Laman

ANALISIS FAKTOR TERBENTUKNYA KUALITAS KEHIDUPAN KAMPUS (QUALITY OF COLLEGE LIFE)


ANALISIS FAKTOR TERBENTUKNYA KUALITAS KEHIDUPAN KAMPUS (QUALITY OF COLLEGE LIFE)

MRR. Tiyas Maheni DK
Jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan, Politeknik Negeri Jakarta
Gedung Z, Jl. Prof.G.A.Siwabessy, Kampus UI, Depok, Jawa Barat


ABSTRACT
The process of building Quality of College Life to achieve maximum goals should be built with the proper instruments. Because the instrument as a foundation that sustains the activity of building a campus in College Quality of Life. Another virtue of this research, the formulation of the model is the Quality of College Life course at the college. Cover models in this study can provide a positive contribution to the management of study programs in an effort to realize Quality of College Life. Object of this study was student. Variables to be measured and tested in this study is satisfaction with faculty, satisfaction with facilities Prodi, and the quality of campus life and student goal orientation and behavior. Accidental sampling method is a sampling technique, while for analytical techniques that are used confirmatory factor analysis and Regression Weight, on the SEM using AMOS 18.0 computerized package. Other results from this study in addition to strengthening the theory, and managerial policy for the college). This scientific articles, is expected to be a reference to the theoretical research of Quality of College Life in the future.

Key Words; Satisfaction with Lecturer, Satisfaction with Prodi facilities, and Quality of Life Campus Orientation and Objectives and Student Behavior

PENDAHULUAN
Pengembangan model kualitas kehidupan kampus (Quality of College Life (QCL)) selain berguna terhadap penguatan studi dan teori artikel sebelumnya, model ini juga berguna bagi pengembangan Quality of College Life bagi pengembangan program studi pada perguruan tinggi. Kualitas kehidupan kampus (QCL) mengacu pada perasaan keseluruhan kepuasan mahasiswa mengalami di perguruan tinggi (Yu dan Lee 2008). Kepuasan tersebut dibentuk dari kepuasan mahasiswa dengan akademik perguruan tinggi dan, aspek sosial, serta fasilitas kampus memiliki pengaruh positif pada QCL mahasiswa. Studi Yu dan Lee (2008) secara jelas menguraikan keberhasilan perguruan tinggi diukur dari derajat kepuasan mahasiswa kepada kampus/perguruan tinggi. Pada teori kepuasan mahasiswa, ditemukan bahwa kepuasan tersebut dapat diwujudkan melalui indikator penentu pada kualitas kehidupan kampus (Quality of College Life (QCL)). Hal ini berarti tujuan Program Studi akan dapat lebih efektif dan efisien apabila manajemen fokus pada kualitas kehidupan kampus (Quality of College Life (QCL)).
Artikel ini menguji dan menjabarkan sekurangnya 3 tujuan penulisan artikel.  Ketiga tujuan penulisan artikel diantaranya adalah Tujuan Pertama adalah diperlukan sebuah studi lanjut yang mampu mengindetifikasi mengenai gambaran kualitas kehidupan kampus (Quality of College Life (QCL)) yang dibentuk melalui kepuasan dengan dosen. Tujuan Kedua adalah artikel ini harus dapat mengindentifikasi mekanisme proses alur identifikasi dan perumusan kualitas kehidupan kampus (Quality of College Life (QCL)) yang dibentuk melalui kepuasan dengan fasilitas program studi. Dan Tujuan Ketiga adalah artikel ini harus dapat mendiskripsikan orientasi tujuan dan prilaku mahasiswa melalui kualitas kehidupan kampus (Quality of College Life (QCL)).
Artikel ini akan menguji masing pengaruh variabel bebas dan terikat baik dengan pendekatan Structural Equation Model (SEM). Hal tersebut maksudkan memberi confirmasi akan faktor yang paling dominan pada masing-masing variabel. Hal lain yang akan dilakukan adalah melakukan eksplorasi untuk mengali proses yang lebih baik akan dengan pertanyaan tertutup dan terbuka serta melakukan pengujian indeks deskriptip atas obyek artikel ini. Hasil akhir artikel ini juga diharapkan sebagai penguatan atas artikel terdahulu. Pada riset Sirgy et al (2010) menunjukan kualitas fasilitas dan layanan sebagai satu-satunya elemen yang membentuk penting (Quality of College Life (QCL)) melalui kepuasan pada aspek akademik dan aspek sosial. Hal ini dikarenakan kualitas fasilitas dan layanan masih nomor satu sebagai alat ukur kinerja sebuah perguruan tinggi. Artikel ini ditujukan Quality of College Life (QCL) atas artikel pengembangan prodi sebagaimana hasil beberapa peneliti. Salah satunya adalah Xie dan Steiner (2013) di mana Quality of College Life (QCL) dibangun dari keterlibatkan mahasiswa sebagai partner pengembangan prodi, selain dosen dan mitra industri.

