Laman

PENGEMBANGAN PRODUK ES KRIM DARI BAHAN SUSU SAPI OLEH KELOMPOK WANITA TANI DI DESA KEJI UNGARAN BARAT


PENGEMBANGAN PRODUK ES KRIM DARI BAHAN SUSU SAPI OLEH KELOMPOK WANITA TANI DI DESA KEJI UNGARAN BARAT

Petrus Maharsi
Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof.H.Sudarto, SH, Tembalang, Kotak Pos 6199/SMS Semarang 50061


ABSTRACT
Purpose of the community service activity is to improve the quality of  ice cream product made ​​from raw milk by agricultural female group and to develop of the marketing management. Problem-solving methods used are teaching and training about the ice cream  making techniques,  packaging, storing and the marketing management. Community service activities shows the results, in accordance with the method is expected that results from the manufacture of ice cream product showed that the participants can understand and practice the manufacture of ice cream product  well, discuss various problems and the manufacture and marketing of ice cream product as well as suggestions / feedback from the instructor can be understood and accepted manufacturing practices and extension ice cream product carried out simultaneously showed effective results.

Key words : diversification, ice cream, fresh milk

PENDAHULUAN
Kabupaten Semarang dengan ibukotanya Ungaran, memiliki potensi sumberdaya alam yang sangat menunjang kelangsungan hidup dan pertumbuhan bisnis pariwisata. Beberapa obyek wisata yang terdapat di desa Keji : Hills Joglo Villa, The Fountain Water Park, Kencana Agrowisata Resort, Desa Wisata, dan Camping Hill Efrata. Banyaknya obyek wisata di desa Keji, tersebut menunjukkan banyaknya peluang bisnis dan tingginya permintaan akan barang-barang konsumsi dan investasi.
Desa Keji yang berada di perbukitan pegunungan Ungaran pada ketinggian sekitar 500 meter diatas permukaan laut, terdiri dari tiga dusun yaitu dusun Keji, dusun Suruhan dan dusun Setoyo. Jumlah penduduk desa Keji ada sekitar 1.240 orang, yang sebagian besar merupakan petani dan peternak.  Jenis ternak yang banyak dipelihara di desa Keji adalah sapi perah, sapi potong, kerbau, kambing, ayam dan bebek.
Jumlah peternak sapi perah di desa Keji ada sekitar 50 (lima puluh) orang/keluarga, dengan jumlah ternak sebanyak 110 (seratus sepuluh) ekor sapi. Dari jumlah sapi perah tersebut, yang bisa menghasilkan susu (sapi indukan) paling sedikit ada sekitar 60 % atau 66 ekor. Kalau produksi rata-rata sapi perah per hari adalah sekitar 10 liter, maka produksi per bulan sekitar 19.800 liter dan per tahun sekitar 237.600 liter.
Kalau harga jual susu di koperasi Unit Desa (KUD) sebesar Rp 3.000,- per liter, maka penghasilan kotor rata-rata seorang peternak sapi perah di desa Keji adalah sekitar Rp 1.188.000,- per bulan. Setelah dikurangi berbagai biaya pemeliharaan, transportasi dan lain-lain yang mencapai minimal 50 %, maka penghasilan bersih rata-rata seorang peternak sapi perah adalah Rp 594.000,- , suatu jumlah yang relatif kecil.
Selama ini kelompok perempuan yang menamakan dirinya Kelompok Wanita Tani Bina Karya ini menggunakan blender dan kulkas untuk membuat es krim, sehingga kapasitasnya terlalu kecil (sekitar 1,5 liter sekali proses) dan kurang praktis. Dengan menggunakan peralatan yang standar berupa alat pembuat es puter dan lemari pendingin (Freezer), maka kuantitas dan kualitas produknya menjadi jauh lebih baik. Kapasitas produksi dengan alat pembuat es puter mencapai sekitar 15 liter untuk  satu kali proses. Satu liter susu segar dapat diolah menjadi sekitar 10 cup es krim dengan harga sekitar Rp 5.000,-per cup, sehingga akan ada nilai tambah sekitar Rp 50.000,- - Rp 3.000,- = Rp 47.000,- per liter susu segar. Kalau susu yang diolah menjadi es puter (es krim)  sekitar 5 liter per hari per keluarga, maka akan ada nilai tambah sekitar :  5 X Rp 47.000,- = Rp 235.000,- per keluarga per hari atau Rp 7.050.000,- per keluarga per bulan. 
Sebenarnya kelompok perempuan keluarga peternak sapi perah ( wanita tani ) di Desa Keji ini telah melakukan diversifikasi usaha dengan membuat produk-produk berbahan susu sapi segar, seperti sabun, es krim, snack, permen dan kerupuk. Tetapi karena peralatan yang digunakan masih sangat sederhana, maka kuantitas produksinya masih sangat rendah  dan kualitas produknya juga masih  sangat rendah, dan   dengan sendirinya nilai jual dan penghasilannya juga relatif sangat rendah.
Dengan memberikan sedikit sentuhan teknologi produksi dan penyuluhan, maka diharapkan kelompok wanita tani ini akan bisa memproduksi es krim yang lebih baik kualitasnya dan lebih banyak kuantitasnya. Melalui perbaikan teknologi produksi (pengembangan produk), diharapkan kapasitas produksi es krim akan lebih banyak, kualitasnya juga akan lebih baik dan biaya produksinya akan lebih efisien serta harga jualnya akan lebih tinggi, sehingga keuntungannya akan meningkat.  
Saat ini kelompok perempuan keluarga peternak sapi perah di Desa Keji ini telah membentuk koperasi yang diberi nama Kelompok Wanita Bina Karya, yang secara rutin mengadakan pertemuan bulanan.
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka diperlukan adanya penyuluhan, pelatihan dan pengadaan seperangkat peralatan untuk membuat, mengemas dan menyimpan es krim yang cukup memadai. Dengan adanya kegiatan pengabdian ini, maka diharapkan  akan meningkatkan kesejahteraan kelompok wanita tani di desa Keji.
Sejak tahun 2010 sampai dengan saat ini, desa Keji telah dijadikan desa binaan oleh tim pengabdian kepada masyarakat jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Semarang, yang diketuai oleh Petrus Maharsi, SE, MM dan Drs. Suryanto, MPd. Kegiatan-kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan di desa Keji adalah :
1. Penerapan Manajemen Pemasaran dan Keuangan Dalam Upaya Pemberdayaan Kelompok Koperasi Petani di Ungaran Barat Kabupaten Semarang, tahun 2010.
2. Pemberdayaan Perempuan Pelaku Usaha Mikro Melalui Penerapan Manajemen Pemasaran dan Keuangan di Ungaran Barat Kabupaten Semarang, tahun 2011.
3. Penerapan Mesin Pencacah Rumput Untuk Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Pakan Ternak Sapi Perah di Desa Keji Ungaran Barat, bulan Juli tahun 2012.
4. Pemberdayaan Perempuan Keluaga Peternak Sapi Perah di Desa Keji Ungaran Barat, bulan September tahun 2012.
5. Pemanfaatan Biogas untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Keji Ungaran Barat, tahun 2012.
6. Pengembangan Produk Es Krim dari Bahan Susu Sapi oleh Kelompok Wanita Tani di Desa Keji Ungaran Barat, 2013.
Berdasarkan kegiatan pengabdian masyarakat yang terakhir itulah artikel ini ditulis dengan judul   Pengembangan Produk Es Krim dari Bahan Susu Sapi oleh Kelompok Wanita Tani di Desa Keji Ungaran Barat, agar bisa dipublikasikan dan lebih bermanfaat bagi masyarakat luas.

PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi di lapangan, dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang dihadapi mitra antara lain :
1.    Sebagian besar wanita tani ( istri dan anak-anak perempuan)  dari keluarga peternak sapi perah belum berperan secara maksimal dalam perekonomian keluarganya.
2.    Penghasilan rata-rata peternak sapi perah di desa Keji relatif sangat rendah, yaitu sekitar Rp 600.000,- per bulan. Hal ini sebagai akibat dari rendahnya harga susu sapi segar, yaitu hanya Rp 3.000 per liter. 
3.    Sebenarnya sudah ada kelompok perempuan yang telah melakukan diversifikasi usaha dengan membuat produk-produk berbahan susu sapi segar, seperti sabun, es krim, snack, permen dan kerupuk. Tetapi karena kuantitas dan kualitasnya masih sangat rendah, maka nilai tambah dari usaha tersebut juga masih sangat rendah.
4.    Selama ini kelompok ini menggunakan blender dan kulkas untuk membuat es krim, sehingga kapasitasnya terlalu kecil ( sekitar 1,5 liter sekali proses) dan kurang praktis. Dengan menggunakan peralatan yang standar berupa alat pembuat es puter dan lemari pendingin (Freezer), maka kuantitas dan kualitas produknya menjadi jauh lebih baik. Kapasitas produksi dengan alat pembuat es puter sekitar 15 liter untuk  satu kali proses.
5.    Satu liter susu segar dapat diolah menjadi sekitar 10 cup es krim dengan harga sekitar Rp 5.000,-per cup, sehingga akan ada nilai tambah sekitar Rp 50.000,- - Rp 3.000,- = Rp 47.000,- per liter susu segar.
6.    Kalau susu yang diolah menjadi es puter (es krim)  sekitar 5 liter per hari per keluarga, maka akan ada nilai tambah sekitar :  5 X Rp 47.000,- = Rp 235.000,- per keluarga per hari atau Rp 7.050.000,- per keluarga per bulan. 

