Laman

PERBAIKAN ASPEK MANAJEMEN PRODUKSI SERTA PELUASAN PASAR SASARAN ANTAR PULAU DAN EKSPOR BAGI PRODUK KERAJIAN SABLON KULIT DI DESA KAYEN SUKOHARJO


PERBAIKAN ASPEK MANAJEMEN PRODUKSI SERTA PELUASAN PASAR SASARAN ANTAR PULAU DAN EKSPOR BAGI PRODUK KERAJIAN SABLON KULIT DI DESA KAYEN SUKOHARJO

Suwardi, dan
Iwan Hermawan
Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof.H.Sudarto, SH, Tembalang, Kotak Pos 6199/SMS Semarang 50061


ABSTRACT
Sukoharjo local economy continues to grow, with an increase in revenue of IDR 20 Billion, which is supported by 16.541 medium and small industries (BPS; 2010), in the same amount of volume of exports amounted to $ 196,680,879.38  for the District. Map of Industry and SMEs spread on an area of ​​46.6 thousand km2 which consists of 12 Districts, 150 villages and 17 urban villages. Based on approach to growing attractiveness of the industry related to the creative industries in Central Java icon possess many industries supported by the District Sukhorajo, such as furniture industry of waste paper (Iwan Hermawan, 2009), Rattan Furniture Industry and Handicraft Banana, Leather Craft Industry from Pari Fish, Water Hyacinth Furniture Industry, Handicraft carving decoration, craft industry Gamelan. Screen printing industry Leather is one industry that is growing and requires special attention from various groups including local government. Constraints on this industry also contributed to revenue growth for export-based, but many obstacles such as product-quality, low-level variants and market expansion constitute  constraints to be resolved if the industry wants Sablon Leather in Sukoharjo still to exist.

Keywords: Silk Screen Industry, Media Leather, Product-quality SME
,
Export Target Market Expansion.

PENDAHULUAN
Sukoharjo merupakan daerah lintas “turis-niaga”; Sokoharjo banyak dikunjungi oleh buyer asing dengan tujuan melakukan perdagangan internasional (ekspor-impor); Berbagai kerajinan dan mabel unik diminati dalam lingkungan perdagangan global,  tentutan kebutuhan informasi pasar atas potensi yang ada merupakan kebutuhan yang krusial yang harus dikembangkan UKM mitra; selain perlunya perbaikan dari sisi manajemen produksi dan kualitas bahan. Dimulai dari proses pemlilihan kulit berupa penjidaran, proses pengerokan kulit, proses desain sablon pada scereen, proses sablon, proses pembingkaian serta finishing proses berupa pengepakan dimana produk siap dikirim di pasar domestik dan ekspor.  Berdasarkan analisis situasi muncul permasalahan-permasalahan yang perlu dicarikan solusinya bersama mitra. Beberpa permasalah yang muncul diantaranya meliputi : kulitas produk yang kruang bersaing, karena keterbatasan ketrampilan perajin sablon, keterbatasan desainer berbasis komputer grafis, kerapian proses produksi berkaitan dengan pengembangan ornamen/ bingkai produk membutuhkan konsep pencarian detail masalah yang perlu dirumuskan. Aspek perbaikan pada pedekatan produksi dilakukan dengan penguatan bidang hilir UKM mitra dengan memberikan pengkayaan varian bingkai ornamen produk sablon kulit pada UKM mitra. Pengkayaan produk dikembangkan melalui perbaikan varian material dengan indikator kehalusan, kerapian dan variasi bahan. Pengembangan pada UKM mitra bingkai limbah kayu akan membutuhkan jumlah dan stok bahan kayu yang stabil.

Permasalahan
Permasalahan yang muncul berkaitan dengan pengebangan kluster PPM dimana dijumpai: a) Masyarakat belum memahami mengenai konsep peningkatan kualitasproduksi, pemilihan bahan sebagai atribut produk, perbaikan ornamen bingkai; yang mana permasalahan-permasalah tersebut apabila tidak ditanggapi dengan baik akan bermurara pada rendahnya posisi tawar produk UKM mitra sejalan dengan makin kompetitif tinkat persaingan dalam industri sablon kulit kambing. b) Masyarakat belum mampu mendesain brand image, mendesain segel kemasan berbasis brand secara ergonomis, yang pada akhirnya akan mendukung penguatan brand equity dalam pasar. c) Masyarakat belum mampu merancang saluran distribusi baik secara fisik melalui konsep direct selling maupun mengembangkannya dalam model virtual bagi capaian kualitas dari rantai nilai produk kerajinan sablon dikembangkan terbatas pada luas pasar yang ada dan kurang mampu menjaring konsumen potensial.
Ketiga kluster permasalahan mitra dan masyarakat, termasuk dengan unit ekonomi yang ada merupakan bentuk permasalahan yang harus disolusikan secara TUNTAS melalui usul pengabdian masyarakat ini. Rencana Implentasi ini nantinya UKM mitra (UD. TUGINO)  akan melakukan sharing kebutuhan anggaran yang muncul dalam bentuk inkind. Dalam pengabdian ini masyarakat akan memberikan dukungan berupa sebagian biaya akomodasi konsumsi pelatihan produksi dan manajemen kulitas.

