SPI 2007,  menyatakan  bahwa  persepsi  tentang kemampuan tenaga penjual merupakan bentuk keyakinan bahwa tenaga penjual tersebut  memiliki  berbagai  pengetahuan  khusus  yang  relevan  dan  mendukung bagi  kesuksesan  hubungan  bisnis.    Keahlian  paling  sering  ditunjukkan  lewat tindakan  atau  solusi  yang  dapat  diberikan  tenaga  penjual  membekali  dirinya dengan  berbagai  pengetahuan,  ketrampilan,  dan  keahlian  khusus yang  dapat menunjang kelancaran transaksi bisnis dengan para pengecer.




 























METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampling

Jumlah populasi kios sebanyak 82 kios di wilayah Banyumanik sumber ini berdasarkan survei dari PT. Sinar Sosro. Sampel  yang  diambil  adalah  sebanyak 30 kios mengingat kendala biaya, waktu dan tenaga.  Sampel ini mewakili dari 11 kelurahan  yang  ada  di  wilayah  Banyumanik. Dalam  penelitian  ini  pengambilan sampel  dilakukan  dengan  metode  sampling  purposive.    Metode  sampling purposive  adalah  sample  yang  dilakukan  dengan  mengambil  kios yang  terpilih betul  oleh  peneliti  menurut  ciri-ciri  khusus yang  dimiliki  oleh  sampel  itu.    Ciri khusus dalam hal ini adalah responden yang menjual produk sosro dan minimal satu produk pesaing. 

Data Penelitian

Skala Pengukuran yang digunakan adalah skala Likert.  Responden diminta mengisi pernyataan verbal dalam  jumlah  kategori  bisa  5,7  (agar  dapat  menampung  kategori  yang “netral”)  atau  memasukkan  kategori  “tidak tahu”.    Beberapa  buku  teks menganjurkan  agar  data  pada  kategori  “netral”  tidak  terpakai  dalam analisis selama responden tidak memberikan alasan (Umar, 2002:137).
Dalam penelitian ini menggunakan skala 1-5, tetapi angka 3 tidak dimunculkan  karena  untuk menghindari  adanya  jawaban  yang  sifatnyanetral.    Jawaban  yang  menunjang  pernyataan  diberi  skor  tertinggi, sedangkan jawaban yang kurang atau tidak menunjang pernyataan diberi skor  rendah.    Untuk jawaban  dengan  4  pilihan,  nilai  atau  skor  yang digunakan adalah :

Jawaban yang dinilai menunjang pernyataan (sangat setuju) diberi skor 5 Jawaban yang dinilai menunjang pernyataan (setuju) diberi skor 4 Jawaban yang dinilai kurang menunjang pernyataan (kurang setuju) diberi  skor 2 Jawaban yang dinilai sangat kurang menunjang pernyataan (tidak setuju)  diberi skor 1.

 Uji Validitas menunjukkan  sejauh  mana  suatu  alat  pengukur  mampu mengukur apa yang ingin diukur.  Sekiranya periset menggunakan kuesioner  di  dalam  pengumpulan  data,  maka  kuesioner  yang disusunnya harus dapat mengukur apa yang ingin diukurnya.

UjiReliabilitas suatu  kuesioner  dikatakan  reliabel  atau  handal  jika  jawaban seseorang dari pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke  waktu SPSS  memberikan fasilitas untuk mengukur  reliabilitas dengan  uji  statistik Cronbach alpha (a).  Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >0.6.(Ghozali, 2002:133)

Variabel Penelitian

Variabel  dalam  penelitian  ini  terdiri  dari  variabel  dependent  atau variabel  terikat  (Y)  dan  variabel  independent  atau  variabel  bebas (X),yang  termasuk variabel  terikat  adalah  rasa  percaya  pengecer  pada produk sosro, sedangkan variabel bebas (X) adalah:
X1= Komunikasi ;  X2= Kepuasan atas kebijakan penjualan ;  X3= Reputasi perusahaan; X4 = Kemampuan tenaga penjualan.