                                           
TELAAH PUSTAKA
Kepuasan Dengan Dosen
Dosen merupakan elemen strategis pada artikel ini, rumusan pada model diharapkan untuk memperkokoh peran strategis dosen dalam peningkatan kualitas pendidikan pada perguruan tinggi. Pada prinsipnya fungsi utama dan tujuan seorang pengajar (dosen) adalah mengajarkan dan mendidik mahasiswanya dan menjadi seorang pengajar yang memiliki dan diakui kualifikasi sebagai pengajar. Pada banyak penelitian dasar penilaian kualitas perguruan tinggi, yaitu memperlihatkan ukuran kepuasan, khususnya mahasiswa. Kepuasan bagi mahasiswa dapat diartikan sebagai terpenuhinya harapan dan kebutuhan mereka dalam proses pembelajaran. Sedangkan arti kepuasan mahasiswa bagi staf pengajar (dosen) merupakan pengakuan dan penghargaan yang adil dan layak atas waktu dan upaya yang telah dilakukan oleh para staf pengajar selama ini (Danielsen et al 2009). Artikel ini merumuskan pentingnya  kepuasan dengan dosen yang diukur dari evaluasi mahasiswa terhadap sebelum dan sesudah mengikuti Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan dosen. Indikator yang dirumuskan untuk menjelaskan variabel adalah :
1.    Prosedur  (X1), di mana diukur dari evaluasi responden akan ketaatan dosen dalam melaksanakan PBM sesuai Standard Operation Procedure (SOP) yang ada;
2.    Pengetahuan (X2), di mana diukur dari evaluasi responden akan penguasaan materi ajar dosen dalam PBM;
3.    Pengelolaan kelas (X3), di mana diukur dari evaluasi responden akan kemampuan dosen dalam mengelola aktivitas PBM dalam kelas, sehingga semua mahasiswa terlibat aktif;
4.    Melayani (X4), di mana diukur dari evaluasi responden akan sikap siap membantu kebutuhan mahasiswa dalam PBM; dan
5.    Kedisplinan (X5), di mana diukur dari penilaian responden akan ketepatan waktu dosen saat memulai dan mengakhiri PBM.


Dari rumusan telaah dan indikator yang dirumuskan pada artikel ini maka rumusan hipotesis yang diajukan adalah Hipotesis 1: “Kepuasan dengan dosen berpengaruh positip terhadap kualitas kehidupan kampus“.

Kepuasan Dengan Fasilitas Prodi
Elemen kedua yang hendak diukur dalam artikel ini adalah fasilitas yang dimiliki oleh setiap program studi (prodi) pada perguruan tinggi. Tidak hanya cukup diukur dengan kriteria tersedia saja, namun juga harus sesuai dengan harapan pengguna yaitu mahasiswa. Bagi Roberts (2009) kunci dari kelangsungan hidup program studi dalam menghadapi persaingan dewasa ini, sangat ditentukan oleh kemampuan program studi dalam memberikan dan menyediakan fasilitas yang kualitas kepada siswa. Kepuasan dengan kehidupan kampus juga dipengaruhi oleh berbagai layanan yang disediakan oleh universitas.  Fasilitas prodi pada merupakan asset strategis yang harus dimiliki oleh lembaga pendidikan. Fasilitas merupakan investasi penting yang harus sesegera mungkin direalisasikan. Sering kali menjadi tolok ukur perbandingan bagi stakeholder dalam menilai secara umum kualitas kehidupan kampus yang ditawarkan kepada mereka. Pada kesempatan ini, artikel ini merumuskan kepuasan dengan fasilitas prodi yang diukur dari evaluasi mahasiswa terhadap fasilitas sebelum dan sesudah mempergunakan/memanfaatkan dalam PBM. Indikator yang dirumuskan untuk menjelaskan variabel adalah :
1.    Bukti langsung (X6) Mengambarkan diukur dari evaluasi responden akan ketersediaan dan kebaharuan fasiltas pendidikan yang disediakan oleh prodi;
2.    Keandalan (reliability) (X7) Mengambarkan diukur dari evaluasi responden akan keterpenuhinya apa yang menjadi kebutuhan mahasiswa oleh manajemen prodi;
3.    Daya tanggap (responsiveness) (X8) Mengambarkan diukur dari evaluasi responden akan kecepatan pihak manejemen mengambil tindakan atas keluhan mahasiswa;
4.    Jaminan (assurance) (X9) Mengambarkan evaluasi responden akan keamanan dan kesehatan dalam mempergunakan fasilitas PBM yang disediakan prodi; dan
5.    Empati (emphaty) (X10) Mengambarkan evaluasi responden akan rasa keperdulian manajemen prodi akan kondisi sosial dan ekonomi mahasiswa.

