Laman

ANALISIS PENGARUH HARGA KOMPETITIP TERHADAP SUMBER KAPABILITAS PEMASARAN JASA LAUNDRY SEBAGAI INTERVENING VARIABEL YANG MEMPENGARUHI VARIABEL KEUNGGULAN BERSAING JASA LAUNDRY DI KOTA SEMARANG


ANALISIS PENGARUH HARGA KOMPETITIP TERHADAP SUMBER KAPABILITAS PEMASARAN JASA LAUNDRY SEBAGAI INTERVENING VARIABEL YANG MEMPENGARUHI VARIABEL KEUNGGULAN BERSAING JASA LAUNDRY
DI KOTA SEMARANG

Sri Wahyuni
Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof.H.Sudarto, SH, Tembalang, Kotak Pos 6199/SMS Semarang 50061


ABSTRACT
The phenomenon of growth and competition became the basis pemasalahan laundry to be examined in this study . Based on the baseline survey found the number of not less than 586 laundry services business in the city of Semarang . It illustrates the dynamics of competition in the industrial laundry services . To survive in the competitive industry of course is not just enough with the capital courage in taking business risks . The laundry services businesses must be smart in dealing with the competition . The main objectives of this study are expected to formulate structural models of competitive advantage laundry services . This study is the selection of objects SMEs laundry services in the city of Semarang . Determination of the number of samples in the study were 100 samples . The sampling technique used in this study is accidental sampling method and Quota sampling . Data were collected using a questionnaire survey method to use as teaching aids both closed and open methods , namely by providing direct questions or questionnaires to the respondents . Technical analysis of this study will use two approaches : 1 ) . Confirmatory factor analysis , the SEM using AMOS 18.0 computerized package . 2 ) . Regression Weight on SEM . Results of this study indicate that the three research hypotheses can be accepted significantly. Where the influence of competitively priced laundry services to source marketing capabilities laundry services received significantly positive ( H1 ) . Effect of competitively priced laundry services to the competitive advantage of laundry services received significantly positive ( H2 ) . And marketing capabilities of sources influence the competitive advantage of laundry services laundry services received significantly positive ( H3 ). The study also concluded that the indirect effect of the price of competitive advantage has a higher coefficient values ​​compared directly influence the price .
Keywords ; price competitively ; sources of marketing capabilities , and competitive advantage