TINJAUAN PUSTAKA
Kendala yang dihadapi dalam pengembangan usaha sapi perah di Indonesia diantaranya adalah ketidakberdayaan peternak untuk mengembangkan usahanya, karena rendahnya pendapatan. Penghasilan yang mereka peroleh selama ini hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga tidak mampu mengembangkan usaha ternak sapi perahnya. Penelitian yang dilakukan Sugiarti (1999), di kabupaten Bandung (Pengalengan, Lembang) dan Bogor (Cisarua) menunjukkan bahwa penghasilan rata-rata usaha sapi perah sebesar Rp 633.900,- per bulan dengan rata-rata jumlah pemilikan induk sepanjang tahun tiga ekor. Sementara penelitian yang dilakukan Kusnadi (2004), di Cirebon dengan rta-rata pemeliharaan dua ekor sapi perah induk, pendapatan rata-rata mencapai Rp 796.500,- per bulan. Rata-rata pendapatan yang lebih tinggi pada usaha sapi perah di Cirebon dibandingkan dengan di kabupaten bandung disebabkan oleh harga penjualan susu peternak di Cirebon lebih tinggi dibandingkan dengan di kabupaten Bandung.
Di desa Keji (2012), penghasilan dari usaha ternak sapi perah juga relatif rendah, yaitu sekitar Rp 1.188.000,- per bulan kotor atau sekitar Rp 594.000,- per bulan bersih. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan pendapatan keluarga peternak sapi perah di desa Keji adalah dengan melakukan diversifikasi usaha, yaitu  dengan mengolah susu segar menjadi produk-produk yang nilai tambahnya lebih tinggi, seperti sabun, es krim, tahu, snack, permen dan lain-lain.
Seperti disinggung dimuka, sebenarnya sekelompok wanita/perempuan keluarga peternak sapi perah di Desa Keji ini telah melakukan diversifikasi usaha dengan membuat produk-produk berbahan susu sapi segar, seperti sabun, snack, permen dan kerupuk. Tetapi karena wujud fisiknya masih sangat sederhana, maka nilai jualnya juga relatif rendah.
Selama ini kelompok perempuan yang menakan dirinya Kelompok Wanita Tani Bina Karya ini menggunakan blender dan kulkas untuk membuat es krim, sehingga kapasitasnya terlalu kecil ( sekitar 1,5 liter sekali proses) dan kurang praktis. Dengan menggunakan peralatan yang standar berupa alat pembuat es puter dan lemari pendingin (Freezer), maka kuantitas dan kualitas produknya menjadi jauh lebih baik. Kapasitas produksi dengan alat pembuat es puter mencapai sekitar 15 liter untuk  satu kali proses. Satu liter susu segar dapat diolah menjadi sekitar 10 cup es krim dengan harga sekitar Rp 5.000,-per cup, sehingga akan ada nilai tambah sekitar Rp 50.000,- - Rp 3.000,- = Rp 47.000,- per liter susu segar. Kalau susu yang diolah menjadi es puter (es krim)  sekitar 5 liter per hari per keluarga, maka akan ada nilai tambah sekitar :  5 X Rp 47.000,- = Rp 235.000,- per keluarga per hari atau Rp 7.050.000,- per keluarga per bulan. 
Sebenarnya kelompok perempuan keluarga peternak sapi perah (wanita tani) di Desa Keji ini telah melakukan diversifikasi usaha dengan membuat produk-produk berbahan susu sapi segar, seperti sabun, es krim, snack, permen dan kerupuk. Tetapi karena peralatan yang digunakan masih sangat sederhana, maka kuantitas produksinya masih sangat rendah  dan kualitas produknya juga masih  sangat rendah, dan   dengan sendirinya nilai jual dan penghasilannya juga relatif sangat rendah.
Dengan memberikan sedikit sentuhan teknologi produksi dan penyuluhan, maka diharapkan kelompok perempuan ini akan bisa memproduksi produk-produk berbahan susu yang lebih banyak variasinya dan lebih baik kualitasnya. Produk-produk yang masih perlu dikembangkan adalah sabun mandi dengan menerapkan alat cetak yang lebih baik, memenuhi standar yang berlaku, dan juga pembuatan es krim dengan menggunakan peralatan yang memenuhi kebutuhan standar.
