ANALISIS
KOMPETENSI TENAGA KERJA PADA INDUSTRI
KREATIF
DI KOTA SEMARANG
Suwardi
Jurusan
Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Semarang
Jl.
Prof.H.Sudarto, SH, Tembalang, Kotak Pos 6199/SMS Semarang 50061
ABSTRAC
This study aims
to : Describe the level of market demand for graduates of associate -level
experts in the advertising industry in the sub- city of Semarang, the type of
work and economic activities that can be entered by a graduate study program
based on the needs of the market and marketing opportunities in the city of
Semarang and competence labor required by the executive level, managers and
operational employees working on the advertising industry in the era of sub
creative industries today. The approach used in this study is a qualitative research.
Informants used in this study are those people who work in the creative field
of advertising inndustri in Semarang. Informants were selected by purposive
sampling randonm. Techniques of data collection through in depth interviews and
questionnaire administration. Tools analysis used is descriptive analysis.
Competency requirements are grouped into two groups, namely the field of
computer competency needs and the needs of non computer competency. The results
showed that, the needs of non computer competency areas have an average score
higher than the computer competency requirement. This is understandable because
most of the respondents are business owners in advertising.
Keywords : Competence graduate study program marketing, creative industry, sub industry advertising.
PENDAHULUAN
Sumbangan industri ekonomi kreatif seperti seni,
musik, fashion, dan periklanan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia terus
meningkat. Tahun ini kontribusi industri ekonomi kreatif diperkirakan mencapai
4,75 persen terhadap PDB Indonesia. Terdapat 3 sub kategori ekonomi kreatif
yang kontribusinya paling besar yakni fashion 30 persen, kerajinan 23 persen
dan periklanan 18 persen. Industri kreatif telah menyerap 3,7 juta tenaga kerja
atau 4,7 persen lapangan kerja di Indonesia dan telah memberikan kontribusi
ekspor sekitar 7 persen (www.antara.go.id).
Sebagai perguruan tinggi vokasi yang memiliki prodi marketing, Politeknik patut menaruh
perhatian besar untuk mengarahkan dan memotivasi mahasiswanya untuk menggeluti
dan mempelajari bidang industri berbasis kreativitas dan inovasi tersebut. Hal
ini didasari prospek kerja di bidang ini
sangat besar dan sangat potensial karena industri kreatif di Indonesia makin merebut
perhatian karena kontribusinya yang kian besar pada kue ekonomi. Industri
kreatif bisa didefinisikan sebagai industri yang muncul dari kreativitas,
keahlian dan bakat individual. Industri ini mempunyai potensi menciptakan
kekayaan dan membuka lapangan kerja bagi lulusan perguruan tinggi lewat
aktivitas dan eksploitasi kekayaan intelektual. Melalui penguatan
kurikulum prodi marketing beserta
perangkatnya , jurusan punya andil besar mengarahkan mahasiswanya selalu
kreatif dan punya inovasi dalam menciptakan gagasan yang dapat diarahkan menuju
pengembangan industri kreatif. Dengan menciptakan kebijakan dan program
akademis yang prokewirausahaan dan mendukung kreativitas mahasiswa tentu
diharapkan akan tercipta atmosfer yang baik bagi pengembangan kreativitas dan
inovasi mahasiswa dalam menciptakan usaha atau bekerja pada industri kreatif.
Hal itu akan bisa terwujud jika diketahui kebutuhan pasar tenaga kerja pada
industri kreatif khususnya sub industri periklanan yang mana industri tersebut
sebagai salah satu sasaran kerja bagi lulusan prodi pemasaran.
Permasalahan
yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat kebutuhan pasar
terhadap tenaga kerja tingkat ahli madya pada sub industri periklanan, apa saja
jenis pekerjaan yang bisa dimasuki oleh lulusan prodi pemasaran dan kompetensi
apa yang dibutuhkan untuk bekerja pada jenis jenis pekerjaan tersebut.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah Pertama, untuk Mendeskripsikan tingkat kebutuhan pasar terhadap lulusan
setingkat ahli madya pada sub industri periklanan di kota Semarang. Kedua, untuk mendeskripsikan jenis pekerjaan dan lapangan usaha yang bisa
dimasuki oleh lulusan prodi marketing berbasis kebutuhan pasar dan peluang
usaha di kota Semarang. Ketiga,
unutk mendeskripsikan kompetensi yang dibutuhkan oleh tenaga kerja
tingkat eksekutif, manajer dan kayawan operasional yang bekerja pada sub industri periklanan di
era industri kreatif dewasa ini.
TINJAUAN
PUSTAKA
Industri
Periklanan
Periklanan didefinisikan sebagai kegiatan kreatif
yang berkaitan jasa periklanan (komunikasi satu arah dengan menggunakan medium
tertentu), yang meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi dari iklan yang
dihasilkan, misalnya: perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi
material iklan, promosi, kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak
(surat kabar, majalah) dan elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai
poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan reklame
sejenis, distribusi dan delivery advertising materials atau samples,
serta penyewaan kolom untuk iklan.Iklan juga dipahami sebagai segala bentuk
pesan tentang suatu produk disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh
pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh
masyarakat. (Studi Pemetaan Industri Kreatif Departemen Perdagangan Indonesia ,
2007 )
Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka
subsektor industri periklanan dapat didefinisikan sebagai industri jasa yang
mengemas bentuk komunikasi tentang
suatu produk, jasa, ide, bentuk promosi, informasi: layanan masyarakat,
individu maupun organisasi yang diminta oleh pemasang iklan (individu,
organisasi swasta/ pemerintah)
melalui media tertentu (misal:
televisi, radio, cetak, digital signage, internet) yang bertujuan untuk mempengaruhi, membujuk target
individu/masyarakat untuk membeli, mendukung
atau sepakat atas hal yang ingin dikomunikasikan.
Rantai Nilai Subsektor Industri Periklanan
Subyek serta obyek dalam industri periklanan adalah:
a.
