ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PRODUK DALAM MEMILIH MEREK SKUTER DI KOTA
SEMARANG DENGAN PENDEKATAN STRUCTURE
EQUATION MODEL (SEM)
Andi Setiawan
Jurusan
Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Semarang
Jl.
Prof.H.Sudarto, SH, Tembalang, Kotak Pos 6199/SMS Semarang 50061
ABSTRACT
Automatic scooter has become
a phenomenon in the science of marketing, especially consumer
purchasing behavior. Issues proposed research is to determine the factors that lead
to consumer brand purchase decisions are dominant
automatic scooter. A model has been developed
and three hypotheses
have been formulated to address the research problem.
Sampling technique was accidental sampling method. The respondents were 100 respondents, respondents Semarang Consumers using
automatic scooter for transportation.
Data analysis is
a tool used Structural Equation Modeling (SEM) in
AMOS 16.0 program.
The results of this study indicate the model data
analysis and the results were well received. And subsequent studies have confirmed the positive effects of
product imagery affect
the value of the product, received
significant (H1). Positive effect of
support services for the product is received (H2). Positive effects
of the product on purchase
decision, accepted significant
(H3). Managerial implications showed sales service
support is the dominant variable in making purchasing decisions.
Keywords: Perception
of Brand Image, After Sales Support, Product
Value and Purchase
Decision
PENDAHULUAN
Persaingan
dan bagaimana memenangkan persaingan adalah kunci sukses yang dinginkan oleh
semua perusahaan. Terlebih ketika produk yang ditawarkan adalah sama (identik)
dan saling menggantikan (subtitusi), maka perusahaan yang memenangkan
persaingan yang dapat memberikan kelebihan atau membedakan dengan produk
pesaing. Bahkan rumusan strategi yang terbaik adalah strategi yang mampu
memenangkan setiap persaingan. Hal yang paling menarik dari pertumbuhan
penjualan motor nasional adalah keberadaan dan perkembangan skuter otomatik.
Fenomena scooter automatic alias
skuter otomatik (matik) terus bergulir sejak diperkenalkan di penghujung tahun
2000-an. Penjualan skuter otomatik
banyak disumbangkan oleh Yamaha diikuti oleh Honda, Suzuki, dan Kymco.
Berdasarkan data yang dihimpun menunjukkan pertumbuhan sepeda motor jenis
skuter otomatik (matik) terus meningkat di dalam negeri, bahkan pertumbuhannya
dalam empat tahun terakhir mencapai sekitar 680 persen, sehingga banyak
produsen sepeda motor mulai melirik pasar tersebut (motor.sentraplus.com,
2010).
Data
penjualan di Semarang 2011 merujuk pada suaramerdeka.com volume penjualan Honda
di wilayah Semarang, Pati, Pekalongan, dan Solo (H,K,G,AD), pada Agustus
berhasil meningkat hingga 34.000 unit. Peningkatan tersebut termasuk banyak,
sebab penjualan Juni hanya sekitar 27.000 unit. Sekitar 50% pasar motor saat
ini sudah diisi matik. Hal ini berarti tren matik terus naik seiring
pertumbuhan pasar sepeda motor itu sendiri. Kompetitor Honda, Yamaha, ternyata
juga mengalami kondisi serupa. Penjualan Yamaha untuk wilayah DDS 3 yang
meliputi Jateng, DIY, Madiun, dan Kediri mencapai sekitar 62.000 pada
Agustus. Data September hampir sama yaitu dari jumlah penjualan skuter matik,
49.200 unit disumbang Jawa Tengah. Pasar provinsi Jawa Tengah, khususnya
Semarang sering jadi acuan pasar nasional.
