PENGARUH BIAYA
PROMOSI DARWIN AMBON YACHT RACE TERHADAP JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN LUAR NEGERI
DI KOTA AMBON
Alvian Sapulette
Jurusan
Admintrasi Niaga, Politeknik Negeri Ambon
Jl. Ir. M. Putuhena,Wailela
Rumah Tiga Ambon 97234
ABSTRACT
This final project review about the
magnitude of the influence of international
events promotion Darwin Ambon Yacht Race against the level of foreign
tourists visit in the town of Ambon.
The writing of this report are presented
with statistical Analysis using quantitative methods and statistical
diskriptifinferensial to obtain accurate results influence the costs of
promotion and promotion strategies that have run Tourism Office of the SUcityof
Darwin in Ambon Ambon Yacht Race. Method of data collection using the field
observation ,interviews with officials of the Tourism Office of the city of
Ambon and stakeholders, as well as reviews of Librarianship. Statistical
analysis Statistical Analysis used is Descriptive in order to evaluate and
explain these forms of policy of promotion strategy that will run the
statistics and analysis of Inferensial to know the relationship influences the
cost of promotion by the number of visits match the title of the research,
namely analyzing the influence of Darwin-Ambon promotion cost against the
number of foreign tourists visit. The conclusions from the results of research
through observation and interviews conducted promotional policy isconducted by
the Tourism office of the city of Ambon not right on target due to the lack of
number of foreign participants in this annual event, this indicates that the
promotion has been running policy needs to be reviewed in order to enhance the
appeal of animo Darwin Ambon Yacht Race, including also in this case is the
cost of the promotions became major elements supporting the promotion of these
activities have influence significant in terms of channeling information to
improve the number of participants in this international event. As for the
second affects the number of foreign tourists to visit the city of Ambon.
Key Words: Cost Of Promotion, Darwin Ambon Yacht
Race, The Number Of Foreign Tourists Visit
PENDAHULUAN
Pembangunan pariwisata Indonesia
menjadi salah satu sektor penting karena menjadi penyumbang devisa Negara
keempat setelah migas, batu bara, dan kelapa sawit. Tahun 2013 sektor
pariwisata menyumbang divisa Negara sebesar USS 10 miliar (kata Mari Pangestu
Pada Tempo di Hotel Pillman Jakarta Tanggal 17/3/2014). Dibidang tenaga kerja
sector pariwisata menyerap tenaga kerja
sekitar 10 juta tenaga kerja. Pembangunan berkelanjutan sector pariwisata
memiliki sinergi dengan pembangunan kemaritiman Indonesia sebagai poros dunia
yang di sampaikan Presiden Joko Widodo. Indonesia adalah Negara maritime yang
sebagian besar di keliling oleh laut dan terdiri dari pulau-pulau sehingga
sangat berpotensi untuk dikembangkan.
Hal tersebut didorong oleh perkembangan dunia pariwisata Indonesia yang
mengalami peningkatan semester pertama
bulan Januari sampai Juli 2014 sebesar 9,37% dari tahun 2013, (Mari Elka Pangestu kepada
Tribunnew.com Selasa 2/9/2014). Pada tingkat daerah, Sektor ini diperkirakan akan
menjadi penunjang pendapatan daerah yang kontribusinya di masa mendatang
memiliki prospek yang menguntungkan. Hal tersebut juga menjadi prioritas
Pemerintah Daerah Kota Ambon dimana sektor pariwisata merupakan salah satu
sektor yang diharapkan mampu mendukung pendapatan asli daerah.
Provinsi Maluku mencanangkan
program “VISIT MALUKU 2015” dalam agenda kegiatan tahunan, yang nantinya
seluruh objek-objek wisata daerah yang potensial memiliki kewajiban melakukan
pengembangan sehingga mampu menarik minat wisatawan, baik wisatawan domestik
maupun wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Maluku. Dengan target
tersebut, maka pemerintah daerah dan dinas-dinas terkait, harus bekerja sama
untuk menggarap objek wisata daerah secara optimal, dan kemudian memasarkannya
dengan lebih gencar.
Kota Ambon
adalah salah satu daerah yang memiliki daya tarik obyek dan daya tarik wisata
(ODTW), dengan motonya yang berbunyi “Ambon Manise”. Karena keramahan warganya
yang hidup saling tolong menolong dalam ikatan pela-gandong. Selain itu, Kota
Ambon merupakan pintu gerbang Provinsi Maluku memiliki keindahan pantai alam
pegunungan, peninggalan budaya dan sejarah, sebagai negeri raja-raja, tempat
peribadatan tua, benteng-benteng, dan masih banyak lagi yang tidak ada duanya.
Berbagai karya seni budaya dan peninggalan nenek moyang di wilayah ini
merupakan aset yang menarik untuk ditawarkan ke wisatawan.Oleh karena itu
pengembangan sektor pariwisata di Kota Ambon pun harus dipandang sebagai
potensi ekonomi yang sangat penting untuk menopang pembangunan di wilayah Kota
Ambon pada khususnya dan Maluku pada umumnya. Melihat potensi yang ada pun
mendorong Pemerintah Kota Ambon untuk menghelat berbagai event berkala nasional
maupun internastional. Salah satu event internasional yang dihelat oleh
Pemerintah Kota Ambon ialah Darwin Ambon Yacht Race. Event internasional ini
merupakan event tahunan yang diselenggarakan melalui kerja sama 2 kota yakni
Kota Ambon Indonesia dan Kota Darwin Australia. Salah satu bentuk kerjasama
antar kedua kota ini dalam bentuk Lomba Perahu Layar yang dimulai dari kota
Darwin dan berakhir di kota Ambon. Darwin Ambon Yeath Rach berlangsung sejak tahun 1976 sampai saat ini.