Pemasang
iklan:
Pihak yang ingin mengkomunikasi sesuatu hal baik itu produk, jasa, ide, bentuk
promosi, informasi layanan masyarakat, informasi mengenai individu maupun
organisasi tertentu kepada target individu atau masyarakat tertentu. Pemasang
iklan ini bisa sebagai individu atau organisasi tertentu baik pemerintah maupun
swasta.
b.
Biro
iklan:
Organisasi yang membantu pemberi iklan untuk mengemas bentuk komunikasi dan
visualisasi yang diinginkan oleh pemberi iklan sehingga mencapai tujuan yang
ingin dicapai oleh pemberi iklan. Biro iklan ini merupakan pelaku utama dalam
industri periklanan.
c.
Target
pendengar/pemirsa/pembaca: Obyek
yang merupakan target dari hal yang ingin dikomunikasikan sehingga obyek ini
mendukung, membeli, memahami atau sepakat dengan hal yang dikomunikasikan.
METODE
PENELITIAN
Populasi /
Sampel Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Penelitian ini dilaksanakandi Kota Semarang dengan pertimbangan
Kota semarang sebagai pusat pemerintahan provinsi jawa Tengah banyak terdapat
stakeholder yang bergerak dalam sub industri periklanan.Informan dalam penelitian ini para pakar, praktiisi,
manajemen yang bergerak dalam bidang periklanan. Pemilihan nara sumber
dilakukan dengan purposive sampling.
Teknik Pengumpulan data
a.
Observasi
Observasi dilakukan pada
iklan lowongan pekerjaan bidang periklanan pada bulan September dan Oktober
2012, dan mencantumkan mencantumkan kompetensi yang dibutuhkan untuk mengisi
lowongan pekerjaan yang diiklankan.
b.
Survey
Survey dilakukan pada anggota
responden dengan cara membagikan kuesioner. Survey diawali dengan meminta ijin
kepada Ketua P3I Jawa Tengah, dan dilanjutkan membagi kuesioner kepada anggota
P3I Jawa Tengah di Semarang.
c.
Wawancara
Wawancara dilakukan dengan
sekretaris P3I Jawa Tengah dengan tujuan memperlancar pelaksanaan survey dan
melengkapai data yang diperlukan.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Gambaran
Umum Responden
Responden penelitian ini adalah karyawan pada
perusahaan periklanan yang ada di wilayah kota Semarang dan sekitarnya. Jumlah
responden penelitian ini adalah 19 responden. Bentuk kelembagaan perusahaan
sampel adalah :
a.
Dengan bentuk PT sebanyak 11 perusahaan
b.
Dengan bentuk CV sebanyak 3 perusahaan
c.
Dengan bentuk lainnya sebanyak 5
perusahaan
Dari setiap perusahaan diwakili oleh satu orang
pengisi kuesener. Pengisi kuesener tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pengisi
kuesener laki-laki sebanyak 13 orang
b. Pengisi
kuesener perempuan sebanyak 6 orang
Hasil
Analisis
Analisis
Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan untuk melihat beberapa
hal dari hasil penelitian, yaitu skor terendah, skor rata-rata, serta skor
tertinggi dari tanggapan responden. Hal yang lain adalah melihat perbedaan
antara batasan skor teoritis dengan skor empiris.
Tabel 1
Hasil
Analisis Descriptif – Nilai Rata-Rata Total
Uraian
|
Nilai Mean
|
Keterangan
|
Terendah
|
2.947368
|
Dibawah
rata-rata 11 item
|
Rata-rata
|
3.781676
|
|
Tertinggi
|
4.315789
|
Diatas
rata-rata 16 item
|
Sumber :
Data yang diolah, 2012
Dari masing-masing nilai yang dihasilkan maka dapat
diolah untuk memperoleh pengelompokan penilaian, interval nilai, serta
kecenderungan responden dalam menanggapi masalah yang diajukan.
Analisis deskriptif yang pertama adalah analisis
untuk jumlah data secara keseluruhan tanpa pembedaan. Secara totalitas, nilai
rata-rata terendah tanggapan responden sebesar 2,947. Hal ini menunjukkan bahwa
rata-rata skor terendah empiris hampir sama dengan nilai rata-rata skor
teoritis (3,0). Sedangkan nilai rata-rata skor sebesar 3,782 yang lebih tinggi
dari nilai rata-rata skor empiris. Kondisi ini menunjukkan bahwa responden secara
rata-rata membutuhkan kompetensi periklanan. (Tabel 1). Dari Tabel 1. juga terlihat bahwa
sebagian besar skor tiap item berada di atas nilai rata-rata (ada 16 item dari
27 item yang dinyatakan). Hal ini berarti sebagian besar responden menyatakan
sangat mendukung tercapainya kompetensi lulusan program studi pemasaran,
khususnya untuk kompetensi periklanan.
Penelitian ini menggunakan skala Likert 1 sampai
dengan 5. Hasil penelitian yang telah dilakukan, ternyata tidak ada perbedaan
antara batasan skor teoritis dan skor empiris. Skor teoritis terendah adalah 1
dan tertinggi 5. demikian pula hasil penelitian menyatakan secara empiris
dinyatakan skor terendah 1 dan skor tertinggi 5. Kondisi ini menggambarkan
bahwa gambaran secara teoritis mendekati dengan kondisi realitas di lapangan.
Tabel 2.
Skor dan
Jumlah Skor Teoritis dan Empiris
Uraian
|
Skor
|
Jumlah
Skor
|
||
Teori
|
Empiris
|
Teori
|
Empiris
|
|
Terendah
|
1
|
1
|
27
|
43
|
Tertinggi
|
5
|
5
|
135
|
135
|
Range
|
4
|
4
|
108
|
92
|
Sumber : Data yang diolah, 2012
Dilihat dari jumlah skor teoritis dan jumlah skor
empiris menyatakan hasil yang berbeda. Jumlah skor teoritis terendah adalah 27
sedangkan jumlah skor tertinggi adalah 135 dengan range sebesar 108. Jumlah
skor empiris terendah adalah 43 dan jumlah skor tertinggi adalah 92 dengan range
sebesar 92. Hal ini memberikan gambaran bahwa diantara responden memiliki
persepsi terhadap kompetensi periklanan dengan kesenjangan yang lebih baik
dibandingkan secara teoritis.