Melalui perbaikan teknologi produksi (pengembangan produk), diharapkan kapasitas produksinya akan lebih banyak, biaya produksinya akan lebih efisien dan harga jualnya akan lebih tinggi, sehingga keuntungannya akan meningkat.  
Saat ini kelompok perempuan keluarga peternak sapi perah di Desa Keji ini telah membentuk koperasi yang diberi nama Kelompok Wanita Bina Karya, yang secara rutin mengadakan pertemuan bulanan.
Sejak tahun 2010 sampai dengan saat ini, desa Keji telah dijadikan desa binaan oleh tim pengabdian kepada masyarakat jurusan Akuntansi dan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang, yang diketuai oleh Petrus Maharsi, SE, MM dan Drs. Suryanto, MPd.  Kegiatan-kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan di desa Keji adalah :
1.    Penerapan Manajemen Pemasaran dan Keuangan Dalam Upaya Pemberdayaan Kelompok Koperasi Petani di Ungaran Barat Kabupaten Semarang, tahun 2010.
2.    Pemberdayaan Perempuan Pelaku Usaha Mikro Melalui Penerapan Manajemen Pemasaran dan Keuangan di Ungaran Barat Kabupaten Semarang, tahun 2011.
3.    Penerapan Mesin Pencacah Rumput Untuk Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Pakan Ternak Sapi Perah di Desa Keji Ungaran Barat, 2012.
4.    Pemberdayaan Perempuan Keluarga Peternak Sapi Perah di Desa Keji Ungaran Barat, 2012.
5.    Pemanfaatan Biogas untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Keji Ungaran Barat, 2012
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas dan sebagai tindak lanjut dari kegiatan sebelumnya, yaitu Pemberdayaan Perempuan Keluarga Peternak Sapi Perah di Desa Keji Ungaran Barat, maka diperlukan adanya penyuluhan dan pengembangan produk-produk berbahan susu, khususnya es krim. Perlu diketahui bahwa produk es krim ini merupakan produk yang paling laku di tempat-tempat wisata yang banyak terdapat di Desa Keji. Dengan adanya penyuluhan dan pengembangan produk es krim tersebut, diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan keluarga peternak sapi perah di desa Keji.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Secara komprehensif hasil dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah :
1.   Peningkatan wawasan sosial-teknologi tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat.
a.    Penerapan teknologi sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
b.    Pengembangan manajemen dan teknik pembuatan, pengemasan dan penyimpanan es krim
2.    Peningkatan kompetensi kelompok wanita tani dalam membuat, mengemas dan menyimpan es krim dengan baik.
3.    Pengadaan seperangkat peralatan untuk membuat, mengemas dan menyimpan es krim.
4.    Peningkatan kuantitas dan kualitas produk es krim, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan kelompok wanita tani di desa Keji Ungaran Barat.
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang berjudul Pengembangan Produk Es Krim dari Bahan Susu Sapi oleh Kelompok Wanita Tani di Desa Keji Ungaran Barat tersebut telah terbukti memberikan manfaat bagi sasaran, yaitu :
1.    Memperoleh kompetensi dalam membuat, mengemas dan menyimpan es krim dari  bahan susu sapi.
2.    Memperoleh seperangkat peralatan untuk membuat, mengemas dan menyimpan es krim.
3.    Memperoleh nilai tambah sebesar sekitar :  5 X Rp 47.000,- = Rp 235.000,- per keluarga per hari atau Rp 7.050.000,- per keluarga per bulan. 
Mekanisme peningkatan kesejahteraan masyarakat peternak sapi dari pemanfaatan biogas ini dapat dilihat pada gambar 1.