Lombah ini sangat mendapat perhatian dunia internasional dimana pada tahun 1998
jumlah peserta yang ikut perlombahan berjumlah 102 perahu dari kurang lebih 15
negara. Tahun 1999 terjadi konflik Maluku menyebabkan perlombaan layar
dihentikan selama 8 tahun. Lombah ini dilatar belakangi nilai-nilai sejarah
kota kembar dan kunjungan wisata ke taman makam tentara Australia perang dunia
II, maka melalui prakarsa Pemerintah
Provinsi Maluku dan Dinas Pariwisata Maluku berkeinginan menyelenggarakan
lombah layar ini kembali sebagai media informasi untuk disampaikan ke dunia
internasional bahwa Maluku sudah aman dan sekaligus sebagai event pariwisata
kota Ambon dan untuk itu pada tahun 2006 dilakukan penandatanganan MOU dengan
Dinah Beach Cruising Yacht Association guna
pelaksanaan kembali kegiatan Darwin-Ambon Yacht Race. Asosiasi Pelayaran Dinah
Beach mensahkan hubungan tersebut pada tanggal 21 Juli 2007. Dengan demikian
lombah layar ini pasca konflik mulai dilaksanakan kembali pada tahun 2008.
Setelah dilaksanakan sampai saat ini perkembangan lombah layar Darwin Ambon
lima tahun belakangan ini mengalami fluktuasi dari jumlah peserta baik perahu
maupun wisatawan mancanegara dan tahun 2014 hanya diikuti oleh dua (2) negara
bila dibandingkan dengan tahun 1989 dari
segi promosi menjadi perhatian karena peningkatan pembiayaan kurang signifikan.
Hal mana dapat dilihat pada Tabel 1.
TABEL 1
PERKEMBANGAN JUMLAH PERAHU,
WISATAWAN DAN BIAYA PROMOSI
TAHUN 2010 – 2014
NO
|
TAHUN
|
JUMLAH PERAHU
|
JUMLAH WISATAWAN
|
BIAYA PROMOSI
|
1.
|
2010
|
30
|
210 orang
|
Rp.
128.000.000
|
2.
|
2011
|
19
|
144 orang
|
Rp.
126.000.000
|
3.
|
2012
|
20
|
166 orang
|
Rp.
127.000.000
|
4.
|
2013
|
20
|
160 orang
|
Rp.
128.000.000
|
5.
|
2014
|
19
|
144 orang
|
Rp.
125.000.000
|
Sumber : Dinas Pariwisata Kota Ambon
Dari tabel 1, terlihat bahwa jumlah keikutsertaan perahu, jumlah
wisatawan dan biaya promosi dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi dimana pada
tahun 2010 jumlah perahu 30, tahun 2011 turun 36,6% dan jumlah wisatawan turun
31,4% dari tahun 2010. Tahun 2012 jumlah perahu turun 5,2% dan jumlah wisatawan
mengalami kenaikan 15,2% dari tahun 2011. Tahun 2013 jumlah perahu tetap dan
jumlah wisatawan mengalami penurunan 3,6% dari tahun 2012, sedangkan Tahun 2014
jumlah perahu turun 5% dan jumlah wisatawan turun 10%.
Keadaan di atas
tidak lepas dari pembiayaan promosi sebagai upaya untuk memperkenalkan,
mensosialisasikan dan mempengaruhi orang atau kelompok untuk membeli
produk/jasa. Hal mana dilihat dari tabel di atas bahwa lima (5) tahun
belakangan ini biaya promosi tidak lebih dari Rp. 128.000.000,- (Seratus dua
puluh delapan juta rupiah) yang dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Secara
geografis pasar sangat luas untuk mempromosikan lombah layar Darwin-Ambon
sebagai event tahunan dalam kalender pariwisata Kota Ambon guna mendapatkan
peserta lombah, maka biaya promosi dan kegiatan promosi menjadi penting.
Menurut Basuh Swasta (2005:86) biaya promosi adalah biaya yang digunakan dalam
proses arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan
seseorang (organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam
pemasaran).
William
G. Nikels dalam bukunya “Principles of Marketing” mendefinisikan promosi
adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan
seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan petukaran dalam
pemasaran (Basu Swasta, 2004).
Berdasarkan
latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan di atas maka penelitian
ini mengambil judul: PENGARUH BIAYA
PROMOSI DARWIN-AMBON YACHT RACE TERHADAP KUNJUNGAN WISATAWAN LUAR NEGERI
Identifikasi dan
Perumusan Masalah
Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan
latar belakang masalah sebelumnya, penulis memperoleh masalah yang telah
diidentifikasi sebagai berikut:
a)
Belum
diketahuinya pengaruh biaya promosi Darwin Ambon Yacth
Race terhadap kunjungan wisatawan luar negeri
b)
Belum diketahui startegi kebijakan promosi Darwin Ambon
Perumusan Masalah
a)
Berapa besar pengaruh biaya
promosi Darwin Ambon Yacht Race terhadap kunjungan wisatawan luar negeri
b)
Bagaimana strategi kebijakan
promosi Darwin Ambon yang dijalankan Dinas Pariwisata Kota Ambon
Tujuan
Penelitian
1.