Secara totalitas, item yang dinyatakan dalam
penelitian kompetensi bidang periklanan ini sejumlah 27 item dengan responden
sebanyak 19 orang. Dengan demikian, untuk menilai kondisi persepsi responden
terhadap kompetensi bidang periklanan secara total maka diperlukan
pengelompokan kriteria penilaian. Total skor terendah dari seluruh item
pernyataan dengan seluruh responden adalah :
Total skor terendah = 1 x item x responden = 1 x 27
x 19 = 513
Sedangkan total skor tertinggi dari seluruh item
dengan seluruh responden adalah :
Total skor tertinggi = 5 x item x responden = 5 x 27
x 19 = 2.565
Tabel 3.
Pengelompokkan
Kriteria Penilaian Total
Interval
|
Uraian
|
513 –
1197
|
Tidak
dibutuhkan
|
1198 – 1881
|
Dibutuhkan
|
1882 – 2565
|
Sangat
dibutuhkan
|
Sumber
: Data yang diolah, 2012
Dari hasil perhitungan tersebut di atas dapat
dibangun Tabel 3. yang menyatakan pengelompokkan kriteris penilaian hasil
persepsi responden secara totalitas.
Total nilai terendah adalah 513 dengan total nilai
tertinggi 2.565. Dari range tersebut dibangun 3 (tiga) kelompok penilaian yakni
Tidak dibutuhkan dengan interval 513 – 1.197, Dibutuhkan dengan interval 1.198
– 1.881, dan Sangat Dibutuhkan dengan interval 1.882 – 2.565. Dari
pengelompokkan tersebut akan diketahui posisi empiris dari penelitian ini
berada pada interval pertama, kedua, atau ketiga. Secara
total, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya seperti pada Tabel 4.
Tabel 4.
Nilai
Total Skor Tiap Kelompok
Uraian
|
Skor
|
Jumlah
|
Total
skor
|
Sangat
tidak dibutuhkan
|
1
|
22
|
22
|
Tidak
dibutuhkan
|
2
|
49
|
98
|
Netral
|
3
|
104
|
312
|
Dibutuhkan
|
4
|
182
|
728
|
Sangat
dibutuhkan
|
5
|
156
|
780
|
Jumlah
|
|
513
|
1.940
|
Sumber : Data yang diolah, 2012
Dari Tabel.4. dapat dinyatakan bahwa total skor
empiris hasil penelitian ini menunjukkan angka sebesar 1.940. Berdasarkan
pengelompokan penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 5.3. di
atas, maka hasil tersebut berada pada interval ketiga, yaitu Sangat Dibutuhkan.
Penelitian ini membedakan dua kelompok kompetensi,
yaitu kelompok kompetensi bidang komputer dan kelompok kompetensi bidang
non-komputer. Pada kompetensi bidang komputer, nilai rata-rata terendah
tanggapan responden sebesar 2,947. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata skor
terendah empiris hampir sama dengan nilai rata-rata skor teoritis (3,0).
Sedangkan nilai rata-rata skor sebesar 3,284 yang lebih tinggi dari nilai
rata-rata skor empiris. Kondisi ini menunjukkan bahwa responden secara
rata-rata membutuhkan kompetensi periklanan. (Tabel 5)
Tabel
5.5.
Nilai
Rata-Rata Untuk Kompetensi Bidang Komputer
Uraian
|
Nilai Mean
|
Keterangan
|
2.947368
|
Dibawah rata-rata 4 item
|
|
Rata-rata
|
3.284211
|
|
Tertinggi
|
3.789474
|
Diatas rata-rata 6 item
|
Sumber : Data yang diolah, 2012
Dari Tabel 5. terlihat bahwa sebagian besar skor
tiap item berada di atas nilai rata-rata (ada 6 item dari 10 item yang
dinyatakan). Hal ini berarti sebagian besar responden menyatakan sangat
mendukung tercapainya kompetensi lulusan program studi pemasaran, khususnya
untuk kompetensi periklanan terkait dengan keahlian menggunakan komputer untuk
periklanan.
Khusus untuk kompetensi bidang komputer, item yang
dinyatakan dalam penelitian kompetensi bidang periklanan ini sejumlah 10 item
dengan responden sebanyak 19 orang. Dengan demikian, untuk menilai kondisi
persepsi responden terhadap kompetensi bidang periklanan khususnya kompetensi
bidang komputer, maka diperlukan pengelompokan kriteria penilaian. Nilai skor
terendah dari seluruh item pernyataan kompetensi bidang komputer dengan seluruh
responden adalah :
Nilai skor terendah = 1 x item x responden = 1 x 10
x 19 = 190
Sedangkan nilai skor tertinggi dari seluruh item
pernyataan kompetensi bidang komputer dengan seluruh responden adalah :
Total skor tertinggi = 5 x item x responden = 5 x 10
x 19 = 950
Dari hasil perhitungan tersebut di atas dapat dibangun
Tabel 6. di bawah ini yang menyatakan pengelompokkan kriteria penilaian hasil
persepsi responden tentang kompetensi bidang komputer.
Tabel 6.
Kelompok
Penilaian Kompetensi Bidang Komputer
Interval
|
Uraian
|
190 –
443
|
Tidak
dibutuhkan
|
444 – 696
|
Dibutuhkan
|
697 - 950
|
Sangat
dibutuhkan
|
Sumber
: Data yang diolah, 2012
Total nilai terendah kompetensi bidang komputer
adalah 190 dengan total nilai tertinggi 950. Dari range tersebut dibangun 3
(tiga) kelompok penilaian yakni Tidak Dibutuhkan dengan interval 90 – 443,
Dibutuhkan dengan interval 444 – 696, dan Sangat Dibutuhkan dengan interval 697
– 950. Dari pengelompokkan tersebut akan diketahui posisi empiris dari
penelitian ini berada pada interval pertama, kedua, atau ketiga.
Khusus kompetensi bidang komputer, hasil penelitian
menyatakan range penilaiannya seperti pada Tabel 7.
Tabel 7.
