ANALISIS
PENGARUH PERKEMBANGAN PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DAN PENANAMAN MODAL ASING (PMA)
TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA
DI PROVINSI JAWA TENGAH
(PERIODE 1985-2014)
Aprilia Dwi Ratna Sari, Dody Setyadi,
dan Umar Farouk
Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik
Negeri Semarang Jl.Prof.H.Sudarto,SH.,Tembalang,Kotak Pos 6199/SMS Semarang
50061
ABSTRACT
This study aims to determine the influence of the growth of Domestic
Investment (DCI) and Foreign Direct Investment (FDI) on employment in Central
Java. Research on employment was
conducted in Central Java for the period of 1985 to 2014 by using multiple
linear regression analysis. The results
of this study indicate that employment in Central Java is effected by variable
Domestic Invesment and Foreign Direct Investment by 51,1%. This study finds a significant positive
relationship between the variable of Domestic Investment (DCI) on employment in
the Central Java, while Foreign Direct
Investment (FDI) has a significant but negative effect on employment in Central
Java. Based on this research, the author
provides advice for DCI and FDI to increase employment in Central Java -
Indonesia.
Keyword: Employment, Domestic Investment (DCI),
Foreign Direct Investment (FDI).
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Masalah ketenagakerjaan di Jawa
Tengah sekarang ini sudah mencapai kondisi yang cukup baik ditandai dengan
jumlah angkatan kerja yang dari tahun ke tahun semakin meningkat begitu pula
penduduk yang bekerja. Keadaan ketenagakerjaan di Jawa Tengah pada Agustus 2014 menunjukkan adanya perubahan
yang
digambarkan dengan adanya peningkatan kelompok
penduduk yang bekerja sebagai mana tersaji pada Tabel 1.
Tabel 1
Perkembangan penduduk yang
bekerja
Di provinsi jawa tengah
Tahun 2010-2014
Tahun
|
Penduduk
yang Bekerja
|
Perkembangan
(%)
|
2010
|
15.809.447
|
-
|
2011
|
15.916.135
|
0,67
|
2012
|
16.132.890
|
1,36
|
2013
|
15.964.048
|
-1,05
|
2014
|
16,550.000
|
3,67
|
Sumber
: Jawa Tengah dalam Angka 2014
Berbagai kebijakan telah ditempuh pemerintah guna meningkatkan
penyerapan tenaga kerja untuk kesejahteraan masyarakat, salah satunya yaitu
dengan jalur investasi. Seperti promosi untuk menarik investor baik dari dalam
negeri maupun luar negeri
dengan keluarnya
undang-undang penanaman modal
pada
tahun
1966. Dengan semakin banyaknya investasi yang
masuk, memberikan
kesempatan yang lebih luas bagi penduduk serta mengurangi
tingkat penganguran terbuka.
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Arifatul Chusna yang berjudul “Pengaruh Laju Pertumbuhan Sektor
Industri, Investasi, dan Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 1980-2011” hasil pengujian yang telah
dilakukannya diperoleh keterangan bahwa variabel investasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Sehingga semakin meningkatnya
investasi, maka perusahaan-perusahaan akan memperbesar hasil produksinya atau
akan terciptanya perusahaan- perusahaan baru yang membutuhkan tenaga kerja
lebih banyak sehingga dengan adanya lapangan usaha baru akan meningkatkan
penyerapan tenaga kerja.
Dengan adanya penanaman modal
dalam negeri dan penanaman modal asing yang masuk di Provinsi Jawa Tengah tidak
menutup kemungkinan untuk mengurangi jumlah pengangguran di Jawa Tengah. Para investor yang menanamkan modalnya di
Jawa Tengah baik investor dalam negeri maupun asing dapat membantu menurunkan
angka pengangguran dengan cara membangun proyek atau perusahaan sehingga dapat
menyerap banyak tenaga kerja di Jawa Tengah.