Untuk mengetahui pengaruh biaya
promosi terhadap kunjungan wisatawan luar negeri
2.
Untuk mengetahui strategi
kebijakan promosi Darwin Ambon yang dijalankan Dinas Pariwisata Kota Ambon
Manfaat Penelitian
1.
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pemerintah
Kota yaitu Dinas Pariwisata sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan pengembangan strategi promosi Darwin Ambon.
2.
Bagi perusahan sebagai Even
Organisierz (EO), penelitian ini dapat menjadi masukan untuk mengevaluasi
kebijakan promosi yang akan dikembangkan secara bersama dengan dinas pariwisata
kota Ambon.
Keterbatasan
Penelitian
Keterbatasan atau kelemahan didalam penyusunan proyek akhir ini adalah
kekurangan dalam keterbukaan informasi oleh petugas Dinas Pariwisata Kota Ambon
dalam memberikan data dan informasi.
METODOLOGI
PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan peneliti membahas
penelitian dengan judul Analisis pengaruh biaya promosi Darwin Ambon Yacht Race
terhadap kunjungan wisatawan luar negeri ini mengunakan metode penelitian
Kuantitatif. Dengan alat pengumpulan data yang digunakan yaitu hasil observasi
lapangan, melakukan wawancara dengan pejabat dinas pariwisata dan stockholder
serta tinjauan kepustakaan.
Analisis
kuantitatif yang digunakan adalah
analisis statistik diskriptif dan statistik inferensial. Menurut Sugiono
(2008:86) Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis ini hanya berupa akumulasi data
dasar dalam bentuk deskripsi semata dalam arti tidak mencari atau menerangkan
saling hubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan, atau melakukan penarikan
kesimpulan. Sedangkan analisa statistik inferensial adalah analisa statistik
yang berusaha untuk mencari hubungan/pengaruh antara dua variabel atau lebih.
Analisa
statistik deskriptif digunakan untuk
mengevaluasi dan menjelaskan bentuk-bentuk kebijakan strategi promosi yang akan
dijalankan dan statistik inferensal untuk mengetahui hubungan pengaruh biaya
promosi dengan jumlah kunjungan sesuai judul penelitian yaitu Analisa pengaruh
biaya promosi Darwin-Ambon terhadap jumlah kunjungan wisatawan luar negeri.
Definisi
operasional dan Variabel
Definisi
operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak
dengan cara memberikan arti atau menspesifikasi kegiatan, ataupun memberikan
suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel
tersebut (Nasir, 1999: 152). Dalam penelitian ini, untuk menganalisis masalah
dan menjawab hipotesa digunakan analisa regresi sederhana dengan variabel
sebagai berikut :
Variabel
Terikat (Y)
Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah jumlah kunjungan wisatawan. Jumlah ini didapat dari
data kantor dinas Pariwisata Kota Ambon selama lima tahun dari tahun 2010
sampai dengan 2014. Skala pengukuran variabel Y adalah jumlah wisatawan.
Variabel
Bebas (X),
Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah biaya promosi yang digunakan dinas Pariwisata Kota
Ambon untuk mempromosikan event pariwisata Darwin-Ambon selama lima tahun dari
tahun 2010 sampai tahun 2014 yang
cendrung berfluktuasi. Skala pengukuran variabel X adalah biaya promosi.
Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data Primer
Teknik
yang digunakan untuk mengumpulkan data primer adalah sebagai berikut:
1.
Observasi
Lapangan
Observasi lapangan
digunakan untuk melihat dan mengamati perubahan fenomena–fenomena sosial yang
tumbuh dan berkembang yang kemudian dapat dilakukan perubahan atas penilaian
tersebut, bagi pelaksana observaser untuk melihat obyek moment tertentu,
sehingga mampu memisahkan antara yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan.
(Margono, 2007:159).
Observasi
dimaksudkan sebagai kegiatan mengamati objek secara langsung dan actual untuk
mendapat informasi tentang Analisis
Pengaruh biaya promosi Darwin-Ambon Yath Reach
terhadap kunjungan wisatawan luar negeri..
2.
Wawancara
Wawancara merupakan alat rechecking atau
pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik
wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam.
Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau
tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana
pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan social yang relatif lama
(Sutopo 2006: 72).
Bentuk tanya jawab antara
peneliti dengan pihak Dinas Pariwisata Kota Ambon dan stockholder yang terlibat
dalam pengelola lobah layar Darwin Ambon
Pengumpulan Data Sekunder
Teknik
yang digunakan untuk mengumpulkan data sekunder adalah studi kepustakaan. Studi
pustaka dimaksudkan untuk membantu memecahkan masalah secara teoritis, dengan
menggali teori – teori dan konsepsi – konsepsi dari berbagai literatur yang
berkenaan dengan penelitian penulis.
