Laman

PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN TAHUN 2012 (Studi Kasus Pada Koperasi Pegawai Logistik (KOPEL) DOLOG Jawa Tengah)


PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh)  BADAN TAHUN 2012
(Studi Kasus Pada Koperasi Pegawai Logistik (KOPEL) DOLOG Jawa Tengah)

Aquta Nadia Rochimah, dan
Sumanto
Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof.H.Sudarto, SH, Tembalang, Kotak Pos 6199/SMS Semarang 50061


ABSTRACT
Research is purposed to know the calculation, how to payout and how to report of corporate income tax in 2012 at KOPEL DOLOG Jawa Tengah and to know the calculation of Corporate Income Tax by KOPEL DOLOG Jawa Tengah with the calculation by author based on the aplicable tax regulation. The collecting data used in this research were primary and secondary data, and used writing method with descriptive and exposition method.
According to the result of the calculation of income tax payable by KOPEL DOLOG Jawa Tengah is not conforming to the Income Tax Regulation Number 36 in 2008 due to an error of the implementation of fiscal correction. The Income Tax payable by KOPEL DOLOG Jawa Tengah is Rp. 49.884.125,00 and the calculation of Income Tax payable based on the Income Tax Regulation Number 36 in 2008 is  Rp. 105.200.50,00.

Keyword: The Corporate Income Tax, Fiscal Correction.

PENDAHULUAN
Pembangunan nasional di suatu negara pada hakekatnya diselenggarakan oleh pemerintah bekerjasama dengan masyarakat yang bertujuan menciptakan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Salah satu hal yang perlu diperhatikan guna mencapai tujuan tersebut adalah masalah dana.Usaha untuk memperoleh dana guna mewujudkan pembangunan nasional adalah dengan menggali sumber–sumber dana dari dalam maupun luar negeri. Sumber dana dari dalam negeri paling banyak berasal dari sektor perpajakan, sebagaimana penerimaan pajak dalam APBN tahun 2012 sebesar 78,74% atau 1032,6 triliun dari pendapatan  Negara sebesar 1311,4 triliun (http://blogpajak.com/apbn-indonesia-tahun-2012/, diakses tanggal 29 Mei 2012).
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 ayat (1) tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, “Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Mardiasmo (2009:5) mengatakan bahwa pajak menurut golongannya dapat dibagi menjadi dua  yaitu:
a.          Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
Contoh: Pajak penghasilan (PPh)
b.         Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankanatau dilimpahkan kepada orang lain.
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Pajak penghasilan memiliki dua subjek, yaitu Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan. Dalam prakteknya, baik Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Wajib Pajak Badan melakukan kewajiban perpajakannya dengan self assesment system, perbedaannya terletak pada permasalahannya. Permasalahan Pajak Penghasilan (PPh) Badan yang dihadapi oleh suatu instansi atau badan usaha biasanya menyangkut proses rekonsiliasi (penyesuaian) atas laba komersial dengan laba fiskal dan dalam pelaksanaannya masih seringkali terjadi penyimpangan yaitu banyaknya Wajib Pajak yang tidak membayar kewajibannya secara penuh (http://hukum.kompasiana.com/2013/02/17/usut-kembali-kasus-penggelapan-pajak-bireuen-535151.html, diakses tanggal 31 Mei 2013).
Terdapat pula beberapa objek pajak penghasilan badan, seperti Peseroan Terbatas (PT), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Koperasi dan masih banyak lagi. Koperasi memiliki keunikan tersendiri, karena memiliki pos-pos sumber dana dan biaya yang berbeda dengan badan usaha lainnya (UU Nomor 25 Tahun 1992).
Pada Koperasi Pegawai Logistik (KOPEL) DOLOG JATENG telah membuat laporan keuangan dan melakukan kewajiban perpajakannya dengan rutin. Namun ternyata dalam melakukan kewajiban perpajakan, khususnya menentukan besarnya pajak terutang, KOPEL DOLOG JATENG masih belum menerapkan koreksi fiskal dengan benar.