Dari rumusan telaah dan indikator yang dirumuskan pada artikel ini maka rumusan hipotesis yang diajukan adalah Hipotesis 2: “Kepuasan dengan fasilitas prodi berpengaruh positip terhadap kualitas kehidupan kampus “.

Kualitas Kehidupan Kampus (Quality of College Life (QCL))
Quality of College Life merupakan konsep bangun utama dalam model artikel ini. Quality of College Life  menjadi sorotan utama, mana kala keberhasilan atas setiap program studi di setiap perguruan tinggi, ternyata tidak dalam lepas dari Quality of College Life  yang dibentuk oleh prodi tersebut. Studi Sirgy et al (2007) menunjukan dampak positip dari terbentuknya kualitas kehidupan kampus (Quality of College Life) adalah kinerja/prestasi  mahasiswa, motivasi mahasiswa untuk maju, dan tingkat kepatuhan untuk mengikuti aturan kampus. Hasil kajian tersebut dikuatkan dengan temuan dalam studi Pekmezovic et al (2011), bahwa universitas sebagai program studi akan sulit meningkatkan prestasi akademik siswanya, jika universitas dinilai tidak mampu menghadirkan kualitas kehidupan kampus. Hal ini bermakna kinerja program studi adalah untuk memastikan bahwa sebuah organisasi bisa memenuhi tujuan-tujuan yang diinginkannya. Hal tersebut dilakukan dengan memastikan bahwa anggota individu dapat bersikap dengan cara yang sesuai dengan tujuan organisasional. Di mana hal tersebut ada dalam kualitas kehidupan kampus (Quality of College Life (QCL)). Untuk menjelaskan kualitas kehidupan kampus  diukur dari evaluasi mahasiswa secara menyeluruh upaya dari manajemen prodi dalam memenuhi aspek akademik dan sosial yang dibutuhkan oleh mahasiswa selama studi di Perguruan tinggi. Indikator yang dirumuskan untuk menjelaskan variabel adalah :
1.    Kebutuhan akan pengetahuan (X11), di mana diukur dari evaluasi responden akan terpenuhinya kebutuhan pengetahuan yang sangat berguna sebagai bekal kompetensi setelah lulus ;
2.    Kebutuhan sosial (X12), di mana diukur dari evaluasi responden akan terpenuhinya ruang kebebasan dalam pengelolaan hubungan sosial; dan
3.    Kebutuhan dihargai  (X13), di mana diukur dari evaluasi responden akan ketepatan umpan balik yang diberikan manajemen dan dosen serta staf prodi kepada mahasiswa.

Dari rumusan telaah dan indikator yang dirumuskan pada artikel ini maka rumusan hipotesis yang diajukan adalah Hipotesis 3: “Kualitas kehidupan kampus berpengaruh positip terhadap orientasi tujuan dan perilaku mahasiswa“.