Tantangan
para produsen dan para pemasar saat ini adalah menghasilkan produk yang
bernilai. Hal tersebut diawali dengan aktivitas dan kemamuan untuk dapat
melihat apa konsumen sebenarnya memerlukan, apa konsumen menerima produk
mereka, serta mengamati bagaimana konsumen memutuskan pembelian sebuah merek di
antara merek pesaing. Produsen yang baik adalah mereka yang mampu
mengkomunikasikan nilai produk dalam pikiran konsumen. Produsen harus mampu
mengembangkan suatu strategi yang mampu mengkomunikasi produk seperti layanan
purna jual dan pencitraan. Produsen perlu memandu konsumen bagaimana seharusnya
memilih produk mereka sesuai harapan produsen dan kebutuhan konsumen. Permasalahan
penelitian ini merujuk pada adanya fenomena pertumbuhan pangsa pasar dan
intensitas persaingan, serta rujukan
penelitian terdahulu pada perkembangan perilaku konsumen atas kehadiran skuter
matik. Oleh sebab itu, permasalahan penelitian yang diajukan
adalah menentukan faktor-faktor yang
paling dominan menyebabkan konsumen memilih merek skuter matik.
STUDI PUSTAKA
Citra Merek
Keller (1993) dalam Lee et
al (2008) mendefinisikan citra
merek sebagai "persepsi
tentang merek yang tercermin oleh asosiasi merek yang diselenggarakan di memori
konsumen ". Pada
dasarnya, citra merek menggambarkan pikiran konsumen dan perasaan terhadap merek.
Dengan kata lain, citra merek adalah gambaran mental secara
keseluruhan bahwa konsumen memiliki dari merek, dan
keunikannya dibandingkan dengan merek lain. Citra merek terdiri dari
pengetahuan konsumen dan keyakinan tentang merek
beragam produk dan non-atribut produknya. Citra
merek merupakan pribadi
simbolisme bahwa konsumen mengasosiasikan
dengan merek, yang terdiri dari semua deskriptif dan evaluatif merek-informasi terkait. ketika konsumen memiliki citra merek yang
menguntungkan, pesan merek
memiliki kuat
berpengaruh dibandingkan dengan pesan merek pesaing.
Oleh karena itu, citra merek merupakan faktor penentu penting dari perilaku
pembeli. Di pasar B2B, Citra merek juga memainkan peran penting. Hal ini terutama terjadi
mengingat bahwa sulit untuk membedakan
antara produk dan jasa, berdasarkan mereka
tangible atribut (Lee et al 2011).
Citra merek bagi Amin, (2007) merupakan sebuah unsur penting dalam penilaian
konsumen. Citra merek melahirkan
kepercayaan dan citra positip bagi produk dan perusahaan. Produk akan lebih
mudah diterima oleh konsumen apabila terbukti atau mampu menunjukkan kinerja
sesuai dengan komitmen perusahaan (Reid
dan Levy, 2008). Pemilihan produk yang berkualitas berarti memperkecil kerugian
dari konsumen dari kesalahan dalam mengambil keputusan (Ramayah dan Lo, 2007).
Membangun persepsi konsumen akan merek hal merupakan bagian sulit lainya dalam
memahami proses keputusan pembelian. Karena citra merek merupakan tahapan awal untuk mencapai tujuan jangka panjang
perusahaan selain kinerja pemasaran yaitu loyalitas pelanggan (Cristobal,
2007). Indikator yang dirumuskan untuk menjelaskan variable Citra Merek adalah: 1). Kompetensi
dalam industri (X1), di mana diukur dari perspesi responden akan
kemampuan dan pengetahuan perusahaan dalam industri sepeda motor; 2). Masa
kerja dalam industri (X2), di mana diukur dari persepsi responden
akan masa kerja (umur) pada industri sepeda motor; dan 3). Kepercayaan pada
merek (X3), di mana diukur dari persepsi responden akan terpenuhnya
semua janji (komitmen) perusahaan kepada responden selama ini.
