Laman

ANALISIS KOMPETENSI TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KREATIF DI KOTA SEMARANG


ANALISIS KOMPETENSI TENAGA KERJA PADA INDUSTRI
KREATIF DI KOTA SEMARANG

 

Suwardi

Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof.H.Sudarto, SH, Tembalang, Kotak Pos 6199/SMS Semarang 50061

 


ABSTRAC
This study aims to : Describe the level of market demand for graduates of associate -level experts in the advertising industry in the sub- city of Semarang, the type of work and economic activities that can be entered by a graduate study program based on the needs of the market and marketing opportunities in the city of Semarang and competence labor required by the executive level, managers and operational employees working on the advertising industry in the era of sub creative industries today. The approach used in this study is a qualitative research. Informants used in this study are those people who work in the creative field of advertising inndustri in Semarang. Informants were selected by purposive sampling randonm. Techniques of data collection through in depth interviews and questionnaire administration. Tools analysis used is descriptive analysis. Competency requirements are grouped into two groups, namely the field of computer competency needs and the needs of non computer competency. The results showed that, the needs of non computer competency areas have an average score higher than the computer competency requirement. This is understandable because most of the respondents are business owners in advertising.

Keywords : Competence graduate study program marketing, creative industry, sub industry advertising.

PENDAHULUAN
Sumbangan industri ekonomi kreatif seperti seni, musik, fashion, dan periklanan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia terus meningkat. Tahun ini kontribusi industri ekonomi kreatif diperkirakan mencapai 4,75 persen terhadap PDB Indonesia. Terdapat 3 sub kategori ekonomi kreatif yang kontribusinya paling besar yakni fashion 30 persen, kerajinan 23 persen dan periklanan 18 persen. Industri kreatif telah menyerap 3,7 juta tenaga kerja atau 4,7 persen lapangan kerja di Indonesia dan telah memberikan kontribusi ekspor sekitar 7 persen (www.antara.go.id).
Sebagai perguruan tinggi vokasi  yang  memiliki prodi marketing, Politeknik patut menaruh perhatian besar untuk mengarahkan dan memotivasi mahasiswanya untuk menggeluti dan mempelajari bidang industri berbasis kreativitas dan inovasi tersebut. Hal ini didasari  prospek kerja di bidang ini sangat besar dan sangat potensial karena  industri kreatif di Indonesia makin merebut perhatian karena kontribusinya yang kian besar pada  kue ekonomi. Industri kreatif bisa didefinisikan sebagai industri yang muncul dari kreativitas, keahlian dan bakat individual. Industri ini mempunyai potensi menciptakan kekayaan dan membuka lapangan kerja bagi lulusan perguruan tinggi lewat aktivitas dan eksploitasi kekayaan intelektual. Melalui penguatan kurikulum  prodi marketing beserta perangkatnya , jurusan punya andil besar mengarahkan mahasiswanya selalu kreatif dan punya inovasi dalam menciptakan gagasan yang dapat diarahkan menuju pengembangan industri kreatif. Dengan menciptakan kebijakan dan program akademis yang prokewirausahaan dan mendukung kreativitas mahasiswa tentu diharapkan akan tercipta atmosfer yang baik bagi pengembangan kreativitas dan inovasi mahasiswa dalam menciptakan usaha atau bekerja pada industri kreatif. Hal itu akan bisa terwujud jika diketahui kebutuhan pasar tenaga kerja pada industri kreatif khususnya sub industri periklanan yang mana industri tersebut sebagai salah satu sasaran kerja bagi lulusan prodi pemasaran.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat kebutuhan pasar terhadap tenaga kerja tingkat ahli madya pada sub industri periklanan, apa saja jenis pekerjaan yang bisa dimasuki oleh lulusan prodi pemasaran dan kompetensi apa yang dibutuhkan untuk bekerja pada jenis jenis  pekerjaan tersebut.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah Pertama, untuk Mendeskripsikan  tingkat kebutuhan pasar terhadap lulusan setingkat ahli madya pada sub industri periklanan di kota Semarang. Kedua, untuk mendeskripsikan  jenis pekerjaan dan lapangan usaha yang bisa dimasuki oleh lulusan prodi marketing berbasis kebutuhan pasar dan peluang usaha di kota Semarang. Ketiga, unutk mendeskripsikan  kompetensi yang dibutuhkan oleh tenaga kerja tingkat eksekutif, manajer dan kayawan operasional   yang bekerja pada sub industri  periklanan di  era industri kreatif dewasa ini.