Nilai
Kelompok Kompetensi Bidang Komputer
Uraian
|
Skor
|
Jumlah
|
Total
skor
|
Sangat
tidak dibutuhkan
|
1
|
16
|
16
|
Tidak
dibutuhkan
|
2
|
38
|
76
|
Netral
|
3
|
42
|
126
|
Dibutuhkan
|
4
|
64
|
256
|
Sangat
dibutuhkan
|
5
|
30
|
150
|
Jumlah
|
|
190
|
624
|
Sumber : Data yang diolah, 2012
Dari Tabel 7. dapat dinyatakan bahwa total skor
empiris hasil penelitian ini menunjukkan angka sebesar 624. Berdasarkan
pengelompokan penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 5.7. di
atas, maka hasil tersebut berada pada interval kedua, yaitu Dibutuhkan.
Pada kompetensi bidang non-komputer, nilai rata-rata
terendah tanggapan responden sebesar 3,632. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
skor terendah empiris berada di atas nilai rata-rata skor teoritis (3,0).
Sedangkan nilai rata-rata skor sebesar 4,074 yang juga lebih tinggi dari nilai
rata-rata skor empiris. Kondisi ini menunjukkan bahwa responden secara
rata-rata sangat membutuhkan kompetensi periklanan. (Tabel 8)
Tabel 8.
Nilai
Rata-Rata Untuk Kompetensi Bidang Non-Komputer
Uraian
|
Nilai Mean
|
Keterangan
|
Terendah
|
3.631579
|
Dibawah
rata-rata 12 item
|
Rata-rata
|
4.074303
|
|
Tertinggi
|
4.315789
|
Diatas
rata-rata 5 item
|
Sumber : Data yang diolah, 2012
Dari Tabel 8. terlihat bahwa sebagian besar skor
tiap item berada di bawah nilai rata-rata (ada 12 item dari 17 item yang
dinyatakan). Hal ini berarti sebagian besar responden menyatakan mendukung
tercapainya kompetensi lulusan program studi pemasaran, khususnya untuk
kompetensi periklanan terkait dengan keahlian menggunakan non-komputer untuk
periklanan, tetapi kurang yakin dengan pendapatnya tersebut.
Khusus untuk kompetensi bidang non-komputer, item
yang dinyatakan dalam penelitian kompetensi bidang periklanan ini sejumlah 17
item dengan responden sebanyak 19 orang. Dengan demikian, untuk menilai kondisi
persepsi responden terhadap kompetensi bidang periklanan khususnya kompetensi
bidang non-komputer, maka diperlukan pengelompokan kriteria penilaian. Nilai
skor terendah dari seluruh item pernyataan kompetensi bidang non-komputer
dengan seluruh responden adalah :
Nilai skor terendah = 1 x item x responden = 1 x 17
x 19 = 323
Sedangkan nilai skor tertinggi dari seluruh item
pernyataan kompetensi bidang non-komputer dengan seluruh responden adalah :
Total skor tertinggi = 5 x item x responden = 5 x 17
x 19 = 1.615
Dari hasil perhitungan tersebut di atas dapat
dibangun Tabel 9. di bawah ini yang menyatakan pengelompokkan kriteria
penilaian hasil persepsi responden tentang kompetensi bidang non-komputer.
Tabel 9.
Kelompok
Penilaian Kompetensi Bidang Non-Komputer
Interval
|
Uraian
|
323 – 753
|
Tidak
dibutuhkan
|
754 – 1184
|
Dibutuhkan
|
1185 – 1615
|
Sangat
dibutuhkan
|
Sumber : Data yang diolah, 2012
Total nilai terendah kompetensi bidang non-komputer
adalah 323 dengan total nilai tertinggi 1.615. Dari range tersebut dibangun 3
(tiga) kelompok penilaian yakni Tidak Dibutuhkan dengan interval 323 – 753,
Dibutuhkan dengan interval 754 – 1.184, dan Sangat Dibutuhkan dengan interval
1.185 – 1.615. Dari pengelompokkan tersebut akan diketahui posisi empiris dari
penelitian ini berada pada interval pertama, kedua, atau ketiga.
Khusus kompetensi bidang non-komputer, hasil
penelitian menyatakan range penilaiannya seperti pada Tabel 10.
Tabel 10.
Nilai
Kelompok Kompetensi Bidang Non-Komputer
Uraian
|
Skor
|
Jumlah
|
Total
skor
|
Sangat
tidak dibutuhkan
|
1
|
6
|
6
|
Tidak
dibutuhkan
|
2
|
11
|
22
|
Netral
|
3
|
62
|
186
|
Dibutuhkan
|
4
|
118
|
472
|
Sangat
dibutuhkan
|
5
|
126
|
630
|
Jumlah
|
|
323
|
1316
|
Sumber : Data yang diolah, 2012
Dari Tabel 10. dapat dinyatakan bahwa total skor
empiris hasil penelitian ini menunjukkan angka sebesar 1.316. Berdasarkan
pengelompokan penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 9. di atas,
maka hasil tersebut berada pada interval ketiga, yaitu Sangat Dibutuhkan.
Untuk masing-masing item kompetensi akan dihitung
berdasarkan pada responden sebanyak 19 orang. Dengan demikian, untuk menilai
kondisi persepsi responden terhadap kompetensi bidang periklanan untuk
masing-masing item kompetensi, maka diperlukan pengelompokan kriteria
penilaian. Nilai skor terendah dari masing-masing item pernyataan kompetensi
adalah :
Nilai skor terendah = 1 x responden = 1 x = 19
Sedangkan nilai skor tertinggi dari masing-masing
item pernyataan kompetensi dengan seluruh responden adalah :
Total skor tertinggi = 5 x responden = 5 x 19 = 95
Dari hasil perhitungan tersebut di atas dapat
dibangun Tabel 11. di bawah ini yang menyatakan pengelompokkan kriteria
penilaian hasil persepsi responden tentang kompetensi dari setiap item
kompetensi.
Tabel 11.