Definisi Operasional Variabel

a.  Komunikasi
Indikator dalam komunikasi menurut ,yaitu frekuensi komunikasi, komunikasi dua arah dan  komunikasi tanpa tekanan.
b.  Kepuasan atas kebijakan penjualan
Adapun  indikator  –  indikator  yang  ditampilkan  untuk variabel kepuasan  atas kebijakan  penjualan, yaitu  kepuasan atas  kebijakan pembayaran, kebijakan  retur,  kebijakan  pengiriman  barang,  dan  margin keuntungan yang ditawarkan.

c.  Reputasi perusahaan
Adapun  indikator  –  indikator  yang  ditampilkan  untuk variabel reputasi  perusahaan, yaitu  kredibilitas,  keandalan  perusahaan,  dan perhatian perusahaan.
d.  Kemampuan tenaga penjualan

Adapun  indikator  –  indikator  yang  ditampilkan  untuk variabel kemampuan  tenaga  penjual, yaitu  memiliki  pengetahuan  produk yang  luas, kemampuan menyediakan informasi dan kemampuan menyelesaikan masalah. 

Rasa Percaya (variabel dependent)

Variabel  dependent  Y  adalah  rasa  percaya  kios-kios yang  diukur berdasarkan ukuran perilaku yaitu:
a.   Tidak berpindah  pada  perusahaan  lain,  karena  sudah  mengenal produk serta pelayanan dari perusahaan. Kemauan  untuk membayar  harga  lebih,  indikatornya  yaitu  kemauan pengecer  /  kios untuk tetap  membeli  dalam  jumlah  banyak produk-produk sosro meskipun harganya naik.
b.  Punya  komitmen  dan  rasa  memiliki  yang  tinggi  terhadap  produk, indikatornya tidak mudah terpengaruh.

Metode Analisis

a. Analisis Regresi Linear Berganda

Adalah hubungan secara linear antara dua variabel atau lebih dengan  variabel independen (Y).  Analisis ini digunakan untuk mengetahui  arah  hubungan  antara  variabel  independen  dengan variabel  dependen  apakah  berhubungan  positif  atau  negatif.    Untuk mengetahui prediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan dengan rumus sbb::
U = a + b1C1+ b2C2+ b3C3+ b4C4+ å1
b.  Uji Hipotesis

1.  Hipotesis Nol (H0)
Ho1      :  Komunikasi tidak berpengaruh positif terhadap rasa  Percaya pengecer
Ho2 :  Reputasi perusahaan tidak berpengaruh positif terhadap  Rasa percaya pengecer
Ho3 :  Kepuasan pengecer atas kebijakan penjualan tidak  Berpengaruh positif terhadap rasa percaya pengecer
Ho4 :  Kemampuan tenaga penjual tidak berpengaruh terhadap Rasa percaya pengecer
2.  Hipotesis Alternatif (Ha)

Ha1 : Komunikasi berpengaruh positif terhadap rasa  Percaya pengecer
Ha2: Reputasi perusahaan  berpengaruh positif terhadap Rasa percaya pengecer
Ha3: Kepuasan pengecer atas kebijakan penjualan Berpengaruh positif terhadap rasa percaya pengecer
Ha4: Kemampuan tenaga penjual  berpengaruh terhadap Rasa percaya pengecer

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Profil Responden

Dari penelitian terhadap 30 orang responden yang diteliti, jenis kelamin responden menunjukkan bahwa jumlah responden dengan jenis kelamin wanita sebanyak 16 orang yang artinya lebih banyak daripada jumlah responden laki-laki yaitu sebanyak 14 orang.  Umur responden  yang  diteliti  berkisar  antara  25 tahun hingga 46 tahun, responden terbesar berada  dalam  kelompok umur  < 25  tahun  yaitu  sebanyak 12  orang sedangkan responden terkecil berada pada kelompok umur 36  – 45 tahun yaitu sebanyak 2 orang. Responden  yang  memiliki  penghasilan  antara  Rp  500.000  sampai  dengan Rp 1.000.000  per  bulan,  yaitu  sebanyak 16  orang,  sedangkan  responden terkecil adalah  responden  yang  memiliki  penghasilan antara  Rp1.500.000 sampai dengan Rp2.000.000 dan lebih dari Rp 2.000.000yaitu sebanyak 3 orang.