TINJAUAN PUSTAKA
Industri Periklanan
Periklanan didefinisikan sebagai kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan (komunikasi satu arah dengan menggunakan medium tertentu), yang meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya: perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak (surat kabar, majalah) dan elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan reklame sejenis, distribusi dan delivery advertising materials atau samples, serta penyewaan kolom untuk iklan.Iklan juga dipahami sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. (Studi Pemetaan Industri Kreatif Departemen Perdagangan Indonesia , 2007 )
Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka subsektor industri periklanan dapat didefinisikan sebagai industri jasa yang mengemas bentuk komunikasi tentang suatu produk, jasa, ide, bentuk promosi, informasi: layanan masyarakat, individu maupun organisasi yang diminta oleh pemasang iklan (individu, organisasi swasta/ pemerintah) melalui media tertentu (misal: televisi, radio, cetak, digital signage, internet) yang bertujuan untuk mempengaruhi, membujuk target individu/masyarakat untuk membeli, mendukung atau sepakat atas hal yang ingin dikomunikasikan.
Rantai Nilai Subsektor Industri Periklanan
Subyek serta obyek dalam industri periklanan adalah:
a.       Pemasang iklan: Pihak yang ingin mengkomunikasi sesuatu hal baik itu produk, jasa, ide, bentuk promosi, informasi layanan masyarakat, informasi mengenai individu maupun organisasi tertentu kepada target individu atau masyarakat tertentu. Pemasang iklan ini bisa sebagai individu atau organisasi tertentu baik pemerintah maupun swasta.
b.      Biro iklan: Organisasi yang membantu pemberi iklan untuk mengemas bentuk komunikasi dan visualisasi yang diinginkan oleh pemberi iklan sehingga mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh pemberi iklan. Biro iklan ini merupakan pelaku utama dalam industri periklanan.
c.       Target pendengar/pemirsa/pembaca: Obyek yang merupakan target dari hal yang ingin dikomunikasikan sehingga obyek ini mendukung, membeli, memahami atau sepakat dengan hal yang dikomunikasikan.
METODE PENELITIAN
Populasi / Sampel Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini dilaksanakandi Kota Semarang dengan pertimbangan Kota semarang sebagai pusat pemerintahan provinsi jawa Tengah banyak terdapat stakeholder yang bergerak dalam sub industri periklanan.Informan dalam  penelitian ini para pakar, praktiisi, manajemen yang bergerak dalam bidang periklanan. Pemilihan nara sumber dilakukan dengan purposive sampling.

Teknik Pengumpulan data
a.       Observasi
Observasi dilakukan pada iklan lowongan pekerjaan bidang periklanan pada bulan September dan Oktober 2012, dan mencantumkan mencantumkan kompetensi yang dibutuhkan untuk mengisi lowongan pekerjaan yang diiklankan.
b.      Survey
Survey dilakukan pada anggota responden dengan cara membagikan kuesioner. Survey diawali dengan meminta ijin kepada Ketua P3I Jawa Tengah, dan dilanjutkan membagi kuesioner kepada anggota P3I Jawa Tengah di Semarang.
c.         Wawancara
Wawancara dilakukan dengan sekretaris P3I Jawa Tengah dengan tujuan memperlancar pelaksanaan survey dan melengkapai data yang diperlukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Responden
Responden penelitian ini adalah karyawan pada perusahaan periklanan yang ada di wilayah kota Semarang dan sekitarnya. Jumlah responden penelitian ini adalah 19 responden. Bentuk kelembagaan perusahaan sampel adalah :
a.       Dengan bentuk PT sebanyak 11 perusahaan
b.      Dengan bentuk CV sebanyak 3 perusahaan
c.       Dengan bentuk lainnya sebanyak 5 perusahaan
Dari setiap perusahaan diwakili oleh satu orang pengisi kuesener. Pengisi kuesener tersebut adalah sebagai berikut :
a.       Pengisi kuesener laki-laki sebanyak 13 orang
b.      Pengisi kuesener perempuan sebanyak 6 orang

Hasil Analisis
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan untuk melihat beberapa hal dari hasil penelitian, yaitu skor terendah, skor rata-rata, serta skor tertinggi dari tanggapan responden. Hal yang lain adalah melihat perbedaan antara batasan skor teoritis dengan skor empiris.



Tabel 1
Hasil Analisis Descriptif – Nilai Rata-Rata Total
Uraian
Nilai Mean
Keterangan
Terendah
2.947368
Dibawah rata-rata 11 item
Rata-rata
3.781676

Tertinggi
4.315789
Diatas rata-rata 16 item
            Sumber : Data yang diolah, 2012


Dari masing-masing nilai yang dihasilkan maka dapat diolah untuk memperoleh pengelompokan penilaian, interval nilai, serta kecenderungan responden dalam menanggapi masalah yang diajukan.
Analisis deskriptif yang pertama adalah analisis untuk jumlah data secara keseluruhan tanpa pembedaan. Secara totalitas, nilai rata-rata terendah tanggapan responden sebesar 2,947. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata skor terendah empiris hampir sama dengan nilai rata-rata skor teoritis (3,0). Sedangkan nilai rata-rata skor sebesar 3,782 yang lebih tinggi dari nilai rata-rata skor empiris. Kondisi ini menunjukkan bahwa responden secara rata-rata membutuhkan kompetensi periklanan. (Tabel 1). Dari Tabel 1. juga terlihat bahwa sebagian besar skor tiap item berada di atas nilai rata-rata (ada 16 item dari 27 item yang dinyatakan). Hal ini berarti sebagian besar responden menyatakan sangat mendukung tercapainya kompetensi lulusan program studi pemasaran, khususnya untuk kompetensi periklanan.
Penelitian ini menggunakan skala Likert 1 sampai dengan 5. Hasil penelitian yang telah dilakukan, ternyata tidak ada perbedaan antara batasan skor teoritis dan skor empiris. Skor teoritis terendah adalah 1 dan tertinggi 5. demikian pula hasil penelitian menyatakan secara empiris dinyatakan skor terendah 1 dan skor tertinggi 5. Kondisi ini menggambarkan bahwa gambaran secara teoritis mendekati dengan kondisi realitas di lapangan.