Kelompok
Penilaian Masing-Masing Item Kompetensi
Interval
|
Uraian
|
19 – 44
|
Tidak
dibutuhkan
|
45 – 69
|
Dibutuhkan
|
70 – 95
|
Sangat
dibutuhkan
|
Sumber : Data yang diolah, 2012
Total nilai terendah untuk setiap kompetensi adalah
19 dengan nilai tertinggi 95. Dari range tersebut dibangun 3 (tiga) kelompok
penilaian yakni Tidak Dibutuhkan dengan interval 19 – 44, Dibutuhkan dengan
interval 45 – 69, dan Sangat Dibutuhkan dengan interval 70 – 95. Dari
pengelompokkan tersebut akan diketahui posisi empiris dari penelitian ini berada
pada interval pertama, kedua, atau ketiga.
Untuk kompetensi penggunaan software dan peripheral
digital illustration, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya seperti
pada Tabel 12.
Tabel
5.12.
Kompetensi
Penggunaan Software dan Peripheral Digital Illustration
Uraian
|
Skor
|
Jumlah
|
Total skor
|
Sangat
tidak dibutuhkan
|
1
|
1
|
1
|
Tidak
dibutuhkan
|
2
|
2
|
4
|
Netral
|
3
|
4
|
12
|
Dibutuhkan
|
4
|
5
|
20
|
Sangat
dibutuhkan
|
5
|
7
|
35
|
Jumlah
|
|
19
|
72
|
Sumber : Data yang diolah, 2012
Dari Tabel 5.12. dapat dinyatakan bahwa skor empiris
hasil penelitian Kompetensi Penggunaan Software dan Peripheral Digital
Illustration ini menunjukkan angka sebesar 72. Berdasarkan pengelompokan
penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 11. di atas, maka hasil
tersebut berada pada interval ketiga, yaitu Sangat Dibutuhkan.
Untuk kompetensi mengoperasikan software dan
periferal digital imaging, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya
seperti pada Tabel 13.
Dari Tabel 13. dapat dinyatakan bahwa skor empiris
hasil penelitian Kompetensi Mengoperasikan software dan periferal digital
imaging ini menunjukkan angka sebesar 70. Berdasarkan pengelompokan penilaian
dengan interval seperti tertera pada Tabel 11. di atas, maka hasil tersebut
berada pada interval ketiga, yaitu Sangat Dibutuhkan.
Tabel
13.
Kompetensi
Mengoperasikan software dan periferal digital imaging.
Uraian
|
Skor
|
Jumlah
|
Total skor
|
Sangat
tidak dibutuhkan
|
1
|
1
|
1
|
Tidak
dibutuhkan
|
2
|
2
|
4
|
Netral
|
3
|
3
|
9
|
Dibutuhkan
|
4
|
9
|
36
|
Sangat
dibutuhkan
|
5
|
4
|
20
|
Jumlah
|
|
19
|
70
|
Sumber : Data yang diolah, 2012
Untuk kompetensi mengoperasikan software dan
periferal web design, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya seperti
pada Tabel 14.
Tabel 14.
Kompetensi
Mengoperasikan software dan periferal web design.
Uraian
|
Skor
|
Jumlah
|
Total skor
|
Sangat
tidak dibutuhkan
|
1
|
1
|
1
|
Tidak
dibutuhkan
|
2
|
3
|
6
|
Netral
|
3
|
5
|
15
|
Dibutuhkan
|
4
|
5
|
20
|
Sangat
dibutuhkan
|
5
|
5
|
25
|
Jumlah
|
|
19
|
67
|
Sumber : Data yang diolah, 2012
Dari Tabel 14. dapat dinyatakan bahwa skor empiris
hasil penelitian Kompetensi mengoperasikan software dan periferal web design
ini menunjukkan angka sebesar 67. Berdasarkan pengelompokan penilaian dengan
interval seperti tertera pada Tabel 5.11. di atas, maka hasil tersebut berada
pada interval kedua, yaitu Dibutuhkan.
Untuk kompetensi mengoperasikan software dan
periferal multimedia, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya seperti
pada Tabel 15.
Tabel 15.
Kompetensi
Mengoperasikan software dan periferal multimedia
Uraian
|
Skor
|
Jumlah
|
Total skor
|
Sangat
tidak dibutuhkan
|
1
|
2
|
2
|
Tidak
dibutuhkan
|
2
|
1
|
2
|
Netral
|
3
|
6
|
18
|
Dibutuhkan
|
4
|
8
|
32
|
Sangat
dibutuhkan
|
5
|
2
|
10
|
Jumlah
|
|
19
|
64
|
Sumber : Data yang diolah, 2012
Dari Tabel 15. dapat dinyatakan bahwa skor empiris
hasil penelitian Kompetensi mengoperasikan software dan periferal multimedia
ini menunjukkan angka sebesar 64. Berdasarkan pengelompokan penilaian dengan
interval seperti tertera pada Tabel 11. di atas, maka hasil tersebut berada
pada interval kedua, yaitu Dibutuhkan.
Untuk kompetensi mengoperasikan software dan
periferal digital presentation, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya
seperti pada Tabel 16.
Tabel 16.
Kompetensi
Mengoperasikan software dan periferal digital presentation.
Uraian
|
Skor
|
Jumlah
|
Total skor
|
Sangat
tidak dibutuhkan
|
1
|
2
|
2
|
Tidak
dibutuhkan
|
2
|
3
|
6
|
Netral
|
3
|
6
|
18
|
Dibutuhkan
|
4
|
6
|
24
|
Sangat
dibutuhkan
|
5
|
2
|
10
|
Jumlah
|
|
19
|
60
|
Sumber : Data yang diolah, 2012
Dari Tabel 16. dapat dinyatakan bahwa skor empiris
hasil penelitian Kompetensi mengoperasikan software dan periferal digital
presentation ini menunjukkan angka sebesar 60. Berdasarkan pengelompokan
penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 5.11. di atas, maka hasil
tersebut berada pada interval kedua, yaitu Dibutuhkan.
Untuk kompetensi mengoperasikan software dan
periferal digital 2D animation, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya
seperti pada Tabel 17.
Tabel 17.
Kompetensi
Mengoperasikan software dan periferal digital 2D animation.