PENDAHULUAN
Mencermati intensitas persaingan dan mempergunakan pendekatan model keunggulan bersaingan merupakan latar belakang utama penelitian ini. Saat ini cukup banyak orang yang tertarik dengan bisnis jasa laundry. Entah hanya ikut-ikutan atau memang melihat adanya peluang bisnis.  Tingginya permintaan pasar dan banyaknya orang yang tertarik membuka bisnis jasa laundry menjadi fenomena yang menarik untuk dikaji. Hasil awal penelitian ini juga telah berhasil mengindentifikasi 586 nama bisnis jasa laundry yang tersebar di Kota Semarang. Jumlah 586 unit bisnis jasa laundry bukan jumlah yang kecil.  Angka tersebut berarti  memberi gambaran dinamika persaingan usaha dalam industri jasa laundry. Untuk dapat bertahan dalam persaingan industri tentu saja tidak hanya cukup dengan modal keberanian dalam mengambil risiko usaha. Para pelaku bisnis jasa laundry harus bersikap cerdas dalam menyikapi persaingan tersebut. Sebuah strategi hadir atau diciptakan oleh setiap unit bisnis di dunia ini, hanya untuk satu tujuan yaitu memenangkan persaingan. Mereka yang paling siap menghadapi persaingan dengan pilihan rencana dan implementasi strategi yang terbaiklah yang menang. Tentu saja hal tersebut tidaklah mudah diwujudkan, bagi Mian (2010) sulit bukan berarti tidak mungkin untuk diwujudkan. Setiap perusahaan harus memahami dan mengetahui apa yang menjadi keunggulan usahanya? Karena hanya dengan memahami apa yang menjadi keunggulan merupakan satu tahapan menuju kinerja pemasaran yang superior (Setiawan, 2010). Selain itu keunggulan usaha dapat diperoleh dari kemauan dan kemampuan pelaku usaha dalam menyikapi lingkungan eksternal (Hua, 2011). Srivastava et al (2009) merumuskan keunggulan bersaing berawal dari internal perusahaan. Perusahaan harus mampu menjabarkan perbedaan atribut produk (barang/jasa) dengan atribut produk pesaing. Karena pada dasarnya setiap produk yang dipasarkan bersifat saling menggantikan (subtitusi). Nilai keunggulan juga didapatkan perusahaan melalui strategi harga yang tepat. Harga yang murah belum tentu dapat membuat konsumen puas dengan pelayanan perusahaan (Riyadi dan Setiawan 2010; Nelson et al 2007).
Pemilihan obyek pada industri jasa laundry memberikan manfaat lain dari pendekatan model keunggulan bersaing, tidak hanya manfaat dari sisi keilmuan namun juga dari sisi praktis dalam industri ini. Oleh sebab itu rumusan tujuan khusus penelitian ini adalah menentukan pengaruh variabel harga kompetitip yang mempengaruhi keunggulan bersaing pada bisnis jasa laundry khususnya jasa laundry dalam skala usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Permasalahan penelitian yaitu 1). Apa dampak pengaruh Harga Kompetitip Jasa Laundry terhadap Sumber Kapabilitas Pemasaran Jasa Laundry ? 2).  Apa dampak pengaruh Harga Kompetitip Jasa Laundry terhadap keunggulan bersaing Jasa Laundry ? dan 3). Apa dampak sumber kapabilitas pemasaran jasa laundry terhadap keunggulan bersaing Jasa Laundry? Hasil akhir penelitian ini juga diharapkan sebagai penguatan atas penelitian terdahulu. Pada studi Wang (2006) menunjukkan meskipun harga bukan satu-satunya elemen dalam marketing mix namun tetap saja harga elemen yang paling penting. Hal ini dikarenakan harga masih nomor satu sebagai alat bersaing yang paling efektif bagi perusahaan. Luaran model pada penelitian ini dapat memberikan konstribusi positip bagi para pelaku bisnis jasa laundry untuk dapat bertahan dalam persaingan. Penelitian ini menjadi sebuah pedoman konsep yang dibutuhkan bagi mereka yang merencanakan masuk pada industri ini dikemudian hari. Muara akhir yang hendak dicapai adalah pengelolalan bisnis jasa laundry yang cerdas dalam menyikapi persaingan dan perubahan konsumen.

TINJAUAN PUSTAKA
Kapabilitas Pemasaran Jasa
Syarat yang harus dipenuhi dan menjadi tugas utama bagi perusahaan (jasa) untuk bersaing adalah untuk mengidentifikasi kapabilitas pemasaran yang akan memberikan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (Qureshi dan Mian 2010). Kapabilitas pemasaran memungkinkan perusahaan untuk menghadapi permasalahan pemasaran dan kinerja (Zaman et al 2012). Perusahaan dapat berkonsentrasi pada perbaikan metode pemenuhan dan pemuasan kebutuhan pelanggan dan mengantisipasi serta cepat menanggapi bergerak dari pesaing (Azizi et al 2009). Kapabilitas ini terjadi melalui integrasi pengetahuan perusahaan akan pasar dan keterampilan karyawan (O’Shannassy 2008; Vijande et al 2012).