Tabel 2.
Skor dan Jumlah Skor Teoritis dan Empiris
Uraian
Skor
Jumlah Skor
Teori
Empiris
Teori
Empiris
Terendah
1
1
27
43
Tertinggi
5
5
135
135
Range
4
4
108
92
   Sumber : Data yang diolah, 2012


Dilihat dari jumlah skor teoritis dan jumlah skor empiris menyatakan hasil yang berbeda. Jumlah skor teoritis terendah adalah 27 sedangkan jumlah skor tertinggi adalah 135 dengan range sebesar 108. Jumlah skor empiris terendah adalah 43 dan jumlah skor tertinggi adalah 92 dengan range sebesar 92. Hal ini memberikan gambaran bahwa diantara responden memiliki persepsi terhadap kompetensi periklanan dengan kesenjangan yang lebih baik dibandingkan secara teoritis.
Secara totalitas, item yang dinyatakan dalam penelitian kompetensi bidang periklanan ini sejumlah 27 item dengan responden sebanyak 19 orang. Dengan demikian, untuk menilai kondisi persepsi responden terhadap kompetensi bidang periklanan secara total maka diperlukan pengelompokan kriteria penilaian. Total skor terendah dari seluruh item pernyataan dengan seluruh responden adalah :
Total skor terendah = 1 x item x responden = 1 x 27 x 19 = 513
Sedangkan total skor tertinggi dari seluruh item dengan seluruh responden adalah :           
Total skor tertinggi = 5 x item x responden = 5 x 27 x 19 = 2.565


Tabel 3.
Pengelompokkan Kriteria Penilaian Total
Interval
Uraian
513 – 1197
Tidak dibutuhkan
1198 – 1881
Dibutuhkan
1882 – 2565
Sangat dibutuhkan
Sumber : Data yang diolah, 2012

Dari hasil perhitungan tersebut di atas dapat dibangun Tabel 3. yang menyatakan pengelompokkan kriteris penilaian hasil persepsi responden secara totalitas.
Total nilai terendah adalah 513 dengan total nilai tertinggi 2.565. Dari range tersebut dibangun 3 (tiga) kelompok penilaian yakni Tidak dibutuhkan dengan interval 513 – 1.197, Dibutuhkan dengan interval 1.198 – 1.881, dan Sangat Dibutuhkan dengan interval 1.882 – 2.565. Dari pengelompokkan tersebut akan diketahui posisi empiris dari penelitian ini berada pada interval pertama, kedua, atau ketiga. Secara total, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya seperti pada Tabel 4.



Tabel 4.
Nilai Total Skor Tiap Kelompok
Uraian
Skor
Jumlah
Total skor
Sangat tidak dibutuhkan
1
22
22
Tidak dibutuhkan
2
49
98
Netral
3
104
312
Dibutuhkan
4
182
728
Sangat dibutuhkan
5
156
780
Jumlah

513
1.940
  Sumber : Data yang diolah, 2012


Dari Tabel.4. dapat dinyatakan bahwa total skor empiris hasil penelitian ini menunjukkan angka sebesar 1.940. Berdasarkan pengelompokan penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 5.3. di atas, maka hasil tersebut berada pada interval ketiga, yaitu Sangat Dibutuhkan.
Penelitian ini membedakan dua kelompok kompetensi, yaitu kelompok kompetensi bidang komputer dan kelompok kompetensi bidang non-komputer. Pada kompetensi bidang komputer, nilai rata-rata terendah tanggapan responden sebesar 2,947. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata skor terendah empiris hampir sama dengan nilai rata-rata skor teoritis (3,0). Sedangkan nilai rata-rata skor sebesar 3,284 yang lebih tinggi dari nilai rata-rata skor empiris. Kondisi ini menunjukkan bahwa responden secara rata-rata membutuhkan kompetensi periklanan. (Tabel 5)


Tabel 5.5.
Nilai Rata-Rata Untuk Kompetensi Bidang Komputer
Uraian
Nilai Mean
Keterangan
2.947368
Dibawah rata-rata 4 item
Rata-rata
3.284211

Tertinggi
3.789474
Diatas rata-rata 6 item
  Sumber : Data yang diolah, 2012


Dari Tabel 5. terlihat bahwa sebagian besar skor tiap item berada di atas nilai rata-rata (ada 6 item dari 10 item yang dinyatakan). Hal ini berarti sebagian besar responden menyatakan sangat mendukung tercapainya kompetensi lulusan program studi pemasaran, khususnya untuk kompetensi periklanan terkait dengan keahlian menggunakan komputer untuk periklanan.
Khusus untuk kompetensi bidang komputer, item yang dinyatakan dalam penelitian kompetensi bidang periklanan ini sejumlah 10 item dengan responden sebanyak 19 orang. Dengan demikian, untuk menilai kondisi persepsi responden terhadap kompetensi bidang periklanan khususnya kompetensi bidang komputer, maka diperlukan pengelompokan kriteria penilaian. Nilai skor terendah dari seluruh item pernyataan kompetensi bidang komputer dengan seluruh responden adalah :
Nilai skor terendah = 1 x item x responden = 1 x 10 x 19 = 190
Sedangkan nilai skor tertinggi dari seluruh item pernyataan kompetensi bidang komputer dengan seluruh responden adalah :
Total skor tertinggi = 5 x item x responden = 5 x 10 x 19 = 950
Dari hasil perhitungan tersebut di atas dapat dibangun Tabel 6. di bawah ini yang menyatakan pengelompokkan kriteria penilaian hasil persepsi responden tentang kompetensi bidang komputer.


