Laman

PERANCANGAN SISTEM ANTRIAN DAN JUMLAH KASIR DI SWALAYAN INDO JAYA DENGAN METODE SIMULASI


PERANCANGAN SISTEM ANTRIAN DAN JUMLAH KASIR DI SWALAYAN INDO JAYA DENGAN METODE SIMULASI

Harold Hursepuny, dan
Alvian Sapulette
Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Ambon
Jl. Ir.M Putuhena, Wailela Rumah Tiga, Ambon 97234


ABSTRACT
In section cashier at the Indo Jaya supermarket there are five cashiers counterthat not all functioned. Cashier counter that functioned average was 2 counter. This was related to how many long queue. If supermarket is quiet first opened is 2 counter first, cashier counter advanced opened again depend on many at least long queue. To add and reduce cashier counter sometimes stated by the supervisor but more often to be carried out on its own (improvisation) by the officer cashier counter because they are the ones who know the condition how many cashier that have to be opened on a certain point in time. The working hours divided into 2 work shifts, the first shift started at 09.00 to 15.00 WIT, and second shift starts from 15.00 to 21.00 WIT.
This research aims to find an alternative to the influence of cashier long queue and select number of cashier is right for every work shifts. By using analysis of queue theory with the approach Simulation models using samples as many as 200 customers who come, obtained the following result: From data processing result by distribution pattern that would be a good time to time service is normal distribution and price 87.04 seconds and standard deviation of 42.76. While for the service distribution testwould be a good is Weibull with average 94.92 seconds and standard deviation of 64.32.

Keywords: Queuing System, the Number of simulation methods Cashiers Counter,

PENDAHULUAN
Antrian adalah suatu garis tunggu dari pelanggan (satuan) yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayanan (fasilitas layanan). Studi matematika dari kejadian atau gejala garis tunggu ini disebut teori antrian. Kejadian garis tunggu yang terjadi, disebabkan oleh kebutuhan layanan melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga pelanggan yang tiba tidak bisa segera mendapat layanan, disebabkan oleh kesibukan pelayanan (J Liberman, 1994).
Pada antrian biasanya pelanggan tiba dengan laju tetap atau tidak tetap untuk memperoleh pelayanan pada fasilitas pelayanan. Bila langganan yang tiba dapat masuk ke dalam fasilitas pelayanan, maka hal tersebut akan segera ia lakukan. Tetapi jika ia harus menunggu, maka mereka akan membentuk suatu antrian hingga tiba waktunya untuk dilayani. Mereka akan dilayani dengan laju tetap atau tidak tetap. Setelah selesai, mereka meninggalkan sistem (J Lieberman,1994).
Penelitian ini dimaksudkan untuk mensimulasikan sistem antrian, sehingga diperoleh jumlah kasir yang tepat di Swalayan Indo Jaya. Pada penelitian ini digunakan metode simulasi untuk memberikan solusi bagi pihak swalayan dalam menentukan jumlah kasir. Model analitis terbatas kemampuannya, dimana hanya dapat memecahkan permasalahan yang tidak terlalu komplek. Model analitis hanya dapat digunakan, untuk hubungan antar komponen yang sederhana.
Pada bagian kasir swalayan Indo Jaya terdapat empat kasir yang tidak semuanya difungsikan. Loket kasir yang difungsikan rata rata dua loket kasir. Hal ini berkaitan dengan berapa banyak panjang antrian yang ada. Jika swalayan sedang sepi, pertama yang dibuka adalah 1 kasir terlebih dahulu, selanjutnya kasir dibuka lagi tergantung dengan banyak sedikitnya panjang antrian yang ada. Untuk menambah dan mengurangi kasir, kadang diatur oleh bagian supervisor, tapi lebih banyak dilakukan sendiri (improvisasi) oleh petugas kasir, karena merekalah yang tahu kondisi berapa kasir yang harus dibuka pada saat tertentu. Pengaturan jam kerja dibagi menjadi 2 shift kerja, yaitu shift pertama dimulai pukul 09.00 sampai pukul 15.00 WIB, dan shift kedua dimulai dari pukul 15.00 sampai pukul 21.00 WIB.
Salah satu masalah yang muncul adalah menentukan berapa jumlah kasir yang harus dibuka, mengingat tidak semua jam atau hari mempunyai panjang antrian yang sama. Kadang ada pelanggan yang mengantri terlalu lama, tetapi pada saat tertentu terdapat kasir yang mengangur, karena pelanggan sedang sepi misalnya untuk hari-hari biasa yaitu hari senin – sabtu, rata rata lama kasir menganggur selama 9 menit 23 detik, ini menunjukkan pelanggan yang datang lebih sedikit dibandingkan dengan pada hari minggu, yang rata-rata lama kasir menganggur hanya 2 menit 56 detik.

Rumusan dan Pembatasan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka perumusan masalah pada penelitian yang akan dilakukan, adalah bagaimana menentukan jumlah kasir yang tepat di Swalayan Indo Jaya.
Agar pembahasan dalam penelitian ini terarah, permasalahan perlu dibatasi. Adapun batasan masalah yang dipakai ialah :
1.             Sistem yang digambarkan dalam model simulasi, adalah sistem antrian dan pelayanan kasir.
2.             Permasalahan yang diambil, hanya pada sistim antrian kasir dan memilih kasir yang tepat, pada saat terjadi antrian panjang.
3.             Penelitian dilakukan pada hari minggu, tanggal 2, 9 dan 16 Nopember 2014, karena hari minggu dianggap sebagai hari yang paling ramai dan jam tersibuk. 

Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini, adalah untuk mencari berbagai alternatif pengaruh jumlah kasir terhadap panjang antrian dan memilih jumlah kasir yang tepat untuk tiap shift kerja.
Adapun manfaat yang bisa diambil dari pemilihan kerja kasir di Swalayan Indo Jaya ini, adalah:
1.             Mendapatkan usulan jumlah kasir yang tepat.
2.             Pelanggan tidak mengantri terlalu lama dan kasir tidak menganggur terlalu lama.

Asumsi
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penulisan ini, adalah :
1.             Tingkat kepercayaan (level of significance) yang digunakan, adalah 0.05.
2.             Setiap kasir bekerja dalam performansi normal, karena kasir dalam keadaan siap kerja setiap harinya.

TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik Sistim Antrian
Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu :
1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)
2. Antrian
3. Fasilitas pelayanan

Model Simulasi
Simulasi merupakan suatu teknik meniru operasi-operasi atau proses-proses yang terjadi dalam suatu sistem dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi oleh beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tcrsebut bisa dipelajari secara ilmiah (Law and Kelton, 1991).



Gambar 1. Cara Mempelajari Sistem
(Sumber: Law and Kelton, 1991)


Mekanisme kenaikan waktu
Dengan pendekatan next-event time-advance, waktu simulasi diinisialkan nol sehingga waktu kejadian masa depan dapat ditentukan. Waktu simulasi kemudian ditambahkan ke waktu kejadian yang akan terjadi ( pertama), di mana titik status dari sistem dibaharui untuk mengetahui fakta bahwa suatu peristiwa telah terjadi, dan pengetahuan menyangkut waktu kejadian masa depan juga diperbaharui. Kemudian waktu simulasi dinaikan ke waktu (baru) peristiwa yang akan terjadi, sehingga peristiwa masa depan dapat ditentukan, proses Ini mempercepat waktu simulasi dari satu peristiwa ke waktu peristiwa yang lain berlanjut sampai beberapa tempat dan berhenti hingga kondisi dicukupi. Karena semua perubahan status terjadi hanya pada kejadian waktu diskret model simulasi, periode ketidakaktifan dilampaui dengan melompat dari waktu peristiwa ke waktu peristiwa yang lain. Haruslah di catat bahwa lompatan jam simulasi yang berurutan biasanya variabelnya dalam ukuran.

ti = time of arrival of i th customers (t0 = 0).
Ai = ti – ti-1 = Inter arrival time between (i – 1)st and i th arrivals of costumers.
Si = time that server actually spends serving i th costumers (exclusive of costumer’s delay in queue.
Di = delay in queue of i th costumers.
ci = ti + Di + Si = time that i th costumers completes service and depart
bi = Time the costumer begin to service.