Uraian
|
Skor
|
Jumlah
|
Total skor
|
Sangat
tidak dibutuhkan
|
1
|
2
|
2
|
Tidak
dibutuhkan
|
2
|
4
|
8
|
Netral
|
3
|
5
|
15
|
Dibutuhkan
|
4
|
6
|
24
|
Sangat
dibutuhkan
|
5
|
2
|
10
|
Jumlah
|
|
19
|
59
|
Sumber : Data yang diolah, 2012
Dari Tabel 17. dapat dinyatakan bahwa skor empiris
hasil penelitian Kompetensi mengoperasikan software dan periferal digital 2D
animation ini menunjukkan angka sebesar 59. Berdasarkan pengelompokan penilaian
dengan interval seperti tertera pada Tabel 11. di atas, maka hasil tersebut
berada pada interval kedua, yaitu Dibutuhkan.
Untuk kompetensi mengoperasikan software dan
periferal digital 3D animation, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya
seperti pada Tabel 18.
Tabel 18.
Kompetensi
Mengoperasikan software dan periferal digital 3D animation.
Uraian
|
Skor
|
Jumlah
|
Total skor
|
Sangat
tidak dibutuhkan
|
1
|
2
|
2
|
Tidak
dibutuhkan
|
2
|
4
|
8
|
Netral
|
3
|
4
|
12
|
Dibutuhkan
|
4
|
7
|
28
|
Sangat
dibutuhkan
|
5
|
2
|
10
|
Jumlah
|
|
19
|
60
|
Sumber : Data yang diolah, 2012
Dari Tabel 18. dapat dinyatakan bahwa skor empiris
hasil penelitian Kompetensi mengoperasikan software dan periferal digital 3D
animation ini menunjukkan angka sebesar 60. Berdasarkan pengelompokan penilaian
dengan interval seperti tertera pada Tabel 11. di atas, maka hasil tersebut
berada pada interval kedua, yaitu Dibutuhkan.
Untuk kompetensi mengoperasikan software dan
periferal digital audio, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya seperti
pada Tabel 19.
Tabel 19.
Kompetensi
Mengoperasikan software dan periferal digital audio.
Uraian
|
Skor
|
Jumlah
|
Total skor
|
Sangat
tidak dibutuhkan
|
1
|
2
|
2
|
Tidak
dibutuhkan
|
2
|
6
|
12
|
Netral
|
3
|
4
|
12
|
Dibutuhkan
|
4
|
5
|
20
|
Sangat dibutuhkan
|
5
|
2
|
10
|
Jumlah
|
|
19
|
56
|
Sumber : Data yang diolah, 2012
Dari Tabel 19. dapat dinyatakan bahwa skor empiris
hasil penelitian Kompetensi mengoperasikan software dan periferal digital audio
ini menunjukkan angka sebesar 56. Berdasarkan pengelompokan penilaian dengan
interval seperti tertera pada Tabel 11. di atas, maka hasil tersebut berada
pada interval kedua, yaitu Dibutuhkan.
Untuk kompetensi mengoperasikan software dan
periferal digital visual effects, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya
seperti pada Tabel 20.
Tabel 20
Kompetensi
Mengoperasikan software dan periferal digital visual effects.
Uraian
|
Skor
|
Jumlah
|
Total skor
|
Sangat
tidak dibutuhkan
|
1
|
1
|
1
|
Tidak
dibutuhkan
|
2
|
6
|
12
|
Netral
|
3
|
3
|
9
|
Dibutuhkan
|
4
|
7
|
28
|
Sangat
dibutuhkan
|
5
|
2
|
10
|
Jumlah
|
|
19
|
60
|
Sumber : Data yang diolah, 2012
Dari Tabel.20. dapat
dinyatakan bahwa skor empiris hasil penelitian Kompetensi mengoperasikan
software dan periferal digital visual effects ini menunjukkan angka sebesar 60.
Berdasarkan pengelompokan penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 11.
di atas, maka hasil tersebut berada pada interval kedua, yaitu Dibutuhkan.
Untuk kompetensi kemampuan merencanakan kegiatan
produksi dan melaksanakan kegiatan produksi periklanan baik secara mandiri maupun
kelompok, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya seperti pada Tabel 21.
Dari Tabel 21. dapat
dinyatakan bahwa skor empiris hasil penelitian Kompetensi kemampuan
merencanakan kegiatan produksi dan melaksanakan kegiatan produksi periklanan baik
secara mandiri maupun kelompok ini menunjukkan angka sebesar 78. Berdasarkan
pengelompokan penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 11. di atas,
maka hasil tersebut berada pada interval ketiga, yaitu Sangat Dibutuhkan.
Tabel 21.
Kompetensi
Memiliki kemampuan merencanakan kegiatan produksi dan melaksanakan kegiatan
produksi periklanan baik secara mandiri maupun kelompok.
Uraian
|
Skor
|
Jumlah
|
Total skor
|
Sangat
tidak dibutuhkan
|
1
|
0
|
0
|
Tidak
dibutuhkan
|
2
|
0
|
0
|
Netral
|
3
|
5
|
15
|
Dibutuhkan
|
4
|
7
|
28
|
Sangat
dibutuhkan
|
5
|
7
|
35
|
Jumlah
|
|
19
|
78
|
Sumber : Data yang diolah, 2012
Untuk kompetensi Menguasai konsep teoritis bidang
Periklanan secara umum, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya seperti
pada Tabel 22.
Tabel 22
Kompetensi
Menguasai konsep teoritis bidang Periklanan secara umum.
Uraian
|
Skor
|
Jumlah
|
Total skor
|
Sangat
tidak dibutuhkan
|
1
|
1
|
1
|
Tidak
dibutuhkan
|
2
|
1
|
2
|
Netral
|
3
|
3
|
9
|
Dibutuhkan
|
4
|
7
|
28
|
Sangat
dibutuhkan
|
5
|
7
|
35
|
Jumlah
|
|
19
|
75
|
Sumber : Data yang diolah, 2012
Dari Tabel 22. dapat
dinyatakan bahwa skor empiris hasil penelitian Kompetensi menguasai konsep
teoritis bidang Periklanan secara umum ini menunjukkan angka sebesar 75.