Tabel 6.
Kelompok Penilaian Kompetensi Bidang Komputer
Interval
Uraian
190 – 443
Tidak dibutuhkan
444 – 696
Dibutuhkan
697 - 950
Sangat dibutuhkan
Sumber : Data yang diolah, 2012


Total nilai terendah kompetensi bidang komputer adalah 190 dengan total nilai tertinggi 950. Dari range tersebut dibangun 3 (tiga) kelompok penilaian yakni Tidak Dibutuhkan dengan interval 90 – 443, Dibutuhkan dengan interval 444 – 696, dan Sangat Dibutuhkan dengan interval 697 – 950. Dari pengelompokkan tersebut akan diketahui posisi empiris dari penelitian ini berada pada interval pertama, kedua, atau ketiga.
Khusus kompetensi bidang komputer, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya seperti pada Tabel 7.


Tabel 7.
Nilai Kelompok Kompetensi Bidang Komputer
Uraian
Skor
Jumlah
Total skor
Sangat tidak dibutuhkan
1
16
16
Tidak dibutuhkan
2
38
76
Netral
3
42
126
Dibutuhkan
4
64
256
Sangat dibutuhkan
5
30
150
Jumlah

190
624
   Sumber : Data yang diolah, 2012


Dari Tabel 7. dapat dinyatakan bahwa total skor empiris hasil penelitian ini menunjukkan angka sebesar 624. Berdasarkan pengelompokan penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 5.7. di atas, maka hasil tersebut berada pada interval kedua, yaitu Dibutuhkan.
Pada kompetensi bidang non-komputer, nilai rata-rata terendah tanggapan responden sebesar 3,632. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata skor terendah empiris berada di atas nilai rata-rata skor teoritis (3,0). Sedangkan nilai rata-rata skor sebesar 4,074 yang juga lebih tinggi dari nilai rata-rata skor empiris. Kondisi ini menunjukkan bahwa responden secara rata-rata sangat membutuhkan kompetensi periklanan. (Tabel 8)




Tabel 8.
Nilai Rata-Rata Untuk Kompetensi Bidang Non-Komputer
Uraian
Nilai Mean
Keterangan
Terendah
3.631579
Dibawah rata-rata 12 item
Rata-rata
4.074303

Tertinggi
4.315789
Diatas rata-rata 5 item
   Sumber : Data yang diolah, 2012

Dari Tabel 8. terlihat bahwa sebagian besar skor tiap item berada di bawah nilai rata-rata (ada 12 item dari 17 item yang dinyatakan). Hal ini berarti sebagian besar responden menyatakan mendukung tercapainya kompetensi lulusan program studi pemasaran, khususnya untuk kompetensi periklanan terkait dengan keahlian menggunakan non-komputer untuk periklanan, tetapi kurang yakin dengan pendapatnya tersebut.
Khusus untuk kompetensi bidang non-komputer, item yang dinyatakan dalam penelitian kompetensi bidang periklanan ini sejumlah 17 item dengan responden sebanyak 19 orang. Dengan demikian, untuk menilai kondisi persepsi responden terhadap kompetensi bidang periklanan khususnya kompetensi bidang non-komputer, maka diperlukan pengelompokan kriteria penilaian. Nilai skor terendah dari seluruh item pernyataan kompetensi bidang non-komputer dengan seluruh responden adalah :
Nilai skor terendah = 1 x item x responden = 1 x 17 x 19 = 323
Sedangkan nilai skor tertinggi dari seluruh item pernyataan kompetensi bidang non-komputer dengan seluruh responden adalah :
Total skor tertinggi = 5 x item x responden = 5 x 17 x 19 = 1.615
Dari hasil perhitungan tersebut di atas dapat dibangun Tabel 9. di bawah ini yang menyatakan pengelompokkan kriteria penilaian hasil persepsi responden tentang kompetensi bidang non-komputer.

Tabel 9.
Kelompok Penilaian Kompetensi Bidang Non-Komputer
Interval
Uraian
323 – 753
Tidak dibutuhkan
754 – 1184
Dibutuhkan
1185 – 1615
Sangat dibutuhkan
 Sumber : Data yang diolah, 2012

Total nilai terendah kompetensi bidang non-komputer adalah 323 dengan total nilai tertinggi 1.615. Dari range tersebut dibangun 3 (tiga) kelompok penilaian yakni Tidak Dibutuhkan dengan interval 323 – 753, Dibutuhkan dengan interval 754 – 1.184, dan Sangat Dibutuhkan dengan interval 1.185 – 1.615. Dari pengelompokkan tersebut akan diketahui posisi empiris dari penelitian ini berada pada interval pertama, kedua, atau ketiga.
Khusus kompetensi bidang non-komputer, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya seperti pada Tabel 10.

