ANALISIS PENGARUH HARGA KOMPETITIP TERHADAP SUMBER
KAPABILITAS PEMASARAN JASA LAUNDRY SEBAGAI INTERVENING VARIABEL YANG
MEMPENGARUHI VARIABEL KEUNGGULAN BERSAING JASA LAUNDRY
DI KOTA SEMARANG
Sri Wahyuni
Jurusan
Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof.H.Sudarto, SH, Tembalang, Kotak
Pos 6199/SMS Semarang 50061
ABSTRACT
The phenomenon of growth and competition became the basis
pemasalahan laundry to be examined in this study . Based on the baseline survey
found the number of not less than 586 laundry services business in the city of
Semarang . It illustrates the dynamics of competition in the industrial laundry
services . To survive in the competitive industry of course is not just enough
with the capital courage in taking business risks . The laundry services
businesses must be smart in dealing with the competition . The main objectives
of this study are expected to formulate structural models of competitive
advantage laundry services . This study is the selection of objects SMEs
laundry services in the city of Semarang . Determination of the number of
samples in the study were 100 samples . The sampling technique used in this
study is accidental sampling method and Quota sampling . Data were collected
using a questionnaire survey method to use as teaching aids both closed and
open methods , namely by providing direct questions or questionnaires to the
respondents . Technical analysis of this study will use two approaches : 1 ) .
Confirmatory factor analysis , the SEM using AMOS 18.0 computerized package . 2
) . Regression Weight on SEM . Results of this study indicate that the three
research hypotheses can be accepted significantly. Where the influence of
competitively priced laundry services to source marketing capabilities laundry
services received significantly positive ( H1 ) . Effect of competitively
priced laundry services to the competitive advantage of laundry services
received significantly positive ( H2 ) . And marketing capabilities of sources
influence the competitive advantage of laundry services laundry services
received significantly positive ( H3 ). The study also concluded that the
indirect effect of the price of competitive advantage has a higher coefficient
values compared directly influence the price .
Keywords ; price
competitively ; sources of marketing capabilities , and competitive advantage
PENDAHULUAN
Mencermati
intensitas persaingan dan mempergunakan pendekatan model keunggulan bersaingan
merupakan latar belakang utama penelitian ini. Saat ini cukup banyak orang
yang tertarik dengan bisnis jasa laundry. Entah hanya ikut-ikutan atau memang melihat
adanya peluang bisnis. Tingginya
permintaan pasar dan banyaknya orang yang tertarik membuka bisnis jasa laundry menjadi fenomena yang menarik
untuk dikaji. Hasil awal penelitian ini juga telah berhasil mengindentifikasi
586 nama bisnis jasa laundry yang
tersebar di Kota Semarang. Jumlah 586 unit bisnis jasa laundry bukan jumlah yang kecil.
Angka tersebut berarti memberi
gambaran dinamika persaingan usaha dalam industri jasa laundry. Untuk dapat bertahan dalam persaingan industri tentu saja tidak
hanya cukup dengan modal keberanian dalam mengambil risiko usaha. Para pelaku
bisnis jasa laundry harus bersikap
cerdas dalam menyikapi persaingan tersebut. Sebuah strategi
hadir atau diciptakan oleh setiap unit bisnis di dunia ini, hanya untuk satu tujuan
yaitu memenangkan persaingan. Mereka yang paling siap menghadapi persaingan
dengan pilihan rencana dan implementasi strategi yang terbaiklah yang menang.
Tentu saja hal tersebut tidaklah mudah diwujudkan, bagi Mian (2010) sulit bukan berarti tidak mungkin untuk diwujudkan. Setiap
perusahaan harus memahami dan mengetahui apa yang menjadi keunggulan usahanya?
Karena hanya dengan memahami apa yang menjadi keunggulan merupakan satu tahapan
menuju kinerja pemasaran yang superior (Setiawan, 2010). Selain itu keunggulan
usaha dapat diperoleh dari kemauan dan kemampuan pelaku usaha dalam menyikapi
lingkungan eksternal (Hua, 2011). Srivastava et al (2009) merumuskan keunggulan bersaing berawal dari internal
perusahaan. Perusahaan harus mampu menjabarkan perbedaan atribut
produk (barang/jasa) dengan atribut produk pesaing. Karena pada dasarnya setiap
produk yang dipasarkan bersifat saling menggantikan (subtitusi). Nilai
keunggulan juga didapatkan perusahaan melalui strategi harga yang tepat. Harga
yang murah belum tentu dapat membuat konsumen puas dengan pelayanan perusahaan
(Riyadi dan Setiawan 2010; Nelson et al 2007).