Data - data
tersebut penulis dapatkan melalui browsing melalui internet, pencarian buku – buku
yang relevan dengan judul dan sumber - sumber lain yang penulis dapatkan dari
Kementerian Pariwisata, Dinas Pariwisata Provinsi Maluku, pengelola Even
organiserz berhubungan dengan topik dan
permasalahan penelitian.
Metoda Analisis Data
Teknik analisa yang digunakan yaitu analisa
kuantitatif yaitu analisa regresi liner sederhana, dan analisa kualitatif yaitu
analisa kebijakan strategi promosi.
Y’
= a + bX
Keterangan:
Y’ = Variabel dependen (nilai yang
diprediksikan)
X = Variabel independen
a = Konstanta (nilai Y’
apabila X = 0)
b = Koefisien regresi
(nilai peningkatan ataupun penurunan)
TINJAUAN PUSTAKA
Pemasaran
Pariwisata
Pemasaran pada
hakekatnya melakukan suatu kegiatan vital yang perlu dilakukan oleh perusahaan
baik itu perusahaan yang menyediakan barang maupun perusahaan yang menyediakan
jasa yang bertujuan mempertahankan kelangsungan hidup usahannya.
Pengertian pemasaran pariwisata menurut Lumsdon (1977 : 11) yang dikutip
oleh Francois & Lionel Becherel mengatakan bahwa pemasaran pariwisata
adalah proses manajerial yang mengantisipasi dan memuaskan keinginan pengunjung
yang ada dan calon pengunjung secara lebih efektif dari pemasok atau destinasi
pesaing. Pemasaran memainkan peranan penting dalam periwisata
karena pelanggan jarang melihat, merasa atau mencoba produk yang akan
dibelinya. Untuk itu fokus pemasaran pariwisata adalah mengokomunikasi dan
menggarisbawahi nilai dari produknya. Produk pariwisata secara keseluruhan
terdiri dari alam, fasilitas angkutan, akomodasi, akses, infrastuktur,
perbankan, telekomunikasi, pelayanan kesehatan guna mempengaruhi keputusan
konsumen (wisatawan).
Pariwisata
Kata pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari 2 (dua)
kata yaitu : pari yang artinya banyak atau berkali-kali dapat pula diartikan
sebagai lengkap sedangkan kata wisata artinya perjalanan atau bepergian.
Memaknai arti kata demi kata dari pariwisata, maka pariwisata dapat diartikan
suatu perjalanan yang dilakukan berkali-kali dari suatu tempat ke tempat lain
(MC Intosh, Robert W dan chales R. Gordner,
1984 : 35)
Menurut Kodhyat yang dikutip Spillane (1985:21) Pariwisata adalah
perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan
perorangan maupun kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian
dan kebahagian dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya maupun ilmu
pengetahuan. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa tujuan orang bepergian
beragam seperti : berlibur, beribadah, mengunjungi teman atau keluarga, berbisnis,
penelitian dan pengembanga ilmu pengetahuan, mengikuti konvensi dan kegiatan
atau turnamen olah raga dan lain-lain.
Pengertian wisatawan menurut Instruksi Presiden Nomor 9/1969 mengatakan
bahwa wisatawan adalah setiap yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk
berkunjung ke tempat lain denga menikmati perjalanan dari kunjungan itu.
Menurut Prajogo yang dikutip oleh Spiline (1985: 21) wisatawan dapat
dibedakan dalam 2 (dua) pengertian yaitu tourist dan excursionist.
Masing-masing memiliki pengertian yang berbeda yaitu: sebagai tourist bilamana seseorang melakukan
perjalanan lebih dari 24 jam sedangkan excursionist
seseorang yang melakukan perjalanan kurang dari 24 jam.
Hunziker dan Kraff yang dikutip Spillane (1985 :23) memberi pengertian
pariwisata yaitu ” Tourism is the total
relationship and phenomena arising from the travel ang stay of strangers,
provide the stay does not imply the estabillishment of a permanent resident"
yang dimaksud dengan pengertian ini adalah keseluruhan dari hubungan dan
gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang asing
serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan tinggalnya mereka itu tidak
tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang bersifat
sementara itu.
Konsep Promosi
Tjiptono (2001:219) menyatakan
bahwa promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program
pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah
mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna baginya, maka
konsumen tidak akan pernah membelinya. Pada hakikatnya, promosi adalah suatu
bentuk komunikasi pemasaran, yaitu aktivitas pemasaran yang berusaha
menyebarkan informasi, mempengaruhi/ membujuk, dan/atau mengingatkan pasar
sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal
pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
Tjiptono (2001:219) menyebutkan
bahwa tiga unsur pokok proses komunikasi pemasaran yaitu pelaku komunikasi,
material komunikasi dan proses komunikasi. Pelaku komunikasi mencakup pengirim
atau komunikator yang menyampaikan pesan dan penerima atau komunikan pesan.
Material komunikasi adalah berupa gagasan, pesan, media, respon, feedback dan
gangguan yang menghambat kelancaran proses komunikasi. Sedangkan proses
komunikasi adalah proses penyampaian pesan. Komunikasi pemasaran meliputi tiga
tujuan utama yaitu untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi untuk melakukan
pembelian atau menarik konsumen dan mengingatkan khalayak untuk melakukan pembelian
ulang.
Tujuan utama promosi menurut
Kotler dan Keller (2004:275) adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk
serta mengingatkan konsumen sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.