Tabel 10.
Nilai Kelompok Kompetensi Bidang Non-Komputer
Uraian
Skor
Jumlah
Total skor
Sangat tidak dibutuhkan
1
6
6
Tidak dibutuhkan
2
11
22
Netral
3
62
186
Dibutuhkan
4
118
472
Sangat dibutuhkan
5
126
630
Jumlah

323
1316
     Sumber : Data yang diolah, 2012

Dari Tabel 10. dapat dinyatakan bahwa total skor empiris hasil penelitian ini menunjukkan angka sebesar 1.316. Berdasarkan pengelompokan penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 9. di atas, maka hasil tersebut berada pada interval ketiga, yaitu Sangat Dibutuhkan.
Untuk masing-masing item kompetensi akan dihitung berdasarkan pada responden sebanyak 19 orang. Dengan demikian, untuk menilai kondisi persepsi responden terhadap kompetensi bidang periklanan untuk masing-masing item kompetensi, maka diperlukan pengelompokan kriteria penilaian. Nilai skor terendah dari masing-masing item pernyataan kompetensi adalah :
Nilai skor terendah = 1 x responden = 1 x = 19
Sedangkan nilai skor tertinggi dari masing-masing item pernyataan kompetensi dengan seluruh responden adalah :
Total skor tertinggi = 5 x responden = 5 x 19 = 95
Dari hasil perhitungan tersebut di atas dapat dibangun Tabel 11. di bawah ini yang menyatakan pengelompokkan kriteria penilaian hasil persepsi responden tentang kompetensi dari setiap item kompetensi.


Tabel 11.
Kelompok Penilaian Masing-Masing Item Kompetensi
Interval
Uraian
19 – 44
Tidak dibutuhkan
45 – 69
Dibutuhkan
70 – 95
Sangat dibutuhkan
 Sumber : Data yang diolah, 2012

Total nilai terendah untuk setiap kompetensi adalah 19 dengan nilai tertinggi 95. Dari range tersebut dibangun 3 (tiga) kelompok penilaian yakni Tidak Dibutuhkan dengan interval 19 – 44, Dibutuhkan dengan interval 45 – 69, dan Sangat Dibutuhkan dengan interval 70 – 95. Dari pengelompokkan tersebut akan diketahui posisi empiris dari penelitian ini berada pada interval pertama, kedua, atau ketiga.
Untuk kompetensi penggunaan software dan peripheral digital illustration, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya seperti pada Tabel 12.


Tabel 5.12.
Kompetensi Penggunaan Software dan Peripheral Digital Illustration
Uraian
Skor
Jumlah
Total skor
Sangat tidak dibutuhkan
1
1
1
Tidak dibutuhkan
2
2
4
Netral
3
4
12
Dibutuhkan
4
5
20
Sangat dibutuhkan
5
7
35
Jumlah

19
72
   Sumber : Data yang diolah, 2012

Dari Tabel 5.12. dapat dinyatakan bahwa skor empiris hasil penelitian Kompetensi Penggunaan Software dan Peripheral Digital Illustration ini menunjukkan angka sebesar 72. Berdasarkan pengelompokan penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 11. di atas, maka hasil tersebut berada pada interval ketiga, yaitu Sangat Dibutuhkan.
Untuk kompetensi mengoperasikan software dan periferal digital imaging, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya seperti pada Tabel 13.
Dari Tabel 13. dapat dinyatakan bahwa skor empiris hasil penelitian Kompetensi Mengoperasikan software dan periferal digital imaging ini menunjukkan angka sebesar 70. Berdasarkan pengelompokan penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 11. di atas, maka hasil tersebut berada pada interval ketiga, yaitu Sangat Dibutuhkan.

Tabel 13.
Kompetensi Mengoperasikan software dan periferal digital imaging.
Uraian
Skor
Jumlah
Total skor
Sangat tidak dibutuhkan
1
1
1
Tidak dibutuhkan
2
2
4
Netral
3
3
9
Dibutuhkan
4
9
36
Sangat dibutuhkan
5
4
20
Jumlah

19
70
   Sumber : Data yang diolah, 2012

Untuk kompetensi mengoperasikan software dan periferal web design, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya seperti pada Tabel 14.

Tabel 14.
Kompetensi Mengoperasikan software dan periferal web design.
Uraian
Skor
Jumlah
Total skor
Sangat tidak dibutuhkan
1
1
1
Tidak dibutuhkan
2
3
6
Netral
3
5
15
Dibutuhkan
4
5
20
Sangat dibutuhkan
5
5
25
Jumlah

19
67
   Sumber : Data yang diolah, 2012

Dari Tabel 14. dapat dinyatakan bahwa skor empiris hasil penelitian Kompetensi mengoperasikan software dan periferal web design ini menunjukkan angka sebesar 67. Berdasarkan pengelompokan penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 5.11. di atas, maka hasil tersebut berada pada interval kedua, yaitu Dibutuhkan.
Untuk kompetensi mengoperasikan software dan periferal multimedia, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya seperti pada Tabel 15.

Tabel 15.
Kompetensi Mengoperasikan software dan periferal multimedia
Uraian
Skor
Jumlah
Total skor
Sangat tidak dibutuhkan
1
2
2
Tidak dibutuhkan
2
1
2
Netral
3
6
18
Dibutuhkan
4
8
32
Sangat dibutuhkan
5
2
10
Jumlah

19
64
   Sumber : Data yang diolah, 2012

Dari Tabel 15. dapat dinyatakan bahwa skor empiris hasil penelitian Kompetensi mengoperasikan software dan periferal multimedia ini menunjukkan angka sebesar 64. Berdasarkan pengelompokan penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 11. di atas, maka hasil tersebut berada pada interval kedua, yaitu Dibutuhkan.
Untuk kompetensi mengoperasikan software dan periferal digital presentation, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya seperti pada Tabel 16.