Orientasi Tujuan Dan Perilaku Mahasiswa
Ketidakpuasan yang tinggi menjadi penyebab mundurnya prestasi mahasiswa. Kontrol agar kualitas kehidupan kampus (Quality of College Life (QCL)) terwujud akan membantu mengembangkan kompetensi (ketrampilan  dan  pengetahuan) mahasiswa menjadi lebih baik. Secara sederhana terbentunya tujuan dan perilaku mahasiswa berawal dari kepuasan ataupun ketidakpuasan seorang mahasiswa. Peningkatan kualitas kehidupan kampus serah dengan pencapaian tujuan dan perubahan perilaku positip setiap peserta didik. Namun sebaliknya apabila kualitas kehidupan kampus dinilai buruk oleh siswa, maka ketidakpuasan mahasiswa akan menjadi tinggi (Petruzzellis, dan Romanazzi 2010). Untuk menjelaskan orientasi tujuan dan perilaku mahasiswa diukur dari kemauan mahasiswa untuk memaksimalkan kemampuan untuk mencapai tujuan dan membentuk perilaku yang diharapkan prodi. Indikator yang dirumuskan untuk menjelaskan variabel adalah :
1.    Orientasi prestasi (IP/IPK)(X14), di mana diukur dari mahasiswa akan mau dan mampu meningkatkan IP/IPK lebih baik dari periode/semester sebelumnya;
2.    Rutin mengikuti PBM  (X15), di mana diukur dari mahasiswa akan mau dan mampu mengikuti perkuliahan tepat waktu dan selalu hadir ;
3.    Motivasi untuk lebih baik  (X16), di mana diukur dari mahasiswa akan selalu berusaha dan tidak mudah menyerah untuk maju; dan
4.    Mengatakan hal yang baik kepada pihak lain  (X17), di mana diukur dari mahasiswa mau dan mampu menjadi duta promosi bagi Perguruan tinggi;

 

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini adalah kausalitas yaitu untuk mengidentifikasi hubungan sebab dan akibat antar variabel. Obyek penelitian ini adalah Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri Di Semarang. Jenis dan sumber data adalah data primer. Sedangkan data primer dalam penelitian ini adalah tanggapan responden (persepsi)  mengenai kepuasan dengan dosen, kepuasan dengan fasilitas prodi, dan kualitas kehidupan kampus serta orientasi tujuan dan perilaku mahasiswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode accidental sampling dalam hal ini yaitu Mahasiswa. Untuk jumlah sampel merujuk pada persyaratan dan rumus sampel yang dianjurkan oleh Hair et al. (1995; dalam, Ferdinand, 2006) minimal 100 untuk alat analisis SEM. Data dikumpulkan menggunakan metode survei dengan mempergunakan kuesioner sebagai media bantu baik metode tertutup maupun terbuka. Pernyataan-pernyataan dalam kuesioner ini dibuat dengan menggunakan skala 1 – 10 untuk mendapatkan data yang bersifat interval dan diberi skor atau nilai. Tehnik penelitian ini akan mengunakan dua pendekatan:
1.    Confirmatory factor analysis, pada SEM yang mengunakan paket komputerisasi  AMOS 18.0 dalam hal ini untuk mengkonfirmasi faktor-faktor yang paling dominan dalam satu kelompok variabel.
2.    Regression Weight pada SEM yang digunakan untuk meneliti seberapa besar hubungan antar variabel.
PEMBAHASAN
Analisis Structural Equation Modeling
Analisis selanjutnya adalah analisis Structural Equation Model (SEM) secara Full Model yang dimaksudkan untuk menguji model dan hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pengujian model dalam Structural Equation Model dilakukan dengan dua pengujian, yaitu uji kesesuaian model dan uji signifikansi kausalitas melalui uji koefisien regresi.


Gambar 1
Hasil Uji  Structural Equation Model
Sumber : data primer yang diolah untuk artikel ini, 2014


Berdasarkan Gambar 1 berupa analisis SEM, dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi sebesar 0,054 menunjukkan bahwa, hipotesis nol (H0) yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara matriks kovarians sampel dengan matriks kovarians populasi yang diestimasi tidak dapat ditolak.
Hasil tersebut menunjukkan diterimanya hipotesis nol (H0)  atau model ini dapat diterima, yaitu terdapat dua konstruk yang berbeda dengan indikator-indikatornya. Selain pengujian berdasarkan nilai probability perlu juga diperkuat dengan nilai – nilai yang lain, seperti pada Tabel 1.