Dalam
uraian latar belakang yang telah
disampaikan di atas,
menunjukan bahwa betapa pentingnya investasi yang
dapat menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya dan mengatasi tingkat
pengangguran yang semakin membengkak.
Tujuan Penelitian
Tujuan
dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui perkembangan nilai realisasi
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
di Jawa Tengah serta menganalisis pengaruh
PMDN terhadap penyerapan tenaga kerja pada periode 1985-2014.
2.
Untuk mengetahui perkembangan nilai realisasi Penanaman Modal Asing (PMA)
di Jawa Tengah serta menganalisis pengaruh PMDN
terhadap penyerapan tenaga kerja pada periode 1985-2014.
3.
Untuk mengetahui perkembangan Penyerapan
Tenaga Kerja di Jawa Tengah pada periode 1985-2014.
4.
Untuk menganalisis pengaruh perkembangan
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jawa Tengah periode 1985-2014.
TINJAUAN
PUSTAKA
Penanaman Modal (Investment)
Istilah investasi berasal dari bahasa Latin, yaitu investire (memakai), sedangkan dalam bahasa inggris, disebut dengan
investment. Para ahli memiliki pandangan yang berbeda
mengenai konsep teoritis tentang investasi.
Fitzgeral (dalam Salim dan Sutrisno, 2008:31) mengartikan investasi
adalah :
Aktivitas yang berkaitan dengan
usaha penarikan sumber- sumber (dana) yang dipakai untuk mengadakan barang
modal pada saat sekarang, dan dengan barang modal akan dihasilkan aliran produk
baru di masa yang akan datang.
Menurut UU RI Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal BAB 1
Ketentuan Umum Pasal 1 dalam Margono
(2007:3) Penanaman Modal diartikan sebagai “Segala bentuk kegiatan menanam
modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanaman modal asing untuk
melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia.”
Penanaman Modal Dalam
Negeri (Domestic Investment)
Menurut UU RI Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal BAB 1
Ketentuan Umum Pasal 1 (2007:3).
Penanaman Modal Dalam Negeri adalah kegiatan menanam modal untuk
melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh
penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.
Sedangkan menurut Rokhmatussa’dyah dan Suratman (2009:6)
Faktor-Faktor Yang menjadi pertimbangan dalam rangka penanaman modal terutama
modal asing :
1.
Sistem politik dan ekonomi
negara yang bersangkutan
2.
Sikap rakyat dan pemerintahannya
terhadap orang asing dan modal asing
3.
Stabilitas
politik,stabilitas ekonomi, dan stabilitas keuangan
4.
Jumlah dan daya beli
penduduk sebagai calon konsumennya
5.
Adanya bahan mentah atau
bahan penunjang untuk digunakan dalam pembuatan hasil produksi
6.
Adanya tenaga kerja yang
terjangkau untuk produksi
7.
Tanah untuk tempat usaha
8.
Struktur perpajakan, pabean
dan cuakai
9.
Kemudian perundang-undangan
dan hukum yang mendukung jaminan usaha.
Resiko Menanam Modal
(Country Risk) Menurut
Rochmatussa’dyah (2009:6-7) Resiko Menanam Modal yaitu :
a.
Aspek stabilitas politik dan
keamanan
Misalnya : perang, pendudukan oleh kekuatan asing, perang saudara,
revolusi, pemberontakan, kekacauan, kudeta, dan lain-lain.
b.
Aspek kebijaksanaan
Misalnya : perubahan unilateral dalam syarat-syarat utang, keadaan
alam yang buruk.
c.
Aspek ekonomi
Misalnya : salah urus perekonomian, depresi atau resesi
berkepanjangan, credit squeeze,
pertumbuhan ekonomi yang terus menurun, ongkos produksi yang terus meningkat,
terjadinya depresiasi mata uang yang sangat tajam, dan lain-lain.
d.