Tabel 16.
Kompetensi Mengoperasikan software dan periferal digital presentation.
Uraian
Skor
Jumlah
Total skor
Sangat tidak dibutuhkan
1
2
2
Tidak dibutuhkan
2
3
6
Netral
3
6
18
Dibutuhkan
4
6
24
Sangat dibutuhkan
5
2
10
Jumlah

19
60
   Sumber : Data yang diolah, 2012

Dari Tabel 16. dapat dinyatakan bahwa skor empiris hasil penelitian Kompetensi mengoperasikan software dan periferal digital presentation ini menunjukkan angka sebesar 60. Berdasarkan pengelompokan penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 5.11. di atas, maka hasil tersebut berada pada interval kedua, yaitu Dibutuhkan.
Untuk kompetensi mengoperasikan software dan periferal digital 2D animation, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya seperti pada Tabel 17.


Tabel 17.
Kompetensi Mengoperasikan software dan periferal digital 2D animation.
Uraian
Skor
Jumlah
Total skor
Sangat tidak dibutuhkan
1
2
2
Tidak dibutuhkan
2
4
8
Netral
3
5
15
Dibutuhkan
4
6
24
Sangat dibutuhkan
5
2
10
Jumlah

19
59
   Sumber : Data yang diolah, 2012

Dari Tabel 17. dapat dinyatakan bahwa skor empiris hasil penelitian Kompetensi mengoperasikan software dan periferal digital 2D animation ini menunjukkan angka sebesar 59. Berdasarkan pengelompokan penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 11. di atas, maka hasil tersebut berada pada interval kedua, yaitu Dibutuhkan.
Untuk kompetensi mengoperasikan software dan periferal digital 3D animation, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya seperti pada Tabel 18.


Tabel 18.
Kompetensi Mengoperasikan software dan periferal digital 3D animation.
Uraian
Skor
Jumlah
Total skor
Sangat tidak dibutuhkan
1
2
2
Tidak dibutuhkan
2
4
8
Netral
3
4
12
Dibutuhkan
4
7
28
Sangat dibutuhkan
5
2
10
Jumlah

19
60
   Sumber : Data yang diolah, 2012

Dari Tabel 18. dapat dinyatakan bahwa skor empiris hasil penelitian Kompetensi mengoperasikan software dan periferal digital 3D animation ini menunjukkan angka sebesar 60. Berdasarkan pengelompokan penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 11. di atas, maka hasil tersebut berada pada interval kedua, yaitu Dibutuhkan.
Untuk kompetensi mengoperasikan software dan periferal digital audio, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya seperti pada Tabel 19.

Tabel 19.
Kompetensi Mengoperasikan software dan periferal digital audio.
Uraian
Skor
Jumlah
Total skor
Sangat tidak dibutuhkan
1
2
2
Tidak dibutuhkan
2
6
12
Netral
3
4
12
Dibutuhkan
4
5
20
Sangat dibutuhkan
5
2
10
Jumlah

19
56
   Sumber : Data yang diolah, 2012

Dari Tabel 19. dapat dinyatakan bahwa skor empiris hasil penelitian Kompetensi mengoperasikan software dan periferal digital audio ini menunjukkan angka sebesar 56. Berdasarkan pengelompokan penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 11. di atas, maka hasil tersebut berada pada interval kedua, yaitu Dibutuhkan.
Untuk kompetensi mengoperasikan software dan periferal digital visual effects, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya seperti pada Tabel 20.


Tabel 20
Kompetensi Mengoperasikan software dan periferal digital visual effects.
Uraian
Skor
Jumlah
Total skor
Sangat tidak dibutuhkan
1
1
1
Tidak dibutuhkan
2
6
12
Netral
3
3
9
Dibutuhkan
4
7
28
Sangat dibutuhkan
5
2
10
Jumlah

19
60
   Sumber : Data yang diolah, 2012

Dari Tabel.20. dapat dinyatakan bahwa skor empiris hasil penelitian Kompetensi mengoperasikan software dan periferal digital visual effects ini menunjukkan angka sebesar 60. Berdasarkan pengelompokan penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 11. di atas, maka hasil tersebut berada pada interval kedua, yaitu Dibutuhkan.
Untuk kompetensi kemampuan merencanakan kegiatan produksi dan melaksanakan kegiatan produksi periklanan baik secara mandiri maupun kelompok, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya seperti pada Tabel 21.
Dari Tabel 21. dapat dinyatakan bahwa skor empiris hasil penelitian Kompetensi kemampuan merencanakan kegiatan produksi dan melaksanakan kegiatan produksi periklanan baik secara mandiri maupun kelompok ini menunjukkan angka sebesar 78. Berdasarkan pengelompokan penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 11. di atas, maka hasil tersebut berada pada interval ketiga, yaitu Sangat Dibutuhkan.






Tabel 21.
Kompetensi Memiliki kemampuan merencanakan kegiatan produksi dan melaksanakan kegiatan produksi periklanan baik secara mandiri maupun kelompok.
Uraian
Skor
Jumlah
Total skor
Sangat tidak dibutuhkan
1
0
0
Tidak dibutuhkan
2
0
0
Netral
3
5
15
Dibutuhkan
4
7
28
Sangat dibutuhkan
5
7
35
Jumlah

19
78
   Sumber : Data yang diolah, 2012

Untuk kompetensi Menguasai konsep teoritis bidang Periklanan secara umum, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya seperti pada Tabel 22.