Metode Penyelesaian Program Pengabdian
Konsep alur penyelesaian permasalahan  yang muncul pada UKM Mitra, UD Tugino Desa Kayen, Sonorejo Sukoharjo, Jawa Tengah sebagaimana Gambar 1.

 
Gambar 1 :  Kerangka Metode Solusi Penyelesaian Masalah PPM


Tahapan penyelesaian permasalahan dengan skema Gambar 1, diteruskan dengan tahap-tahap sebagai berikut:
a.         Perbaikan Kualitas produksi melalui pendekatan komputer grafis, pemahaman sparasi warna, mencetak pada film. Tahapan ini meliputi pelatihan dasar desain grafis, produksi film sparasi sablon; konsep image dan pemindaian, serta dukungan perlatanan produksi sablon berupa komputer dan aplikasi grafis.
b.        Perbaikan produksi yang kedua adalah berupa perbaikan proses produksi, pendekatan tools bantu oranemen, seperti gergaji siku untuk memotong bingkai lebih rapi, pelatihan pengecatan pigura untuk menciptakan efek ornamen unik, sehingga bagi tingkat survival UKM mitra
c.         bagaimana merancang desain kemasan yang efektif, desain kemasan dapat berupa; penggunaan alat kemas, gambar label merak dan teknik segel produk kerjainan sablon.
d.        Perancangan saluran distribusi berupa online yang membutuhkan distribusi fisik serta model online yang membutuhkan distribusi virtual.

Alur Pendekatan Penyelesaian Masalah Utama Pengabdian Masyarakat
Unit yang dibutuhkan adalah set pelatihan, peralatan bantu seperti komputer, scanner dan perngkat lunak desain grafis yang digunakan dalam demo dan produksi kelompok pekerja dan koperasi pengrajin di Desa Kajen, Sukoharjo. Perbaikan produksi yang kedua adalah berupa perbaikan proses produksi, pendekatan tools bantu oranemen.
Penyelesaian konsep ornamen bingkai yang dikembangkan dengan pendekatan mesin potong siku, pada ornamen bingkai. Peguatan Pasar sasaran antar pulau dan ekspor berbasis aplikasi e-commerce dalam rangka publikasi bagi konsumen potensial. Pegembangan aplikasi berbasis blog commerce, sebagaimana juga dikembangkan dalam pengabdian sebelumnya: dimana aplikasi e-commerce menggunakan konsep customer service online, guset book untuk mengelola penggunjung, page previews, pooling dan statistic user untuk menggukur kinerja web commerce.
Nilai manfaat dari munculnya program pengabdian masyarakat adalah dampak program terhadap peningkatan kualitas produk mitra masyarakat, dampak luaran yang  ditargetkan dapam PPM DIPA Polines 2012: Munculnya kemandirian bidang produksi melalui efisiensi produksi desain pemasaran dan kemasan bagi produk kerajinan.

PEMBAHASAN
Tim Pengabdian memberikan masukan yang berkaitan dengan pendekatan aspek wirausaha melalui forum diskusi UKM mitra berserta plasmanya. Melalui pengebangan brand image, optimalisasi produksi mitra dan pengembangan kedepan berupa penciptaan kulitas bagi produk. Penerapan strategi pemasaran sangat tergantung pada keadaan lingkungan persaingan pasar yang ada dari hari kehari.  Keberhasilan dalam segmentasi pasar sangat tergantung pada potensi yang menggambarkan permintaan dari lingkungan persaingan. Pendekatan diskusi dilakukan dengan model penggalian ide yang mengedepankan diksusi bersama untuk merumuskan strategi-strategi yang sesuai bagi pengembangan UKM mitra berserta plasmanya. Dalam membangun suatu bisnis dengan e-commerce  berbasis  internet,  ada  6  fase (tahapan) yang saling berhubungan membentuk sebuah  siklus  yang  dikatakan  sebagai  e-commerce life-cycle yaitu: 1.  Fase  perencanaan  dan  strategi  bisnis (business planning and strategizing). 2.  Fase  infrastruktur  teknologi,  meliputi: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software),  keamanan  (security)  dan pemasangan (set-up). 3. Fase perancangan (design). 4. Fase pemasaran (marketing). 5. Fase pengiriman (fulfillment). 6. Fase perawatan dan perbaikan (maintenance and enhancement). Di era globalisasi sekarang ini teknologi informasi sudah berkembang dengan pesat terutama internet.  Internet tidak hanya digunakan oleh seseorang yang ingin mengetahui informasi apa saja yang disediakan oleh internet, bahkan kini perusahaan – perusahaan baik besar maupun kecil berlomba-lomba untuk memulai bisnis menggunakan  internet.