Tabel 1
Hasil Uji Full Model


Berdasarkan hasil pengamatan pada Tabel 1 dapat ditunjukkan bahwa model memenuhi kriteria fit, hal ini ditandai dengan nilai dari hasil perhitungan memenuhi kriteria layak full model.  Hasil tersebut menunjukkan bahwa model penelitian ini, keseluruhan memenuhi kriteria model fit.


Tabel 2
Hasil Regression Weights Analysis Struktural Equation Modeling
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)


Hasil regression weights analisis Struktural Equation Modeling
Hasil regression weights analisis Struktural Equation Modeling bahwa setiap indikator pembentuk variabel laten harus menunjukkan hasil yang memenuhi kriteria yaitu nilai CR di atas 1,96 dengan P lebih kecil dari pada 0,05 dan nilai lambda atau loading factor yang lebih besar dari 0,5. Hasil tersebut, dapat dilihat dari Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2 tersebut, menunjukkan 3 (tiga)  hipotesis yang diajukan memiliki nilai CR di atas 1,96 dengan P lebih besar dari pada 0,05 dan nilai lambda atau loading factor yang lebih besar dari 0,5. Jadi dapat disimpulkan secara umum model yang dipakai dalam penelitian ini dapat diterima, dan semua hipotesis yang diajukan diterima, karena memenuhi loading factor.

 

Interprestasi Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis didasarkan atas pengolahan data penelitian dengan menggunakan analisis SEM, dengan cara menganalisis nilai regresi seperti yang ditampilkan pada Tabel 2 di atas. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menganalisis nilai C.R (Critical Ratio) dan nilai P (Probability) pada hasil olah data Regression Weights, dibandingkan dengan batasan statistik yang disyaratkan, yaitu nilai CR (Critical Ratio) di atas 1,96 dan  nilai P (Probability) di bawah 0.05.  Apabila hasilnya menunjukkan nilai yang memenuhi syarat tersebut, maka hipotesis penelitian yang diajukan dapat diterima. Secara rinci pengujian hipotesis penelitian akan dibahas secara bertahap sesuai dengan hipotesis yang telah diajukan, berikut ini.

 

Uji Hipotesis I

Hipotesis I pada penelitian ini adalah Kepuasan dengan dosen berpengaruh positip terhadap kualitas kehidupan kampus “. Berdasarkan data dari hasil pengolahan data diketahui bahwa nilai CR (Critical Ratio) adalah sebesar 3,862 dengan nilai P (Probability) sebesar 0,000. Kedua nilai ini menunjukkan hasil yang memenuhi syarat, yaitu diatas 1,96 untuk CR (Critical Ratio) dan dibawah  0.05 untuk nilai P (Probability). Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis I pada penelitian ini dapat diterima.

 

Uji Hipotesis II

Hipotesis II pada penelitian ini adalah “Kepuasan dengan fasilitas prodi berpengaruh positip terhadap kualitas kehidupan kampus“. Berdasarkan hasil dari pengolahan data diketahui bahwa nilai CR (Critical Ratio) adalah sebesar 3,358 dengan nilai P (Probability) sebesar 0,000. Kedua nilai ini menunjukkan hasil yang memenuhi syarat, yaitu di atas 1,96 untuk CR (Critical Ratio) dan dibawah 0,05 untuk nilai P (Probability). Sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa hipotesis II pada penelitian ini dapat diterima.

Uji Hipotesis III

Hipotesis III pada penelitian ini adalah, “Kualitas kehidupan kampus berpengaruh positip terhadap orientasi tujuan dan perilaku mahasiswa“. Berdasarkan hasil dari pengolahan data diketahui bahwa nilai CR (Critical Ratio) adalah sebesar 6,416 dengan nilai  P (Probability) sebesar 0,000. Kedua nilai ini menunjukkan hasil yang memenuhi syarat, yaitu dibawah 1,96 untuk CR (Critical Ratio) dan diatas 0,05 untuk nilai P (Probability). Sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa hipotesis III pada penelitian ini dapat diterima


KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data menunjukan bahwa benar adanya secara signifikan kepuasan dengan dosen dan kepuasan dengan fasilitas prodi berpengaruh terhadap Kualitas kehidupan kampus. Artikel ini menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil análisis dengan SEM dinyatakan variabel kepuasan dengan dosen merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi kualitas kehidupan kampus (Quality of College Life (QCL)).