METODE PENELITIAN
Dalam penyusunan penelitian ini digunakan jenis-jenis data, antara lain:
Data menurut sumbernya, yaitu:
1)        Data Primer
Dalam perolehan data primer, metode yang digunakan adalah wawancara dan observasi langsung. Dalam hal ini wawancara dan observasi dilakukan untuk meperoleh penjelasan-penjelasan akun secara lebih rinci yang terdapat dalam laporan keuangan yang telah dibuat oleh KOPEL DOLOG JATENG.
2)        Data Sekunder
Dalam hal ini data sekunder yang digunakan meliputi,  laporan RAT, laporan keuangan, Surat Setoran Pajak (SSP) angsuran PPh Pasal 25 dan SPT Tahunan tahun 2012.
Data menurut sifatnya, yaitu:
1)        Data Kuantitatif
       Data ini meliputi Surat Pemberitahuan (SPT), Surat Setoran Pajak (SSP) dan laporan keuangan tahun 2012.
2)        Data Kualitatif
       Data ini meliputi gambaran umum perusahaan, sejarah berdirinya KOPEL DOLOG JATENG, struktur organisasi, serta tugas dan wewenang masing-masing bagian.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan:
a.          Wawancara
Teknik wawancara ini dilakukan pada bidang akuntansi khususnya bagian perpajakan pada KOPEL DOLOG JATENG untuk memperoleh data mengenai laporan keuangan komersial maupun fiskal beserta penjelasan catatan atas laporan keuangan tersebut, dan SPT Tahunan Tahun 2012.
b.         Studi Pustaka
Data yang diperoleh dari studi pustaka ini yaitu laporan keuangan, sejarah berdirinya KOPEL DOLOG JATENG dan struktur organisasi.

Adapun tahapan-tahapan analisis data yang dipergunakan dalam menghitung jumlah Pajak Penghasilan (PPh) Badan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.     Pengumpulan data yang diperlukan meliputi laporan keuangan beserta penjelasan catatan atas laporan keuangan tersebut, daftar aktiva tetap, dan SPT Tahunan Tahun 2012.
b.     Merekonsiliasi laporan keuangan komersial menjadi laporan keuangan fiskal dengan memperhatikan biaya-biaya yang dibebankan maupun pendapatan yang diakui berdasarkan perundang-undangan perpajak yang berlaku saat ini.
c..    Perhitungan Pajak Penghasilan yang terutang dengan dasar perhitungan dari penghasilan kena pajak setelah rekonsiliasi fiskal.
d.    Membandingkan hasil perhitungan Pajak Penghasilan yang terutang KOPEL DOLOG JATENG dengan hasil perhitungan penulis.

PEMBAHASAN
1.         Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Badan KOPEL DOLOG JATENG Tahun 2012
Pada Tabel 1 ini tersaji perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Badan yang terutang oleh penulis berdasarkan UU PPh Nomor 36 Tahun 2008.



Tabel 1
Perhitungan PPh Badan


2.        Pajak yang Dipotong Atas Penghasilan Sewa (PPh Pasal 23)
Pada Tabel 2 disajikan kredit pajak untuk  Pajak  Penghasilan (PPh) Pasal 23 selama  tahun 2012 oleh KOPEL DOLOG JATENG.