Berdasarkan pengelompokan penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 11.
di atas, maka hasil tersebut berada pada interval ketiga, yaitu Sangat
Dibutuhkan.
Untuk kompetensi memiliki kemampuan merencanakan
kegiatan produksi, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya seperti pada
Tabel 23.
Tabel 23.
Kompetensi
Memiliki kemampuan merencanakan kegiatan produksi.
Uraian
|
Skor
|
Jumlah
|
Total skor
|
Sangat
tidak dibutuhkan
|
1
|
0
|
0
|
Tidak
dibutuhkan
|
2
|
0
|
0
|
Netral
|
3
|
3
|
9
|
Dibutuhkan
|
4
|
8
|
32
|
Sangat
dibutuhkan
|
5
|
8
|
40
|
Jumlah
|
|
19
|
81
|
Sumber : Data yang diolah, 2012
Dari Tabel 23. di
atas dapat dinyatakan bahwa skor empiris hasil penelitian Kompetensi memiliki
kemampuan merencanakan kegiatan produksi ini menunjukkan angka sebesar 81.
Berdasarkan pengelompokan penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 11. di atas, maka hasil tersebut berada
pada interval ketiga, yaitu Sangat Dibutuhkan.
Untuk kompetensi Memiliki kemampuan melaksanakan
kegiatan produksi periklanan baik secara mandiri maupun kelompok, hasil
penelitian menyatakan range penilaiannya seperti pada Tabel 24.
Tabel 24.
Kompetensi
Memiliki kemampuan melaksanakan
kegiatan
produksi periklanan baik secara mandiri maupun kelompok.
Uraian
|
Skor
|
Jumlah
|
Total skor
|
Sangat
tidak dibutuhkan
|
1
|
0
|
0
|
Tidak
dibutuhkan
|
2
|
0
|
0
|
Netral
|
3
|
6
|
18
|
Dibutuhkan
|
4
|
6
|
24
|
Sangat
dibutuhkan
|
5
|
7
|
35
|
Jumlah
|
|
19
|
77
|
Sumber
: Data yang diolah, 2012
Dari Tabel 24. dapat
dinyatakan bahwa skor empiris hasil penelitian Kompetensi memiliki kemampuan
melaksanakan kegiatan produksi periklanan baik secara mandiri maupun kelompok
ini menunjukkan angka sebesar 77. Berdasarkan pengelompokan penilaian dengan
interval seperti tertera pada Tabel 11. di atas, maka hasil tersebut berada
pada interval ketiga, yaitu Sangat Dibutuhkan.
Untuk kompetensi memiliki pemahaman tentang konsep
dasar periklanan, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya seperti pada
Tabel 25.
Tabel 25.
Kompetensi
Memiliki pemahaman tentang konsep dasar periklanan
Uraian
|
Skor
|
Jumlah
|
Total skor
|
Sangat
tidak dibutuhkan
|
1
|
0
|
0
|
Tidak
dibutuhkan
|
2
|
1
|
2
|
Netral
|
3
|
3
|
9
|
Dibutuhkan
|
4
|
7
|
28
|
Sangat
dibutuhkan
|
5
|
8
|
40
|
Jumlah
|
|
19
|
79
|
Sumber : Data yang diolah, 2012
Dari Tabel 25. dapat
dinyatakan bahwa skor empiris hasil penelitian Kompetensi memiliki pemahaman
tentang konsep dasar periklanan ini menunjukkan angka sebesar 79. Berdasarkan
pengelompokan penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 11. di atas,
maka hasil tersebut berada pada interval ketiga, yaitu Sangat Dibutuhkan.
Untuk kompetensi memiliki
pemahaman perilaku konsumen dan pemetaan pasar iklan, hasil penelitian
menyatakan range penilaiannya seperti pada Tabel 26.
Tabel 26.
Kompetensi
Memiliki pemahaman perilaku konsumen dan pemetaan pasar iklan
Uraian
|
Skor
|
Jumlah
|
Total skor
|
Sangat
tidak dibutuhkan
|
1
|
0
|
0
|
Tidak
dibutuhkan
|
2
|
1
|
2
|
Netral
|
3
|
4
|
12
|
Dibutuhkan
|
4
|
8
|
32
|
Sangat
dibutuhkan
|
5
|
6
|
30
|
Jumlah
|
|
19
|
76
|
Sumber : Data yang diolah, 2012
Dari Tabel 26. dapat
dinyatakan bahwa skor empiris hasil penelitian Kompetensi memiliki pemahaman
perilaku konsumen dan pemetaan pasar iklan ini menunjukkan angka sebesar 76.
Berdasarkan pengelompokan penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 11.
di atas, maka hasil tersebut berada pada interval ketiga, yaitu Sangat
Dibutuhkan.
Untuk kompetensi Memiliki
kemampuan membuat desain periklanan dalam berbagai saluran/media komunikasi,
hasil penelitian menyatakan range penilaiannya seperti pada Tabel 27.
Tabel 27.
Kompetensi
Memiliki kemampuan membuat desain periklanan
dalam
berbagai saluran/media komunikasi
Uraian
|
Skor
|
Jumlah
|
Total skor
|
Sangat
tidak dibutuhkan
|
1
|
0
|
0
|
Tidak
dibutuhkan
|
2
|
1
|
2
|
Netral
|
3
|
3
|
9
|
Dibutuhkan
|
4
|
7
|
28
|
Sangat
dibutuhkan
|
5
|
8
|
40
|
Jumlah
|
|
19
|
79
|
Sumber : Data yang diolah, 2012
Dari Tabel 27. dapat
dinyatakan bahwa skor empiris hasil penelitian Kompetensi Memiliki kemampuan
membuat desain periklanan dalam berbagai saluran/media komunikasi ini
menunjukkan angka sebesar 79. Berdasarkan pengelompokan penilaian dengan interval
seperti tertera pada Tabel 11. di atas, maka hasil tersebut berada pada
interval ketiga, yaitu Sangat Dibutuhkan.