Pemilihan
obyek pada industri jasa laundry
memberikan manfaat lain dari pendekatan model keunggulan bersaing, tidak hanya manfaat dari
sisi keilmuan namun juga dari sisi praktis dalam industri ini. Oleh sebab itu
rumusan tujuan khusus penelitian ini adalah menentukan pengaruh variabel harga
kompetitip yang mempengaruhi keunggulan bersaing pada bisnis jasa laundry khususnya jasa laundry dalam skala usaha
mikro, kecil dan menengah (UMKM). Permasalahan
penelitian yaitu 1). Apa dampak pengaruh Harga Kompetitip Jasa Laundry
terhadap Sumber Kapabilitas Pemasaran Jasa Laundry
? 2).
Apa dampak pengaruh Harga Kompetitip Jasa Laundry
terhadap keunggulan bersaing Jasa Laundry
? dan 3). Apa dampak sumber kapabilitas pemasaran jasa laundry terhadap keunggulan bersaing Jasa Laundry? Hasil akhir penelitian ini
juga diharapkan sebagai penguatan atas penelitian terdahulu. Pada studi Wang (2006) menunjukkan meskipun harga bukan satu-satunya elemen dalam marketing mix namun tetap saja harga
elemen yang paling penting. Hal ini dikarenakan harga masih nomor satu sebagai
alat bersaing yang paling efektif bagi perusahaan. Luaran model pada penelitian
ini dapat memberikan konstribusi positip bagi para pelaku bisnis jasa laundry untuk dapat bertahan dalam
persaingan. Penelitian ini menjadi sebuah pedoman konsep yang dibutuhkan bagi
mereka yang merencanakan masuk pada industri ini dikemudian hari. Muara akhir yang hendak dicapai adalah pengelolalan
bisnis jasa laundry yang cerdas dalam
menyikapi persaingan dan perubahan konsumen.
TINJAUAN PUSTAKA
Kapabilitas Pemasaran Jasa
Syarat
yang harus dipenuhi dan menjadi tugas
utama bagi perusahaan (jasa) untuk bersaing adalah
untuk mengidentifikasi kapabilitas pemasaran yang akan memberikan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (Qureshi dan Mian 2010). Kapabilitas pemasaran memungkinkan perusahaan untuk menghadapi permasalahan
pemasaran dan kinerja (Zaman et al 2012). Perusahaan dapat berkonsentrasi pada perbaikan
metode pemenuhan dan pemuasan kebutuhan pelanggan dan
mengantisipasi serta cepat menanggapi bergerak dari pesaing (Azizi et al 2009). Kapabilitas ini terjadi melalui integrasi pengetahuan perusahaan
akan pasar dan keterampilan karyawan (O’Shannassy
2008; Vijande et al 2012).
Harga Kompetitip
Wong et al (2009) menegaskan tidak satupun
organisasi yang dapat menghindari adanya tuntutan persaingan harga. Harga
kompetitip mampu mewujudkan perusahaan menjadi lebih efisiensi, efektifitas dan
kompetitif (Nelson et al 2007). Harga (tarif) bagi sebagian
penelitian merupakan instrumen penting yang dapat menggambarkan kualitas suatu
produk (barang atau jasa). Kualitas yang
baik, biasanya diikuti dengan harga (tarif) yang sepadan. Namun ketika perusahaan barang atau jasa
dihadapkan dengan rendahnya tingkat daya beli masyarakat atau konsumen, maka
perusahaan harus menyiasati dengan berbagai alternatif (Yin dan Paswan, 2007).
Demikian halnya dengan Perusahaan harus menyadari bahwa sebagian konsumen masih
berorientasi pada harga dan memposisikan kualitas produk menjadi pertimbangan
yang kesekian (Völckner dan Hofmann, 2007). Hipotesis penelitian akan pengaruh sumber kapabilitas pemasaran jasa
laundry adalah sebagai berikut;
Hipotesis 1: “ Semakin
tepat penetapan harga kompetitip maka akan meningkatkan sumber kapabilitas
pemasaran jasa laundry “.