Menginformasikan dapat berupa mengenai keberadaan suatu produk baru, cara
pemakaian, perubahan harga, jasa-jasa yang tersedia, dan membangun citra
perusahaan. Dalam membujuk pelanggan sasaran, promosi bertujuan untuk membentuk
pilihan merek, mengalihkan pilihan ke merek tertentu, mengubah persepsi
konsumen terhadap atribut produk, mendorong pembelian dan mendorong pembeli
menerima kunjungan wiraniaga. Sedangkan mengingat bertujuan untuk mengingatkan
pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat,
mengingatkan pembeli akan tempat-tempat pemasaran produk, membuat pembeli tetap
ingat walaupun tidak ada kampanye iklan dan menjaga agar ingatan pertama
pembeli jatuh pada produk perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa promosi berkaitan dengan upaya untuk mengarahkan seseorang
agar dapat mengenal produk perusahaan, lalu memahaminya, berubah sikap,
menyukai, yakin, kemudian akhirnya membeli dan selalu ingat akan produk
tersebut. Tjiptono (2001) menyatakan bahwa secara umum bentuk-bentuk promosi
memiliki fungsi yang sama, tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan
berdasarkan tugas-tugas khususnya yang disebut dengan bauran promosi. Bauran
promosi yang dimaksud adalah periklanan, personal
selling, publisitas dan hubungan masyarakat, Promosi Penjualan, dan direct marketing.
Promotional
Mix
Menurut Swastha
dan Irawan (2000: 349) pengertian promotional mix adalah kombinasi strategi
yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, promosi
yang lain yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan.
Untuk menetapkan
kombinasi variabel yang baik bagi manajemen pemasaran memerlukan suatu analisis
yang konpherensip mengingat variabel-variabel periklanan,personal selling,
promosi penjualan, dan publisitas akan dipilih sesuai cakupan pasar, wilayah
dan waktu yang tepat untuk dilaksanakan.
Variabel-variabel
dalam promotional mix menurut Basu Swastha dan Irawan (2000: 350) ada empat
yaitu :
1.
Periklanan
Periklanan menurut Basu Swastha
adalah bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang ide, barang dan jasa
yang dibayar oleh sponsor tertentu.
Fungsi periklanan dalam pemasaran
menurut Sofyan Assauri (2002: 61) adalah sebagai berikut :
a.
Sebagai alat untuk member
informasi atau penerangan dalam memperkenalkan produk dan jasa ke pasar
b.
Untuk membantu ekspansi atau
perluasan pasar
c.
Untuk menunjang personal
selling
d.
Untuk mncapai orang-orang yang
tidak dapat dikunjungi para pramuniaga
e.
Untuk membentuk nama baik
perusahaan
2.
Promosi Penjualan
Promosi penjualan menurut Sofyan
Assauri (2002: 84) didefenisikan sebagai suatu kegiatan promosi selain
periklanan, personal selling dan publisitas yang dapat mendorong pembelian oleh
konsumen dan yang dapat meningkatkan efektifitas para penyalur dengan mengadakan
pameran, display, eksibisi, peragaan atau demostrasi dan berbagai kegiatan
penjualan yang lain, yang dilakukan sewaktu-waktu dan tidak bersifat rutin.
Promosi penjualan dilakukan secara
integral dalam jangka pendek untuk mendorong periklanan.
3.
Personal Selling
Menurut Nickels (1998: 82) personal
selling didefenisikan sebagai interaksi antara individu, saling bertemu muka
yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan
hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain.
Personal selling merupakan bentuk
komunikasi tatap muka yang berpengaruh dalam menjual suatu produk atau jasa
dengan menggunakan factor psikologis
dalam rangka membujuk dan mempengaruhi
keputusan pembelian.
4.
Publisitas
Menurut Basu
Swastha (2005: 42) mendefenisikan publisitas sebagai sejumlah infomasi tentang
seseorang, barang atau organisasi yang disebarluaskan ke masyarakat ,melalui
media tanpa dipungut biaya, ataupun tanpa pengawasan dari sponsor.
Tujuan
Promotional Mix
Tujuan
promotional mix menurut Basu Swastha (2005: 62) ada empat yaitu :
1.
Modifikasi tingkah laku
Kegiatan promosi atau bauran promosi
akan selalu berusaha merubah tingkah laku dan pendapat serta memperkuat tingkah
laku yang ada.
2.
Memberitahu
Kegiatan ini dilakukan untuk memberitahu
pasar yang akan dituju tentang penawaran produk/jasa perusahaan
3.
Membujuk
Membujuk sasaran akan menjadi penting
bila para pesaing menawarkan produk/jasa yang sama
4.
Mengingatkan
Kegiatan ini digunakan bila pelanggan
telah mempunyai sikap yang positif terhadap penawaran produk/jasa perusahaan
tetapi tetap diingatkan karena mereka tetap menjadi sasaran promosi dari
pesaing. Hal ini dimaksud supaya mereka tidak beralih pada pesaing.
Faktor-
faktor Yang Mempengaruhi Penetapan dan Pelaksanaan Promosi
Menurut Basu
Swastha (2005: 42) factor-faktor yang mempengaruhi penentuan dan pelaksanaan
promosi yaitu :
1.