Dukungan Layanan Purna Jual
Bagi industri sepeda motor khususnya skuter matik,
pelayanan purna jual menjadi sebuah keharusan untuk ada. Tingginya teknologi
tentunya membutuhan perawatan ekstra. Namun tidak hanya sekedar ada saja,
seharusnya dukungan pelayanan purna jual harus mampu memberikan nilai produk,
sehingga pada akhirnya secara kumulatif dengan elemen lain mempangaruhi
konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. Pelayanan purna jual memiliki
peran yang tidak dapat dikecilkan. pelayanan purna jual merupakan wujud
hubungan yang terjalani antara perusahaan (produsen) dengan konsumenya
(industri dan end user). Bagi
konsumen akhir pelayanan purna jual sering kali menjadi bahan pertimbangan
dalam memutuskan pembelian suatu produk. Hal ini sangat dimungkinkan ketika
konsumen dihadapkan pada kondisi untuk memilih satu dari sekian banyak
pertimbangan maka pelayanan purna jual adalah pertimbangan utama. Pelayanan
purna jual merupakan gambaran dari core service dan deliver service. hal ini menandakan inti pelayanan adalah purna jual. Kecepatan dalam mengantarkan barang atau jasa
kepada konsumen akhir (end user)
diukur dari aktivitas purna jual perusahaan kepada konsumen (Hume, 2008;
Pressey dan Tzokas, 2007). Pengelolaan
konsumen agar tidak beralih kepada produk para pesaing harus dimulai dari
mengelola pelayanan yang dirumuskan perusahaan kepada konsumennya. Keuntungan
perusahaan akan diperoleh dari hasil pelayanan kepada konsumen. Jika mereka
menilai baik pelayanan purna jual baik maka akan besar pengaruhnya bagi
perusahaan (Rust
dan Chung, 2006). Indikator yang dirumuskan untuk menjelaskan variabel Dukungan Layanan
Purna Jual adalah
: 1). Dukungan pengiriman yang aman (X4),
di mana diukur dari penilaian konsumen dukungan perusahaan untuk menghantarkan
barang yang dibeli oleh konsumen lebih cepat sampai ke tujuan dengan kondisi
baik; 2). Ketersediaan unit pelayanan perawatan (X5), di mana diukur dari
penilaian konsumen ketersediaan unit perawatan yang siap mendukung kinerja
matik secara berkesinambungan; dan 3). Ketersediaan dan kemudahan suku cadang
(X6),
di mana diukur dari penilaian konsumen suku cadang skuter matik mudah diperoleh
dipasaran
Nilai Produk
Skuter
matik tidak akan dapat diterima seperti saat ini, apabila konsumen menilai
kualitas yang diterima atau dirasakan masih jauh dari kinerja yang diharapkan.
Dan lebih menarik lagi apabila produk tersebut memang bentul bermanfaat dan berkualitas
sesuai harapan konsumen, namun jika ternyata produk dinilai konsumen sangat
sulit untuk mengoperasikannya atau lebih sulit dari produk yang sudah ada
dipasar. Maka semua itu akan percuma, konsumen lambat laun akan meninggalkan
produk tersebut (Hsieh and Wang 2007). Lee et al (2008) merumuskan bahwa nilai
produk tidak akan dapat muncul atau dirasakan oleh konsumen, apabila unsur
seperti citra merek dan kualitas produk tidak terbangun secara kokoh oleh
perusahaan.
Nilai produk adalah nilai keuntungan/manfaat yang akan diterima oleh konsumen
saat mengkonsumsi produk tersebut (Liao dan Shi, 2009). Merujuk pada pendekatan
psikologi dan sosial suatu produk dapat dikatakan atau dinyatakan nilai produk
apabila dapat mempermudah, mempercepat, dan menghasilkan penyelesaikan tugas
dan pekerjaan serta aktivitas lain lebih baik (Jahangir dan Begum, 2007). Oleh
sebab itu, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Hipotesis
1 : Citra merek pengaruh positip
terhadap nilai produk
skuter matik
Konsumen
akan menilai dengan membandingan kinerja, standar dan efisiensi saat
mempergunakan produk atau jasa tersebut. Kedua unsur inilah yang menjadikan
suatu produk mampu merubah keputusan pembelian (Weijters et al 2007). Indikator yang dirumuskan untuk menjelaskan
variabel Nilai Produk adalah : 1). Lebih cepat sampai tujuan (X7),
di mana diukur dari penilaian konsumen skuter matik mampu menghantarkan
konsumen lebih cepat sampai ke tujuan; 2). Lebih mudah dalam mengoperasikan (X8),
di mana diukur dari penilaian konsumen skuter matik lebih mudah mengoperasikan
dibandingkan sistem manual; dan 3). Mendukung
segala aktivitas (X9),
di mana diukur dari penilaian konsumen skuter matik dapat dipergunakan untuk
semua kebutuhan baik kerja, sekolah dll. Oleh sebab itu, hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah Hipotesis
2 : Dukungan layanan purna
jual pengaruh positip terhadap nilai
produk skuter matik.