Harga Kompetitip
Wong et al (2009) menegaskan tidak satupun organisasi yang dapat menghindari adanya tuntutan persaingan harga. Harga kompetitip mampu mewujudkan perusahaan menjadi lebih efisiensi, efektifitas dan kompetitif (Nelson et al 2007). Harga (tarif)  bagi sebagian penelitian merupakan instrumen penting yang dapat menggambarkan kualitas suatu produk (barang atau jasa).  Kualitas yang baik, biasanya diikuti dengan harga (tarif) yang sepadan.  Namun ketika perusahaan barang atau jasa dihadapkan dengan rendahnya tingkat daya beli masyarakat atau konsumen, maka perusahaan harus menyiasati dengan berbagai alternatif (Yin dan Paswan, 2007). Demikian halnya dengan Perusahaan harus menyadari bahwa sebagian konsumen masih berorientasi pada harga dan memposisikan kualitas produk menjadi pertimbangan yang kesekian (Völckner dan Hofmann, 2007). Hipotesis penelitian akan pengaruh sumber kapabilitas pemasaran jasa laundry adalah sebagai berikut;
Hipotesis 1: “ Semakin tepat penetapan harga kompetitip maka akan meningkatkan sumber kapabilitas pemasaran jasa laundry “.
Keunggulan Bersaing
Foon (2009) menunjukkan temuan penting pada pengembangan pengukuran derajat responsif pada keunggulan bersaing. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Thurau (2004) bahwa derajat responsif pada pengelolaan keunggulan bersaing merupakan sesuai yang mutlak dan mendesak untuk diwujudkan pada setiap perusahaan. Terwujudnya keunggulan bersaing merupakan sebuah proses jangka panjang. Namun untuk mencapainya bukan hal yang mudah bagi perusahaan (Arnett dan Badrinarayanan 2005; Hua 2011). Oleh sebab itu, derajat responsif pada pengelolan keunggulan bersaing menjadi topik penting untuk dirujuk pada penelitian yang akan datang (Kumar et al 2011; Medabesh, 2011). Hipotesis penelitian akan pengaruh sumber kapabilitas pemasaran jasa laundry adalah sebagai berikut;
Hipotesis 2: “Semakin tepat penetapan harga kompetitip maka akan meningkatkan keunggulan bersaing jasa laundry “.
Hipotesis 3:     Semakin baik sumber kapabilitas pemasaran jasa laundry maka akan meningkatkan keunggulan bersaing jasa laundry “.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini adalah kausalitas yaitu untuk mengidentifikasi hubungan sebab dan akibat antar variabel.  Obyek penelitian ini adalah Jasa Laundry di Kota Semarang. Jenis dan Sumber Data yaitu data primer dalam penelitian ini, di mana data tersebut merupakan tanggapan responden (persepsi)  mengenai harga kompetitip, kapabilitas pemasaran dan keunggulan bersaing. Desain penelitian ini adalah kausalitas yaitu untuk mengidentifikasi hubungan sebab dan akibat antar variabel. Populasi penelitian ini adalah Jasa Laundry di Kota Semarang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1). Metode accidental sampling dalam hal ini yaitu Pemilik atau pengelola Jasa Laundry di Kota Semarang. 2). Quota sampling merujuk pada persyaratan dan rumus sampel yang dianjurkan oleh Hair et al. (1995; dalam, Ferdinand, 2006) minimal 100 untuk alat analisis SEM. Definisi operasional variabel dan indikator variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Harga Kompetitip
Menunjukkan harga kompetitip yang diukur dari penilaian pemilih atau pengelola kebijakan harga yang ditawarkan kepada konsumen adalah kompetitip. Indikator yang dirumuskan untuk menjelaskan variabel adalah :
1.        Perbandingan harga (X1) Menggambarkan perbandingan harga yang diukur dari upaya pemilih atau pengelola untuk melakukan perbandingan harga produk yang satu dengan yang lain sebelum memutuskan kebijakan;
2.        Potongan harga  (X2) Menggambarkan potongan harga yang diukur dari upaya pemilih atau pengelola untuk mencari informasi produk mana yang memberikan potongan harga menarik sebelum memutuskan kebijakan;
3.        Variasi harga (X3) Mengambarkan variasi harga yang diukur dari upaya pemilih atau pengelola untuk mencari informasi produk mana yang menawarkan variasi harga yang menarik sebelum memutuskan kebijakan; dan
4.        Pengetahuan harga (X4) Menggambarkan perbandingan harga yang diukur dari upaya pemilih atau pengelola untuk melakukan perbandingan harga dengan spesifikasi dan kualitas produk sebelum memutuskan kebijakan.