Aspek neraca pembayaran dan
utang luar negeri
Misalnya : turunnya pendapatan ekspor, peningkatan pada impor
makanan dan energi secara tiba-tiba, over
extension (perpanjangan) utang luar negeri, keadaan memburuk di neraca
pembayaran, dan lain-lain.
Penanaman Modal Asing
(Foreign Direct Investment)
Dalam UU No.25 Tahun
2007 pasal 1 butir 3 ( Selanjutnya disebut UU Baru) dalam Margono (2008:17)
menyebutkan ;
Penanaman Modal Asing adalah kegiatan
menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang
dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing maupun
yang berpatungan dengan penanaman modal dalam negeri.
Prof.M. Sornarajah (dalam Salim dan Sutrisno, 2008:149) juga memberikan definisi tentang penanaman
modal asing. Penanaman modal asing adalah “Transfer
of tangible or intangible assets from one country to another for the purpose of
use in the country to generate wealth under the total or partialcontrol of the
owner of the assets.”
Penyerapan Tenaga
Kerja (Employment)
Penyerapan tenaga
kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam satu
unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerja adalah jumlah
tenaga kerja yang bekerja dalam satu unit usaha.
Sudarsono (dalam Alhiriani 2013:8),
menyatakan bahwa “Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah angkatan kerja yang
bekerja yang tersedia di satu daerah.”
Penyerapan tenaga kerja juga dapat diartikan secara luas yakni menyerap
tenaga kerja dalam arti menghimpun orang atau tenaga kerja di suatu lapangan
usaha. Lapangan usaha yang tersedia
tidak mampu menyerap tenaga kerja dalam kondisi yang siap pakai. Disinilah perlunya peranan pemerintah untuk
mengatasi masalah kualitas tenaga kerja melalui pembangunan pendidikan,
peningkatan kualitas tenaga kerja yang berkemampuan dalam memanfaatkan,
mengembangkan, dan menguasai IPTEK, serta pelatihan keterampilan dan wawasan
yang sehingga mempermudah proses penyerapan tenaga kerja yang dibutuhkan
(Mulyadi, dalam Alhiriani 2013:9). Jadi,
berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud dengan penyerapan tenaga kerja dalam
penelitian ini adalah jumlah atau banyaknya orang yang bekerja di Provinsi Jawa
Tengah dari Tahun 1985-2014.
Hubungan Antara Investasi Dengan
Tenaga Kerja
Hubungan antara investasi dengan tenaga kerja
telah di nyatakan oleh Sukirno (2000:367) bahwa kegiatan investasi memungkinkan
suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan penyerapan
tenaga kerja, meningkatkan pendapatan nasional
dan taraf kemakmuran. berpengaruh positif dan signifikan terhadap
penyerapan tenaga kerja.
Berbeda
dengan pendapat Todaro (2000:329) yang menyatakan
bahwa, adalah hubungan negatif antara investasi dan penyerapan tenaga kerja
terjadi karena adanya akumulasi modal untuk pembelian mesin dan peralatan
canggih yang tidak hanya memboroskan keuangan domestik serta devisa tetapi juga
menghambat upaya-upaya dalam rangka
menciptakan pertumbuhan penciptaan lapangan kerja baru.