Keputusan
Pembelian
Semakin
tinggi daya terima konsumen akan menghasilkan sebuah perilaku yang positif
(Chiu et al 2009). Apabila pola ini
terus terjaga maka akan sangat mungkin produk akan menjadi sebuah kebutuhan dan
menjelma menjadi sebuah perilaku, karena memberikan manfaat yang besar pada
konsumen (Ramarao,
2009). Produsen dan para pemasar harus melihat apa konsumen sebenarnya
memerlukan dan menerima produk mereka, serta mengamati bagaimana keadaan
pemakaiannya nyata. Produsen yang baik adalah mereka yang mampu
mengkomunikasikan produk mereka dalam pikiran konsumen. Produsen harus mampu
mengembangkan suatu strategi yang mampu mengkomunikasi produk. Produsen perlu
memandu konsumen bagaimana seharusnya mempergunakan produk mereka sesuai dengan
prosedur produsen dan kebutuhan konsumen (Setiawan, 2011). Ketika konsumen memutuskan membeli produk
tersebut maka derajat nilainya seharusnya meningkat searah dengan pengorbanan
untuk mendapatkan produk tersebut. Indikator
yang dirumuskan untuk menjelaskan variabel adalah :
1). Merek
tertentu (X10),
di mana diukur dari pilihan konsumen pada merek tertentu;2). Dealer tertentu (X11),
di mana diukur pilihan konsumen pada dealer tertentu; dan 3). Pengaruh pihak ketiga (X12), di mana diukur
dari pilihan konsumen yang dipengaruhi pihak lain dalam proses pengambilan
keputusan merek tertentuOleh sebab itu, hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah Hipotesis 3
: Nilai produk pengaruh positip
terhadap keputusan
pembelian merek skuter matik.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini adalah kausalitas
yaitu untuk mengidentifikasi hubungan sebab dan akibat antar variabel. Obyek penelitian ini adalah Konsumen skuter matik Di Kota
Semarang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode
accidental sampling dalam hal ini yaitu Konsumen Di
Kota Semarang yang mempergunakan skuter matik sebagai alat transportasi. sedangkan untuk jumlah sampel sesuai dengan jumlah
sampel minimal untuk alat analisis SEM
yaitu 100 sampel. Data dikumpulkan menggunakan
metode survei dengan mempergunakan kuesioner sebagai media bantu baik metode
tertutup maupun terbuka, yaitu dengan memberikan secara langsung pertanyaan
atau kuesioner kepada para responden. Pernyataan-pernyataan dalam kuesioner ini
dibuat dengan menggunakan skala 1 – 10 untuk
mendapatkan data yang bersifat interval dan diberi skor atau nilai. Tehnik
analisis dipergunakan sebagai alat yang akan menganalisis atas data yang
terkumpul dengan Hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini. Oleh karena itu tehnik penelitian ini akan mengunakan dua
pendekatan :
1). Confirmatory factor analysis, pada SEM yang mengunakan paket komputerisasi AMOS 16.0 dalam hal ini untuk mengkonfirmasi faktor-faktor yang
paling dominan dalam satu kelompok variabel. 2). Regression Weight pada SEM
yang digunakan untuk meneliti seberapa besar hubungan antar variabel.