Keterangan:
ti = Waktu kedatangan konsumen
Ai = Waktu antar kedatangan konsumen
Si = Waktu dimana server melayani konsumen
Di = Lama mengantri bagi konsumen
ci = Waktu dimana konsumen selesai dilayani
bi = Waktu dimana pelanggan mulai dilayani

Masing-masing variabel biasanya ditandai dengan variabel acak. Asumsikanlah kemungkinan dari waktu antar kedatangan sebagai A1, A2,…dan waktu pelayanan adalah S1,S2,…yang sekarang mengenal dan mempunyai fungsi distribusi kumulatif yang ditandai oleh FA dan FS, berturut-turut. ( secara umum, FA dan Fs akan ditentukan dengan pengumpulan data dari sistem dan kemudian menetapkan distribusi yang konsisten dengan data ini menggunakan teknik seperti pada waktu e0= 0 status dari server kosong, dan waktu kedatangan pelanggan t1 ditentukan dengan pembangkit A1 dari FA dan menambahkan dari 0. Waktu simulasi kemudian ditambahkan dari e0 kepada waktu yang berikutnya, e1= t1. Saat pelanggan tiba di waktu t1 menemukan server kosong, dia dengan seketika dilayani sehingga mempunyai waktu antrian D1= 0 dan status dari server diubah dari kosong ke sibuk. Waktu, c1, ketika pelanggan datang dan selesai dilayani akan dihitung dengan pembangkit S1 dari Fs dan menambahkannya ke t1. Dan waktunya kedatangan yang kedua , t2, dihitung dengan rumus t2= t1+ A2, di mana A2 diturunkan dari FA. Jika t2< c1, waktu simulasi tambahkan dari e1 kepada peristiwa yang berikutnya, e2 = t2. ( Jika c1 kurang dari t2, jam akan bertambah dari e1 ke c1.) Saat pelanggan tiba di waktu t2 dan menemukan server telah sibuk, banyaknya pelanggan di dalam antrian meningkat dari 0 ke 1 dan waktu kedatangan pelanggan ini dicatat; akan tetapi, waktu pelayanan S2 tidaklah dihasilkan pada waktu ini. sehingga, waktunya kedatangan yang ketiga, t3, dihitung t3= t2+ A3. Jika c1< t3, waktu simulasi bertambah dari e2 ke waktunya peristiwa yang berikutnya, e3= c1, dimana pelanggan selesai di layani dan meninggalkan ruangan, pelanggan yang antri (orang yang datang pada waktu t2) mulai dilayani dan masuk ke waktu antri dan waktu selesai dilayani dihitung D2= c1- t2 dan c2= c1+ S2 ( S2 kini diturunkan dari Fs), dan banyaknya pelanggan di dalam antrian dikurangi dari 1 menjadi 0. Jika t3< c2, waktu simulasi bertambah dari e3 ke waktu peristiwa yang berikutnya, e4= t3, dan seterusnya. Simulasi memungkinkan diakhiri ketika, banyaknya pelanggan yang terlambat diamati dan berapa nilai ditetapkan.




Gambar 2 Ilustrasi sistim antrian
(Sumber: Law and Kelton, 1991)


Klasifikasi Model Simulasi.
Pada dasarnya model simulasi dikelompokkan dalam tiga dimensi yaitu [Law and Kelton, 1991]
a. Model Simulasi Statis dengan Model Simulasi Dinamis.
b. Model Simulasi Deterministik dengan Model Simulasi Stokastik.
c. Model simulasi Kontinu dengan Model Simulasi Diskret.

Langkah-langkah dalam studi simulasi
Studi simulasi bukanlah suatu urutan proses yang sederhana. Adapun langkah-langkah dalam studi simulasi seperti pada Gambar 3.



Gambar 3.  Langkah-langkah studi simulasi
(Law & Kelton, 1991)


1. Memformulasikan masalah dan membuat rencana studi
Setiap studi harus dimulai dengan pernyataan yang jelas mengenai cakupan obyek yang akan dipelajari dan untuk siapa hasilnya, tanpa kejelasan pernyataan ini maka sedikit kemungkinan studi ini akan berhasil.
2. Mengumpulkan data dan membuat model
Informasi dan data seharusnya dikumpulkan dari sistem nyata (jika ada) dan digunakan untuk menentukan prosedur operasi dan kemungkinan distribusi untuk variabel random yang digunakan pada model.

3. Validasi
Meskipun kita menyetujui bahwa validasi adalah sesuatu yang harus dikerjakan dalam sebuah studi simulasi, ada beberapa hal dalam studi dimana validasi hanya sebagian yang sesuai.

4. Menyusun program komputer.
Pembuat model harus memutuskan program apa yang akan dipakai.

5. Running pertama program
Running ini dilakukan untuk kepentingan validasi.

6. Validasi.
Running pertama dapat digunakan untuk mengetes sensitivitas output model dari input yang diberikan. Jika output banyak berubah, estimasi parameter input harus ditentukan (Law & Kelton, 1991).

Membangun Model
Dalam membangun model kita harus menentukan semua dasar elemen model dan sedikit element pilihan. Sedangkan elemen dasar dalam membangun model melalui langkah-langkah sebagai berikut :
1.    Membangun location yaitu suatu tempat yang pernah dilalui oleh entity.
2.    Membangun entity yaitu sesuatu yang mengalir dalam sistem melewati location- location yang ada.
3.    Membangun processing dan routing. Processing adalah operasi yang dialami oleh entity pada setiap location yang dilaluinya.sedangkan routing ialah urutan lokasi yang harus dilalui oleh entity.
4.    Membangun arrival yaitu event kedatangan entity menuju sistem. (user’s guide, 1875)

Jumlah Replikasi yang Diperlukan
Jumlah replikasi yang diperlukan dapat ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Law and Kelton, 1991) :
1. Tentukan nilai error relative X terhadap M yang diinginkan,
2. Tentukan jumlah replikasi awal n0 ³ 2
3. Lakukan simulasi dengan 0 n replikasi.

Daftar Distribusi Frekwensi
Dalam daftar distribusi frekwensi, banyak obyek dikumpulkan dalam kelompok-kelompok berbentuk kelas interval. Misalnya kedalam kelas interval a-b dimasukan semua data yang bernilai mulai dari a sampai b. urutan kelas interval disusun mulai data terkecil terus kebawah sampai nilai data terbesar. Berturut-turut, mulai dari atas, diberi nama kelas interval pertama, kelas interval kedua, …, kelas interval terakhir.
Tanda kelas = ½ (ujung bawah + ujung atas).