Tabel 22
Kompetensi Menguasai konsep teoritis bidang Periklanan secara umum.
Uraian
Skor
Jumlah
Total skor
Sangat tidak dibutuhkan
1
1
1
Tidak dibutuhkan
2
1
2
Netral
3
3
9
Dibutuhkan
4
7
28
Sangat dibutuhkan
5
7
35
Jumlah

19
75
   Sumber : Data yang diolah, 2012

Dari Tabel 22. dapat dinyatakan bahwa skor empiris hasil penelitian Kompetensi menguasai konsep teoritis bidang Periklanan secara umum ini menunjukkan angka sebesar 75. Berdasarkan pengelompokan penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 11. di atas, maka hasil tersebut berada pada interval ketiga, yaitu Sangat Dibutuhkan.
Untuk kompetensi memiliki kemampuan merencanakan kegiatan produksi, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya seperti pada Tabel 23.

Tabel 23.
Kompetensi Memiliki kemampuan merencanakan kegiatan produksi.
Uraian
Skor
Jumlah
Total skor
Sangat tidak dibutuhkan
1
0
0
Tidak dibutuhkan
2
0
0
Netral
3
3
9
Dibutuhkan
4
8
32
Sangat dibutuhkan
5
8
40
Jumlah

19
81
   Sumber : Data yang diolah, 2012

Dari Tabel 23. di atas dapat dinyatakan bahwa skor empiris hasil penelitian Kompetensi memiliki kemampuan merencanakan kegiatan produksi ini menunjukkan angka sebesar 81. Berdasarkan pengelompokan penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 11. di atas, maka hasil tersebut berada pada interval ketiga, yaitu Sangat Dibutuhkan.
Untuk kompetensi Memiliki kemampuan melaksanakan kegiatan produksi periklanan baik secara mandiri maupun kelompok, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya seperti pada Tabel 24.


Tabel 24.
Kompetensi Memiliki kemampuan melaksanakan
kegiatan produksi periklanan baik secara mandiri maupun kelompok.
Uraian
Skor
Jumlah
Total skor
Sangat tidak dibutuhkan
1
0
0
Tidak dibutuhkan
2
0
0
Netral
3
6
18
Dibutuhkan
4
6
24
Sangat dibutuhkan
5
7
35
Jumlah

19
77
   Sumber : Data yang diolah, 2012

Dari Tabel 24. dapat dinyatakan bahwa skor empiris hasil penelitian Kompetensi memiliki kemampuan melaksanakan kegiatan produksi periklanan baik secara mandiri maupun kelompok ini menunjukkan angka sebesar 77. Berdasarkan pengelompokan penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 11. di atas, maka hasil tersebut berada pada interval ketiga, yaitu Sangat Dibutuhkan.
Untuk kompetensi memiliki pemahaman tentang konsep dasar periklanan, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya seperti pada Tabel 25.


Tabel 25.
Kompetensi Memiliki pemahaman tentang konsep dasar periklanan
Uraian
Skor
Jumlah
Total skor
Sangat tidak dibutuhkan
1
0
0
Tidak dibutuhkan
2
1
2
Netral
3
3
9
Dibutuhkan
4
7
28
Sangat dibutuhkan
5
8
40
Jumlah

19
79
    Sumber : Data yang diolah, 2012

Dari Tabel 25. dapat dinyatakan bahwa skor empiris hasil penelitian Kompetensi memiliki pemahaman tentang konsep dasar periklanan ini menunjukkan angka sebesar 79. Berdasarkan pengelompokan penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 11. di atas, maka hasil tersebut berada pada interval ketiga, yaitu Sangat Dibutuhkan.
Untuk kompetensi memiliki pemahaman perilaku konsumen dan pemetaan pasar iklan, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya seperti pada Tabel 26.


Tabel 26.
Kompetensi Memiliki pemahaman perilaku konsumen dan pemetaan pasar iklan
Uraian
Skor
Jumlah
Total skor
Sangat tidak dibutuhkan
1
0
0
Tidak dibutuhkan
2
1
2
Netral
3
4
12
Dibutuhkan
4
8
32
Sangat dibutuhkan
5
6
30
Jumlah

19
76
   Sumber : Data yang diolah, 2012


Dari Tabel 26. dapat dinyatakan bahwa skor empiris hasil penelitian Kompetensi memiliki pemahaman perilaku konsumen dan pemetaan pasar iklan ini menunjukkan angka sebesar 76. Berdasarkan pengelompokan penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 11. di atas, maka hasil tersebut berada pada interval ketiga, yaitu Sangat Dibutuhkan.
Untuk kompetensi Memiliki kemampuan membuat desain periklanan dalam berbagai saluran/media komunikasi, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya seperti pada Tabel 27.

Tabel 27.
Kompetensi Memiliki kemampuan membuat desain periklanan
dalam berbagai saluran/media komunikasi
Uraian
Skor
Jumlah
Total skor
Sangat tidak dibutuhkan
1
0
0
Tidak dibutuhkan
2
1
2
Netral
3
3
9
Dibutuhkan
4
7
28
Sangat dibutuhkan
5
8
40
Jumlah

19
79
   Sumber : Data yang diolah, 2012

Dari Tabel 27. dapat dinyatakan bahwa skor empiris hasil penelitian Kompetensi Memiliki kemampuan membuat desain periklanan dalam berbagai saluran/media komunikasi ini menunjukkan angka sebesar 79. Berdasarkan pengelompokan penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 11. di atas, maka hasil tersebut berada pada interval ketiga, yaitu Sangat Dibutuhkan.
Untuk kompetensi Memiliki kemampuan bernegosiasi dan membina hubungan dengan klien, hasil penelitian menyatakan range penilaiannya seperti pada Tabel 28.