METODE PENELITIAN
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah menggunakan metode observasi
dan Studi Pustaka yaitu pengumpulan data
dengan cara mempelajari buku dan jurnal
terbitan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis deskritif dan analisis regresi linear berganda. Analisis deskriptif berupa gambaran suatu objek penelitian yang berwujud angka atau pengukuran. Dan analisis regresi
linear berganda dengan persamaan: Y= a + b1X1
+ b2X2+e
HASIL DAN PEMBAHASAN
PMDN dan
PMA di Provinsi Jawa Tengah secara umum terus mengalami fluktuasi. Pada tahun 1997 PMDN kembali mengalami kenaikan yang
signifikan yaitu sebesar 1776% yang merupakan kenaikan tertinggi selama periode 1985-2014. PMDN menurun hingga
Tahun 2007 sebesar 95% hingga
tersisa hanya 276.469 juta rupiah ini merupakan
penurunan terbanyak pada periode ini. Sementara PMA terjadi penurunan drastis
pada tahun 1990 sebanyak 86% dan mengalami kenaikan drastis pada tahun 2010 yaitu
sebanyak 2191%
dengan nilai realisasi sebesar 793.846,68 ribu dollar. Diketahui
pada akhir Tahun 2014 investor Asing paling berminat pada sektor transportasi
dan industri kendaraan bermotor dengan penanaman modal senilai 293.161 ribu dollar dan 58.200 ribu dollar,
jika dilihat PMA perlokasi, diketahui investor asing menanamkan modal terbanyak
pada kota Semarang dengan jumlah proyek 19 senilai 92.811,52 ribu dollar. (Sumber : BPMD Jawa Tengah,2015). Sedangkan PMDN dari Tahun 2012 sampai dengan
Tahun 2013 mengalami penurunan, 66% di Tahun 2012 dan 47% di Tahun berikutnya
hingga PMDN bernilai 859.088
juta rupiah. Sehubungan dengan faktor
yang menjadi pertimbangan investasi (Rokhmatussha’dyah, 2009:6) adalah adanya
tenaga kerja yang tidak terjangkau untuk produksi, penurunan nilai realisasi
diakibatkan dengan masalah perburuhan, mulai dari tingkat upah yang terus
meningkat akibat penerapan kebijakan upah minimum di era sekarang. Kualitas sumber daya manusia yang rendah,
serta rendahnya penguasaan atas teknologi semakin memperburuk keadaan dalam hal
ketenagakerjaan. Sering terjadi
pemogokan akan membuat kerugian besar bagi perusahaan dan jelas akan
menghilangkan niat calon investor untuk berinvestasi. Serta faktor keamanan
yang menjadi bobot terbesar dalam investasi (kuncoro
dalam damanik,shareilmupajak.com).
Tetapi pada tahun 2014 PMDN kembali bangkit
sampai 420% hingga sebanyak 4.470.171,76 juta rupiah. Dilihat dari persektor,
investor dalam negeri paling banyak berminat pada sektor industri makanan dengan
jumlah 6 proyek realisasi, dan jika dilihat perlokasi investor dalam negeri
terbanyak berada pada kabupaten Blora dengan jumlah 2 proyek senilai Rp
2.731.270,40 . (Sumber : BPMD Jawa Tengah,2015). Diketahui
pertumbuhan PMDN rata-rata 100% dan PMA 114%
pertahun pada periode tahun 1985-2014.
Hal ini berarti lebih banyak nilai realisasi PMA dari pada PMDN di
Provinsi Jawa Tengah pada 30 tahun .
. Penyerapan tenaga kerja terjadi penyerapan terbanyak
pada Tahun 1986 yaitu sebesar 10,76%.
Hal ini dibarengi dengan meningkatnya realisasi PMDN dan penurunan
realisasi PMA.
Hasil Uji
Regresi Linier Berganda
Dalam menganalisis
pengaruh PMDN dan PMA terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jawa Tengah
tahun 1985-2014 dilakukan dengan menggunakan metode Analisis Linier Berganda
pada program SPSS.
Tabel 2
Hasil Uji Regresi
Linier Berganda
Model
|
B
|
Std.Error
|
Constan
|
14410850.660
|
275079.186
|
PMDN
|
.336
|
.110
|
PMA
|
-.775
|
.177
|
Sumber : Data yang diolah,2015
Dari hasil estimasi
Tabel 2, dapat dituliskan persamaan sebagai berikut :
Penyerapan
Tenaga Kerja = 14.410.850,6 + 0.336 PMDN – 0.775 PMA
Uji Asumsi
Klasik
Uji
Normalitas
Tabel 3
Hasil Uji Normalitas
Shapiro-Wilk
|
||
Statistic
|
Df
|
Sig.
|
0.985
|
30
|
0.940
|
Sumber: Data yang telah
diolah,2015
Besarnya
nilai Shapiro-Wilk adalah 0.985 dan signifikan pada 0.940. Hal ini berarti data residual berdistribusi
normal (0.940 > 0.05).