Membuat Daftar Distribusi Frekwensi.
Untuk membuat daftar distribusi frekwensi dengan panjang kelas yang sama, kita lakukan dengan langkah sebagai berikut:
1. Tentukan rentang
Rentang ialah data terbesar dikurangi data terkecil.
2. Tentukan banyak interval kelas yang diperlukan
Banyak interval kelas biasnya diambil paling sedikit 5 kelas dan paling banyak 15 kelas, dipilih menurut keperluan. Namun sebagai pedoman jumlah kelas untuk sekumpulan data tertentu dapat kita gunakan rumus yang ditemukan oleh Hebert A . Sturges yang tekenal dengan sturges rule yaitu:
K = 1 + 3.322 log N
Keterangan K adalah jumlah kelas
  N adalah jumlah data
3. Tentukan panjang kelas interval p
Secara umum ditentukan oleh aturan p = rentang dibagi dengan banyak kelas. Harga p diambil sesuai dengan ketelitian satuan data yang digunakan. Jika data berbentuk satuan, ambil harga p teliti sampai satuan. Untuk data hingga satu desimal, p ini juga diambil hingga satu desimal, dan begitu seterusnya.
4. Pilih ujung bawah kelas interval pertama
Untuk ini bisa diambil sama dengan terkecil atau data yang lebih kecil dari data terkecil tetapi selisihnya harus kurang panjang kelas yang telah ditentukan. Selanjutnya daftar diselesaikan dengan menggunakan harga-harga yang dihitung.
5. dengan p = 10 dan memulai data yang lebih kecil dari data yang terkecil, diambil 31, maka kelas pertama berbentuk 31-40, kelas kedua 41-50, kelas ketiga 51-60 dan seterusnya. Sebelum daftar sebenarnya dituliskan, ada baiknya dibuat daftar penolong yang berisikan kolom tabulasi. Kolom ini merupakan kumpulan deretan garis-garis miring pendek, yang banyaknya sesuai dengan banyak data yang terdapat dalam kelas interval yang bersangkutan (Sudjana,1975).

Memilih Distribusi Probabilistik.
Distribusi probabilistik yang digunakan dalam simulasi harus sesuai dengan populasi yang diwakilinya, berikut ini akan dijelaskan beberapa macam jenis distribusi kontinyu yang umum digunakan sebagai input model simulasi.
1)             Gamma (α,β).
Aplikasi : waktu untuk menyelesaikan pekerjaan misalnya : pelayanan konsumen atau perbaikan mesin.
2)             Weibull (α,β)
Aplikasi : waktu untuk melaksanakan pekerjaan, waktu antar kerusakan suatu peralatan.
3)             Lognormal LN ( μ, σ2 )
Aplikasi : Waktu untuk melaksanakan pekerjaan.
4)             Beta (α1, α2)
Aplikasi : distribusi proporsi random seperti proporsi kerusakan item dalam pengiriman, waktu untuk menyelesaikan pekerjaan.
5)             Pearson Type V PT5 (α, β)
Aplikasi : waktu untuk melaksanakan pekerjaan.
6)             Pearson Type VI PT6 ( α1, α2, β )
Aplikasi : Waktu untuk menyelesaikan pekerjaan.
Untuk memastikan kesesuaian distribusi maka distribusi teoritis yang dihipotesakan harus diuji terlebih dahulu dengan uji-uji statistik (Walpole, 1995).
Salah satu uji kesesuaian distribusi adalah Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit.
Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan distribusi empiris data Xi dengan distribusi teoritis yang dihipotesakan. Uji hipotesa yang dilakukan adalah:
H0 : Xi merupakan variable random yang berdistribusi identik dan independen dengan fungsi distribusi teoritis tertentu F(Xi).
Uji statistik yang digunakan adalah Dn yang merupakan selisih terbesar distribusi data empiris dengan distribusi teoritis yang dihipotesakan. Dn yang besar mengindikasikan kesesuaian yang buruk antara distribusi data empiris dengan distribusi teoritis yang dihipotesakan sehingga mengakibatkan penolakan H0. Langkah - langkah yang dilakukan dalam uji ini adalah sebagai berikut:
1) Tentukan fungsi distribusi empiris Fn (Xi) data aktual x1, x2, x3, ..., xn
2) Hitung D max {F(x) F(x) } n n = -
3) H0 ditolak apabila Dn > Dn’,1-α

Pengujian Distribusi Probabilistik pada program Microsoft Excel.
1. Distribusi Poisson
Percobaan yang menghasilkan nilai-nilai bagi suatu peubah acak X, yaitu banyaknya hasil percobaan yang terjadi selama suatu selang waktu tertentu atau di suatu daerah tertentu, disebut sebagai percobaan Poisson.
Selang waktu tersebut dapat berapa saja panjangnya, misalnya semenit, sehari, seminggu, sebulan atau bahkan setahun. Daerah tertentu yang dimaksudkan di atas dapat saja berupa suatu ruang garis, suatu luasan, suatu volume atau mungkin sepotong bahan. Percobaan tersebut misalnya banyaknya penggunaan telepon per menit, banyaknya kesalahan ketik per halaman pada laporan tahunan, atau banyaknya jumlah pemesanan per minggu. Suatu percobaan Poisson mendapat namanya dari proses Poisson dan memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.    Banyaknya hasil percobaan yang terjadi dalam suatu selang waktu atau suatu daerah tertentu, tidak bergantung pada banyaknya hasil percobaan yang terjadi pada selang waktu atau daerah lain yang terpisah
2.    Peluang terjadinya suatu hasil percobaan selama suatu selang waktu yang singkat sekali atau dalam suatu daerah yang kecil, sebanding dengan panjang selang waktu tersebut atau besarnya daerah tersebut, dan tidak bergantung pada banyaknya hasil percobaan yang terjadi di luar selang waktu atau daerah tersebut
3.    Peluang bahwa lebih dari satu percobaan akan terjadi dalam selang waktu yang singkat tersebut atau dalam daerah yang kecil tersebut, dapat diabaikan

2. Distribusi Peluang Kontinu (Distribusi Normal)
Distribusi peluang kontinu yang paling penting dalam bidang statistika adalah distribusi normal. Grafiknya, yang disebut kurva normal, adalah kurva yang berbentuk genta yang dapat digunakan dalam banyak gugusan data yang terjadi di alam, industri, dan penelitian. Suatu peubah acak kontinu X yang memiliki sebaran berbentuk genta seperti gambar di atas disebut peubah acak normal. Persamaan matematika distribusi peluang peubah normal kontinu bergantung pada dua parameter m dan s , yaitu rataan dan simpangan bakunya. Jadi fungsi padat X akan dinyatakan dengan n( x; m, s )
Karakteristik dari kurva normal adalah sebagai berikut :
1.    Modusnya, yaitu titik pada sumbu mendatar yang membuat fungsi mencapai maksimum, terjadi pada x = m..
2.    Kurvanya setangkup terhadap suatu garis tegak yang melalui nilai tengah m.
3.    Kurva ini semakin mendekati sumbu mendatar secara asimtotik dalam kedua arah bila kita semakin menjauhi nilai tengahnya.
4.    Luas daerah yang terletak di bawah kurva tetapi di atas sumbu mendatar sama dengan 1.
5.    Kurva mempunyai titik belok pada x = m ± s , cekung dari bawah bila m - s < x < m + s dan cekung dari atas untuk nilai x lainnya

3. Distribusi Eksponensial
Kendati distribusi normal dapat digunakan untuk memecahkan banyak persoalan dalam bidang rekayasa dan sains, masih banyak sekali persoalan yang memerlukan fungsi padat jenis lain, salah satunya yaitu distribusi eksponensial. Distribusi eksponensial mempunyai terapan yang luas dan memainkan peranan yang penting dalam teori antrian dan teori keandalan (reliabilitas). Misalnya jarak antara waktu tiba di fasilitas pelayanan dan lamanya waktu sampai rusaknya suku cadang dan alat listrik.

Membandingkan Output Model Simulasi dengan Sistem Nyata.
Program simulasi belum bisa digunakan jika belum divalidasi, untuk menentukan kesesuaian antara model simulasi dengan sistem nyatanya dilakukan pengujian hipotesis kesamaan rataan dua populasi.