Untuk kompetensi Memiliki kemampuan bernegosiasi dan
membina hubungan dengan klien, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya
seperti pada Tabel 28.
Tabel 28.
Kompetensi
Memiliki kemampuan bernegosiasi dan
membina
hubungan dengan klien
Uraian
|
Skor
|
Jumlah
|
Total skor
|
Sangat
tidak dibutuhkan
|
1
|
1
|
1
|
Tidak
dibutuhkan
|
2
|
0
|
0
|
Netral
|
3
|
1
|
3
|
Dibutuhkan
|
4
|
7
|
28
|
Sangat
dibutuhkan
|
5
|
10
|
50
|
Jumlah
|
|
19
|
82
|
Sumber : Data yang diolah, 2012
Dari Tabel 28. dapat
dinyatakan bahwa skor empiris hasil penelitian Kompetensi Memiliki kemampuan
bernegosiasi dan membina hubungan dengan klien ini menunjukkan angka sebesar
82. Berdasarkan pengelompokan penilaian dengan interval seperti tertera pada
Tabel 11. di atas, maka hasil tersebut berada
pada interval ketiga, yaitu Sangat Dibutuhkan.
Analisis
Uji Beda Rata-Rata
Analisis ini digunakan untuk melihat perbedaan
antara kompetensi bidang komputer (software) dengan kompetensi bidang
non-komputer (non-Software). Nilai rata-rata untuk kompetensi komputer/software
sebesar 3,284 dan nilai rata-rata kompetensi non-komputer/non-software sebesar
4,074
Tabel 29.
Hasil
analisis uji beda independent sample t-test
|
K
|
N
|
Mean
|
Std. Deviation
|
Std. Error Mean
|
Rata-rata
|
Komputer
|
19
|
3.284
|
1.0101
|
.2317
|
Non-Komputer |
19
|
4.074
|
.7955
|
.1825
|
Sumber : Data yang diolah 2012
Dengan nilai tersebut, maka langkah
selanjutnya adalah dilakukan
analisis uji beda dengan hasil lengkap seperti pada Tabel 30
analisis uji beda dengan hasil lengkap seperti pada Tabel 30
Tabel 30.
Hasil Signifikansi
Uji Beda Rata-Rata
|
Levene's Test for Equality of Variances
|
t-test for Equality of Means
|
||||||||
F
|
Sig
|
t
|
df
|
Sig. (2-tailed)
|
Mean Difference
|
Std. Error Difference
|
95% Confidence Interval of the Difference
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
Lower
|
Upper
|
||
Rata-rata
|
Equal variances assumed
|
1.445
|
.237
|
-2.678
|
36
|
.011
|
-.790
|
.2950
|
-1.3882
|
-.1918
|
|
Equal variances not assumed
|
|
|
-2.678
|
34.125
|
.011
|
-.790
|
.2950
|
-1.3894
|
-.1906
|
Sumber : Data yang diolah, 2012
Dari Tabel 30. dapat dinyatakan
bahwa rata-rata persepsi terhadap kebutuhan kompetensi bidang komputer dan
rata-rata persepsi terhadap kebutuhan kompetensi bidang non-komputer tidak
berbeda secara signifikan. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar
0,237 yang berarti lebih dari nilai α sebesar 0,05. Hal ini berarti bahwa
persepsi responden terhadap kompetensi sama-sama tinggi dan tidak dibedakan
kompetensi bidang komputer ataupun bidang non-komputer.
KESIMPULAN
Secara rinci, hasil penelitian ini menyimpulkan
beberapa hal terkait dengan kebutuhan kompetensi di industri periklanan, yaitu
:
1. Sebagian besar responden menyatakan sangat membutuhkan kompetensi bidang
periklanan.
2. Kebutuhan kompetensi dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kebutuhan
kompetensi bidang komputer dan kebutuhan kompetensi bidang non-komputer.
Kebutuhan kompetensi bidang non-komputer memiliki skor rata-rata lebih tinggi
dibandingkan dengan kebutuhan kompetensi bidang komputer. Hal ini dapat
dimaklumi karena sebagian besar responden adalah pemilik usaha periklanan.
3. Untuk masing-masing kompetensi bidang komputer, kebutuhannya berada pada
level dibutuhkan dan sangat dibutuhkan. Yang termasuk dalam kelompok dibutuhkan
adalah Kompetensi dalam menggunakan web design, multimedia, software presentasi,
2D animation, 3D animation, software audio, software video dan software visual
effects. Sedangkan yang termasuk kelompok kompetensi yang sangat dibutuhkan adalah
Kompetensi dalam menggunakan digital illustration dan kompetensi dalam
menggunakan digital imaging
4. Untuk masing-masing kompetensi bidang non-komputer, kebutuhannya berada
pada level dibutuhkan dan sangat dibutuhkan. Yang termasuk dalam kelompok dibutuhkan
adalah Cara kerja iklan pada bisnis media.
5. Hasil analisis uji beda rata-rata menghasilkan bahwa kebutuhan akan
kompetensi bidang komputer tidak ada perbedaan dengan kebutuhan kompetensi
bidang non-komputer.
DAFTAR
PUSTAKA
Bungin, B. 2007. Penelitian
Kualitatif. Prenada Media Group: Jakarta.
Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta.
Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta.
Creswell, J. W. 1998. Qualitatif
Inquiry and Research Design. Sage Publications, Inc: California.
Himpunan
Peraturan dan periklanan Indonesia, PPPI
(http://www.pppi.or.id/id/pppi/rambu/bukumerah-isi.html) Interestword (www.investorwords.com/129/advertising.html)
Moleong, Lexy J 1991 , Metode
Penelitian Kualitatif , Bandung: Remaja Rosda Karya
Purnama
, Nursyacbani , 2005 , Analisis Pengaruh Sumber-Sumber Keunggulan
BersaingBidang Pemasaran Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Di Indonesiadalam
Jurnal Siasat Bisnis Hal105 – 130.
Studi
Pemetaan Industri Kreatif Departemen Perdagangan Indonesia , 2007, yang diambil
dari Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2005.
www.antara.go.id