Besarnya dana yang digunakan
untuk promosi
Suatu perusahaan yang mempunyai dana
lebih besar kegiatan promosinya lebih efektif dibandingkan dengan perusahaan
yang punya dana terbatas.
2.
Sifat pasar
Ada tiga macam sifat pasar yaitu :
a.
Luas pasar secara geografis
Penjualan perorangan dapat mencukupi
dalam pasar local akan tetapi makin meluasnya pasar secara geografis,
periklanan harus ditingkatkan
b.
Jenis pelanggangan
Strategi promosi dipengaruhi oleh
jenis sasaran yang hendak dituju oleh perusahaan dan pelanggan
c.
Konsentrasi Pasar
Jumlah keseluruhan calon pembeli juga
merupakan pertimbangan. Makin sedikit pembeli makin efektif penjualan
perorangan dibandingkan periklanan.
3.
Jenis produk yang dipromosikan
Diperlukan strategi yang berbeda-beda untuk jenis
produk.
4.
Tahap-tahap dalam siklus hidup
produk
Siklus produk memiliki tahapan
sebagai berikut :
a.
Tahap perkenalan, pada tahap
ini perusahaan baru memulai perkenalkan pruduknya sehingga promosi harus
dilakukan.
b.
Tahap pertumbuhan, pada tahap
ini menekankan pada periklanan.
c.
Tahap kedewasaan, pada tahap
ini periklanan dijadikan alat membujuk dan bukan sekedar informasi sehingga
memerlukan dana yang besar untuk periklanan
d.
Tahap kemunduran, pada tahap
ini kegiatan promosi dikurangi dan mulai meningkatkan kualitas produk atau
membuat produk baru.
Biaya
Promosi
Menurut basu
swastha (2005: 86) biaya promosi adalah biaya yang digunakan dalam proses arus
informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan
seseorang/organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam
pemasaran.
Hubungan Bauran
Promosi dengan Volume Penjualan
Tujuan dari
bauran promosi adalah untuk meningkmatkan penjualan dan memperoleh keuntungan.
Hal ini berarti bauran promosi mempunyai pengaruh terhadap volume penjualan.
Menurut Sutojo (1997: 92) mengatakan bahwa kegiatan promosi produk yang sejalan
dengan rencana pemasaran secara signifikan atau berarti dapat mengembangkan
laju penjualan hasil produksi.
TABEL
2
PERKEMBANGAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN
DAN BIAYA PROMOSI
TAHUN 2010 – 2014
Tahun
|
Biaya promosi
(dalam ribuan)
|
Kunjungan
Wisatawan
Manca Negara
|
X2
|
Y2
|
X.Y
|
2010
|
128
|
210
|
16384
|
44100
|
26880
|
2011
|
126
|
144
|
15876
|
20736
|
18144
|
2012
|
127
|
166
|
16129
|
27556
|
21082
|
2013
|
128
|
160
|
16384
|
25600
|
20480
|
2014
|
125
|
144
|
15625
|
20736
|
18000
|
|
∑X = 634
|
∑Y =824
|
∑X2=
80398
|
∑Y2
=138728
|
∑XY = 104586
|
Sumber
:DinasPariwisata Kota Ambon, Juli 2015
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis regresi linier
Dari Tabel 2, diperoleh persamaan Regresi Linier sebagai berikut :
Y
= a + bx
Dari
penghitungan nilai a dan b, maka persamaan regresi linier Y= -1752,12 + 15,11765X dari persamaan
tersebut nilai kostanta –1752,12 ini tidak menjadi masalah karena dasarnya
regresi dalam mempredeksikan variabel Y berdasarkan nilai perubahan variabel X,
maka yang menjadi perhatian yaitu variabel X bukan nilai kostanta dan dari data
menjelaskan adanya rentang yang cukup jauh antara variabel X (biaya promosi
sebagai variabel bebas) dengan variabel Y ( jumlah kunjungan wisata sebagai
variabel terikat ). Perhitungan nilai X di atas dapat diterima karena nilai X
mempunyai nilai dan tidak memperoleh nilai nol. Nilai X sebesar 15,11 memiliki
arti bahwa setiap terjadi peningkatan 15 satuan akan berdampak pada tingkat
kunjungan wisatawan atau variabel Y.
Analisa Korelasi
Dari hasil
perhitungan Korelasi di atas diketahui besarnya Koefisien Korelasi (r) sebesar
0,73. Nilai yang diperoleh menyatakan
adanya hubungan antara variabel biaya promosi (X) terhadap variabel kunjungan
wisatawan manca negara (Y), artinya semakin besar biaya promosi memiliki
pengaruh yang kuat dan positif terhadap jumlah kunjungan wisatawan dan
sebaliknya semakin kecil biaya promosi akan berpengaruh pada jumlah kunjungan
wisatawan akan menurun.