Implikasi Kebijakan
Hasil dari temuan penelitian merujuk pada analisis SEM dan indek deskripsi dapat direkomendasikan beberapa implikasi kebijakan sesuai dengan prioritas yang dapat diberikan sebagai masukan bagi Perguruan tinggi. Kepuasan dengan dosen merupakan variabel berpengaruh dominan atas Kualitas kehidupan kampus. Berikut ini diuraikan beberapa saran alternatif
a)    Prioritas utama pada yang harus dilakukan oleh manajemen prodi yaitu membangun figur dosen yang dapat menjadi contoh bagi mahasiswa. Saran bagi keterwujudan kedisiplinan seperti Dosen yang sering terlambat agar lebih disiplin lagi, jika dosen tidak datang harus memberi kabar. Adanya penghargaan dari profi bagi dosen yang disiplin dan sanksi nyata dari prodi bagi dosen yang tidak disiplin.
b)   Kebijakan kepuasan dengan dosen yang kedua adalah upaya mengembangkan kualitas kehidupan kampus oleh manajemen prodi. Bentuk upaya yang dilakukan manajemen perguruan tinggi pada prodi yaitu bantuan manajemen, khususnya dosen dalam berkonsultasi mengenai tugas akhir maupun tugas harian. Selain itu seluruh dosen harus selalu aktif dalam menawarkan bantuan akademik pada mahasiswa, hal ini dikarenakan Ada beberapa dosen yang belum aktif membantu akademik. Pada akhirnya dosen harus lebih dekat dengan mahasiswa.
c)    Kebijakan ketiga yang disarankan pada manajemen yaitu upaya dosen  untuk menarik perhatian mahasiswa seperti saat mengajar diselingi intermezo atau candaan. Selain itu dukungan properti mengajar yang baik akan mendukung dosen dalam mengajar.

Keterbatasan
Beberapa keterbatasaan penelitian ini, di mana hasil penelitian ini berdasarkan kasus pada Perguruan Tinggi Negeri Di Semarang, sehingga ada kemungkinan hasil penelitian tidak dapat dipergunakan untuk kasus di luar pada Perguruan Tinggi Negeri Di Semarang.

Saran Penelitian Yang Akan Datang
Beberapa saran penelitian mendatang yang dapat diberikan dari penelitian ini antara lain. Penelitian ke depan diharapkan mampu mengembangkan model penelitian kualitas kehidupan kampus seperti menambahkan kepuasan pada aspek akademik, dan sosial.

DAFTAR PUSTAKA
Danielsen, Anne G., Oddrun Samdal., and Jørn Hetland (2009),” School-Related Social Support and Students’ Perceived Life Satisfaction”, The Journal of Educational Research, March/April [Vol. 102(No. 4)] pg.302-319
Ferdinand, Augusty (2006), Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manjajemen, Aplikasi Model-Model Rumit Dalam Penelitian Untuk Tesis Magister & Disertasi Doktor, Badan Penerbit Universitazs Diponegoro
Pekmezovic, Tatjana., Aleksandra Popovic., Darija Kisic Tepavcevic., Tatjana Gazibara., and Mila Paunic(2011),”  Factors associated with health-related quality of life among Belgrade University students”, Qual Life Res, Vol. 20:pg.391–397
Petruzzellis, Luca., and Salvatore Romanazzi (2010), “Educational value: how students choose university Evidence from an Italian university,” International Journal of Educational Management, Vol. 24 No. 2, pg. 139-158
Roberts, Lance W. (2009), “Measuring school facility conditions: an illustration of the importance of purpose,” Journal of Educational Administration, Vol. 47 No. 3, pg. 368-380
Sirgy, M. Joseph., Dong-Jin Lee., Stephan Grzeskowiak ., Grace B. Yu., and,  Dave Webb (2010),”Quality of College Life (QCL) of Students: Further Validation of a Measure of Well-Being”, Soc Indic Res, Vol. 99:pg.375–390
Xie, Chuanyin., and Susan D. Steiner, (2013),” Enhancing Management Education Relevance: Joint Creation Of Knowledge Between Business Schools And Business”, Business Education & Accreditation,  Volume 5, Number 2 , pg.1-16
Yu, Grace (Byung-Hee)., and Dong-Jin Lee (2008) , “A Model of Quality of College Life (QCL) of Students in Korea “,  Soc Indic Res 87:pg. 269–285