Tabel 2
Kredit Pajak Penghasilan (PPh)  Pasal 23 Tahun 2012
PPh yang Dipotong/
Dipungut
Nomor Bukti Potong
Tanggal Pemotongan
 Rp                  294.000
000004/23/2012
17/01/2012
 Rp                  974.545
000005/23/2012
17/01/2012
 Rp                  120.000
000006/23/2012
17/01/2012
 Rp                  190.909
000007/23/2012
17/01/2012
 Rp                  196.000
000008/23/2012
17/01/2012
 Rp                      6.455
000011/23/2012
26/01/2012
 Rp                  190.800
000016/23/2012
06/02/2012
 Rp                  196.000
000024/23/2012
15/02/2012
 Rp                  294.000
000025/23/2012
15/02/2012
 Rp                  120.000
000026/23/2012
15/02/2012
 Rp                  190.909
000027/23/2012
15/02/2012
 Rp                  974.545
000028/23/2012
15/02/2012
 Rp                  190.800
000029/23/2012
15/02/2012
 Rp                    45.455
000031/23/2012
23/02/2012
 Rp                  290.000
000034/23/2012
27/02/2012
 Rp                  290.000
000035/23/2012
27/02/2012
 Rp                  222.000
000036/23/2012
27/02/2012
 Rp                  222.000
000037/23/2012
27/02/2012
 Rp                    45.455
000038/23/2012
27/02/2012
 Rp                    45.455
000047/23/2012
21/03/2012
 Rp                  294.000
000048/23/2012
21/03/2012
 Rp                  190.909
000049/23/2012
21/03/2012
 Rp                  290.000
000050/23/2012
21/03/2012
 Rp                  120.000
000051/23/2012
21/03/2012
 Rp                  196.000
000052/23/2012
21/03/2012
 Rp                  222.000
000053/23/2012
21/03/2012
 Rp                  974.545
000054/23/2012
21/03/2012
 Rp                    45.454
000071/23/2012
02/04/2012
 Rp                  294.000
000072/23/2012
23/04/2012
 Rp                  190.909
000073/23/2012
23/04/2012
 Rp                  196.000
000074/23/2012
23/04/2012
 Rp                  120.000
000075/23/2012
23/04/2012
 Rp                  974.545
000076/23/2012
23/04/2012
 Rp                    25.818
000108/23/2012
20/06/2012
 Rp                    45.455
000114/23/2012
21/06/2012
 Rp                    25.818
000133/23/2012
31/07/2012
 Rp                    12.909
000136/23/2012
25/07/2012
 Rp                    45.455
000147/23/2012
23/08/2012
 Rp                  120.000
000148/23/2012
23/08/2012
 Rp                  120.000
000153/23/2012
29/08/2012
 Rp                  120.000
000154/23/2012
29/08/2012
 Rp                  120.000
000155/23/2012
29/08/2012
 Rp                  381.600
000157/23/2012
31/08/2012
 Rp                  572.400
000164/23/2012
03/09/2012
 Rp                  588.000
000165/23/2012
05/09/2012
 Rp                  882.000
000166/23/2012
05/09/2012
 Rp                  572.727
000167/23/2012
05/09/2012
 Rp                  580.000
000168/23/2012
05/09/2012
 Rp                  444.000
000170/23/2012
06/09/2012
 Rp                    45.455
000174/23/2012
07/09/2012
 Rp                  294.000
000175/23/2012
12/09/2012
 Rp                  190.909
000176/23/2012
12/09/2012
 Rp                  190.800
000177/23/2012
12/09/2012
 Rp               1.536.000
000178/23/2012
12/09/2012
 Rp                  196.000
000179/23/2012
12/09/2012
 Rp                  512.000
000199/23/2012
05/10/2012
 Rp                    45.455
000200/23/2012
05/10/2012
 Rp                    45.455
000201/23/2012
05/10/2012
 Rp                  190.909
000202/23/2012
05/10/2012
 Rp                  190.800
000204/23/2012
05/10/2012
 Rp                  294.000
000205/23/2012
10/10/2012
 Rp                  196.000
000206/23/2012
10/10/2012
 Rp                  120.000
000207/23/2012
10/10/2012
 Rp                  977.455
000208/23/2012
15/10/2012
 Rp               2.932.365
000209/23/2012
15/10/2012
 Rp                  977.455
000210/23/2012
15/10/2012
 Rp                  977.455
000212/23/2012
19/10/2012
 Rp                  120.000
000213/23/2012
19/10/2012
 Rp                  294.000
000214/23/2012
19/10/2012
 Rp                  196.000
000215/23/2012
19/10/2012
 Rp                  512.000
000222/23/2012
08/11/2012
 Rp                    54.455
000223/23/2012
08/11/2012
 Rp                  190.910
000224/23/2012
08/11/2012
 Rp                  190.800
000226/23/2012
12/11/2012
 Rp                    77.455
000227/23/2012
14/11/2012
 Rp                  196.000
000228/23/2012
19/11/2012
 Rp                  294.000
000229/23/2012
19/11/2012
 Rp                  977.455
000230/23/2012
19/11/2012
 Rp                  120.000
000231/23/2012
19/11/2012
 Rp                  116.182
000232/23/2012
19/11/2012
 Rp                  512.000
000245/23/2012
07/12/2012
 Rp                  190.800
000246/23/2012
07/12/2012
 Rp                  190.908
000247/23/2012
07/12/2012
Rp                    36.455
000248/23/2012
07/12/2012
 Rp                  977.455
000252/23/2012
17/12/2012
 Rp                  441.431
000253/23/2012
17/12/2012
 Rp                  120.000
000254/23/2012
17/12/2012
 Rp                  294.000
000255/23/2012
17/12/2012
 Rp                    45.455
000256/23/2012
17/12/2012
 Rp                  190.800
000259/23/2012
19/12/2012
 Rp                  190.909
000260/23/2012
19/12/2012
 Rp                  196.000
000261/23/2012
19/12/2012
 Rp                  445.935
000262/23/2012
19/12/2012
 Rp             30.947.790