Keunggulan
Bersaing
Foon (2009) menunjukkan
temuan penting pada pengembangan pengukuran derajat responsif pada keunggulan
bersaing. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Thurau (2004) bahwa derajat
responsif pada pengelolaan keunggulan
bersaing merupakan sesuai yang mutlak dan mendesak untuk diwujudkan pada setiap
perusahaan. Terwujudnya keunggulan bersaing merupakan sebuah proses jangka
panjang. Namun untuk mencapainya bukan hal yang mudah bagi perusahaan (Arnett dan Badrinarayanan 2005; Hua 2011).
Oleh sebab itu, derajat responsif pada pengelolan keunggulan bersaing menjadi
topik penting untuk dirujuk pada penelitian yang akan datang (Kumar et al 2011;
Medabesh, 2011). Hipotesis penelitian akan pengaruh sumber kapabilitas pemasaran jasa
laundry adalah sebagai berikut;
Hipotesis 2: “Semakin
tepat penetapan harga kompetitip maka akan meningkatkan keunggulan bersaing
jasa laundry “.
Hipotesis 3: “Semakin baik
sumber kapabilitas pemasaran jasa laundry maka akan meningkatkan keunggulan
bersaing jasa laundry “.
METODE PENELITIAN
Harga Kompetitip
Menunjukkan harga kompetitip yang diukur dari penilaian pemilih atau pengelola
kebijakan harga yang ditawarkan kepada konsumen adalah kompetitip. Indikator yang
dirumuskan untuk menjelaskan variabel adalah :
1.
Perbandingan harga
(X1) Menggambarkan perbandingan harga yang diukur dari upaya
pemilih atau pengelola untuk melakukan perbandingan harga produk yang satu
dengan yang lain sebelum memutuskan kebijakan;
2.
Potongan harga (X2) Menggambarkan potongan harga yang
diukur dari upaya pemilih atau pengelola untuk mencari informasi produk mana
yang memberikan potongan harga menarik sebelum memutuskan kebijakan;
3.
Variasi harga (X3)
Mengambarkan variasi harga yang diukur dari upaya pemilih
atau pengelola untuk mencari informasi produk mana yang menawarkan variasi
harga yang menarik sebelum memutuskan kebijakan; dan
4.
Pengetahuan harga
(X4) Menggambarkan perbandingan harga yang diukur dari upaya
pemilih atau pengelola untuk melakukan perbandingan harga dengan spesifikasi
dan kualitas produk sebelum memutuskan kebijakan.
Kapabilitas
Pemasaran
Kapabilitas
pemasaran diukur dari penilaian pemilih atau pengelola akan Jasa Laundry berdasarkan kemauan, pengetahuan dan ketrampilan dalam
mengelola sumber-sumber keunggulan. Indikator yang dirumuskan untuk
menjelaskan variabel adalah :
1.
Mengetahui tuntutan
pelanggan saat ini (X5),
di mana diukur dari kesediaan konsumen untuk menghabiskan waktunya dengan
menikmati produk Jasa Laundry;
2.
Kesiapan dalam
menghadapai perubahan harga pesaing (X6), di mana diukur
prioritas konsumen dalam menentukan tempat Jasa Laundry ;
3.
Mampu menghantarkan
pelayanan prima (X7),
di mana diukur dari penilaian konsumen secara umum produk Jasa Laundry yang ditawarkan sesuai selera konsumen; dan
Keunggulan
Bersaing
Kapabilitas
pemasaran diukur dari penilaian pemilih atau pengelola akan Jasa Laundry memiliki daya pembeda dibandingan para pesaing sejenis. Indikator yang
dirumuskan untuk menjelaskan variabel adalah :
1.
Daya tahan terhadap
peniru (X8),
di mana diukur dari pemilih atau pengelola akan Jasa Laundry
secara terus menerus melakukan perbaikan dalam sumber kapabilitas pemasaran;
2.