Gambar 1. Mekanisme Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Peternak Sapi Perah


Dari gambar 1 dapat dijelaskan mekanisme kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini sebagai berikut :
1.    Selama ini warga desa Keji menghadapi beberapa kelemahan/masalah, yaitu : (a) pendapatan peternak sapi perah relatif sangat rendah; (b) harga jual susu relatif sangat rendah, yaitu sekitar Rp 3.000,- per liter; (c) sebagian besar perempuan/wanita ( istri dan anak-anak perempuan)  dari keluarga peternak sapi perah belum berperan secara maksimal dalam perekonomian keluarganya.
2.    Sedangkan peluang yang tersedia di desa Keji adalah  : (a) sebagian besar warga perempuan/wanita belum melakukan diversifikasi usaha secara optimal; (b) ada sekelompok wanita tani yang menggunakan blender dan kulkas untuk membuat es krim dari bahan susu sapi, sehingga kapasitas produksinya terlalu kecil ( sekitar 1,5 liter sekali proses) dan kurang praktis; (c) belum menerapkan teknologi/peralatan yang tepat untuk membuat es krim


Gambar 2. Proses Pembuatan Es Krim


3.    Berdasarkan faktor-faktor kelemahan dan peluang tersebut, maka dapat dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : (a) penerapan teknologi tepat guna   berupa alat es puter dan freezer untuk membuat produk es krim yang lebih tinggi kuantitas, kualitas dan harga jualnya; (b) penerapan manajemen pemasaran untuk mengakses pasar yang lebih menguntungkan.
4.    Dari kegiatan-kegiatan tersebut, diharapkan akan menghasilkan : (a) peningkatan kompetensi warga perempuan desa Keji untuk melakukan diversifikasi usaha; (b) peningkatan ketrampilan warga perempuan deas Keji untuk menghasilkan produk es krim berbahan susu sapi; (c) peningkatan kemampuan waraga desa Keji untuk mengakses pasar yang lebih menguntungkan dan pada akhirnya  (d) peningkatan pendapatan kelompok wanita tani dan warga di desa Keji Ungaran Barat.

PENUTUP
a.    Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh tim ini merupakan sentuhan teknologi tepat guna yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat di desa Keji Ungaran Barat. Sentuhan awal ini bisa hilang tidak berbekas kalau tidak ada langkah-langkah lanjutan yang lebih nyata dan operasional untuk memperbaiki ketrampilan dan kemampuan mereka untuk menerapkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
b.    Oleh karena itu diperlukan kegiatan pendampingan dalam program pengabdian lanjutan dengan pengadaan peralatan untuk membuat es krim yang lebih baik dan lebih banyak sesuai dengan dengan jumlah peternak sapi perah di desa Keji yang mencapai 50 orang, sehingga dapat membantu memecahkan masalah yang mereka hadapi.

DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 2002. Buku Petunjuk Teknologi Sapi Perah di Indonesia. Pakan dan Tatalaksana Sapi Perah,  JICA-Dairy Technology Improvement Project.
Anonimous, 2006. Statistik Peternakan 2006. Direktorat Jenderal Peternakan 2006.
Anonimous, Kabupaten Semarang Dalam Angka, BPS Jawa Tengah, 2009.
Kusbadi, U., Soeharto PR dan M. Sabrani, 1983, Efisiensi Usaha Peternakan Sapi Perah yang Tergabung Dalam Koperasi di Daerah Istimewa Yogyakarta,  Prosiding Pertemuan Ilmiah Ruminansia Besar. Puslitbang Peternakan.Bogor.
Maharsi Petrus, 2010, Model Pengembangan Ekonomi Kabupaten Semarang Berbasis   Wilayah Andalan, Penelitian Tidak Dipublikasikan, Politeknik Negeri Semarang.
Maharsi Petrus, 2012, Pemberdayaan Perempuan Keluarga Peternak Sapi Perah di Desa Keji Ungaran Barat, Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Semarang.

Maharsi Petrus, 2012, Pemanfaatan Biogas Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Keji Ungaran Barat, Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Semarang.
Maharsi Petrus, 2013, Pengembangan Produk Es Krim Dari Bahan Susu Sapi oleh Kelompok Wanita Tani di Desa Keji Ungaran Barat, Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Semarang.
Saptahidayat. N, 2005, Manajemen Pakan Sapi Perah, Edisi Pebruari 2005, Poultry Indonesia.
Sidik. R, 2003, Estimasi Kebutuhan Net Energi Laktasi Sapi Perah Produktif yang Diberi Pakan Komplit Vetunair, Media Kedokteran Hewan, Volume 19 No. 3 Universitas Airlangga Surabaya.