Uji
Multikolineritas
Tabel 4
Hasil Uji Multikolineritas
Model
|
Collinearity
Statistics
|
|
Tolerance
|
VIF
|
|
(Constant)
|
|
|
PMDN
|
0.984
|
1.016
|
PMA
|
0.984
|
1.016
|
Sumber : Data yang telah diolah,2015
Pada
Tabel 4
terlihat bahwa nilai tolerance untuk semua variabel independen ≥ 0.10 dan nilai
VIF ≤ 10. Hal ini menunjukkan bahwa nilai realisasi Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) dan nilai realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebagai variabel
independen dalam penelitian ini tidak terdeteksi adanya gejala multikolineritas.
Uji
Heteroskedastisitas
Gambar 1
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data yang telah diolah,2015
Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta
tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi
Uji Autokorelasi
Tabel 5
Hasil Uji
Autokorelasi
Model
|
Durbin-Watson
|
1
|
0.917
|
Sumber ; Data yang telah
diolah,2015
Nilai DW berada di antara -2 dan +2 atau -2 ≤ DW ≤
+2. Maka, disimpulkan bahwa data di atas
tidak terjadi autokorelasi.
Uji Parsial (Uji t)
Tabel 6
Hasil Uji Parsial
Variabel
|
T
|
Signifikansi
|
PMDN
|
3.049
|
0.005
|
PMA
|
-4.371
|
0.000
|
Sumber : Data yang telah diolah, 2015.
Berdasarkan Tabel 6 dapat dijelaskan mengenai hasil uji hipotesis
secara parsial yaitu :
1) Pengaruh Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) terhadap penyerapan tenaga kerja.
Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara
Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) terhadap penyerapan
tenaga kerja.
Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN) terhadap
penyerapan tenaga kerja.
Berdasarkan Tabel 6, dapat
dilihat bahwa konstanta mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,005 <
0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan
terima Ha yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) terhadap penyerapan Tenaga kerja.
2) Pengaruh Penanaman Modal Asing (PMA) terhadap penyerapan tenaga
kerja.
Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara
Penanaman Modal Asing (PMA) terhadap penyerapan tenaga kerja.
Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara Penanaman
Modal Asing (PMA) terhadap penyerapan tenaga kerja.
Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat bahwa konstanta mempunyai nilai
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 . Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada pengaruh
yang signifikan antara PMDN dengan penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jawa
Tengah.
Uji Simultan (Uji F)
Tabel 7
Hasil Uji F
Model
|
F
|
Sign.
|
|
1
|
Regression
|
16.149
|
0.000
|
Residual
|
|
|
|
Total
|
|
|
Sumber : Data yang diolah,2015
Diperoleh Signifikansi F 0.000 dengan α=5% yang
berarti 0.000< 0.05 dengan Fhitung 16.149 ( Fhitung >Ftabel
= 16.149 > 3.35 ), maka dapat disimpulakan bahwa model regresi mampu
menerangkan variabel bebas secara bersama-sama, atau model yang digunakan dapat
digunakan untuk memprediksi penyerapan tenaga kerja.
Koefisien Determinasi
Tabel 8
Hasil
Uji Koefisien Determinasi
Model
|
R
|
R Square
|
Adjusted R Square
|
1
|
0.738
|
0.545
|
0.511
|
Sumber ; Data yang diolah,2015
Besarnya
adjusted R2 adalah 0.511, hal ini berarti 51,1% variasi variabel
dependent penyerapan tenaga kerja dapat dijelaskan oleh variasi dari kedua
variabel independen PMDN dan PMA.