Kemampuan memenuhi
harapan konsumen (X9),
di mana diukur dari pemilih atau pengelola akan Jasa Laundry
yang lebih baik dibandingan pesaing dalam memuaskan pelanggan ;
3.
Mampu mengembangkan
program pemasaran yang berbeda (X10),
di mana diukur dari penilaian pemilih atau
pengelola akan Jasa
Laundry yang memiliki ciri khas yang membedakan dengan pesaingnya; dan
Tehnik analsisi
penelitian ini akan mengunakan dua pendekatan :
1.
Confirmatory factor
analysis, pada SEM yang mengunakan paket komputerisasi AMOS 18.0 dalam hal ini untuk mengkonfirmasi faktor-faktor yang
paling dominan dalam satu kelompok variabel.
2.
Regression Weight pada SEM yang digunakan untuk
meneliti seberapa besar hubungan antar variabel.
PEMBAHASAN
Analisis
Structural Equation Modeling
Analisis selanjutnya
adalah analisis Structural Equation Model (SEM) secara Full Model
yang dimaksudkan untuk menguji model dan hipotesis yang dikembangkan dalam
penelitian ini. Pengujian model dalam Structural Equation Model
dilakukan dengan dua pengujian, yaitu uji kesesuaian model dan uji signifikansi
kausalitas melalui uji koefisien regresi. Hasil pengolahan data untuk analisis
SEM terlihat pada Gambar 1, Tabel 2 dan Tabel 3
Gambar 1
Hasil Uji
Structural Equation Model
|
Sumber
: data primer yang diolah, (2013)
Berdasarkan
Gambar 1
berupa analisis SEM, dapat dilihat bahwa tingkat
signifikansi sebesar 0,055 menunjukkan bahwa, hipotesis nol (H0)
yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara matriks kovarians sampel
dengan matriks kovarians populasi yang diestimasi tidak dapat ditolak.
Hasil
tersebut menunjukkan diterimanya hipotesis nol (H0) atau model ini dapat diterima, yaitu terdapat
dua konstruk yang berbeda dengan indikator-indikatornya. Selain pengujian
berdasarkan nilai probability perlu juga diperkuat dengan nilai–nilai yang
lain, seperti pada Tabel 1.
Tabel 1
Hasil Uji Full Model
Kriteria
|
Cut of Value
|
Hasil
|
Evaluasi
|
Chi-Square
Probability
GFI
AGFI
TLI
CFI
CMIN/DF
RMSEA
|
c2 dengan df :32
; p : 5 % = 46,194
> 0,05
> 0,90
> 0,90
> 0,95
> 0,95
< 2,00
< 0,08
|
45,713
0,057
0,922
0,866
0,971
0,980
1,429
0,066
|
Baik
Baik
Baik
Marginal
Baik
Baik
Baik
Baik
|
Sumber
: data primer yang diolah, (2013)
Berdasarkan
hasil pengamatan pada Tabel 1 dapat
ditunjukkan bahwa model memenuhi kriteria fit, hal ini ditandai dengan nilai
dari hasil perhitungan memenuhi kriteria layak full model. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model
penelitian ini, keseluruhan memenuhi kriteria model fit.
Tabel 2
Hasil Regression Weights Analysis Struktural Equation Modeling
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate
|
S.E.
|
C.R.