Penelitian-Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang berhubungan dengan masalah Simulasi, yang dapat dijadikan acuan adalah sebagai berikut :

1. Evaluasi Jumlah Tenaga Kasir Yang Optimal Dengan Menggunakan Model Antrian di Pasar Swalayan Super Indo Cabang Dago Bandung
Penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan jumlah kasir yang optimal di Pasar Swalayan Super Indo Cabang Dago Bandung dengan menggunakan teori antrian. Model keputusan yang digunakan adalah model tingkat aspirasi yang ditentukan oleh pengambil keputusan, dalam hal ini Store Manager, dimana diinginkan waktu menunggu rata- rata dalam sistem antrian (Ws) tidak lebih dari 4 menit untuk fasilitas pelayanan jalur biasa dan tidak lebih dari 100 detik untuk fasilitas pelayanan jalur cepat, dengan persentase waktu menganggur para kasir (X) tidak lebih dari 30 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kasir optimal untuk dipekerjakan setiap harinya adalah sebanyak tujuh orang setiap shift (sehari terdiri dari dua shift). Dimana 1 orang untuk melayani fasilitas pelayanan jalur cepat, dan 6 orang untuk melayani fasilitas pelayanan jalur biasa.
.
2. Penjadwalan Kerja Kasir di Swalayan Mitra Sukoharjo dengan Metode Simulasi.
Penelitian dilakukan oleh Tri Sulistyani pada tahun 2004. Penelitian dilakukan untuk menjadwalkan ulang kerja kasir di swalayan mitra yang hampir setiap hari terdapat antrian cukup panjang pada saat pergantian shift kerja kasir atau pada jam istirahat kasir. Hal tersebut terjadi karena pengaturan jadwal kerja kasir belum optimal dan jumlah kasir yang bekerja belum sesuai dengan jumlah pelanggan yang datang. Pemecahan masalahan penjadwalan yang terjadi pada swalayan mitra adalah dengan
menggunakan metode simulasi.. Jumlah kasir diubah sesuai dengan kebutuhan dan dipilih yang paling optimal pada kemudian dikombinasikan dengan sistem nyata untuk mendapatkan jadwal baru. Namun, ada beberapa kelemahan dalam penelitian yang dilakukan seperti dalam menetukan pemilihan distribusi uji yang digunakan adalah Goodnest of fit Chi Square dimana uji ini memiliki beberapa kelemahan dalam penggunaanya.

3. Penentuan ulang alokasi Buffer untuk meningkatkan throughput lini produksi (studi kasus : PT. General Electric Lighting Indonesia).
Pada penelitian ini akan mencoba menentukan ulang alokasi buffer yang ada di PT.GE Lighting Indonesia agar lebih memperlancar aliran proses produksi sehingga dapat meningkatkan throughput lini produksi. Metode yang digunakan untuk menentukan ulang alokasi buffer adalah melalui pendekatan simulasi dengan alasan tidak ditemukan model analitik yang representatif dan valid yang sesuai dengan sistem yang diamati. Pengalokasian buffer tersebut memang dilakukan dengan tujuan menempatkan ouput dari suatu mesin sebelum diproses ke mesin berikutnya. Perbedaan waktu proses tiap mesin membuat aliran proses produksi menjadi kurang lancar dan berdampak pada throughput yang kurang maksimal. Penyabab lain yang membuat throughput lini produksi kurang maksimal adalah factor kerusakan mesin. Meskipun kebijakan perawatan preventif telah diterapkan di PT. GE Lighting Indonesia tetap saja ada kerusakan-kerusakan mesin yang tidak dapat dihindarkan pada saat proses produksi berlangsung.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian observasi dan dilakukan di salah satu swalayan di Kota Ambon yaitu swalayan Indo Jaya. Dalam bab ini,  diuraikan mengenai tahapan-tahapan yang dilalui dalam penelitian, untuk mencapai tujuan penelitian sebagai berikut :


Gambar 4 Metodologi penelitian


Pengumpulan data
Data diperoleh dengan jalan melakukan pengamatan secara langsung di lokasi penelitian. Data yang diambil secara langsung dari lokasi penelitian.

Pengolahan Data Awal
Data primer yang telah dikumpulkan kemudian diolah, sehingga dapat digunakan untuk pengolahan data selanjutnya dan sebagai input program simulasi.
1.    Menghitung waktu antrian setiap pelanggan yang datang. Lama pelanggan kei mengantri dinotasikan dengan Di, diperoleh dari data waktu pelanggan ke-i mulai dilayani dikurangi dengan waktu pada saat pelanggan ke-i datang. Sehingga dapat dirumuskan, menjadi:
2.    Menghitung durasi waktu setiap pelanggan dilayani. Lama pelanggan ke-i dilayani dinotasikan dengan Si, diperoleh dari data waktu saat pelanggan ke-i selesai dilayani dikurangi dengan waktu saat pelanggan ke-i mulai dilayani.Sehingga dapat dirumuskan, menjadi:
3.    Menghitung lamanya server menganggur. Lama server menganggur dinotasikan dengan Tsi diperoleh dari waktu saat pelanggan ke-i mulai dilayani dikurangi dengan waktu pelanggan ke-(i-1) selesai dilayani. Dapat dirumuskan menjadi:
4.    Menghitung waktu kedatangan antar palanggan yang datang. Waktu antar kedatangan pelanggan dinotasikan dengan A, yang diperoleh dari jeda waktu kedatangan antar pelanggan yaitu saat pelanggan ke-i datang dikurangi dengan waktu pelanggan ke-(i-1). Sehingga apabila dirumuskan menjadi:
5.    Menghitung Rata – rata (µ) dari lama pelanggan mengantri, lama pelanggan dilayani, lama server menganggur dan waktu antar kedatangan. Penghitungan rata – rata ini menggunakan rumus :
Keterangan Xi = data waktu pelanggan ke-i
              N = Jumlah pelanggan yang datang
6.    Menghitung deviasi standart dari lama pelanggan mengantri, lama pelanggan dilayani, lama server menganggur dan waktu antar kedatangan. Rumus penghitungan deviasi standart:
7.    Menentukan pola distribusi frekuensi data. Untuk menentukan pola distribusi frekuensi data langkah–langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
a.    Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.
b.    Menentukan banyaknya kelas interval, dengan mengunakan aturan Sturges, yaitu

c.    Menentukan panjang kelas interval. Ditentukan dengan membagi rentang kelas dengan jumlah kelas.
d.   Menentukan frekuensi tiap-tiap kelas.
e.    Membuat grafik distribusi.
f.      Melakukan uji distribusi dengan menggunakan uji kolmogorov smirnov.


Memilih Distribusi Probabilistik.
Distribusi probabilistik yang digunakan dalam simulasi, harus sesuai dengan populasi yang diwakilinya, berikut ini akan dijelaskan beberapa macam jenis distribusi kontinyu yang umum digunakan sebagai input model simulasi.
Langkah –langkah dalam membuat Distribusi Probabilistik
a.    Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.
Rentang = data terbesar – data terkecil
b.    Menentukan banyaknya kelas interval, dengan aturan Sturges yaitu:
Banyak kelas= 1+ (3.322) log N
c.    Menentukan panjang kelas interval. Ditentukan dengan membagi rentang kelas dan jumlah kelas.
Interval kelas = Jumlah kelas / Range
d.   Menentukan frekwensi tiap-tiap kelas.
e.    Menghitung nilai peluang sebaran Eksponensial
f.     Menghitung nilai frekuensi teoritis
g.    Membuat grafik distribusi.
h.    Menghitung nilai parameter

Pembuatan Model Simulasi
Tahap ini, berisikan tentang penyusunan karakterisasi sistem nyata dan pembuatan model simulasi, dari sistem kerja kasir di lokasi penelitian.