PEMBAHASAN
Analisis
Structural Equation Modeling
Analisis
Structural Equation Model (SEM) secara Full Model yang
dimaksudkan untuk menguji model dan hipotesis yang dikembangkan dalam
penelitian ini. Pengujian model dalam Structural Equation Model
dilakukan dengan dua pengujian, yaitu uji kesesuaian model dan uji signifikansi
kausalitas melalui uji koefisien regresi. Hasil pengolahan data untuk analisis
SEM terlihat pada Gambar 1, Tabel 1 dan
Tabel 2
Gambar 1
Hasil Uji
Structural Equation Model
|
Sumber:
data primer yang diolah, (2013)
Berdasarkan
Gambar 1 berupa analisis full model dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi
sebesar 0,054 menunjukkan bahwa hipotesis nol (H0) yang menyatakan
bahwa tidak ada perbedaan antara matriks kovarians sampel dengan matriks
kovarians populasi yang diestimasi tidak dapat ditolak. Hasil tersebut
menunjukkan diterimanya hipotesis nol (H0) atau model ini dapat diterima, yaitu terdapat
dua konstruk yang berbeda dengan indikator-indikatornya. Selain pengujian
berdasarkan nilai probability perlu juga diperkuat dengan nilai – nilai yang
lain, seperti pada Tabel 1.
Berdasarkan
hasil pengamatan pada Tabel 1 dapat ditunjukkan bahwa model memenuhi kriteria
fit, hal ini ditandai dengan nilai dari hasil perhitungan memenuhi kriteria
layak full model. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa model penelitian ini, keseluruhan memenuhi kriteria model
fit. Hasil regression weights analisis
Struktural Equation Modeling bahwa setiap indikator pembentuk variabel
laten harus
menunjukkan hasil yang memenuhi kriteria yaitu nilai CR
di atas 1,96 dengan P lebih kecil dari pada 0,05 dan nilai lambda atau loading
factor yang lebih besar dari 0,5. Hasil tersebut, dapat dilihat dari
tabel 2.
Tabel 1
Hasil Uji Full Model
Kriteria
|
Cut of Value
|
Hasil
|
Evaluasi
|
Chi-Square
Probability
GFI
AGFI
TLI
CFI
CMIN/DF
RMSEA
|
c2 dengan df : 50
; p : 5 % = 67,505
> 0,05
> 0,90
> 0,90
> 0,95
> 0,95
< 2,00
< 0,08
|
67,075
0,054
0,890
0,828
0,959
0,969
1,342
0,059
|
Baik
Baik
Marginal
Marginal
Baik
Baik
Baik
Baik
|
Sumber: data primer yang diolah, (2013)
Berdasarkan
tabel 2 tersebut, menunjukkan 3 hipotesis yang diajukan memiliki nilai CR di
atas 1,96 dengan P lebih besar dari pada 0,05 dan nilai lambda atau loading
factor yang lebih besar dari 0,5. Jadi dapat disimpulkan secara umum
model yang dipakai dalam penelitian ini dapat diterima, dan semua hipotesis
yang diajukan diterima, karena memenuhi loading factor.
Tabel 2
Hasil Regression Weights Analysis Struktural Equation Modeling
|
|
|
Estimate
|
S.E.
|
C.R
|
P
|
NILAI_PRODUK
|
<-- span="">-->
|
DUKUNGAN_LAYANAN_PURNA JUAL
|
.587
|
.115
|
5.110
|
***
|
NILAI_PRODUK
|
<-- span="">-->
|
CITRA_MEREK
|
.357
|
.098
|
3.634
|
***
|
KEPUTUSAN_PEMBELIAN
|
<-- span="">-->
|
NILAI_PRODUK
|
.425
|
.106
|
4.020
|
***
|
Nilai p sebesar (***) nilainya
lebih kecil dari 0.001
Sumber:
data primer yang diolah, (2013)
Pengujian Hipotesis Penelitian
Pada
penelitian ini diajukan tiga hipotesis yang selanjutnya pembahasannya dilakukan
dibagian berikut ini
-
Hipotesis
I pada penelitian ini adalah “Citra merek
pengaruh positip terhadap nilai produk skuter matik “. Berdasarkan
hasil dari pengolahan data diketahui bahwa nilai CR (Critical Ratio)
adalah sebesar 3.634 dengan nilai P (Probability)
sebesar 0,000. Kedua nilai ini menunjukkan hasil yang memenuhi syarat, yaitu di
atas 1,96 untuk CR (Critical Ratio) dan dibawah 0,05 untuk nilai P (Probability).
Sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa hipotesis I pada penelitian ini dapat
diterima.
-
Hipotesis
II pada penelitian ini adalah “Dukungan layanan purna jual pengaruh positip terhadap nilai produk skuter matik “. Berdasarkan hasil
dari pengolahan data diketahui bahwa nilai CR (Critical Ratio) adalah
sebesar 5.110 dengan nilai P (Probability)
sebesar 0,000. Kedua nilai ini menunjukkan hasil yang memenuhi syarat, yaitu di
atas 1,96 untuk CR (Critical Ratio) dan dibawah 0,05 untuk nilai P (Probability).
Sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa hipotesis II pada penelitian ini dapat
diterima.
-
Hipotesis
III pada penelitian ini adalah “nilai produk
pengaruh positip terhadap keputusan pembelian produk skuter matik “. Berdasarkan
hasil dari pengolahan data diketahui bahwa nilai CR (Critical Ratio)
adalah sebesar 4.020 dengan nilai P (Probability)
sebesar 0,000. Kedua nilai ini menunjukkan hasil yang memenuhi syarat, yaitu di
atas 1,96 untuk CR (Critical Ratio) dan dibawah 0,05 untuk nilai P (Probability).
Sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa hipotesis III pada penelitian ini dapat
diterima.
KESIMPULAN DAN
IMPLIKASI MANAJERIAL
Kesimpulan
Masalah Penelitian
Kesimpulan
atas masalah penelitian didasarkan atas temuan permasalahan penelitian yang
teridentifikasi dan tersusun pada sebelumnya. Dimana tujuan dari
penelitian ini adalah mencari jawaban atas rumusan masalah yang diajukan dalam
penelitian ini yaitu menentukan faktor-faktor yang paling dominan menyebabkan konsumen
memilih merek skuter matik. Hasil dari temuan penelitian
ini berdasarkan hasil analisis data
yang tergambar pada grafik analisis full model (Gambar 2) membuktikan dan
memberi kesimpulan yaitu melalui 2 (dua)
proses dasar yaitu:
1.
Pertama, hasil analisis data menunjukkan bahwa persepsi akan dukungan layanan purna jual merupakan
elemen yang paling penting dalam nilai produk. Hasil lain mengindikasikan bahwa
persepsi akan dukungan layanan purna jual merupakan
variabel dominan yang mempengaruhi keputusan pembelian merek skuter matik.
2.
Kedua, pada proses
alur pada grafik analisis full model (Gambar 2) memberikan jawaban dan gambaran
pada sebuah proses konstruktif tentang bagaimana persepsi akan citra merek berpengaruh secara langsung terhadap nilai produk. Hasil ini menunjukkan pengaruh
keputusan pembelian merek skuter matik yang dibentuk melalui nilai produk
sebagai variabel intervening citra produk.
Kesimpulan
Hipotesis Penelitian
Hasil
pengujian hipotesis menunjukkan bahwa 3 (tiga) hipotesis yang diajukan pada
penelitian ini diterima. Selanjutnya
dirumuskan kesimpulan penelitian terhadap 3 (tiga) hipotesis ini diuraikan
sebagai berikut ;
1.
Hipotesis
1 yang dibangun dalam penelitian ini memperkuat penelitian terdahulu, seperti Lee
et al (2008); Amin, (2007);
Ramayah dan Lo, 2007. Penelitian ini berhasil menyimpulkan bahwa citra merek
berpengaruh positip terhadap nilai produk adalah benar atau valid berdasarkan
uji analisis data yang telah dilakukan
2.