|
P
|
|||
Sumber
Kapabilitas_Pemasaran Jasa_Laundry
|
<--- span="">--->
|
Harga
Kompetitip_Jasa Laundry
|
.741
|
.103
|
7.174
|
***
|
Keunggulan_Bersaing
|
<--- span="">--->
|
Sumber
Kapabilitas_Pemasaran Jasa_Laundry
|
.456
|
.168
|
2.707
|
.007
|
Keunggulan_Bersaing
|
<--- span="">--->
|
Harga
Kompetitip_Jasa Laundry
|
.316
|
.150
|
2.105
|
.035
|
X1
|
<--- span="">--->
|
Harga
Kompetitip_Jasa Laundry
|
1.000
|
|||
X2
|
<--- span="">--->
|
Harga
Kompetitip_Jasa Laundry
|
.969
|
.089
|
10.863
|
***
|
X3
|
<--- span="">--->
|
Harga
Kompetitip_Jasa Laundry
|
1.039
|
.095
|
10.890
|
***
|
X4
|
<--- span="">--->
|
Harga
Kompetitip_Jasa Laundry
|
.812
|
.090
|
9.041
|
***
|
X5
|
<--- span="">--->
|
Sumber
Kapabilitas_Pemasaran Jasa_Laundry
|
1.000
|
|||
X6
|
<--- span="">--->
|
Sumber
Kapabilitas_Pemasaran Jasa_Laundry
|
.922
|
.110
|
8.411
|
***
|
X7
|
<--- span="">--->
|
Sumber
Kapabilitas_Pemasaran Jasa_Laundry
|
1.039
|
.113
|
9.176
|
***
|
X8
|
<--- span="">--->
|
Keunggulan_Bersaing
|
1.000
|
|||
X9
|
<--- span="">--->
|
Keunggulan_Bersaing
|
1.078
|
.097
|
11.149
|
***
|
X10
|
<--- span="">--->
|
Keunggulan_Bersaing
|
.880
|
.101
|
8.669
|
***
|
Nilai p sebesar (***) nilainya lebih kecil dari
0.001
Sumber
: data primer yang diolah, (2013)
Hasil regression weights analisis Struktural
Equation Modeling bahwa setiap indikator pembentuk variabel laten harus menunjukkan hasil yang memenuhi kriteria yaitu nilai CR di atas 1,96
dengan P lebih kecil dari pada 0,05 dan nilai lambda atau loading factor
yang lebih besar dari 0,5. Hasil tersebut, dapat dilihat dari tabel 2. Berdasarkan
tabel 2, menunjukkan 3 (tiga) hipotesis
yang diajukan memiliki nilai CR di atas 1,96 dengan P lebih besar dari pada
0,05 dan nilai lambda atau loading factor yang lebih besar dari
0,5. Jadi dapat disimpulkan secara umum model yang dipakai dalam penelitian ini
dapat diterima, dan semua hipotesis yang diajukan diterima, karena memenuhi loading
factor.
Interprestasi Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian
Pengujian
hipotesis didasarkan atas pengolahan data penelitian dengan menggunakan
analisis SEM, dengan cara menganalisis nilai regresi seperti yang ditampilkan
pada Tabel 2
di atas. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menganalisis nilai C.R (Critical
Ratio) dan nilai P (Probability) pada hasil olah data Regression
Weights, dibandingkan dengan batasan statistik yang disyaratkan, yaitu
nilai CR (Critical Ratio) di atas 1,96 dan nilai P (Probability) di bawah
0.05. Apabila hasilnya menunjukkan nilai
yang memenuhi syarat tersebut, maka hipotesis penelitian yang diajukan dapat
diterima. Tabel 3 berikut ini kesimpulan dari
hipotesis yang diajukan.
Tabel 3
Kesimpulan Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian
|
HIPOTESIS
|
Nilai CR dan P
|
Hasil
Uji
|
Hipotesis
1
|
“Semakin tepat penetapan harga kompetitip
maka akan meningkatkan sumber kapabilitas pemasaran jasa laundry “.
|
CR
= 7,174
P = 0,000
|
Diterima
|
Hipotesis
2
|
“Semakin
tepat penetapan harga kompetitip maka akan meningkatkan keunggulan bersaing
jasa laundry “.
|
CR
= 2,105
P = 0,035
|
Diterima
|
Hipotesis
3
|
“Semakin
baik sumber kapabilitas pemasaran jasa laundry maka akan meningkatkan
keunggulan bersaing jasa laundry “.
|
CR
= 2.707
P = 0,007
|
Diterima
|
Keterangan:
CR adalah Critical Ratio dan P adalah
probability (lihat Tabel 5.18)
Sumber:
data primer yang diolah, (2013)
KESIMPULAN DAN
IMPLIKASI MANAJERIAL
Kesimpulan Masalah Penelitian
Kesimpulan penelitian ini atas permasalahan penelitian
1. Rumusan permasalahan 1 yaitu Apa dampak pengaruh
Harga Kompetitip Jasa Laundry
terhadap Sumber Kapabilitas Pemasaran Jasa Laundry
? berdasarkan hasil analisis data menunjukan bahwa benar adanya secara
signifikan Harga Kompetitip Jasa Laundry
berpengaruh terhadap Sumber Kapabilitas Pemasaran Jasa Laundry
produk
laundry.