Karakterisasi Sistem
Pada Karakteristik sistem, dijelaskan bahwa
-     Alur yang dilalui oleh pelanggan di Swalayan ini adalah, pelanggan memasuki area swalayan kemudian menuju ke etalase barang belanjaan sesuai dengan kebutuhan pelanggan, setelah selesai berbelanja pelanggan menuju ke ruang antri.
-     Waktu antrian, dihitung mulai pada saat pelanggan selesai berbelanja, hingga pada saat pelanggan selesai dilayani.
-     Jika pelanggan datang pada sistem antrian dimana kasir sedang sibuk, maka pelanggan akan memilih kasir dengan antrian terpendek.
-     Lama pelanggan dilayani berbeda-beda untuk setiap pelanggan, hal ini terjadi karena kecepatan pelayanan untuk setiap kasir berbeda-beda satu dengan yang lainnya.
Perbedaan lama pelayanan ini mungkin juga disebabkan oleh karena jumlah barang belanjaan yang dibelanjakannya.

Tahapan Dalam Pembuatan Model
Tahapan dalam pembuatan model simulasi yang dipakai dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.    Membangun location yaitu membuat gambaran lokasi yang pernah dilalui oleh entity, adapun lokasi pada sistem ini terdiri dari :
a.    Ruang antri yaitu lokasi dimana pelanggan mengantri. Masing – masing lokasi mempunyai kapasitas yang tak terbatas. Dengan aturan First In First Out (FIFO), dimana entity yansg datang terlebih dahulu diproses terlebih dahulu.
b.    Entrance yaitu start pelanggan sebelum masuk ke antrian. Entrance hanyalah panggambaran dari pintu masuk ke ruang antri, yang merupakan pembangkit bilangan random pada program. Terdapat 2 entrance, entrance yang pertama berfungsi sebagai pembangkit bilangan random pada saat sebelum simulasi berlangsung, bilangan ini menunjukan jumlah pelanggan yang sudah ada didalam sistem antrian sebelum simulasi yang sebenarnya berjalan. Sedangkan entrance yang kedua merupakan pembangkit bilangan random untuk waktu antar kedatangan pelanggan pada rentang waktu simulasi yang dijalankan. Kecuali pada durasi waktu antara jam 09.00 sampai dengan jam 12.00, sebelumnya belum terjadi antrian sehingga jumlah lokasi entrance hanya satu. Pada sistem nyata pintu ini tidak ada, location entrance ini hanya memudahkan dalam menjalankan program. Lokasi ini mempunyai kapasitas tak terbatas dan dengan aturan proses random.
c.    Server yaitu lokasi dimana pelanggan dilayani yaitu loket kasir. Location ini memiliki kapasitas 1, dengan aturan FIFO.
2.    Membangun entity. Entity adalah input pada sistem simulasi, yang mengalir melalui lokasi-lokasi yang telah dibuat. Entity dalam penelitian ini yaitu pelanggan yang telah selesai berbelanja. Entities dalam sistem ini bernama Customer.
3.    Membangun processing. Tahap ini terdiri dari dua bagian yaitu:
Membangun process yaitu operasi yang dilakukan pada entity pada setiap lokasi yang dilaluinya. Dalam sistem ini, proses yang dialami entity hanya pada lokasi server. Pada lokasi ini entity mengalami proses dilayani selama waktu tertentu sesuai dengan pola distribusi Lama dilayani (Ld) yang terbentuk. Program proses melayani ini diterjemahkan dengan perintah wait, sedangkan aturan yang dipakai adalah First yaitu dilayani satu persatu. Setelah mengalami proses ini maka entity dengan sendirinya akan keluar dari sistem.
4.    Membangun Routing yaitu urutan lokasi yang dilalui oleh setiap entity.
Dengan melihat proses yang terjadi pada setiap lokasi maka routing yang terbentuk adalah :
Entrance → Ruang antri → server exit
5.    Membangun arrival yaitu event kedatangan entity menuju sistem. Dalam penelitian ini arrival adalah pelanggan yang masuk ke entrance. Adapun aturan dalam arrival ini adalah pelangan datang satu demi satu, dengan jumlah kedatangn pelanggan selama simulasi berlangsung tidak dibatasi, dan frekuensi kedatangan sesuai dengan pola distribusi waktu antar kedatangan (WAK). Pada entrance pertama hanya berfungsi sebagai pembantu pembangkit bilangan random, sehingga aturan diatas tidak dipakai. Sedangkan aturan yang dipakai adalah pelanggan hanya datang sekali yaitu pertama kali saat simulasi dimulai, dengan jumlah sesuai dengan jumlah antrian pada saat simulasi mulai dijalankan.
6.    Membangun shift, yaitu memasukan shift kerja yang dibuat kedalam program simulasi, sesuai dengan shift kerja yang dipakai.
Adapun logika antrian yang terjadi pada sistem ini, adalah sebagai berikut:
Event kedatangan
Pada saat pelanggan datang ke sistem antrian server tersebut, pelanggan akan memilih server dengan antrian terpendek, kemudian akan ada pertanyaan, apakah server yang dipilih sedang idle atau tidak?. Jika tidak, maka pelanggan ditempatkan di antrian server tersebut pada baris paling belakang. Kemudian waktu kedatangan pelanggan ini dihitung.
Untuk selanjutnya, pelanggan ini akan menuju ke event kepergian. Jika jawabannya ya, dengan arti bahwa server dalam keadaan idle, maka waktu tunggu pelanggan tersebut dibuat nol, kemudian tambahkan 1 pada jumlah pelanggan selesai menunggu dan server dibuat sibuk untuk melayani. Selanjutnya pelanggan tersebut akan masuk ke event kepergian.
Event kepergian
Event kepergian dimulai dengan pertanyaan, apakah antrian yang ia tempati kosong atau tidak. Jika jawabannya ya, maka server dibuat sibuk. Jika server tidak dalam keadaan sibuk, maka hilangkan pelanggan pertama dari antrian tersebut, kemudian hitung waktu menunggu pelanggan yang mulai dilayani ini. Kemudian event kepergian dijadwalkan untuk pelanggan ini.

Validasi Model
Validasi model dilakukan dengan cara, membandingkan model dengan keadaan sistem yang sebenarnya. Model dikatakan sudah valid, apabila sudah dapat menggambarkan keadaan sistem nyata, perbandingan yang digunakan sebagai parameter adalah rata- rata lama pelanggan mengantri pada setiap rentang waktu. Yaitu dengan membandingkan rata-rata lama pelanggan mengantri hasil dari running model awal dengan hasil perhitungan rata-rata lama mengantri pada data riil yang diperoleh di lokasi penelitian. Pengukuran ini, menggunakan peta kontrol dengan rata-rata lama mengantri hasil dari pembuatan model sebagai garis pusatnya, dan rata-rata lama pelanggan mengantri pada setiap rentang waktu pada setiap harinya sebagai datanya. Apabila sudah tidak ada data yang keluar dari batas kontrol atas dan batas kontrol bawah, maka model dapat dikatakan sudah valid.
Dalam penelitian ini, garis pusat didefinisikan sebagai angka rata-rata pelanggan mengantri dari hasil running model jadwal awal.
Batas Kontrol Atas     = BKA =
Batas Kontrol Bawah = BKB =

Pemakaian tiga kali standart deviasi disini, dimaksudkan karena data yang dipakai hanya sedikit, sehingga mengakibatkan subgrupnya menjadi kecil.

Running Program
Setelah data yang dibutuhkan mencukupi dan model yang dibuat sudah valid, kemudian dilakukan Running yaitu dengan menterjemahkan model dan data kedalam program komputer. Dalam pengolahan ini, dilakukan pengubahan jadwal shift kerja, untuk mendapatkan hasil yang paling optimal. Sehingga dapat dikatakan bahwa, running dilakukan pada alternatif yang dibuat.

Pembuatan Alternatif Jadwal
Alternatif jadwal, dibuat untuk mendapatkan jadwal yang paling optimal. Adapun alternatif yang dipakai, adalah dengan mengubah jumlah kasir yang bekerja pada setiap rentang waktu tertentu, untuk kemudian dikombinasikan dengan shift yang berlaku.