Sedangkan sisanya (100% - 51,1% = 48,9%) dijelaskan oleh sebab – sebab
yang lain di luar model.
Implikasi
Hasil Penelitian
Hasil analisis dalam penelitian
ini menunjukkan bahwa PMDN mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap
penyerapan tenaga kerja artinya bila jumlah PMDN bertambah maka penyerapan
tenaga kerja juga akan bertambah. Hal
tersebut telah sesuai dengan teori dan hipotesa yang diajukan. Ini berarti terdapat korelasi positif antara
pertumbuhan PMDN dan penyerapan tenaga kerja.
Hal ini sangat wajar
karena nilai investasi memegang peranan yang sangat penting dalam rangka
menunjang dan mempercepat pertumbuhan lapangan kerja yang mempunyai daya serap yang tinggi
terhadap tenaga kerja sehingga dapat membantu pemerintah dalam mengatasi
masalah ketenagakerjaan. Semakin besar
nilai investasi PMDN yang di tanamkan, semakin banyak tenaga kerja yang
terserap di Provinsi Jawa Tengah, dan begitu sebaliknya.
Penelitian
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Malik
Danish Habib and Saima Sarwar (2013:52), Mukhamad Rizal Azaini
(2014:12), Junaidi Momongan (2013:537) dan Arifatul Chusna (2013:74) yang
menyatakan bahwa variabel investasi (
PMDN ) berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja secara
signifikan. Dengan adanya pengaruh
investasi (PMDN) terhadap penyerapan tenaga kerja secara signifikan tersebut
sesuai dengan teori Sukirno (2000:367) bahwa “kegiatan investasi memungkinkan
masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja,
meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat”.
Hasil analisis dalam
penelitian ini menunjukkan
bahwa PMA memiliki pengaruh yang negatif dan
signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jawa Tengah. Hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi
kenaikan PMA maka akan menyebabkan penurunan penyerapan tenaga kerja.
Penelitian
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nguyen The Hoang and Dinh Thi Thanh Bhin (2011:15),
Lokiman dkk (2013:60) dan Alhiriani (2013:47) yang menyatakan bahwa PMA
memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga
kerja. Hal ini
dapat terjadi bila melihat sifat dari investasi itu sendiri. Seperti diketahui bahwa negara-negara maju
memiliki faktor produksi yang padat modal, sehingga investasi yang mereka
tanamkan di negara berkembang seperti Indonesia mengikuti teknik yang mereka
kembangkan atau terapkan di negara asalnya yakni yang cenderung padat modal
seperti yang telah di paparkan sebelumnya bahwa industri kendaraan bermotor
adalah industri terbanyak di tanamkan modalnya oleh investor asing padahal
industri kendaraan bermotor memakai teknologi canggih yang tidak membutuhkan
banyak tenaga kerja. Sebab inilah yang
membuat tingkat investasi asing cenderung mengurangi jumlah tenaga kerja,
karena teknik yang padat modal dengan teknologi tinggih cenderung memiliki produktifitas
dan efisiensi yang lebih baik sehingga untuk menghasilkan output yang sama
besar hanya diperlukan tenaga kerja yang lebih sedikit. Sebab lainnya juga seperti yang dikemukakan
oleh Todaro (2000:329), adalah hubungan negatif antara investasi dan penyerapan
tenaga kerja terjadi karena adanya akumulasi modal untuk pembelian mesin dan
peralatan canggih yang tidak hanya memboroskan keuangan domestik serta devisa
tetapi juga menghambat upaya-upaya dalam rangka menciptakan pertumbuhan
penciptaan lapangan kerja baru.
KESIMPULAN
1.
Nilai rata-rata perkembangan realisasi
PMDN selama 30 tahun adalah 100%.