            Sumber: Data Sekunder KOPEL DOLOG JATENG yang diolah, 2013


Penjelasan beberapa perhitungan transaksi sewa PPh Pasal 23 KOPEL DOLOG JATENG:
·           Tanggal 17 Januari 2012
Sewa atas 1 unit Mobil X Trail Rp 9.545.455,00 x 2% = Rp 190.909,00
·           Tanggal 26 Januari 2012
Sewa atas 1 unit Mobil Avanza (rental harian) Rp 322.727,00 x 2% = Rp 6.455,00
·           Tanggal 6 Februari 2012
Sewa atas 14 set Komputer Rp 9.540.000,00 x 2% = Rp 190.800,00
·           Tanggal 23 Februari 2012
Sewa atas tanaman hias Rp 2.272.727,00 x 2% = Rp 45.455,00

3.        Pajak yang Dibayar Sendiri 
a.         Angsuran Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25
Pada Tabel 3 ini adalah angsuran Pajak  Penghasilan (PPh) Pasal 25 selama  tahun 2012 oleh KOPEL DOLOG JATENG dari mulai bulan Januari sampai dengan bulan Desember.


Tabel 3
Angsuran PPh Pasal 25 Tahun 2012
Bulan
Tanggal Pembayaran
Jumlah Disetor
Januari
10/01/2012
Rp 1.574.300,00
Februari
15/02/2012
Rp 1.574.300,00
Maret
15/03/2012
Rp 1.574.300,00
April
10/04/2012
Rp 1.574.300,00
Mei
21/05/2012
Rp 1.574.300,00
Juni
13/06/2012
Rp 1.576.400,00
Juli
12/07/2012
Rp 1.576.400,00
Agustus
13/08/2012
Rp 1.576.400,00
September
11/09/2012
Rp 1.576.400,00
Oktober
11/10/2012
Rp 1.576.400,00
November
12/11/2012
Rp 1.576.400,00
Desember
13/12/2012
Rp 1.576.400,00
Jumlah

Rp 18.906.300,00
            Sumber: Data Sekunder KOPEL DOLOG JATENG yang diolah, 2013


b.        Pajak Penghasilan Kurang Bayar (PPh Pasal 29)
Salah satu pajak yang dibayar sendiri oleh KOPEL DOLOG JATENG adalah Pajak Penghasilan kurang bayar (PPh Pasal 29) sebesar Rp 30.036,00 yaitu dari jumlah pajak terutang yang telah dikurangi oleh angsuran pajak (PPh Pasal 25).
4.        Perbandingan Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Terutang tahun 2012 Oleh Koperasi dan Peneliti
Dalam Tabel 4 adalah perbandingan hasil perhitungan Pajak Penghasilan terutang oleh KOPEL DOLOG JATENG dan penulis menurut UU PPh Nomor 36 Tahun 2008.


Tabel 4
Perbandingan Perhitungan PPh Terutang oleh Koperasi dan Peneliti
Keterangan
Menurut Koperasi
Menurut Peneliti
Penjualan dan Pendapatan
 Rp      2.786.199.744,00
 Rp      2.786.199.743,96
Beban Pokok Penjualan
 Rp         524.072.663,00
 Rp         520.612.663,07
Hasil Usaha Bruto
Rp      2.262.127.081,00
 Rp      2.265.587.080,89
Beban Usaha
 Rp         502.923.356,00
 Rp         506.383.356,28
Beban Organisasi
 Rp           25.390.675,00
 Rp           25.390.675,00
Beban Umum
 Rp         386.040.022,00
 Rp         386.040.022,12
Beban Penyusutan
 Rp      1.085.640.292,00
 Rp      1.085.640.291,67
Hasil Usaha Neto
 Rp         262.132.736,00
 Rp         262.132.735,82
Pendapatan Lain-Lain
Rp      1.389.638.402,00
 Rp      1.389.638.402,32
Beban Lain-lain
 Rp         230.600.000,00
 Rp         230.600.000,00
Sisa Hasil Usaha Neto
 Rp      1.421.171.138,00
 Rp      1.421.171.138,14
Penyesuaian Fiskal Positif
 Rp         239.193.835,00
 Rp      1.104.665.784,76
Penyesuaian Fiskal Negatif
 Rp      1.261.291.947,00
 Rp      1.264.232.602,32
Penghasilan Kena Pajak
 Rp         399.073.026,00
 Rp       1.261.604.320,58
PPh Terutang
 Rp           49.884.125,00
 Rp         157.200.500,00
Sumber: Data primer yang diolah, 2013