Tabel 28.
Kompetensi Memiliki kemampuan bernegosiasi dan
membina hubungan dengan klien
Uraian
Skor
Jumlah
Total skor
Sangat tidak dibutuhkan
1
1
1
Tidak dibutuhkan
2
0
0
Netral
3
1
3
Dibutuhkan
4
7
28
Sangat dibutuhkan
5
10
50
Jumlah

19
82
   Sumber : Data yang diolah, 2012

Dari Tabel 28. dapat dinyatakan bahwa skor empiris hasil penelitian Kompetensi Memiliki kemampuan bernegosiasi dan membina hubungan dengan klien ini menunjukkan angka sebesar 82. Berdasarkan pengelompokan penilaian dengan interval seperti tertera pada Tabel 11. di atas, maka hasil tersebut berada pada interval ketiga, yaitu Sangat Dibutuhkan.

Analisis Uji Beda Rata-Rata
Analisis ini digunakan untuk melihat perbedaan antara kompetensi bidang komputer (software) dengan kompetensi bidang non-komputer (non-Software). Nilai rata-rata untuk kompetensi komputer/software sebesar 3,284 dan nilai rata-rata kompetensi non-komputer/non-software sebesar 4,074



Tabel 29.
Hasil analisis uji beda independent sample t-test
 

K
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Rata-rata
Komputer
19
3.284
1.0101
.2317
Non-Komputer
19
4.074
.7955
.1825
Sumber : Data yang diolah 2012


Dengan nilai tersebut, maka langkah selanjutnya adalah dilakukan
analisis uji beda dengan hasil lengkap seperti pada Tabel
30


Tabel 30.
Hasil Signifikansi Uji Beda Rata-Rata






Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F
Sig
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference







Lower
Upper
Rata-rata
Equal variances assumed
1.445
.237
-2.678
36
.011
-.790
.2950
-1.3882
-.1918

Equal variances not assumed


-2.678
34.125
.011
-.790
.2950
-1.3894
-.1906
Sumber : Data yang diolah, 2012


Dari Tabel 30. dapat dinyatakan bahwa rata-rata persepsi terhadap kebutuhan kompetensi bidang komputer dan rata-rata persepsi terhadap kebutuhan kompetensi bidang non-komputer tidak berbeda secara signifikan. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,237 yang berarti lebih dari nilai α sebesar 0,05. Hal ini berarti bahwa persepsi responden terhadap kompetensi sama-sama tinggi dan tidak dibedakan kompetensi bidang komputer ataupun bidang non-komputer.



KESIMPULAN
Secara rinci, hasil penelitian ini menyimpulkan beberapa hal terkait dengan kebutuhan kompetensi di industri periklanan, yaitu :
1.      Sebagian besar responden menyatakan sangat membutuhkan kompetensi bidang periklanan.
2.      Kebutuhan kompetensi dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kebutuhan kompetensi bidang komputer dan kebutuhan kompetensi bidang non-komputer. Kebutuhan kompetensi bidang non-komputer memiliki skor rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan kebutuhan kompetensi bidang komputer. Hal ini dapat dimaklumi karena sebagian besar responden adalah pemilik usaha periklanan.
3.      Untuk masing-masing kompetensi bidang komputer, kebutuhannya berada pada level dibutuhkan dan sangat dibutuhkan. Yang termasuk dalam kelompok dibutuhkan adalah Kompetensi dalam menggunakan web design, multimedia, software presentasi, 2D animation, 3D animation, software audio, software video dan software visual effects. Sedangkan yang termasuk kelompok kompetensi yang sangat dibutuhkan adalah Kompetensi dalam menggunakan digital illustration dan kompetensi dalam menggunakan digital imaging
4.      Untuk masing-masing kompetensi bidang non-komputer, kebutuhannya berada pada level dibutuhkan dan sangat dibutuhkan. Yang termasuk dalam kelompok dibutuhkan adalah Cara kerja iklan pada bisnis media.
5.      Hasil analisis uji beda rata-rata menghasilkan bahwa kebutuhan akan kompetensi bidang komputer tidak ada perbedaan dengan kebutuhan kompetensi bidang non-komputer.

DAFTAR PUSTAKA
Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Prenada Media Group: Jakarta.
Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta.
Creswell, J. W. 1998. Qualitatif Inquiry and Research Design. Sage Publications, Inc: California.
Himpunan Peraturan dan periklanan Indonesia, PPPI (http://www.pppi.or.id/id/pppi/rambu/bukumerah-isi.html)  Interestword (www.investorwords.com/129/advertising.html)
Moleong, Lexy J 1991 , Metode Penelitian Kualitatif , Bandung: Remaja Rosda Karya
Purnama , Nursyacbani , 2005 ,  Analisis Pengaruh Sumber-Sumber Keunggulan BersaingBidang Pemasaran Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Di Indonesiadalam Jurnal Siasat Bisnis  Hal105 – 130.
Studi Pemetaan Industri Kreatif Departemen Perdagangan Indonesia , 2007, yang diambil dari Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2005. 
www.antara.go.id