Hipotesis
2 yang dibangun dalam penelitian ini memperkuat penelitian terdahulu, Hume,
(2008); Pressey dan Tzokas, (2007); Rust dan Chung, (2006). Penelitian
ini berhasil menyimpulkan bahwa dukungan layanan purna jual berpengaruh positip
terhadap nilai produk adalah benar atau valid berdasarkan uji analisis data
yang telah dilakukan
3.
Hipotesis
3 yang dibangun dalam penelitian ini memperkuat penelitian
terdahulu, Hsieh and Wang (2007); Liao dan Shi, (2009); Jahangir dan Begum,
(2007). Penelitian ini berhasil menyimpulkan bahwa nilai produk berpengaruh
positip terhadap keputusan pembelian merek skuter matik adalah benar atau valid
berdasarkan uji analisis data yang telah dilakukan
Implikasi
Manajerial
(Saran)
Penelitian
ini memperoleh beberapa bukti analisis data berdasarkan atas temuan penelitian
(hasil pengujian SEM secara full model dan deskripsi indeks). Hasil dari temuan
penelitian dapat direkomendasikan beberapa implikasi kebijakan sesuai dengan
prioritas yang dapat diberikan sebagai masukan bagi pihak manajemen. Berikut
ini diuraikan beberapa saran alternatif yang bersifat strategis
-
Perlunya adanya
kebijakan dari produsen dalam upaya membangun citra positip bagi konsumen.
Tanggapan responden akan produsen yang memilik citra buruk dalam memegang
komitmen adalah 63
% responden menyusun peringkat yaitu 1). Suzuki; 2). Yamaha; 3). Honda. Jadi hasil
tersebut menunjukan produsen Suzuki dianggap responden memiliki citra sangat
buruk. Tentu saja jika keadaan ini dibiarkan bukan tidak mungkin produk dari
produsen ini akan ditinggalkan oleh konsumennya. Sedangkan Honda dianggap
sebagai produsen yang paling berkomitmen kepada konsumennya. Jadi tidaklah
mengherankan jika Honda terpilih menjadi pemimpin pasar sepeda motor di
Indonesia. Hal yang perlu ditegaskan oleh produsen adalah jaminan dalam wujud
garansi atas produk mereka. Hal yang paling penting bukan ada atau tidaknya
garansi, tetapi bagaimana proses mewujudkan garansi atau komitmen kepada
konsumen.
-
Perlu adanya
kebijakan dari
produsen untuk memperhatikan feature produk. Responden menganggap Yamaha sebagai produsen yang
mampu menampilkan feature produk yang lebih baik dibandingan Honda dan Suzuki.
Responden memberikan beberapa saran diantaranya adalah produsen diharapkan
lebih berani dalam pilihan dan variasi warna skuter matik. Di mana warna skuter
matik masih pada warna-warna primer seperti merah dan hitam. Warna dan chrome pada bagian tertentu seperti spion
akan menjadi daya tarik tersendiri. Selain warna responden menghendaki body
skuter yang lebih ramping. Model yang lebih tepat untuk body skuter matik di
masa yang akan datang adalah futuristik dan aero dinamis.
-
Responden
merasakan adanya penghematan waktu tempuh untuk jarak dan aktivitas yang sama
sebesar 10 menit. Bahkan ada responden yang merasakan adanya penghematan waktu
sampai 30 menit. Teknologi skuter matik
yang responsif dan bertenaga membuat responden lebih cepat sampai tujuan
Keterbatasan
Penelitian
Di karena alasan tingkat kerumitan dan
waktu penelitian yang terbatas. Maka pada kesempatan kali ini, penelitian ini
hanya membatasi penelitian pada variabel tertentu pada konsep keputusan
pembelian merek skuter matik yaitu pengukuran pengaruh tidak langsung dan
langsung eksogen seperti persepsi citra merek dan dukungan layanan purna jual
Jurusan. Sedangkan dimungkinkan melakukan pengujian dengan membangun hipotesis
yang menghubungan misalnya harga, promosi dan lokasi yang strategis serta lain-lain.