Analisa Determinasi
Analisa
koefisien determinasi adalah untuk mengetahui besarnya biaya promosi terhadap
turun naiknya jumlah kunjungan wisatawan Manca negara event Darwin-Ambon Yacht
Race. Dari hasil analisa diketahui nilai korelasi sebesar 0,73. Maka
penghitungan nilai R square sebagai berikut :
Koefisien
Determinasi ( KD/R)
Dari hasil
perhitungan diketahui R Square r2 = 53,29% yang artinya jumlah kunjungan
wisatawan Manca Negara (variabel Y) disumbangkan oleh biaya promosi (variabel
X) sebesar 53,29% sedangkan 46,71% merupakan sumbangan dari faktor lain di luar
biaya promosi yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Analisa Kebijakan Strategi Promosi
Dari hasil analisa kuantitatif diketahui
ada hubungan yang kuat sebesar 73% hubungan antara jumlah kunjungan wisatawan
dengan biaya promosi dimana secara diterminasi 53,20% disumbangkan oleh biaya
promosi. Hasil ini menjadi bahan evaluasi bagi Dinas Pariwisata Kota Ambon
untuk memperhatikan penganggaran biaya promosi dan kebijakan strategi promosi.
Lima tahun belakangan ini Dinas
Pariwisata Kota Ambon mempunyai biaya promosi tidak mengalami peningkatan
tetapi fluktuasi dan cendrung turun (sesuai data) dengan strategi promosi yang
yaitu: kegiatan pasar malam di Nederland dan promosi Website.(hasil wawancara)
Strategi promosi Dinas Pariwisata Kota
Ambon dapat dikatakan terbatas. Sesungguhnya ada banyak cara dalam konsep
pengetahuan bauran promosi yang dapat
diterapkan, sehingga perlu analisis dan perencanaan kegiatan promosi dan
penganggaran.
Pengetahuan sebagai sesuatu konsep
keilmuan dan pengalaman merupakan sesuatu yang dialami dari sesuatu yang pernah
terjadi dari satu siklus kerja dan mengerjakan apa yang dikerjakan. Kebijakan
promosi yang akan dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kota Ambon kedepannya harus
dimaknai memiliki, kekuatan, pengaruh dan daya tarik. Sehingga
desain strategi promosi Darwin Ambon Yacht Race menampilkan kekuatan aktivitas event dimaksud disertai dengan aktraksi
budaya yang mampu mempengaruhi sasaran yang tepat, guna mendapat respons dari
tujuan promosi.
Dinas Pariwisata Kota Ambon mempunyai
pengalaman untuk mengetahui negara-negara yang pernah mengikuti, organisasi
yang mewadahi perahu layar di berbagai negara, pola dan karakter wisatawan.
Besarnya dana promosi dan aktivitas promosi, acara dan kegiatan penyambutan
serta aktraksi seni budaya yang semuanya mengenali pola yang terjadi sebagai
akibat dari berbagai pengolahan data menjadi informasi dan pengetahuan guna
menetapkan kebijakan strategi promosi ke depan sebagai berikut :
1.
Periklanan
a.
Membuat
video yang ditayangkan di Stasion Televisi Negara tujuan yang menggambarkan
tentang Darwin Ambon Yacht Race, keindahan panorama alam dan laut, objek wisata
di kota Ambon, nilai aktraksi budaya Maluku sertakuliner Maluku sebagai jamuan makan
dan souviner dalam berbagai terjemahan bahasa setiap negara dituju.
b.
Membuat
majalah yacht show Indonesia sebagai
kalender event untuk dikirim ke asosiasi perahu layar negara-negara maritim
dunia.
c.
Membuat
iklan melalui website dan email ke negara - negara tujuan yang tergabung dalam yachter internasional.
2.
Penjualan Personal
a.
Mengundang
negara-negara yang tergabung dalam yacht
internasional dan melakukan Kegiatan The 2nd Edition of
Indonesia Yacht Forum, An International Forum for the Indonesian Yachting
Industry dalam rangkaian kegiatan Indonesia
Yacht Show (IYS) sebagai forum komunikasi
untuk dilakukan presentasi penjualan yachtIndonesia
di dalamnya Darwin Ambon Yacht Race termasuk dalam kalender yachtKementerian Pariwisata Indonesia (
sebagaimana dilakukan di Batavia Sunda Kelapa Marina Jakarta)
b.
Mendata
negara-negara potensi pasar yachtDarwin
Ambon Yacht Race sesuai data base Dinas Pariwisata Ambon Tahun 1998, bahwa
jumlah peserta yang mengikuti Darwin Ambon Yacht Race sebanyak 105 peserta dan
melakukan presentasi penjualan dengan menyampaikan Ambon sudah aman dan
dijadikan laboratorium perdamaian dunia.
3.
PromosiPenjualan
a.
Mengikuti
Pameran Pariwisata Internasional yang diusung Pasific Asia Travel
Association yang bergerak dalam bidang biro
perjalanan dan Pariwisata. Pacific Asia Travel Association (PATA)
yang akan menggelar acara dagang tahunan setiap bulan September yang berjudul PATA Travel Mart di kota Jakarta pada
tahun 2016mendatang. Dalam kunjungannya
ke Indonesia untuk membahas persiapan PATA Travel Mart 2016 dengan PATA
Indonesia Chapter, CEO PATA Mario Hardy menargetkan partisipasi 1.000 delegasi
dari 60 negara untuk event tersebut. Dengan memamerkan potensi wisata Kota
Ambon, Darwin-Ambon karena ada penyediaan kupon potongan dan insentif sebagai
nilai jual yang memudahkan serta mempengaruhi pengunjung.
b.
Mengikuti festival
pariwisata berskala nasional dan
internasional sebagai bentuk interaksi pasar dengan bentuk-bentuk tawaran
strategi dalam penyediaan insentif penjualan jasa dan kupon.
4.