Cara Pembayaran dan Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Badan KOPEL DOLOG JATENG
Cara Pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) Badan
KOPEL DOLOG JATENG dapat melunasi atau membayar PPh Badan yang terutang dengan menggunakan Surat Setoran Pajak, dan pada dasarnya Wajib Pajak yang lain juga melakukan hal yang sama yaitu pada:
a.         Saat tahun pajak berjalan, yaitu pelunasan PPh oleh Wajib Pajak dalam tahun berjalan.
b.        Saat sudah akhir tahun pajak, yaitu pelunasan pajak sesudah tahun pajak berakhir. Hal ini dilakukan apabila jumlah PPh yang terutang pada suatu tahun pajak lebih besar dari pada jumlah kredit pajak pada tahun pajak yang bersangkutan.
c.         Saat menerima Surat Ketetapan Pajak (SKP) atau Surat Tagihan Pajak (STP), yaitu pembayaran pajak yang dilakukan karena adanya SKP atau STP.
Dalam memenuhi kewajiban perpajakan, KOPEL DOLOG JATENG melakukan pembayaran pajaknya pada salah satu bank presepsi yaitu Bank Bukopin di Jalan Menteri Supeno 1 Nomor 1 Semarang.

Cara Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Badan
KOPEL DOLOG JATENG dalam melaporkan Pajak Penghasilan memerlukan dokumen yang disebut dengan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan.
a.         Waktu Penyampaian SPT Tahunan
Pelaporan SPT Tahunan dalam masa tahun pajak tahun 2012 dilakukan oleh KOPEL DOLOG JATENG pada tanggal 19 April 2013.
b.        Tempat Penyampaian SPT Tahunan
Pelaporan SPT Tahunan KOPEL DOLOG JATENG tahun 2012 dilaporkan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Semarang Selatan di  Jalan Puri Anjasmoro Blok F1 No 12 Semarang.
c.         Cara Penyampaian SPT Tahunan
Setelah menyetor PPh yang kurang bayar (PPh Pasal 29), KOPEL DOLOG JATENG melakukan pengisian SPT Tahunan dan kemudian disampaikan secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Semarang

KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan mengenai Pajak Penghasilan (PPh) Badan KOPEL DOLOG JATENG  tahun 2012 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a.         Penyajian laporan keuangan pada KOPEL DOLOG JATENG terutama pada laba rugi fiskal masih kurang benar dikarenakan kurang tepatnya penerapan koreksi fiscal dalam menentukan besarnya Pajak Penghasilan (PPh) yang terutang, yaitu Pajak Penghasilan (PPh) terutang menurut KOPEL DOLOG JATENG sebesar Rp 49.884.125,00 sedangkan menurut penulis yang berdasarkan UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 yaitu sebesar                            Rp. 157.200.500,00.
b.        KOPEL DOLOG JATENG telah melakukan kewajiban perpajakannya sesuai dengan self assessment system yaitu menghitung, membayar dan melaporkan sendiri besarnya angsuran PPh Badan serta PPh kurang bayar, KOPEL DOLOG JATENG membayarkan Pajak Penghasilan (PPh) melalui salah satu bank presepsi yaitu Bank Bukopin dan melakukan pelaporan pajak ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Semarang Selatan.

DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2012. APBN Indonesia tahun 2012 dan APBNP Indonesia tahun 2012. (Online). (http://blogpajak.com/apbn-indonesia-tahun-2012/, diakses tanggal 30 Mei 2013).
Baihaqi. 2013. Usut Kembali Kasus Penggelapan Pajak Bireuen. (Online). (http://hukum.kompasiana.com/2013/02/17/usut-kembali-kasus-penggelapan-pajak-bireuen-535151.html, diakses tanggal 31 Mei 2013).
Keraf, Gorys. 2004. Komposisi. Ende Flores : Nusa Indah.
Mardiasmo. 2009. Perpajakan Edisi Revisi.Yogyakarta : Andi.
Priyombodo. 2012. Penerimaan Pajak 2012 Meleset dari Target. (Online). (http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/01/08/02005642/Penerimaan.Pajak.2012.Meleset.dari.Target, diakses tanggal 9 mei 2013).
Republik Indonesia. 2007. Undang-undang No.28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Jakarta.
Republik Indonesia. 2008. Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan. Jakarta.