Agenda Penelitian
Mendatang
Penelitian
mendatang menyempurnakan permodelan penelitian ini dengan memasukan variabel
lain yang tidak diuji pada penelitian ini, dengan membangun sekurang-kurangnya
1 hipotesis baru misalnya konsekuensi positif atas pengaruh persepsi harga
skuter matik terhadap nilai produk dan keputusan pembelian skuter matik.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Hanudin (2007),” An
analysis of mobile credit card usage intentions “, Information Management & Computer Security, Vol. 15 No. 4, 2,
pp. 260-269
Chiu, Chao-Min., Chen-Chi Chang., Hsiang-Lan
Cheng., and, Yu-Hui Fang (2009), “ Determinants of customer repurchase
intention in online shopping “,Online
Information Review , Vol. 33 No. 4, pp. 761-784
Cristobal,
Eduard., Carlos Flavian., and Miguel Guinaliu (2007), “Perceived e-Service
Quality (PeSQ) measurement validation and effects on customer satisfaction and
web site loyalty“, Managing Service Quality, Vol.17, No. 3 p.
317-340
Hsieh,
J.J. Po-An., and, Wei Wang (2007), “ Explaining employees’ Extended Use of
complex information systems “, European
Journal of Information Systems, Vol.16, pp.216–227
motor.sentraplus.com,
2010 http://motor.sentraplus.com/?hal=xp004&urt=46(2012/01/06/)
Hume, Margee (2008), " Developing a conceptual
model for repurchase intentions in the performing arts: the roles of emotion,
core service and service delivery ", International Journal of Arts
Management, Vol. 10 No. 2 p. 40-55
Jahangir,
Nadim and Noorjahan Begum (2007), “ Effect
of Perceived Usefulness, Ease of Use, Security and Privacy on Customer
Attitude and Adaptation in the Context of E-Banking “, Journal of Management Research ,Volume
7, Number 3 . pp,147-157
Lee
,In., Farideh Dehkordi-Vakil, and Tej Kau(2008) ,”Evaluating job applicants’
perceptions of corporate career web sites “, Human Systems Management, Vol. 27 pp. 321–330
Liao,
Ziqi., and, Xinping Shi (2009), “ Consumer perceptions of internet-based
e-retailing: an empirical research in Hong Kong “, Journal of Services Marketing, Vol. 23/1, pp. 24–30
Presse, Andrew and Nikolaos Tzokas (2007), “Strategic
purchasing and the evaluation of “problem” key supply relationships: what do
key suppliers need to know?, Journal of
Business & Industrial Marketing, Vol. 22 No.5 p. 282–294
Ramarao, B S V (2009), “Factors Influencing the Purchasing
Decisions of Motor Bike Consumers: A Comparative Study of Popular Brands “,The IUP Journal of Management Research,
Vol. VIII, No. 4,pp. 54-66
Ramayah
T. and May-Chiun Lo (2007), “Impact of shared beliefs on ‘‘perceived
usefulness’’ and ‘‘ease of use’’ in the implementation of an enterprise
resource planning system “, Management
Research News, Vol. 30 No. 6, pp. 420-431
Reid, Michael., and Yair Levy(2008),” Integrating
Trust and Computer Self-Efficacy with TAM: An Empirical Assessment of
Customers’ Acceptance of Banking Information Systems (BIS) in Jamaica”, Journal of
Internet Banking and Commerce, Vol. 12, no.
3, pp.1-Rust
dan Chung, 2006
Setiawan, Andi (2011), “ Sebuah agenda
penelitian: menentukan faktor-faktor yang menyebabkan perilaku konsumen memilih
dan mempergunakan skuter matik”, Jurnal
Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol. 2, No. 2 p. 118-128 ISNN : 2086-3748
Weijters, Bert., Devarajan Rangarajan., Tomas Falk.,
and Niels Schillewaert (2007),”
Determinants and Outcomes of Customers’ Use of Self-Service Technology
in a Retail Setting”, Journal of
Service Research,
Volume 10, No. 1, August, pp. 3-21