Pemilihan Alternatif Jadwal
Pemilihan dilakukan, dengan membandingkan setiap alternatif yang dibuat. Kriteria yang dipakai untuk memilih alternatif, adalah:
a.    Peningkatan estimasi pendapatan yang diperoleh Swalayan Indo Jaya dari pelanggan.
b.    Lama mengantri dan lama kasir menganggur yang lebih sesuai.

Analisis dan Interpretasi Hasil
Analisis dan interpretasi, dilakukan pada hasil pengolahan data dan pembuatan, serta pemilihan alternatif.

Kesimpulan dan saran
Kesimpulan diambil dari hasil analisis, dimana saran diberikan kepada perusahaan dan kepada penelitian selanjutnya.


PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Pengumpulan Data
Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan secara langsung di lokasi penelitian. Pengambilan data ini dilakuan pada hari yang paling ramai dan pada jam tersibuk untuk setiap shift kerja yaitu jam 09.00 sampai dengan 21.00. Pengumpulan data dilakukan pada 2 rentang waktu yaitu, antara jam 09.00 sampai dengan jam 15.00, dan jam 15.00 sampai dengan jam 21.00. Rentang waktu ini ditentukan berdasarkan shift kerja dan jam istirahat serta banyak dan sedikitnya pelanggan yang datang. Data yang diambil berupa:
-     data waktu saat pelangan ke-i datang untuk selanjutnya dinotasikan dengan ti,
-     waktu saat pelanggan ke-i mulai dilayani untuk selanjutnya dinotasikan dengan bi
-     data waktu saat pelanggan ke-i selesai dilayani untuk selanjutnya dinotasikan dengan ci,
untuk i = 1,2,3…n, n = jumlah pelanggan yang datang. Data-data ini kemudian diolah pada pengolahan data awal.
Data sekunder adalah data pendukung yang diperoleh dari keterangan pihak Swalayan Indo Jaya. Adapun data sekunder yang diperoleh, adalah:
a.    Jumlah loket kasir, jumlah loket kasir keseluruhan yang ada di Swalayan Indo Jaya adalah empat loket kasir.  Sedangkan jumlah loket kasir yang difungsikan per hari sebanyak dua loket.
b.    Jadwal kerja kasir, jam kerja kasir meliputi dua shift kerja yaitu Shift pertama dimulai dari jam 09.00 pagi sampai dengan jam 15.00 sore  Shift kedua dimulai dari jam 15.00 sore sampai dengan jam 21.00 malam.

Pengolahan Data Awal
Pengolahan data awal dilakukan pada data primer sebelum data tersebut dapat dijadikan input pada program simulasi, dan hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
1.    Lama pelanggan mengantri (D). Untuk pelanggan kedua yang datang, waktu lama  mengantrinya adalah:
untuk data lama mengantri setiap pelanggan yang datang selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
2.    Menghitung lama waktu pelanggan dilayani (S). Lama pelanggan kedua yang datang dilayani adalah :
sedangkan lama dilayaninya setiap pelanggan yang datang selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
3.    Menghitung lama server menganggur (Tsi). Lama server menganggur antara kedatangan pelanggan pertama dan kedua adalah :
lama server menganggur pada tiap jeda kedatangan pelanggan, selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
4.    Menghitung waktu antar kedatangan (A). Waktu antar kedatangan pelanggan pertama dan kedua adalah sebagai berikut :
Waktu antar kedatangan pelanggan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
5.    Rata – rata lama pelanggan mengantri antara jam 09.00 sampai dengan jam 21.00 adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Pengolahan data awal
Data awal Minggu 09.00 – 21.00
No
A
S
t
b
C
D
TSI
1
0
0.46
0.11
0.11
0.57
0
0.67
2
0.17
0.33
0.28
1.24
1.57
0.96
0
3
0.24
1.5
0.52
1.57
3.07
1.05
0
4
0.49
1.1
1.01
3.07
4.17
2.06
0
5
0.47
0.28
1.48
4.17
4.45
2.69
0


Hasil perhitungan rata-rata lama pelanggan mengantri (D), rata-rata lama pelanggan dilayani (S), rata-rata lama server menganggur (Tsi) dan rata-rata waktu antar kedatangan (A), selengkapnya pada hari minggu I dapat dilihat pada Tabel 2 dan untuk data pada hari minggu II, III dapat dilihat pada lampiran pengolahan data awal.


Tabel 2 Nilai rata-rata untuk data awal pada hari minggu I.
Data Waktu
Shift
I
II
D (menit)
2.94
6.92
S (menit)
1.39
1.15
TSI (menit)
0.37
0
A (menit)
1.59
1.09


6. Hasil perhitungan nilai standar deviasi untuk setiap data waktu lama mengantri (D), lama pelanggan dilayani (S), lama server menganggur (Tsi) dan waktu antar kedatangan (A) pelanggan, untuk data hari minggu dapat dilihat pada Tabel 3 dan untuk data pada hari minggu II, III dapat dilihat pada lampiran pengolahan data awal.


Tabel 3 Nilai Standar deviasi data awal pada hari minggu I.
Data Waktu
Shift
I
II
D (menit)
1.71
0.9
S (menit)
1.07
0.45
TSI (menit)
1.1
0
A (menit)
1.42
0.57


7.    Menentukan pola distribusi frekwensi data lama pelanggan dilayani (S) dan waktu antar kedatangan (A). Penentuan bentuk pola distribusi dilakukan dengan bantuan Microsoft excel pada POM QM for Windows v3.0.. Sedangkan hasil akhir dari bentuk pola distribusi frekwensi yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4

Pengujian Distribusi
Sebelum membuat model simulasi dilakukan uji distribusi untuk data terlebih dahulu untuk mengetahui jenis distribusi yang akan dipergunakan dalam pembuatan model simulasi dengan cara pendugaan data. Adapun Hipotesis yang dipakai adalah;
- Ho = Distribusi frekuensi hasil observasi sesuai dengan distribusi tertentu.
- H1 = Distribusi frekuensi hasil observasi tidak sesuai dengan distribusi tertentu.


Tabel 4 Hasil uji pola distribusi dengan Microsoft Excel
      Lama Pelayanan                                                               Waktu Antar Kedatangan
Normdist
expected
Kolmogrof

Weibull
expected
Kolmogrof
0.038356333
8.323324
1.624104

0.076337
16.56509
1.783165
0.080769316
17.52694
7.580922

0.011992 
1.264662
2.602181
0.134214396
29.12452
1.185297

0.006903
1.498034
3.215463
0.176001287
38.19228
28.18231

0.004851
1.052569
0.564213
0.182141044
39.52461
0.758513

0.003735
0.810602
63.76423
0.148756674
32.2802
11.51561

0.003035
0.658524
43.32622
0.095876767 
20.80526
1.10984

0.002553
0.554106
10.79648
0.048764145
10.58182
10.58182

0.002203
0.478001
0.478001
0.01957091
4.246887
51.25032

0.001942
0.421333
15.78213
0.006197392
1.344834
1.344834

0.001726
0.374547
0.374547
0.001548286
0.335978
0.335978

0.001557
0.337811
0.337811
0.000305132
0.066214
0.066214

0.001417
0.307556
0.307556
Error
115.5358

error
141.9945
Xbar
10.74876

xbar
11.91614
Tabel
12.592

Tabel
12.592


Dari uji distribusi diatas diperoleh jenis distribusi yang berbeda yaitu mengunakan normal distribusi untuk lama pelayanan dan weibull untuk waktu antar kedatangan.