Kapabilitas Pemasaran
Kapabilitas pemasaran diukur dari penilaian pemilih atau pengelola akan Jasa Laundry berdasarkan kemauan, pengetahuan dan ketrampilan dalam mengelola sumber-sumber keunggulan. Indikator yang dirumuskan untuk menjelaskan variabel adalah :
1.        Mengetahui tuntutan pelanggan saat ini (X5), di mana diukur dari kesediaan konsumen untuk menghabiskan waktunya dengan menikmati produk Jasa Laundry;
2.        Kesiapan dalam menghadapai perubahan harga pesaing (X6), di mana diukur prioritas konsumen dalam menentukan tempat Jasa Laundry ;
3.        Mampu menghantarkan pelayanan prima  (X7), di mana diukur dari penilaian konsumen secara umum produk Jasa Laundry  yang ditawarkan sesuai selera konsumen; dan

Keunggulan Bersaing
Kapabilitas pemasaran diukur dari penilaian pemilih atau pengelola akan Jasa Laundry memiliki daya pembeda dibandingan para pesaing sejenis. Indikator yang dirumuskan untuk menjelaskan variabel adalah :
1.        Daya tahan terhadap peniru (X8), di mana diukur dari pemilih atau pengelola akan Jasa Laundry secara terus menerus melakukan perbaikan dalam sumber kapabilitas pemasaran;
2.        Kemampuan memenuhi harapan konsumen  (X9), di mana diukur dari pemilih atau pengelola akan Jasa Laundry yang lebih baik dibandingan pesaing dalam memuaskan pelanggan ;
3.        Mampu mengembangkan program pemasaran yang berbeda  (X10), di mana diukur dari penilaian pemilih atau pengelola akan Jasa Laundry yang memiliki ciri khas yang membedakan dengan pesaingnya; dan

Tehnik analsisi penelitian ini akan mengunakan dua pendekatan :
1.        Confirmatory factor analysis, pada SEM yang mengunakan paket komputerisasi  AMOS 18.0 dalam hal ini untuk mengkonfirmasi faktor-faktor yang paling dominan dalam satu kelompok variabel.
2.        Regression Weight pada SEM yang digunakan untuk meneliti seberapa besar hubungan antar variabel.

PEMBAHASAN
Analisis Structural Equation Modeling
Analisis selanjutnya adalah analisis Structural Equation Model (SEM) secara Full Model yang dimaksudkan untuk menguji model dan hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pengujian model dalam Structural Equation Model dilakukan dengan dua pengujian, yaitu uji kesesuaian model dan uji signifikansi kausalitas melalui uji koefisien regresi. Hasil pengolahan data untuk analisis SEM terlihat pada Gambar 1, Tabel 2 dan  Tabel 3




Gambar 1
Hasil Uji  Structural Equation Model


 
 

































Sumber : data primer yang diolah, (2013)


Berdasarkan Gambar 1 berupa analisis SEM, dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi sebesar 0,055 menunjukkan bahwa, hipotesis nol (H0) yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara matriks kovarians sampel dengan matriks kovarians populasi yang diestimasi tidak dapat ditolak.
Hasil tersebut menunjukkan diterimanya hipotesis nol (H0)  atau model ini dapat diterima, yaitu terdapat dua konstruk yang berbeda dengan indikator-indikatornya. Selain pengujian berdasarkan nilai probability perlu juga diperkuat dengan nilai–nilai yang lain, seperti pada Tabel 1.





Tabel 1
Hasil Uji Full Model
Kriteria
Cut of Value
Hasil
Evaluasi
Chi-Square
Probability
GFI
AGFI
TLI
CFI
CMIN/DF
RMSEA
c2 dengan df :32 ; p : 5 % = 46,194
> 0,05
> 0,90
> 0,90
> 0,95
> 0,95
< 2,00
< 0,08
45,713
0,057
0,922
0,866
0,971
0,980
1,429
0,066
Baik
Baik
Baik
Marginal
Baik
Baik
Baik
Baik
Sumber : data primer yang diolah, (2013)

Berdasarkan hasil pengamatan pada Tabel 1 dapat ditunjukkan bahwa model memenuhi kriteria fit, hal ini ditandai dengan nilai dari hasil perhitungan memenuhi kriteria layak full model.  Hasil tersebut menunjukkan bahwa model penelitian ini, keseluruhan memenuhi kriteria model fit.