2. Rumusan permasalahan 2 yaitu Apa dampak pengaruh
Harga Kompetitip Jasa Laundry
terhadap keunggulan bersaing Jasa Laundry
? berdasarkan hasil analisis data menunjukan bahwa benar adanya secara
signifikan Harga Kompetitip Jasa Laundry
berpengaruh terhadap keunggulan bersaing jasa laundry
3. Rumusan permasalahan 3 yaitu Apa dampak sumber kapabilitas pemasaran jasa laundry terhadap keunggulan bersaing Jasa Laundry? Berdasarkan hasil analisis data menunjukan bahwa benar adanya secara
signifikan
Sumber Kapabilitas Pemasaran Jasa Laundry berpengaruh terhadap keunggulan bersaing
Jasa Laundry.
Implikasi Kebijakan
Hasil
dari temuan penelitian merujuk pada analisis SEM dan indek deskripsi dapat
direkomendasikan beberapa implikasi kebijakan sesuai dengan prioritas yang
dapat diberikan sebagai masukan bagi para pemilik dan atau pengelola laundry di
Kota Semarang dengan target mahasiswa. Berikut ini diuraikan beberapa saran
alternatif akan Harga Kompetitip Jasa Laundry
atas Sumber Kapabilitas Pemasaran Jasa Laundry.
1.
Potongan harga (X2),
merupakan indikator kedua yang
menjadi saran kebijakan bagi pemilik dan atau pengelola. Merujuk pada jawaban
atas pertanyaan terbuka responden menunjukkan bahwa bentuk kebijakan potongan harga, bentuk upaya
yang dilakukan seperti melakukan promosi penjualan. Bentuk promosi penjualan yang sering dilakukan
oleh pemilik dan pengelola yaitu adanya diskon, potongan kuantitas dan sistem
kupon.
2.
Prioritas
utama pada Perbandingan harga (X1), di mana selama
ini perbandingan harga menjadi daya
tarik utama konsumen dalam pemilihan Laundry. Nama Laundry pesaing yaitu
cling Laundry, orange Laundry, Laundry azza, dan simply fresh merupakan merek laundry sebagai acuan bagi laundry yang lain. Orientasi pada
pesaing dapat dijadikan sumber informasi dalam pengembangan harga yang lebih
kompetitip dan produk layanan yang inovatip.
3.
Pengakuan respoden atas Variasi harga (X3) yaitu layanan dan harga layanan jasa laundry, di mana upaya yang sering kali dilakukan oleh
pemilik dan atau pengelola laundry seperti mematok harga jasa cuci setrika
untuk pakaian/kg:Rp 3500, untuk
sprei:Rp 2000, untuk kaos kaki, dan untuk kaos tangan: Rp1000. Ditemukan pula
jasa laundry yang menetapkan jasa, biaya dan waktu seperti Cuci setrika Rp 4000 (3 hari) Rp 5500 (1
hari) Rp 6000 (4 jam), Setrika Rp 3000 (3 hari). Hal ini menunjukan bahwa para
pemilik dan atau pengelola dituntut untuk melakukan variasi harga yang tepat.
4.
Pada pengukuran berikutnya menunjukkan Pengetahuan harga (X4), adalah kebijakan ketiga yang
disarankan secara khusus kepada para pengelola untuk terus menerus memperbaiki keluhan konsumen atas harga
layanan laundry. Bentuk keluhan konsumen atas harga layanan laundry seperti harga atau biaya jasa menjamin kalau pakaian konsumen tidak
akan kelunturan, kerapian barang cucian, wangi yang tahan lama dan kebijakan
harga satuan yang tinggi.
Keterbatasan
Beberapa
keterbatasaan penelitian ini
1. Hasil analisis
data dengan SEM, ditemukan yaitu pengaruh Harga Kompetitip Jasa Laundry terhadap keunggulan bersaing
(0,34), di mana memiliki coefficient
loading factor yang kurang dari 0.50
atau 50 %. Demikian pula pengaruh sumber kapabilitas pemasaran jasa Laundry terhadap keunggulan bersaing
(0,46). Hal tersebut berarti masih ada variabel yang diluar penelitian ini yang
memiliki pengaruh lebih besar terhadap keunggulan bersaing dibandingan variabel
yang diteliti pada penelitian ini.