Gambar 2:  Halaman Depan Web
[Konsep halaman depan Web mendeskripsikan konsep produk ukm mitra dan artikel lainnya yang relevan; http://sablontugino.com].



SIMPULAN
Program Pengabidan Masyarakat yang telah diselanggarakan tim pengabdi telah memberikan dampak bidang produksi dan pemasaran pada UKM mitra, beberapa indikator berikut dapat digunakan untuk mengukur ketuntasan kegiatan Pengabdian Masyarakat Polines 2014.


No
Sebelum
Sesudah
1
Masyarakat belum memahami mengenai konsep peningkatan kualitas produksi, pemilihan bahan sebagai atribut produk, perbaikan ornamen bingkai; yang mana permasalahan-permasalah tersebut apabila tidak ditanggai dengan baik akan bermurara pada rendahnya posisi tawar produk ukm mitra sejalan dengan makin kompetitif tinkat persaingan dalam industri sablon kulit kambing.
Pendekatan perbaikan Produksi telah berupa pelatihan pengembangan produk (frame pigura) dengan dukungan toolset, dan konsep finishing (kompersor) menciptakan kerapian pada produk yang dihasilkan UKM mitra.
2
Masyarakat belum mampu mendesain konsep kewirausahaan berkaitan dengan siklus produk, brand image, mendesain segel kemasan berbasis brand secara ergonomis, yang pada akhirnya akan mendukung penguatan BRAND EQUITY dalam pasar.
Pelatihan yang dikembangakan dibidang kewirausahaan dan penegbangan brand image telah memberikan wacana baru mengenai perencanaan jangka panjang dari pengembangan produk UKM mitra beserta plasmanya.
3
Masyarakt belum mampu merancang saluran distribusi baik secara fisik melalui konsep direct selling maupun mengembangkannya dalam model virtual bagi capaian kualitas dari rantai nilai produk kerajinan sablon dikembangkan terbatas pada luas pasar yang ada dan kurang mampu menjaring konsumen potensial.
Domain Web telah mampu dikembangkan dengan alamat online  http://sablontugino..com; telah memberikan deskripsi informasi pada cakupan konsumen potensial (visitor page previwes) seara luas.


DAFTAR PUSTAKA
_____ BPS. Sukoharjo. Industri dan Perdagangan. Alamat : http://sukoharjokab.bps.go.id/
Dani, Irwan. 1999. Bagaimana Memperbaiki Pemasaran Usaha Anda. Grafika Desa Putera.Jakarta.
Porter, M.E. 1990. Competitive Advantage of Nations. Mass : Free Press, Canada.
Rebecca, M. Winders. 1997. Small Business Creation and Economic Well-Being of Non Metropolitan Countries : The Case of Georgia. TUA Rural Studies Programe. University of Kentucky. USA.
Rustiani, Frida. Pengembangan Ekonomi Rakyat dalam Era Globalisasi : Masalah, Peluang dan Strategi Praktis. 1996. AKTIGA Bandung dan YAPIKA Jakarta.
Robert Ho & Pactricis Kontur. 2001. “Enterprenership” as A Rural Development Strategy. Defining a Policy Framework for Maine. Maine Rural Development Councol. Maine. USA.
Sanim, B. 2000. Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi dalam Mewujudkan Sistem Ekonomi Kerakyatan Menanggulangi Krisis Nasional. MMA-IPB. Bogor.
Tambunan, T. 2001. Peranan UKM bagi Perekonomian Indonesia dan Prospeknya. Makalah Presentasi pada Seminar “Strategi Bisnisdan Peluang Usaha bagi Pengusaha Kecil dan Menengah” IFMS dan Lab. Ilmu Administrasi FISIP UI. Jakarta.
——————— 1998. On Competition. A Harvard Business Review Book, Harvard Business School Publishing. Boston.