Tabel 2
Hasil Regression Weights Analysis Struktural Equation Modeling
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)



Estimate
S.E.
C.R.
P
Sumber Kapabilitas_Pemasaran Jasa_Laundry
<--- span="">
Harga Kompetitip_Jasa Laundry
.741
.103
7.174
***
Keunggulan_Bersaing
<--- span="">
Sumber Kapabilitas_Pemasaran Jasa_Laundry
.456
.168
2.707
.007
Keunggulan_Bersaing
<--- span="">
Harga Kompetitip_Jasa Laundry
.316
.150
2.105
.035
X1
<--- span="">
Harga Kompetitip_Jasa Laundry
1.000



X2
<--- span="">
Harga Kompetitip_Jasa Laundry
.969
.089
10.863
***
X3
<--- span="">
Harga Kompetitip_Jasa Laundry
1.039
.095
10.890
***
X4
<--- span="">
Harga Kompetitip_Jasa Laundry
.812
.090
9.041
***
X5
<--- span="">
Sumber Kapabilitas_Pemasaran Jasa_Laundry
1.000



X6
<--- span="">
Sumber Kapabilitas_Pemasaran Jasa_Laundry
.922
.110
8.411
***
X7
<--- span="">
Sumber Kapabilitas_Pemasaran Jasa_Laundry
1.039
.113
9.176
***
X8
<--- span="">
Keunggulan_Bersaing
1.000



X9
<--- span="">
Keunggulan_Bersaing
1.078
.097
11.149
***
X10
<--- span="">
Keunggulan_Bersaing
.880
.101
8.669
***
Nilai p sebesar (***) nilainya lebih kecil dari 0.001
Sumber : data primer yang diolah, (2013)

Hasil regression weights analisis Struktural Equation Modeling bahwa setiap indikator pembentuk variabel laten harus menunjukkan hasil yang memenuhi kriteria yaitu nilai CR di atas 1,96 dengan P lebih kecil dari pada 0,05 dan nilai lambda atau loading factor yang lebih besar dari 0,5. Hasil tersebut, dapat dilihat dari tabel 2. Berdasarkan tabel 2, menunjukkan 3 (tiga)  hipotesis yang diajukan memiliki nilai CR di atas 1,96 dengan P lebih besar dari pada 0,05 dan nilai lambda atau loading factor yang lebih besar dari 0,5. Jadi dapat disimpulkan secara umum model yang dipakai dalam penelitian ini dapat diterima, dan semua hipotesis yang diajukan diterima, karena memenuhi loading factor.

Interprestasi Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis didasarkan atas pengolahan data penelitian dengan menggunakan analisis SEM, dengan cara menganalisis nilai regresi seperti yang ditampilkan pada Tabel 2 di atas. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menganalisis nilai C.R (Critical Ratio) dan nilai P (Probability) pada hasil olah data Regression Weights, dibandingkan dengan batasan statistik yang disyaratkan, yaitu nilai CR (Critical Ratio) di atas 1,96 dan  nilai P (Probability) di bawah 0.05.  Apabila hasilnya menunjukkan nilai yang memenuhi syarat tersebut, maka hipotesis penelitian yang diajukan dapat diterima. Tabel 3 berikut ini kesimpulan dari hipotesis yang diajukan.


Tabel 3
Kesimpulan Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian

HIPOTESIS
Nilai                  CR dan P
Hasil
Uji
Hipotesis 1
Semakin tepat penetapan harga kompetitip maka akan meningkatkan sumber kapabilitas pemasaran jasa laundry “.
CR = 7,174
P    = 0,000
Diterima
Hipotesis 2
Semakin tepat penetapan harga kompetitip maka akan meningkatkan keunggulan bersaing jasa laundry “.
CR = 2,105
P    = 0,035
Diterima
Hipotesis 3
Semakin baik sumber kapabilitas pemasaran jasa laundry maka akan meningkatkan keunggulan bersaing jasa laundry “.
CR = 2.707
P    = 0,007
Diterima
Keterangan: CR adalah Critical Ratio dan P adalah probability (lihat Tabel 5.18)
Sumber: data primer yang diolah, (2013)