Publisitas Dan Hubungan
Masyarakat
a.
Melakukan
koordinasi lintas kementerian antara Kementrian Pariwisata dengan Kementrian
Luar Negeri untuk melalui kedutaan Indonesia di luar negeri untuk melakukan
publisitas dan public relation dengan warga negara setempat atau organisasi yachtnegara setempat.
b.
Menyebarkan
informasi mengenai event Darwin Ambon Yacht Race kepada masyarakat kota Ambon
melalui penyiaran berita daerah dari stasiun televisi lokal maupun siaran radio lokal guna
membangkitkan antusiasme masyarakat dalam menyambut event internasional
dimaksud
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kota Ambon sebagaiIbu Kota Provinsi Maluku
banyak memiliki objek tujuan wisata yang dapat menjadi pilihan wisatawan luar negeri
atau local untuk berwisata. Diantaranya produk jasa wisata Kota Ambon yang
bertaraf Internasional yaitu Darwin Ambon Yacht Race, dilaksanakan setahun sekali
diikuti oleh pelayar internasional yang dimulai dari Darwin Australia dan
finish di Ambon Indonesia. Setibanya di Ambon ada serangkaian tour dan aktrasi
yang dipertunjukkan sebagai sebuah sambutan yang menarik serta dapat memberikan
dorongan kepada para wisatawan luar negeri untuk lebih mengenal keaneka ragaman
budaya dan hayati yang ada di Kota Ambon.
Berdasarkan hasil penelitian Pengaruh BiayaPromosi
Darwin Ambon Yacht Race Terhadap Jumlah Kunjungan Wisatawan LuarNegeri di Kota
Ambon, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Hasil analisa korelasi menunjukkan
adanya hubungan yang kuat antara biaya promosi dengan jumlah kunjungan wisatawan
luar negeri event Darwin Ambon menunjukkan bahwa nilai r = 0,73 dan nilai R2
= 53,29% yang artinya jumlah kunjungan wisatawan manca negara disumbangkan
oleh biaya promosi sedangkan sisanya 46,71% dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak diteliti.
2.
Strategi kebijakan promosi yang
dilakukan olehDinasPariwisata Kota Ambon sangat terbatas, hal ini mengakibatkan
terjadi penurunan jumlah peserta Darwin Ambon Yacht Race dalam lima tahun terakhir.
Saran
Pada akhir penelitian penulis menyampaikan
saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi Dinas Pariwisata
Kota Ambon. Adapun
saran yang dapatdisampaikan, antara lain:
1.
Dengan mengetahui biaya promosi
yang menyumbangkan besarnya 53,29% terhadap tingkat kunjungan wisatawan manca negara,
diharapakanDinas Pariwisata Kota Ambon dapat memperhatikan perencanaan besarnya biaya promosi
per tahun agar dapat mengalami peningkatan dan tidak mengalami fluktuasi sebagaimana
data yang ada. Dengan mengetahui besarnya
46,71% faktor lain yang tidak dianalisa dalam penulisan ini mempunyai pengaruh,
diharapkan kedepan ada penelitian lanjutan
yang dapat dilakukan untuk mengetahui hal dimaksud.
2.
Dinas Pariwisata
Kota Ambon sebaiknya bekerjasama dengan Kementrian Pariwisata
Indonesia untuk memasukkan event Darwin Ambon Yacht Race dalam kalender
event Yacht Indonesia yang akan meningkatkan nilai jual dan promosi serta sekaligus dapat memberikan pertambahan biaya promosi guna menunjang Strategi Kebijakan Promosi
yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Assuri, Sofjan. (2002). Manajemen Pemasaran. Edisi kedua, Jilid 3. Jakarta: Rajawali Press.
BasuSwasta DH dan Irawan.(1990).
Manajemen Pemasaran
Modern, edisi ke dua.
Yogyakarta.
Margono (2007), Metodologi Penelitian Pendidikan (2007). Rineka Cipta. Jakarta
McIntosh, Robert W
dan Charles R. Goeldner. (2008). Tourism : Principles, Practices,
Philosophies. Jilid 7, Jakarta.
Nasir, Mohammad (1999), Metode Penelitian. Ghalia
Indonesia. Jakarta
Nickels, William G (1998), Understanding Bussine. Englewoods Cliffs
: Prentice-Hall, Inc.
Spillane,James.(1985). Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya.Yogyakarta: Kanisius.
Sutojo, Siswanto (1997), Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, edisi keempat. Erlangga.
Jakarta.
Suptono, H.B (2006). Penelitian Kualitatif
:Dasar Teori dan Terapannya Dalam Penelitian. Surakarta.
Swastha, Basu (2005), Manajemen Penjualan. Jilid
12.Yogyakarta
Liberty, Yoogyakarta.
Swastha, Basu dan Irawan.(1990). Manajemen Pemasaran Materi, edisi kedua.Yogyakarta.
Tjiptomo, Fandi.(2001).Kualitas Jasa : Pengukuram, Keterbatasan dan Implikasi.Jakarta.
Vellas, FrancoisdanLionel
Becherel.(1995). Internatioal Tourism.
Edisi Bahasa Indonesia. Jilid I.
Jakarta.
Intruksi Presiden Nomor
9 Tahun 1969 Tentang Pedoman Pembinaan Kepariwisataan
Nasional.