Pembuatan Model Simulasi
Setelah memilih distribusi yang tepat kemudian digunakan dalam pembuatan model simulasi yang dilakukan dengan menggunakan software POM QM for Windows v3.0.. Model dibuat berdasarkan rentang waktu yang ada. Model simulasi untuk rentang waktu antara jam 09.00 sampai dengan 21.00 adalah sebagai berikut:

A. Location
a. Ruang antri terdiri dari empat unit lokasi. Masing – masing lokasi mempunyai kapasitas yang tak terbatas, dengan perhitungan statistik yang ditampilkan dalam bentuk time series. Dengan aturan First In First Out (FIFO), dimana entity yang datang terlebih dahulu diproses terlebih dahulu.
b. Entrance, Lokasi ini mempunyai kapasitas tak terbatas, jumlah unit dua, dengan aturan proses random.
B. Server
Yaitu lokasi dimana pelanggan dilayani yaitu loket kasir. Location ini memiliki kapasitas satu, dengan jumlah lokasi pada program awal sebanyak tiga unit.
C. Entity
Dalam rentang waktu ini yaitu pelanggan yang telah selesai berbelanja.  Entity dalam sistem ini bernama customer.
D. Membangun processing.
Tahap ini terdiri dari dua bagian yaitu:
a. Processing
Proses yang dialami entity pada lokasi server. Pada lokasi ini entity mengalami proses wait selama distribusi waktu sesuai dengan bentuk distribusi pada tiap hari dan rentang waktunya, sedangkan aturan yang dipakai adalah First yaitu dilayani satu persatu. Setelah mengalami proses ini maka entity dengan sendirinya keluar dari sistem.
b. routing
routing yang terbentuk adalah : Entrance → Ruang antri → server exit
E. Dalam rentang waktu ini arrival adalah pelanggan yang masuk ke entrance.
Adapun aturan dalam arrival ini adalah pelangan datang satu demi satu, dengan jumlah kedatangan pelanggan selama simulasi berlangsung tidak dibatasi, dan frekwensi kedatangan sesuai dengan bentuk pola distribusi pada setiap rentang waktu dan harinya.
F. Tahap membangun shift diberlakukan hanya pada running keseluruhan dan running hasil akhir pemilihan jadwal. Sedangkan untuk running model tiap rentang waktu tahapan ini didefinisikan dengan menentukan lama simulasi berlangsung sesuai dengan jam rentang waktunya. Proses ini berisi jadwal shift kerja yang berlangsung. Dalam tahap ini pula dilakukan perubahan shift kerja untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Validasi Model
Setelah model dibuat kemudian divalidasi dengan membandingkan hasil dari model yang telah dibuat dengan sistem nyata, adapun perbandingan yang diperoleh dengan kriteria pertama yaitu lama mengantri, diperoleh hasil pada Tabel 5.


Tabel 5 Perbandingan model dengan sistem nyata
Kriteria(rata-rata)
Nyata
Model
D (Lama Mengantri)
5.02
35.33
Standart Deviasi (σ2)
4.65
6.04
3 σ2
13.95
26.76
Batas Kotrol Atas
18.97
73.38
Batas Kontrol Bawah
8.93
19.86


Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa angka-angka pada rata-rata lama mengantri, tidak ada angka yang keluar dari batas kontrol atas maupun batas kontrol bawah, sehingga dapat dikatakan bahwa model sudah valid.

Running Program
Running program yang dilakukan dengan sepuluh kali replikasi. Hasil dari masing-masing replikasi secara detail dapat dilihat pada lampiran. Secara umum, hasil yang diperoleh dari running program dapat dilihat pada Tabel 6.

Pemilihan Alternatif jumlah Kasir
Dari hasil pemilihan alternatif ini maka diperoleh jadwal baru yaitu:
1. Antara jam 09.00 sampai jam 15.00 loket kasir yang dibuka 3 loket.
2. Antara jam 15.00 sampai jam 21.00 loket kasir yang dibuka 4 loket.




Tabel 6 Hasil running program

Lama Mengantri (Menit)
Rep 1
36,34
Rep 2
38.30
Rep 3
37.48
Rep 4
31.83
Rep 5
22.76
Rep 6
36.21
Rep 7
45.18
Rep 8
32.53
Rep 9
32.10
Rep 10
40.58
Rata-rata
35.33
St Dev
6.04


Analisis Hasil Pengolahan Data Awal
Dari hasil pengolahan data awal diperoleh bahwa rata-rata lama mengantri yang terjadi pada shift 1 yaitu pukul 09.00 sampai dengan jam 15.00. adalah sebesar 1 menit 28 detik. Pada shift ini terjadi fluktuasi waktu antar kedatangan yang tidak terlalu besar yaitu rata-rata 1 menit 59 detik per kedatangan sedangkan rata-rata lama pelayanan adalah 1 menit 39 detik per pelayanan. Pada rentang waktu ini tidak terjadi antrian panjang sehingga waktu menggangur server kemungkinan adalah cukup tinggi.
Rata-rata lama server yang idle adalah 37 detik. Angka-angka diatas mungkin terlihat kecil tetapi, apabila dilihat dari keseluruhan rentang waktu ini, lama server idle bisa mencapai 9 menit 23 detik. Hal ini terjadi karena pada jam-jam tersebut pelanggan yang datang masih sedikit, tetapi jumlah server yang dipakai sama dengan jam-jam lain
Pada shift 2 diperoleh bahwa rata-rata lama mengantri adalah 6 menit 92 detik. Pada rentang ini terjadi antrian yang cukup banyak hal ini terjadi kerena terjadi fluktuasi waktu antar kedatangan yang signifikan yaitu rata-rata 1 menit 09 detik per kedatangan sedangkan lama pelayanan 1 menit 15 detik per pelayanan.
Tidak terjadi idle server pada shift ini karena pada rentang waktu ini terjadi antrian yang panjang. Hal ini di sebabkan karena waktu antar kedatangan pelanggan yang relative cepat sehingga pelayanan yang dilakukan pun harus cepat.
Rata-rata lama pelanggan mengantri dan lama server idle pada sistem antrian ini adalah keadaan yang sangat berbeda tetapi pemilihan kasir dilakukan secara spontan dan dianggap sama, oleh karena itu perlu adanya peninjauan kembali mengenai pemilihan jumlah kasir yang tepat.
Bentuk pola distribusi data pada data waktu antar kedatangan pelanggan ataupun data lama pelanggan dilayani pada setiap rentang waktu mempunyai bentuk pola distribusi yang berbeda dari hari kehari, meskipun rata-rata waktu antar kedatangan ataupun lama pelanggan dilayani relatif sama pada setiap rentang waktu pada hari yang berbeda. Hal ini menunjukan suatu ketidakpastian yang terjadi pada sistem antrian tersebut. Suatu sistem yang di dalamnya terdapat suatu ketidakpastian maka perilaku sistem sulit untuk diketahui polanya, sehingga permasalahan yang terjadi perlu menggunakan metode simulasi, karena melalui metode ini perilaku suatu sistem dapat digambarkan secara jelas.

Analisis Pola Distribusi frekuensi data
Data-data yang yang akan diuji pola distribusinya adalah waktu pelayanan dan waktu antar kedatangan. Pengujian distribusi tersebut dilakukan menggunakan Microsoft excel. Untuk data waktu pelayanan, mempunyai rata-rata 87.04 detik dan standart deviasi sebesar 42,767 sedangkan untuk waktu antar kedatangan mempunyai rata-rata 92,94 detik dengan standart deviasi 64,32. Dari pengujian distribusi diperoleh
frekuensi observasi yang berbeda untuk tiap pengujian.
Untuk waktu pelayanan dari uji yang dilakukan maka diperoleh distribusi normal sedangkan untuk waktu antar kedatangan diperoleh distribusi weibull.