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL

Kesimpulan Masalah Penelitian
Kesimpulan penelitian ini atas permasalahan penelitian
1.    Rumusan permasalahan 1 yaitu Apa dampak pengaruh Harga Kompetitip Jasa Laundry terhadap Sumber Kapabilitas Pemasaran Jasa Laundry ? berdasarkan hasil analisis data menunjukan bahwa benar adanya secara signifikan Harga Kompetitip Jasa Laundry berpengaruh terhadap Sumber Kapabilitas Pemasaran Jasa Laundry produk laundry.
2.    Rumusan permasalahan 2 yaitu Apa dampak pengaruh Harga Kompetitip Jasa Laundry terhadap keunggulan bersaing Jasa Laundry ? berdasarkan hasil analisis data menunjukan bahwa benar adanya secara signifikan Harga Kompetitip Jasa Laundry berpengaruh terhadap keunggulan bersaing jasa laundry
3.    Rumusan permasalahan 3 yaitu Apa dampak sumber kapabilitas pemasaran jasa laundry terhadap keunggulan bersaing Jasa Laundry? Berdasarkan hasil analisis data menunjukan bahwa benar adanya secara signifikan Sumber Kapabilitas Pemasaran Jasa Laundry berpengaruh terhadap keunggulan bersaing Jasa Laundry.

Implikasi Kebijakan
Hasil dari temuan penelitian merujuk pada analisis SEM dan indek deskripsi dapat direkomendasikan beberapa implikasi kebijakan sesuai dengan prioritas yang dapat diberikan sebagai masukan bagi para pemilik dan atau pengelola laundry di Kota Semarang dengan target mahasiswa. Berikut ini diuraikan beberapa saran alternatif akan Harga Kompetitip Jasa Laundry atas Sumber Kapabilitas Pemasaran Jasa Laundry.
1.    Potongan harga  (X2), merupakan indikator kedua yang menjadi saran kebijakan bagi pemilik dan atau pengelola. Merujuk pada jawaban atas pertanyaan terbuka responden menunjukkan bahwa bentuk kebijakan potongan harga, bentuk upaya yang dilakukan seperti melakukan promosi penjualan. Bentuk promosi penjualan yang sering dilakukan oleh pemilik dan pengelola yaitu adanya diskon, potongan kuantitas dan sistem kupon.
2.    Prioritas utama pada Perbandingan harga (X1), di mana selama ini perbandingan harga menjadi daya tarik utama konsumen dalam pemilihan Laundry.  Nama Laundry pesaing yaitu cling Laundry, orange Laundry, Laundry azza, dan simply fresh merupakan merek laundry sebagai acuan bagi laundry yang lain. Orientasi pada pesaing dapat dijadikan sumber informasi dalam pengembangan harga yang lebih kompetitip dan produk layanan yang inovatip.
3.    Pengakuan respoden atas Variasi harga (X3)   yaitu layanan dan harga layanan jasa laundry, di mana upaya yang sering kali dilakukan oleh pemilik dan atau pengelola laundry seperti mematok harga jasa cuci setrika untuk pakaian/kg:Rp 3500, untuk sprei:Rp 2000, untuk kaos kaki, dan untuk kaos tangan: Rp1000. Ditemukan pula jasa laundry yang menetapkan jasa, biaya dan waktu seperti  Cuci setrika Rp 4000 (3 hari) Rp 5500 (1 hari) Rp 6000 (4 jam), Setrika Rp 3000 (3 hari). Hal ini menunjukan bahwa para pemilik dan atau pengelola dituntut untuk melakukan variasi harga yang tepat.
4.    Pada pengukuran berikutnya menunjukkan Pengetahuan harga (X4), adalah kebijakan ketiga yang disarankan secara khusus kepada para pengelola untuk terus menerus memperbaiki keluhan konsumen atas harga layanan laundry. Bentuk keluhan konsumen atas harga layanan laundry  seperti harga atau biaya jasa menjamin kalau pakaian konsumen tidak akan kelunturan, kerapian barang cucian, wangi yang tahan lama dan kebijakan harga satuan yang tinggi.