Hubungan antara PMDN dan penyerapan tenaga kerja adalah signifikan
positif. PMDN terjadi peningkatan terbesar
pada tahun 1997 sebesar 1776%, dan penurunan drastis pada tahun 2007 sebesar
95%. Penyebab yang mempengaruhi
menurunnya PMDN di Jawa Tengah dalam penelitian ini yaitu diduga kondisi
ekonomi (krisis moneter), perburuhan (seringnya demo), penguasaan teknologi
yang kurang, faktor keamanan dan upah yang selalu meningkat.
2.
Nilai rata-rata perkembangan realisasi
PMA selama 30 tahun adalah 114%. PMA
terjadi peningkatan terbesar pada tahun 2010 sebesar 2191%, dan penurunan
drastis pada tahun 1990 sebesar 86%.
Hubungan antara PMA dengan penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jawa
Tengah adalah signifikan negatif. Hal
ini terjadi diduga PMA di Jawa Tengah
lebih banyak menggunakan teknologi produksi padat modal.
3.
Penyerapan tenaga kerja terjadi
penyerapan terbanyak pada Tahun 1986 yaitu sebesar 10,76%. Hal ini dibarengi dengan meningkatnya
realisasi PMDN dan penurunan realisasi PMA.
4.
Secara bersama-sama PMDN dan PMA
berpengaruh signifikan positif terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi
Jawa Tengah. Nilai koefisien determinasi
adjusted R2 yaitu sebesar
0,511 yang berarti 51,1% variasi penyerapan tenaga kerja dapat dijelaskan oleh
variasi dari kedua variabel independen PMDN dan PMA sedangkan sisanya 48,9%
dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain di luar model.
DAFTAR PUSTAKA
Alhiriani. 2013.
Pengaruh Investasi Dan Upah
Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Manufaktur Di Sulawesi
Selatan. Skripsi.
Universitas Hasanudin. Makasar.
Anggota IKAPI.2007.Penanaman Modal Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2007. Bandung :
Fokus Media.
Azaini, Mukhamad Rizal. 2014. Analisis
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum Dan Investasi Terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja Di Kota Malang (Studi Kasus Pada Tahun 1998 – 2012). Jurnal Ilmiah. Universitas Brawijaya.
Chusna,Arifatul.2013.
Pengaruh Laju Pertumbuhan Sektor
Industri,Investasi, dan Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri
Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 1980-2011. Economics Development
Analysis Journal 2 (3) (2013). Universitas Negeri Semarang.
Habib,Malik Danis and Saima
Sarwar.2013.Impact of Foreign Direct Investment On Employment Level in
Pakistan.Journal of Law,Policy and Globalization.Vol.10,2013.
Lokiman, Dasri dkk.2013. Pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan
Investasi Swasta Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Dampaknya pada PDRB
(ADHK) di Kota Manado Tahun 2003-2012. Jurnal Berskala
Efisiensi. Universitas Sam Ratulangi Manado.
Momongan, Junaidi E. 2013. Investasi
PMA Dan PMDN Pengaruhnya Terhadap Perkembangan PDRB Dan Penyerapan Tenaga Kerja
Serta Penanggulangan Kemiskinan di Sulawesi Utara. Jurnal EMBA Vol.1
No.3 September 2013. Universitas Sam Ratulangi Manado.
Putra,Riky Eka. 2012. Pengaruh Nilai Investasi, Nilai Upah,
Dan Nilai Produksi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Mebel Di
Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Economics Development Analysis Journal 1 (2) (2012).
Universitas Negeri Semarang.
Rokhamatussa’dyah,Ana dan Suratman.2009. Hukum Investasi dan Pasar Modal. Jakarta: Sinar Grafika.
Salim dan Budi Sutrisno .2008 . Hukum Investasi di Indonesia . Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
Sukirno, Sadono. 2000. Pengantar
Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Todaro, Michael P. 2000.
Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta : Erlangga.