Analisis Pembuatan Alternatif jumlah Kasir
Sebelum dilakukan pembuatan alternatif jadwal, terlebih dahulu dilakukan pembagian durasi waktu menjadi dua rentang waktu yaitu antara jam 009.00 sampai jam 15.00 dilanjutkan jam 15.00 hingga pukul 21.00. Pembagian ini dilakukan berdasarkan pembagian shift yang ada, yang didapati bahwa pada rentang-rentang waktu tersebut terjadi perilaku yang hampir sama pada setiap harinya, yaitu berdasarkan rata-rata lama pelanggan mengantri.
Pembuatan alternatif jadwal dilakukan dengan mengubah jumlah server yang bekerja pada setiap shiftnya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa antrian dan idle yang panjang pada masing-masing rentang waktu dikarenakan jumlah server yang bekerja pada setiap shiftnya belum sesuai dengan kebutuhan. Hal ini terlihat dari hasil
pengamatan bahwa pada saat rentang waktu dimana pelanggan yang datang hanya sedikit jumlah server yang bekerja disamakan dengan jumlah server pada saat pelanggan yang datang banyak. Penambahan dan pengurangan jumlah kasir ini dilakukan hanya sebagai jalan untuk mengetahui kebutuhan yang tepat akan jumlah server pada setiap rentang waktunya. Untuk kemudian hasil pemilihan jumlah server yang tepat akan memudahkan dalam menentukan jadwal kerja yang baru.
Hal mana, bila dikaji melalui software POM QM for windows version 3.0, maka ditemukan bahwa :
1.    Pada shift 1, sebaiknya digunakan 3 server dengan dasar pertimbangan :
a.         Utilisasi server rata2. Ini merupakan persentase dari waktu dimana setiap server yang sibuk secara rata2. Dalam hal simulasi antrian ini, dimana diusulkan untuk menggunakan 3 (tiga) server dengan tingkat kedatangan 29 dan tingkat pelayanan 40, maka satu server rata2 sibuk 24 persen dari waktu yang ada.
b.        Jumlah rata2 dalam antrian (line). Ini merupakan jumlah pelanggan rata2 yang berada dalam sistem antrian untuk dilayani. Yakni, pelanggan yang belum mulai dilayani. Dalam hal ini terdapat 0 rata2 pelanggan yang menunggu.
c.         Jumlah pelanggan rata2 dalam sistem. Ini merupakan rata2 jumlah pelanggan baik dalam antrian maupun yang sementara dilayani. Dalam hal ini terdapat  rata2 0.73 pelanggan dalam sistem.
d.        Waktu rata2 dalam antrian (line). Ini merupakan waktu rata2 yang dikorbankan pelanggan untuk menunggu sampai pelayanan dimulai. Unit waktunya sama dengan tingkat kedatangan dan tingkat pelayanan. Dalam hal ini .0 jam atau .02 menit 0,93 detik.
e.         Waktu rata2 dalam sistem. Ini merupakan waktu rata2 pelanggan korbankan untuk menunggu dan sementara dilayani. Dalam hal ini adalah .03 jam atau 2 menit 90.93 detik.
f.         Tingkat kedatangan efektif adalah 28.78 per jam.
g.        Probabilitas sistem sementara penuh, bahwa .0 percent dari waktu  sistem adalah penuh (k=2). Yakni,  .0 percent dari waktu dimana pelanggan yang datang akan menemui kasir yang sibuk.
2.    Pada shift 2, sebaiknya digunakan 4 server dengan dasar pertimbangan :
a.    Utilisasi server rata2. Ini merupakan persentase dari waktu dimana setiap server yang sibuk secara rata2. Dalam hal penelitian ini, dimana diusulkan untuk menggunakan 4 (empat) server pada tingkat kedatangan 45 dan tingkat pelayanan 40, maka satu server rata2 sibuk 28 persen dari waktu yang ada.
b.    Jumlah rata2 dalam antrian (line). Ini merupakan jumlah pelanggan rata2 yang berada dalam sistem antrian untuk dilayani. Yakni, pelanggan yang belum mulai dilayani. Dalam hal ini terdapat  0  rata2 pelanggan yang menunggu.
c.    Jumlah pelanggan rata2 dalam sistem. Ini merupakan rata2 jumlah pelanggan baik dalam antrian maupun yang sementara dilayani. Dalam hal ini terdapat  rata2 1.1 pelanggan dalam sistem.
d.    Waktu rata2 dalam antrian (line). Ini merupakan waktu rata2 yang dikorbankan pelanggan untuk menunggu sampai pelayanan dimulai. Unit waktunya sama dengan tingkat kedatangan dan tingkat pelayanan. Dalam hal ini 0 jam atau 0 menit 0 detik.
e.    Waktu rata2 dalam sistem. Ini merupakan waktu rata2 pelanggan korbankan untuk menunggu dan sementara dilayani. Dalam hal ini adalah .03 jam atau 1,5 menit 90 detik.
f.     Tingkat kedatangan efektif adalah 44.02 per jam.
g.    Probabilitas sistem sementara penuh, bahwa  .02  percent dari waktu  sistem adalah penuh (k=2). Yakni,  .02  percent dari waktu dimana pelanggan yang datang akan menemui kasir yang sibuk.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian, mengenai penjadwalan kerja kasir pada Swalayan Indo Jaya, adalah sebagai berikut:
1. Dari hasil pengolahan data, diperoleh bahwa pola distribusi yang tepat untuk waktu pelayanan adalah distribusi normal dengan rata-rata 87,04 detik dan standar deviasi sebesar 42,76. Sedangkan untuk waktu antar kedatangan uji distribusi yang tepat adalah weibull dengan rata-rata 94,92 detik dan standart deviasi sebesar 64,32
2. Dari hasil simulasi diperoleh jumlah kasir yang ideal untuk shift I sebanyak 3 kasir. Sedangkan untuk shift II di dapatkan jumlah kasir yang ideal sebanyak 4 kasir.

Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan hingga akhirnya diperoleh kesimpulan, maka saran dimaksudkan sebagai masukan, untuk kebijakan perusahaan demi tercapainya suatu kondisi kerja, dengan tingkat produktivitas yang terus meningkat antara lain:
1. Mengurangi jumlah kasir pada swalayan, dengan memindahkan karyawan kasir tersebut untuk membantu karyawan bagian kerja yang lain.
2. Membuat kasir khusus untuk belanjaan yang lebih dari 12 item belanjaan.

DAFTAR PUSTAKA
Bedworth, David. D; Baley, James E. 1986, Integrated Production Control Systems, John Wiley & Sons, New York.
Djuari, Bobby Gunawan, 1998, Evaluasi Jumlah Tenaga Kasir Yang Optimal Dengan Menggunakan Model Antrian di Pasar Swalayan Super Indo Cabang Dago Bandung, Petra Christian University.
Liberman, Gerald J. 1994. Pengantar Riset Operasi, Edisi kelima. Dra Ellen Gunawan, M.A, Jakarta.
Law, M.A; Kelton, D.W. 1991. Simulation Modeling And Analysis, Second Edition. McGraw Hill, Inc., New York.
Prasetyo, Sigit, 2006. Penentuan Ulang Alokasi Buffer Untuk Meningkatkan Troughput Lini produksi (Studi Kasus : PT. General electreic Lighting Indonesia, Teknik Industri UNS, Surakarta.
Sulistiyani, T, 2004. Penjadwalan Kerja Kasir di Swalayan Mitra Sukoharjo dengan Metode Simulasi, Teknik Industri UNS. Surakarta.
Walpole, E.R. 1995. Pengantar Statistika Edisi ke-3. PT. Garamedia Pustaka Utama., Jakarta.
http://ftp.gunadarma.ac.id. Catatan Kuliah Riset Operasional. Diunduh pada tanggal 14 Oktober 2014
http://mastaro.files.wordpress.com. Modul Riset Operasi, Simulasi. Diunduh pada tanggal 11 Oktober 2014
http://users.business.uconn.edu. Waiting Line Theory Practices. Diunduh pada tanggal 11 Oktober 2014