Keterbatasan
Beberapa keterbatasaan penelitian ini
1.    Hasil analisis data dengan SEM, ditemukan yaitu pengaruh Harga Kompetitip Jasa Laundry terhadap keunggulan bersaing (0,34), di mana memiliki coefficient loading factor yang kurang dari  0.50 atau 50 %. Demikian pula pengaruh sumber kapabilitas pemasaran jasa Laundry terhadap keunggulan bersaing (0,46). Hal tersebut berarti masih ada variabel yang diluar penelitian ini yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap keunggulan bersaing dibandingan variabel yang diteliti pada penelitian ini.
2.    Hasil penelitian ini berdasarkan kasus pada Laundry, sehingga tidak dapat dipergunakan untuk kasus di luar pada Laundry.



Saran Penelitian Yang Akan Datang
Beberapa saran penelitian mendatang yang dapat diberikan dari penelitian ini antara lain
1.        Penelitian ke depan diharapkan mampu mengembangkan model penelitian perilaku setelah laundry seperti menambahkan variabel promosi, lokasi dan nilai pelanggan
2.        Pemilihan obyek yang lebih fokus lagi misalnya khusus laundry untuk segmen mahasiswa, sehingga pola terbentuknya dan pemahaman Keunggulan Bersaing menjadi lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Azizi, Shahriar., Sedigheh Ansari Movahed., and Maryam Haghighi Khah (2009),” The effect of marketing strategy and marketing capability on business performance. Case study:         Iran ’s medical equipment sector”, Journal of Medical Marketing, Vol. 9, 4, pg 309–317
Ferdinand, Augusty (2006), Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manjajemen, Aplikasi Model-Model Rumit Dalam Penelitian Untuk Tesis Magister & Disertasi Doktor, Badan Penerbit Universitazs Diponegoro
Foon, Low Swee (2009),” capabilities differentials as sources of sustainable competitive advantage”, International Journal of Business and Society, Vol. 10 No. 2, pg. 20 – 38
Kumar, V., Eli Jones, Rajkumar Venkatesan, & Robert P. Leone (2011),” Is Market Orientation a Source of Sustainable Competitive Advantage or Simply the Cost of Competing? ”, Journal of Marketing, Vol. 75 pg. 16 –30
O’Shannassy, Tim (2008),” Sustainable competitive advantage or temporary competitive advantage Improving understanding of an important strategy construct”, Journal of Strategy and Management, Vol. 1 No. 2, pg. 168-180
Qureshi, Shahid., and, Sarfraz A. Mian (2010),” Antecedents and Outcomes of Entrepreneurial Firms Marketing Capabilities: An Empirical investigation of Small Technology Based Firms”, Journal of Strategic Innovation and Sustainability vol. 6(4) pg.28-45
Riyadi dan Andi Setiawan (2010), “Pemasaran: dasar dan implikasinya”, Badan Penerbitan Universitas Diponegoro, Semarang
Setiawan, Andi (2010),” Membangun Keunggulan Khas Perusahaan”, Jurnal Ilmu Manejemen dan Akuntansi Terapan,  Vol. 1, No. 1 pg. 62-69 ISNN : 2086-3748
Srivastava, Vibhava., Neeraj Pandey., and Harish Sharma,  (2009),” Identifying product attributes through conjoint analysis with special reference to Color Doppler”, Journal of Medical Marketing Vol. 9, pg. 319 – 328
Thurau, Thorsten Henni (2004), “Customer orientation of service employees”, International Journal of Service Industry Management, Vol. 15 (5), p.460-478
Vijande, Leticia Santos., and María J. Sanzo-Pérez (2007),” Marketing Capabilities Development in Small and Medium Enterprises: Implications for Performance”,
Völckner, Franziska & Julian Hofmann (2007),” The price-perceived quality relationship: A meta analytic review and assessment of its determinants”, Market Lett ,18: pg. 181–196
Wang, Y. Richard (2006),” Price competition in the chinese pharmaceutical market”, Int J Health Care Finance Econ, 6:pg. 119–129
Yin, Tong and Audhesh K. Paswan (2007), “ Antecedents to consumer reference price orientation: an exploratory investigation”,  Journal of Product & Brand Management, Vol. 16/4 , pg. 269–279
Zaman, Khansa., Neelum Javaid., Asma Arshad., and Samina Bibi (2012),” Impact of Internal Marketing on Market Orientation and Business Performance “, International Journal of Business and Social Science Vol. 3 No. 12 pg.76-87