2. Hasil penelitian
ini berdasarkan kasus pada Laundry,
sehingga tidak dapat dipergunakan untuk kasus di luar pada Laundry.
Saran Penelitian Yang Akan Datang
Beberapa
saran penelitian mendatang yang dapat diberikan dari penelitian ini antara lain
1.
Penelitian
ke depan diharapkan mampu mengembangkan model penelitian perilaku setelah laundry seperti menambahkan variabel
promosi, lokasi dan nilai pelanggan
2.
Pemilihan
obyek yang lebih fokus lagi misalnya khusus laundry untuk segmen mahasiswa,
sehingga pola terbentuknya dan pemahaman Keunggulan Bersaing menjadi lebih baik
lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Azizi, Shahriar., Sedigheh Ansari Movahed., and
Maryam Haghighi Khah (2009),” The effect of marketing strategy and marketing
capability on business performance. Case study: Iran ’s medical equipment sector”, Journal of Medical Marketing, Vol. 9, 4, pg 309–317
Ferdinand, Augusty (2006), Structural Equation
Modeling Dalam Penelitian Manjajemen, Aplikasi Model-Model Rumit Dalam
Penelitian Untuk Tesis Magister & Disertasi Doktor, Badan Penerbit
Universitazs Diponegoro
Foon, Low Swee (2009),” capabilities differentials as sources of
sustainable competitive advantage”, International Journal of Business and
Society, Vol. 10 No. 2, pg. 20 – 38
Kumar, V., Eli Jones, Rajkumar
Venkatesan, & Robert P. Leone (2011),” Is Market Orientation a Source of Sustainable Competitive Advantage or
Simply the Cost of Competing? ”,
Journal of Marketing, Vol. 75 pg. 16 –30
O’Shannassy, Tim
(2008),” Sustainable competitive advantage or temporary competitive advantage
Improving understanding of an important strategy construct”, Journal of Strategy and Management, Vol.
1 No. 2, pg. 168-180
Qureshi, Shahid., and, Sarfraz A. Mian (2010),” Antecedents and Outcomes
of Entrepreneurial Firms Marketing Capabilities: An Empirical investigation of
Small Technology Based Firms”, Journal of
Strategic Innovation and Sustainability vol. 6(4) pg.28-45
Riyadi
dan Andi Setiawan (2010), “Pemasaran:
dasar dan implikasinya”, Badan Penerbitan
Universitas Diponegoro, Semarang
Setiawan, Andi (2010),” Membangun
Keunggulan Khas Perusahaan”, Jurnal Ilmu
Manejemen dan Akuntansi Terapan,
Vol. 1, No. 1 pg. 62-69 ISNN : 2086-3748
Srivastava, Vibhava., Neeraj Pandey., and Harish
Sharma, (2009),” Identifying product
attributes through conjoint analysis with special reference to Color Doppler”, Journal
of Medical Marketing Vol. 9, pg. 319 –
328
Thurau,
Thorsten Henni (2004), “Customer orientation
of service employees”, International Journal of Service Industry Management,
Vol. 15 (5), p.460-478
Vijande, Leticia Santos., and
María J. Sanzo-Pérez (2007),” Marketing
Capabilities Development in Small and Medium Enterprises: Implications for
Performance”,
Völckner,
Franziska & Julian Hofmann (2007),” The price-perceived quality
relationship: A meta analytic review and assessment of its determinants”, Market Lett ,18: pg. 181–196
Wang, Y. Richard (2006),” Price competition in the chinese pharmaceutical
market”,
Int J Health Care Finance Econ, 6:pg.
119–129
Yin, Tong and Audhesh K. Paswan
(2007), “ Antecedents to consumer reference price orientation: an exploratory
investigation”, Journal of Product & Brand Management, Vol. 16/4 , pg. 269–279
Zaman, Khansa., Neelum Javaid., Asma Arshad., and Samina Bibi (2012),”
Impact of Internal Marketing on Market Orientation and Business Performance “, International Journal of Business and Social
Science Vol. 3 No. 12 pg.76-87